Anda di halaman 1dari 28

PERDARAHAN POST

PARTUM
BRAHMANTYO PRABU WISNU SADEWO
1913020017

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KEBIDANAN DAN KANDUNGAN


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH DR.SOESELO SLAWI
2019
Latar Belakang
Setiap hari 830 Ibu di AKI Indonesia AKI
dunia meinggal (38 pada taun 2015 • Perdarahan (28%)
ibu di Indonesia) 305 • ekalmsia (24%)
(SUPAS,2015) • infeksi (12%),
• abortus (5%)
• partus macet (5%)

 Perdarahan Ante
Faktor terjadi Perdarahan Perdarahan Partum (2%-5%)
Post Partum Post Partum  Perdarahan Post
Partum (30,3%)
Tinjauan Pustaka
Definisi


Perdarahan Post Partum adalah sebagai kehilangan darah lebih b
esar dari atau sama dengan 500 ml setelah lahir pada persalinan

pervaginam dan 1000 ml pada persalinan section sesaria

WHO

Perdarahan Post Partum


Epidemiologi

Menurut Queensland Maternity and Neon


PPP menyebabkan kematian ibu 45 atal Clinical Guidelines, PPP memberi su
% pada 24 jam pertama setelah bayi mbangsih mayoritas dari 14 juta kasus se
lahir, 68-73% satu minggu setelah tiap tahun. Di negara berkembang, menu
bayi lahir, 82-88% dua minggu njukkan angka kematian dari PPP hingga
setelah bayi lahir 60 % dari semua kematian maternal. Dila
porkan, PPP menyumbang 59% dari kem
atian ibu di Burkina Faso, 53% di Filipina,
Menurut WHO, PPP adalah penyebab dan 43% di Indonesia.
morbiditas dan mortalitas utama pada ibu
di Afrika dan Asia. Atonia uteri, adalah
penyebab paling umum dari terjadinya
perdarahan post partum
Etiologi
Perdarahan Post Partum

Tonus Tissue

Kegagalan kontraksi (hipotensi atau atonia uteri) Retensio plasenta, Sisa plasenta, Plasenta acreta
otot miometrium dapat menyebabkan perdarahan
yang banyak dan cepat sampai syok hipovolemik

Trauma Trombosis

Ruptur vagina, Ruptur serviks, Ruptur Perineum, Perdarahan post partum karena gangguan pembe
Ruptur Uteri, Inversio uteri kuan darah baru dicurigai apabila penyebab lain d
. apat disingkirkan.
Faktor Resiko
Perdarahan Post Partum

Atonia Uteri
Robekan Jalan lahir

Add Contents Title


Retensio Plasenta Umur Kehamilan
Penyakit darah Paritas
Partus presipitatus

Makrosomia, gemeli
Riwayat SC
Riwayat Perdarahan
DIAGNOSIS
GEJALA & TANDA TANDA & GEJALA LAIN
KERJA
• Uterus tidak berkontraksi dan • Syok
lembek • Bekukan darah pada serviks /
• Perdarahan segera setelah anak posisi terlen-tang akan Atonia uteri
lahir menghambat aliran darah keluar

• Darah segar yang mengalir segera • Pucat


setelah bayi lahir • Lemah
• Uterus kontraksi dan keras • Menggigil
• Plasenta lengkap Robekan jalan lahir

• Plasenta belum lahir setelah 30 • Tali pusat putus akibat traksi


menit berlebihan
• Perdarahan segera (P3) • Inversio uteri akibat tarikan Retensio plasenta
• Uterus berkontraksi dan keras • Perdarahan lanjutan
GEJALA & TANDA TANDA & GEJALA LAIN DIAGNOSIS KERJA

• Plasenta / sebagian selaput • Uterus berkontraksi tetapi


(mengan-dung pembuluh da- tinggi fundus tidak berkurang
Tertinggalnya sebagian
rah) tidak lengkap
• Perdarahan segera (P3)
plasenta atau ketuban

• Uterus tidak teraba • Neurogenik syok


• Lumen vagina terisi masa • Pucat dan limbung
• Tampak tali pusat (bila Inversio uteri
plasenta belum lahir)

• Sub-involusi uterus • Anemia


• Nyeri tekan perut bawah dan • Demam Endometritis atau sisa fragmen
uterus plasenta
• Perdarahan Late postpartum hemorrhage
• Lokhia mukopurulen dan Perdarahan postpartum
berbau sekunder
Klasifikasi
Perdarahan Post Partum

Perdarahan Post Partum Primer


Terjadi pada 24 jam pertama pasca
persalinan. Penyebab tersering Atonia uteri
dan robekan jalan lahir.

02
01 Perdarahan Post Partum Sekunder
Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam
pertama pascal melahirkan sampai 12
minggu awal persalianan. Penyebab yang
paling sering adalah sisa plasenta.
Tatalaksana
Perdarahan Post Partum

Pemberian oksigen
Pemasangan infus intravena dan pemberian cairan
Pengawasan tanda-tanda vital, volume urin

Pemeriksaan kondisi abdomen: kontraksi uterus, nyeri tekan,


dan tinggi fundus uteri

Pemeriksaan jalan lahir dan area perineum untuk melihat perdarahan


dan laserasi
Periksa kelengkapan plasenta dan selaput ketuban

Tentukan penyebab perdarahan dan lakukan tatalaksana lanjutan


sesuai penyebabnya
Atonia Uteri
Tonus
Atonia Uteri

“ Atonia uteri adalah kegagalan atau lemahnya kontraksi pada rahim sehingga perdarahan

dari tempat melekatnya plasenta tidak dapat tertutup.

Faktor terjadinya Atonia Uteri

• Regangan rahim berlebihan (Gemeli, makrosomia)


• Abrupsio plasenta

• Multiparitas
• Riwayat atonia sebelumnya

• Persalinan lama
• Plasenta previa
Tatalaksana
Atonia Uteri

Memposisikan pasien dalam - Masase fundus uteri dan merangsang


posisi Trendelenburg, pasang puting susu
oksigen dan IV line
• Pemberian oksitosin intramuskular
atau intravena

- Kompresi bimanual eksterna atau


Pastikan plasenta lahir lengkap interna
• Kompresi aorta abdominalis
• Pemasangan tampon kondom

Merangsang kontraksi uterus


•Bila tindakan diatas gagal, dilakukan
laparotomi, baik dengan mempertahankan
uterus maupun histerektomi
Retensio Plasenta
Tissue
Retensio Plasenta


Retensio Plasenta adalah keadaan plasenta masih belum bisa dilahirkan setelah
setengah jam bayi lahir.
Retensio Plasenta
Keadaan dimana implantasi plasenta
Plasenta Akreta hingga desidua basalis (menempel
pada permukaan miometrium).

Keadaan dimana implantasi plasenta


menembus miometrium (masuk ke Plasenta Inkreta
dalam miometrium).
Bila vili korialis sampai melewat
Plasenta Perkreta i miometrium hingga lapisan per
imetrium (menembus sampai
serosa)
implantasi yang kuat dari jonjot korion
plasenta sehingga menyebabkan kega Plasenta Advesia
galan mekanisme separasi fisiologis
Tatalaksana
Retensio Plasenta

Pemberian cairan dan


Berikan antibiotika profilaksis
uterotonika
(ampisilin 2 g IV / oral +
metronidazol 1 g supositoria /
oral)
Lakukan tarikan tali
pusat terkendali
Segera atasi bila terjadi
komplikasi perdarahan hebat,
Bila tarikan tali pusat infeksi, syok neurogeni
terkendali tidak berhasil,
lakukan plasenta manual
secara hati-hati Pengeluaran plasenta secara manual (manual placenta)
Robekan Jalan Lahir
Trauma
Robekan Jalan Lahir

Trauma jalan lahir dapat terjadi karena episiotomi yang


melebar, robekan spontan pada perineum, vagina, dan
serviks, serta ruptura uteri, trauma karena forceps atau
ekstraksi vakum, dan memimpin persalinan sebelum
pembukaan lengkap

Faktor risiko untuk trauma jalan lahir adalah persalinan pervaginam


operatif, malpresentasi, makrosomia, episiotomi, persalinan terlalu
cepat, penggunaan cervical cerclage, insisi Duhrssen, dan
distosia bahu
Derajat Robekan Perineum
Laserasi mencakup fourchette, kulit perineum, dan membran mukosa vagina tapi tidak
Tingkat I pada fascia dan otot.

Mencakup laserasi dengan tambahan fascia dan otot dari badan perineum tapi tidak sp
Tingkat II hincter ani. Robekan ini biasnya meluas ke atas pada salah satu atau kedua sisi vagina
, membentuk kerusakan triangula

Tingkat III Laserasi meluas lebih jauh mencakup otot sfingter ani

Tingkat IIIa Robekan < 50% sfingter ani eksterna

Tingkat IIIb Robekan > 50% sfingter ani eksterna

Tingkat IIIc Robekan juga meliputi sfingter ani interna

Tingkat IV Laserasi meluas melewati mukosa rectum menampakkan lumennya


Gangguan Pembekuan Darah
Trombosis
Gangguan Pembekuan
Darah
Gangguan pembekuan darah adalah kondisi dimana terjadi
ketidakseimbangan antara faktor pembekuan darah dan sistem
fibrinolisis
Thank you
Insert the title of your subtitle Here

Anda mungkin juga menyukai