Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Kematian ibu adalah kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin atau 42 hari
setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap
persalinan. World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal
setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh
kematian ibu terjadi di Negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat
meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan (WHO, 2014).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menilai angka kematian ibu melahirkan
di Indonesia relatif tinggi. Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
menunjukkan bahwa secara nasional Angka Kematian Ibu pada tahun 2012 di Indonesia
adalah 359/100.000 kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil
SDKI 2007 yang mencapai 228/ 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2013).
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 empat penyebab kematian ibu terbesar
yaitu perdarahan 30,3%, hipertensi dalam kehamilan (HDK) 27,1%, infeksi 7,3%, dan lain-
lain yaitu penyebab kematian ibu tidak langsung seperti kondisi penyakit kanker, ginjal,
jantung atau penyakit lain yang diderita ibu sebesar 35,3% (Kemenkes RI, 2014).

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa Definisi dari Pendarahan Post Partum ?


2. Bagaimana Klasifikasi dari Pendarahan Post Partum ?
3. Bagaimana Etiologi dari Pendarahan Post Partum ?
4. Bagaimana Patofisiologi dari Pendarahan Post Partum ?
5. Bagaimana WOC dari Pendarahan Post Partum ?
6. Bagaimana Manifestasi dari Pendarahan Post Partum ?
7. Apa Pemeriksaan Diagnostik dari Pendarahan Post Partum ?
8. Bagaimana Penatalaksanaan dari Pendarahan Post Partum ?

1
9. Bagaimana Komplikasi dari Pendarahan Post Partum ?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari Pendarahan Post Partum ?

1.3 TUJUAN

1. Untuk Mengatahui Definisi dari Pendarahan Post Partum ?


2. Untuk Mengetahui Klasifikasi dari pendarahan Post Partum ?
3. Untuk Mengetahui Etiologi dari Pendarahan Post Partum ?
4. Untuk Mengetahui Patofisiologi dari Pendarahan Post Partum ?
5. Untuk Mengetahi WOC dari Pendarahan Post Partum ?
6. Untuk Mengetahui Manifestasi Klinis dari Post Partum ?
7. Untuk Mengetahui Pemeriksaan Diagnostik dari Pendarahan Post Partum ?
8. Untuk Mengetahi Penatalaksanaan dari Pendarahan Post Partum ?
9. Untuk Mengetahui Komplikasi dari Pendarahan Post Partum ?
10. Untuk Mengetahui Asuhan Keperawatan dari Pendarahan Post Partum ?

1.4 MANFAAT PENULISAN

a. Bagi pembaca
Manfaat penyusunan askep Pendarahan post partum ini adalah agar pembaca dapat
mengetahui segala sesuatu tentang pendarahan post partum
b. Bagi penulis
1. Penulis dapat mengetahui tentang Pendarahan Post partum secara lebih mendalam.
2. Penulis dapat mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk ilmiah.
3. Penulis dapat menhargai karya orang lain ( dalam bentuk kutipan dan daftar pustaka.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 DEFINISI

Pendarahan post partum adalah pendrahan pervagina melebihi 500ml yang


terjadisetelah bayi lahir sampai 24 jam setelah perslinan. (nugroho.t,2012.)
Pendrahan post partum adalah masa sesudah persalinan dapat juga di sebut masa nifas yaitu
masa sesudah persalinan yang di perlukan untuk pulihnya kembali alat kandungan lamanya
enam minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi sampai kembali ke keadaan
normal sebelum hamil (bubak, 2013)
Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500 cc yang terjadi setelah bayi lahir
pervaginam atau lebih dari 1000 cc setelah persalinan abdominal dalam 24 jam dan sebeleum
6 minggu setelah persalinan. Berdasarkan waktu terjadinya perdarahan postpartum dapat
dibagi menjadi perdarahan primer dan perdarahan sekunder. Perdarahan primer adalah
perdarahan yang terjadi dalam 24 jam pertama dan biasanya disebabkan oleh atonia uteri,
robekan jalan lahir, sisa sebagian plasenta dan gangguan pembekuan darah. Perdarahan
sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah 24 jam persalinan. Penyebab utama
perdarahan post partum sekunder biasanya disebabkan sisa plasenta.(bubak,2013)

2.2 KLASIFIKASI

1. Perdarahan Pasca Persalinan Dini (Early Postpartum Haemorrhage, atau Perdarahan


Postpartum Primer, atau Perdarahan Pasca Persalinan Segera). Perdarahan pasca
persalinan primer terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan pasca
persalinan primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan
lahir dan inversio uteri. Terbanyak dalam 2 jam pertama.
2. Perdarahan Masa Nifas (PPH kasep atau Perdarahan Persalinan Sekunder atau
Perdarahan Pasca Persalinan Lambat, atau Late PPH). Perdarahan pascapersalinan
sekunder terjadi setelah 24 jam pertama. Perdarahan pasca persalinan sekunder sering

3
diakibatkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang
tertinggal. (nugroho.t,2012)

2.3 ETIOLOGI

(1) Atonia uteri


Faktor predisposisi terjadinya atonia uteri adalah :
- Umur : umur yang terlalu muda atau tua
- Paritas : sering dijumpai pada multipara dan grandemultipara
- Partus lama dan partus terlantar
- Obstetri operatif dan narkosa
- Uterus terlalu regang dan besar, misalnya pada gemeli, hidramnion, atau janin besar.
- Kelainan pada uterus, seperti mioma uteri, uterus couvelair pada solusio plasenta
- Faktor sosio ekonomi, yaitu malnutrisi
(2) Sisa plasenta dan selaput ketuban
(3) Jalan lahir : robekan perineum, vagina serviks, forniks, dan rahim.
(4) Penyakit darah
Kelainan pembekuan darah misalnya a atau ipofibrinogenemia yang sering dijumpai pada
:
- Perdarahan yang banyak
- Solusio plasenta
- Kematian janin yang lama dalam kandungan

4
- Pre-eklamasi dan eklamasi
- Infeksi, hepatitis, dan septik syok. (Suwarno,2013)

2.4 PATOFISIOLOGI

Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus masih
terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum spongiosum
sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka.Pada waktu uterus
berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh
darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan
retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan
menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan demikian menjadi faktor utama penyebab
perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah perdarahan seperti robekan
servix,vagina dan perinium. (Suwarno,2013)

5
2.5 WOC

Penyakit darah Atonia uteri Sisa plasenta Robekan


dan selaput jalan lahir/
ketuban serviks
Kelainan Uterus gagal
pembekuan darah berkontraksi
dengan baik Menghalangi
kontraksi
uterus

Uterus tidak dapat


berkontraksi scr efektif

Masih ada pembekuan


darah yang tetap
terbuka

Perdarahan post partum

Perdarahan Kehilangan Ancaman perubahan


hebat vaskuler pada status kesehatan /
berlebihan kematian

Syok Kekurangan hipovolemia


hemoragik vol cairan Ansietas

Perubahan
disfungsi
jaringan

6
2.6 MANIFESTASI KLINIS

1. Atonia Uteri
a Perdarahan segera setelah anak lahir
b Uterus tidak berkontraksi atau lembek
2. Retensio Plasenta
a Plasenta belum dilahirkan dalam 30 menit setelahkelahiran bay
3. Sisa Plasenta
a Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap
b Perdarahan dapat muncul 6-10 hari pascasalindisertai subinvolusi uterus
4. Robekan jalan lahir
a Perdarahan segera
b Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
5. Ruptura uteri
a Perdarahan segera (intra abdominal dan/atau pervaginam)
b Nyeri perut yang hebat, Kontraksi yang hilang
6. Inversio uteri
a Fundusuteri tidak teraba, Lumen vagina terisi massa, Nyeri ringan atau berat
7. Gangguan pembekuan darah
a Perdarahan tidak berhenti, encer, tidak terlihat gumpalandarah
b Kegagalan terbentuknya gumpalan pada uji pembekuan darah sederhana
c Terdapat faktor prediposisi : solusio plasenta, IUFD, eklampsia, emboli air
ketuban. (Klien.S,2013)

2.7 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

Pemeriksaan diagnostik yang dapat dilakukan adalah dengan menggunakan :

1. Pemeriksaan Laboratorium

Kadar Hb, Ht, Masa perdarahan dan masa pembekuan.

2. Pemeriksaan USG

7
Hal ini dilakukan bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi
intrauterine.

3. Kultur uterus dan vaginal

Menentukan efek samping apakah ada infeksi yang terjadi.

4. Urinalisis

Memastikan kerusakan kandung kemih.

5. Profil Koagulasi

Menentukan peningkatan degradasi kadar produk fibrin, penurunan fibrinogen,


aktivasi masa tromboplastin dan masa tromboplastin parsial. (Klien.S, 2013)

2.8 PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
Terapi Medis yang dapat digunakan:

a. Methergine 0,2 mg peroral setiap 4 jam sebanyak 6 dosis. Dukung dengan analgesik
bila terjadi kram.

b. Pitocin 10-20 unit dalam 1000 cc cairan IV

c. Methergine 0,2 mg IM bila tidak ada riwayat hipertensi

d. Prostin supositoria pervagina, uterus atau rectum

e. Bila perdarahan terus berlanjut beri Hernabate 1 ampul per IM setiap 5 menit
sebanyak tiga kali. Berikan dosis pertama 10 menit setelah pemberian Prostin.(
Bruner, 2012)

2. Penatalaksanaan Keperawatan Penunjang Medis

a. Tekan bagian segmen uterus bagian bawah dan keluarkan bekuan darah

b. Periksa konsistensi uterus

a) Bila terjadi atonia, pijat uterus

b) Bila tidak ada respon, lakukan kompresi bimanual

8
c) Berikan oksitoksik dan/ atau ergot, seperti berikut:

Pitocin 10-20 unit dalam 1000 cc cairan IV

Methergine 0,2 mg IM bila tidak ada riwayat hipertensi Prostin supositoria


pervagina, uterus, atau rectum. Bila pendarahan uterus berlanjut berikan
Hernabate 1 ampul per IM setiap 5 menit sebanyak ketiga tiga kali. Beri dosis
sebanyak tiga kali. Beri dosis pertama 10 menit setelah pemberian prostin.

d) Lanjutkan kompresi bimanual

e) Pantau TTV dan tanda syok

c. Bila uterus terus berkontraksi dan perdarahan terus berlanjut, perhatikan apakah ada
laserasi.

a) Bila laserasi vagina atau perineum derajat pertama atau kedua, segera perbaiki

b) Bila laserasi serviks atau laserasi vagina atau laserasi perineum derajat tiga atau
empat: jepit perdarahan dan lakukan perbaikan bila terjadi hemostasis

d. Bila terjadi tanda-tanda syok:

a) Berikan infuse RL dengan cepat


b) Baringkan pasien dengan kaki sedikit dinaikkan

c) Berikan oksigen melalui masker

d) Jaga pasien agar tetap hangat, beri selimut

e) Pantau tanda-tanda vital

e. Pada kasus yang ekstrem, pertimbanngkan untuk melakukan hal-hal berikut:

a) Injeksi oksitosin secara langsung ke uterus dengan trompet lowa

b) Lakukan kompresi aorta

c) Lakukan histerektomi atau D&C bila diperlukan

d) Penatalaksanaan tindak lanjut.

9
e) Lakukan uji hemotokrit:

 Saat 12 jam setelah pelahiran


 Saat 24 jam sesudah pelahiran
 Pertimbangkan pemberian suplemen zat besi(Bruner,2012)

2.9 Komplikasi

Perdarahan postpartum yang tidak ditangani dapat mengakibatkan :

1. Syok hemoragie

Akibat terjadinya perdarahan, ibu akan mengalami syok dan menurunnya


kesadaran akibat banyaknya darah yang keluar. Hal ini menyebabkan gangguan
sirkulasi darah ke seluruh tubuh dan dapat menyebabkan hipovolemia berat.
Apabila hal ini tidak ditangani dengan cepat dan tepat, maka akan menyebabkan
kerusakan atau nekrosis tubulus renal dan selanjutnya merusak bagian korteks renal
yang dipenuhi 90% darah di ginjal. Bila hal ini terus terjadi maka akan
menyebabkan ibu tidak terselamatkan.

2. Anemia

Anemia terjadi akibat banyaknya darah yang keluar dan menyebabkan perubahan
hemostasis dalam darah, juga termasuk hematokrit darah. Anemia dapat berlanjut
menjadi masalah apabila tidak ditangani, yaitu pusing dan tidak bergairah dan juga
akan berdampak juga pada asupan ASI bayi.

3. Sindrom Sheehan
Hal ini terjadi karena, akibat jangka panjang dari perdarahan postpartum sampai
syok. Sindrom ini disebabkan karena hipovolemia yang dapat menyebabkan
nekrosis kelenjar hipofisis. Nekrosis kelenjar hipofisi dapat mempengaruhi sistem
endokrin. ( Bobak,2015)

10
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Ilustrasi Kasus


Pada tanggal 20 Maret 2018 pukul 9.30 Ny Q datang ke UGD RS Muhammdiyah dengan
suaminya Tn Z. Ny Q yang sedang hamil 39 minggu dan merasakan mulas ingin melahirkan.
Setelah 9 jam pembukaan penuh akhirnya Ny Q melahirkan bayinya dengan normal, namun
beberapa menit kemudian setelah melahirkan Ny Q mengalami perdarahan hebat akibat
kontraksi uterus yang tidak adekuat. Ny Q kemudian merasa nyeri dan cemas.

3.2 Pengkajian

Tanggal Pengkajian : 20 Maret 2018

HPMT :18 Juli 2017

Diagnosa Medis : Perdarahan Post partum

a. Identitas Pasien
1. Pasien
Nama : Ny Q

Umur : 21

Alamat : Nganjuk

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Suku Bangsa : Indonesia

2. Suami
Nama : Tn Z

11
Umur : 35

Alamat : Nganjuk

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS

Suku Bangsa : Indonesia

b. Riwayat haid
1. Apakah Haid Teratu.
Pasien mengatakan haid teratur setiap bulan sebelum ia mengalami kehamilan.

2. Siklus berapa.
Pasien mengatakan siklus haid pasien kurang lebih 30 hari.

3. Apakah ada masalah dengan haid.


Pasien mengatakan tidak ada masalah haid sebelumnya.

4. HPHT / HPMT
18 Juli 2017

c. Riwayat perkawinan
1. Menikah / Belum
Pasien mengatakan menikah pada awal bulan tahun lalu dengan pasangannya.

2. Menikah berapa lama


Pasien mengatakan menikah kurang lebih 1 tahun lalu.

LEOPOLD

Tujuan : Menentukan bagian terbawah janin.

Bagian bawah sudah masuk PAP.

12
a. Riwayat Kehamilan lalu
Hamil Ke Masalah dalam Kehamilan
Sering mengalami anemia pada saat
Pertama kehamilan

b. Riwayat persalinan lalu


Partus Proses Lama Tempat Penolong Masalah
Ke persalinannya persalinan persalinan persalinan persalian
- - - - - -

c. Riwayat nifas lalu


Masalah nifas yang Masalah bayi yang pernah Keadaan anak
dialami dialami
- - -

d. Riwayat Keluarga Berencana


1. Jenis kontrasepsi yang pernah digunakan
Pasien mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi sama sekali.

2. Masalah dengan cara tersebut


-

3. Jenis kontrasepsi yang direncanakan setelah persalian.


Psien mengatakan berencana menggunakan KB suntik 3 bulan.

4. Jumlah anak yang direncanakan.


Pasien mengatakan berencana memiliki 2 anak .

e. Riwayat Psikososial
1.Alasan ibu datang ke klinik.
13
Pasien mengatakan datang ke klinik untuk mendapatkan pertolongan persalinan.

2.Perubahan yang timbul saat kehamilan.


Pasien mengatakan saat hamil sering mengalami 5L yaitu Lemah, Letih, Lesu, Lunglai,
Lelah yang merupakan dari gejala anemia.

3.Harapan tentang kehamilannya


Pasien mengatakan berharap pada persalinan berjalan dengan normal.

4.Orang yang tinggal bersama


Pasien mengatakan tinggal di rumah dengan suaminya dan pembantu.

5.Orang yang terpenting


Pasien mengatakan orang terpenting adalah suaminya.

6.Dampak yang terjadi pada keluarga dengan kunjungan ke klinik.


Keluarga mengatakan panik saat mengetahui bahwa ketuban pasien pecah sebelum
waktunya.

7.Apa suami mau menemani ke klinik.


Pasien mengatakan datang dengan suami tercinta.

8.Rencana tempat melahirkan.


Pasien mengatakan rencana melahirkan di puskesmas.

9.Rencana menyusui.
Pasien mengatakan ingin memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.

10. Apakah memelihara kucing .


Pasien mengatakan pasien tidak memelhara kucing dirumahnya.

f. Kebutuhan Dasar Khusus


1. Ketidaknyamanan.
Tidak ada.

2. Istirahat tidur
Pasien mengatakan istirahat teratur selama kehamilannya.

14
3. Hygiene prenatal
Pasien mengatakan sering membersihkan organ kewanitaannya dengan teratur.

4. Pergerakan
Pasien mengatakan sulit untuk melakukan mobilisasi selama kehamilannya.

5. Penglihatan
Pasien mengatakan pengelihataanya normal.

6. Pendengaran
Pasien mengatakatan tidak ada masalah dengan pendengarannya selama kehamilannya.

7. Cairan
Pasien mengatakan sering merasa lemas.

8. Nutrisi
Pasien mengatakan kebutuhan nutrisinya terpenuhi selama masa kehamilan.

9. Eliminasi
Pasien mengatakan belum bisa BAB dan buang air kecilnya.

10. Oksigenasi
Pasien mengatakan pola oksigenasinya normal.

11. Seksual
Pasien mengatakan seksualitasnya tergangu.

g. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum :Tampak Lemah

Kelainan bentuk badan :Tidak ada

Kesadaran : Comosmetis

Keadaan Vital sign : 90/70 mmHg

Nadi : 55x/m

15
Respirasi : 16x/m

Suhu : 35,6 derajat

2. Pemeriksaan kebidanan
Muka

Bentuk oval, warna kulit sawo matang, tidak ada chloasma, tidak ada bekas operasi,
tidak ada edema.

Leher

Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe, dan vena jugolaris.

Dada

Inspeksi : Adanya tanda-tanda penarika paru, diafragma, pergerakan napas yang


tertinggal, suara napas melemah.

Palpasi : Fremitus suara meningkat.

Perkusi : Suara ketok redup.

Auskultasi : Suara ronki basah, kasar dan nyaring.

Perut

Tidak ada bekas luka operasi.

Palapsi Leopold I : TFU ½ pusat symphisis.

Leopold II : tidak dilakukan.

Leopold III : tidak dilakukan.

Leopold IV : dilakukan.

Aukultasi DJJ : teratur 138x/menit.

16
Ekstermitas

Atas : simetris, gerkan aktif, kuku tidak anemis, tampak sianosis.

Bawah : simetris, gerkan aktif, kuku tidak anemis, tidak sianosis, reflek patella aktif.

Genetalian

Keluar darah, robekan, lochea (jumlah dan jenis).

h. Pemeriksaan Penunjang
Urine : Proteine urine: 30%

Glukosa : 90 gr mg/dL

Darah : HB : 10 mmHg

Gol darah : 0 rhesus positif

Feses : Berbentuk

USG :-

Papsmear : -

Kultur getag serviks : -


3.3 Analisa Data

NO Data Fokus Etiologi Problem


1 DS : Perdarahan post Kekurangan volume cairan
- Pasien mengatakan partum
merasa lemah
- Pasien mengatakan Kehilangan
suhu tubuh vaskuler
meningkat berlebihan

17
- Pasien mengatakan
merasa haus
- Pasien mengatakan
terjadi pendarahan
hebat
- DO :
- TD : 90/70 mmHG
- Nadi : 100 x/menit
- Suhu : 38.5
- RR : 16 x/menit
- Turgor kulit
menurun
- Membran mukosa
kering
- Konsentrasi urin
meningkat

2 DS : Kehilangan Perubahan perfusi jaringan


- Paien mengatakan vaskuler
lemas berlebihan
- Pasien mengeluh
pusing Hipovolemia
- Pasien mengatakan
jantungnya
berdebar-debar dan
berkeringat dingin
DO :
- TD : 90/70 mmHG
- Nadi : 100 x/menit
- Suhu : 38.5
- RR : 16 x/menit

18
- Akral teraba dingin
- CRT > 3dtk
- HB : 9 gr/dl
3 DS : Perdarahan post Ansietas
- Pasien mengatakan partum
tidak mengetahui
dengan kondisinya Ancaman
- Pasien mengatakan perubahan pada
cemas dengan status kesehatan/
kondisinya kematian
sekarang

DO :
- Pasien terus
bertanya akan
keadaan nya
- Pasien tampak
cemas
- Pasien terus
memegang tangan
suaminya

3.4 Diagnosa Keperawatan


a. Kekurangan volume cairan b.d perdarahan post partum.
b.Perubahan perfusi jaringan b.d hipovolemia.
c. Ansietas b.d kurang terpapar informasi.

3.5 Intervensi Keperawatan

19
NO Diagnosa RencanaTujuan RencanaTindakan Rasional
Keperawatan dan
KriteriaHasil
1 Kekurangan Setelah 1. Kaji dan catat1. 1. Perkirakan
volume cairan dilakukan jumlah tipe dan kehilangan darah
b.d perdarahan tidakan sisi perdarahan arterial vs vena, dan
post partum keperawatan 2. Kaji lokasi adanya bekuan
3x24 jam uterus membantu
diharapkan: 3. Perhatikan membuat diagnosa
1. Tanda- tanda hipotensi / banding dan
vital normal takikardia menentukan
2. Pengisian 4. Pantau parameter kebutuhan
kapiler cepat hemodinamik penggantian
3. Sesnsorium 5. Tranfusi darah2. 2. Derajat
tepat kontraktilitas uterus
membantu dalam
diagnosa banding
3. 3. Tanda-tanda ini
menunjukan
hipovolemik dan
terjadinya syok
4. 4. Membantu
pengukuran lebih
langsung dari
volume sirkulasi
dan kebutuhan
penggantian
5. 5. Mencukupi
kebutuhan suplai
darah

20
2 Perubahan Setelah dilakukan 1. Kaji status 1. Mengetahui
perfusi tindakan 3x24 jam mental klien derajat hipoksia
jaringan b.d perfusi jaringan secara teratur pada otak
hipovolemi meningkat dengan 2. Kaji faktor-faktor 2. Berkurangnya sel
kriteria hasil: yang darah dapat
1. Klien tidak menyebabkan disebabkan oleh
mengeluh penurunan sel kekurangan
pusing darah merah kofaktor untuk
2. Konjungtiva 3. Kaji warna kulit, eritrosit. Pada
merah suhu, sianosis, anemia karena
3. CRT< 3 detik nadi perifer, dan jumlah efektif sel
Urine meningkat diaforesis secara darah merah
>600ml/hari teratur berkurang, maka
4. Pantau urine lebih sedikit
output oksigen yang
5. Catat adanya dikirimkan ke
keluhan pusing jaringan
6. Pantau frekuensi 3. Mengetahui
jantung dan derajat
irama hipoksemia dan
Kolaborasi untuk peningkatan
pemberian tahanan perifer
transfusi darah 4. Penurunan curah
jantung dapat
mengakibatkan
menurunnya
produksi urine
<600ml/hari
merupakan tanda-
tanda terjadinya
syok kardiogenik

21
5. Keluhan pusing
merupakan
manifestasi
penurunan suplai
darah ke otak
yang parah
6. Perubahan
frekuensi dan
irama jantung
menunjukan
komplikasi
distritmia
Transfusi dengan
PRC (packed red
cells) lebih rasional
diberikan pada klien
yang mengalami
anemia akibat
penurunan sel darah
merah
3 Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Berikan 1. Agar pasien
kurang tidakan informasi mengetahui
terpapar keperawatan 3x24 yang keadaan
informasi jam diharapkan : berguna dirinya.
1. Pasien bagi pasien 2. Pasien
tampak 2. Arahkan merasa
tenang. pasien lebihnyaman
2. Pasien untuk lebih 3. Agar pasien
tidak rileks lebih rileks
cemas. dalam 4. Agar
membantu

22
3. Pasien menhadapi mental
memahami masalahnya pasien
kondisinya 3. Anjurkan dalam
pasien menhadapi
untuk kondisinya.
melakukan
nafas
dalam.
4. Anjurkan
keluarga
pasien
untuk
menemani
pasien .

3.6 Implementasi

NO Diagnosa PelaksanaanTindakanKeperawatan Tanda Tangan


Keperawatan dan Nama
Terang
1 Kekurangan 1. mengkaji dan mencatat jumlah
volume cairan tipe dan sisi perdarahan
b.d perdarahan 2. mengkaji lokasi uterus
post partum 3. memperhatikan hipotensi /
takikardia
4. memantau parameter
hemodinamik
5. menganjurkan tranfusi darah
2 Perubahan 1. mengkaji status mental klien
perfusi jaringan secara teratur
b.d hipovolemi

23
2. mengkaji faktor-faktor yang
menyebabkan penurunan sel
darah merah
3. mengkaji warna kulit, suhu,
sianosis, nadi perifer, dan
diaforesis secara teratur
4. memantau urine output
5. mencatat adanya keluhan pusing
6. memantau frekuensi jantung dan
irama
7. mengkolaborasi untuk pemberian
transfusi darah
3 Ansietas b.d 1. memberikan informasi yang
kurang terpapar berguna bagi pasien
informasi 2. mengarahkan pasien untuk lebih
rileks dalam menhadapi
masalahnya
3. menganjurkan pasien untuk
melakukan nafas dalam.
4. menganjurkan keluarga pasien
untuk menemani pasien .

3.7 Evaluasi

NO Tanggal Evaluasi Tanda


Tangan
dan
Nama
Terang
1 23 maret 2018 DS:

24
1. Pasien masih mengtakan
lemah.
2. Pasien mengatakan suhu nya
sudah tidak tinggi lagi.
3. Pasien sudah tidak merasa
haus.
4. Pasien mengatakan masih
mengalami
Pendarahan.
DO:
1. TD:110/70 mmHg
2. Nadi: 90x/menit
3. Suhu :37,5
4. RR:16x/menit
5. Turgor kulit masih menurun
6. Membran mukosa lembab
7. Konsentrasi urin stabil
A:masalah sebagian teratasi
P: lanjutkan intervensi 2 dan 5

25
2 23 maret 2018 DS:
1. Pasien masih mengatakan
lemah.
2. Pasien masih mengatakan
sedikit pusing.
3. Pasien mengatakan
jantungnya tidak berdebar.
DO:
1. TD:110/70mmHg
2. Nadi :90x/menit
3. Suhu :37,5
4. RR:16x/menit
5. Akral teraba dingin
6. CRT < 3 detik
7. HB: 9gr/dl
A : masalah sebagian teratasi.
P :lanjutkan intervensi 1,3, da 5.
3 23 maret 2018 DS:
1. Pasien mengatakan sudah
mengetahui tentang
kondisinya.
2. Pasien mengatakan cemas
dengan kondisi ya
sekarang.

DO:
1. Pasien sudah tidak
bertanya tentang keadaan
nya.
2. Pasien tampak cemas.

26
3. Pasien terus memegang
tangan suaminya.
A :masalah teratasi sebagian.
P :lanjutkan intervensi 2,3dan 4.

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah
anak lahir. Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu, Early Postpartum
yang terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir, dan Late Postpartum yang terjadi lebih dari
24 jam pertama setelah bayi lahir. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong

27
persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum adalah menghentikan perdarahan,
mencegah timbulnya syok, dan mengganti darah yang hilang.

3.2. SARAN

1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menambah koleksi bacaan diperpustakaan sehingga mudah dalam
pembuatan tugas.
2. Bagi Mahasiswa S1 Keperawatan
Diharapkan data ini dapat menjadi referensi dalam pembuatan askep yang mengacu
pada standart SNL (Standart Nursing Language) yang dianjurkan oleh SDKI.

28

Anda mungkin juga menyukai