PENDAHULUAN
Kematian ibu adalah kematian seorang wanita terjadi saat hamil, bersalin atau 42 hari
setelah persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau tidak langsung terhadap
persalinan. World Health Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal
setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh
kematian ibu terjadi di Negara berkembang. Sekitar 80% kematian maternal merupakan akibat
meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan (WHO, 2014).
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia menilai angka kematian ibu melahirkan
di Indonesia relatif tinggi. Berdasarkan hasil Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
menunjukkan bahwa secara nasional Angka Kematian Ibu pada tahun 2012 di Indonesia
adalah 359/100.000 kelahiran hidup. Rata-rata kematian ini jauh melonjak dibanding hasil
SDKI 2007 yang mencapai 228/ 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2013).
Menurut Profil Kesehatan Indonesia tahun 2014 empat penyebab kematian ibu terbesar
yaitu perdarahan 30,3%, hipertensi dalam kehamilan (HDK) 27,1%, infeksi 7,3%, dan lain-
lain yaitu penyebab kematian ibu tidak langsung seperti kondisi penyakit kanker, ginjal,
jantung atau penyakit lain yang diderita ibu sebesar 35,3% (Kemenkes RI, 2014).
1
9. Bagaimana Komplikasi dari Pendarahan Post Partum ?
10. Bagaimana Asuhan Keperawatan dari Pendarahan Post Partum ?
1.3 TUJUAN
a. Bagi pembaca
Manfaat penyusunan askep Pendarahan post partum ini adalah agar pembaca dapat
mengetahui segala sesuatu tentang pendarahan post partum
b. Bagi penulis
1. Penulis dapat mengetahui tentang Pendarahan Post partum secara lebih mendalam.
2. Penulis dapat mengungkapkan pemikirannya dalam bentuk ilmiah.
3. Penulis dapat menhargai karya orang lain ( dalam bentuk kutipan dan daftar pustaka.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFINISI
2.2 KLASIFIKASI
3
diakibatkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang
tertinggal. (nugroho.t,2012)
2.3 ETIOLOGI
4
- Pre-eklamasi dan eklamasi
- Infeksi, hepatitis, dan septik syok. (Suwarno,2013)
2.4 PATOFISIOLOGI
Pada dasarnya perdarahan terjadi karena pembuluh darah didalam uterus masih
terbuka. Pelepasan plasenta memutuskan pembuluh darah dalam stratum spongiosum
sehingga sinus-sinus maternalis ditempat insersinya plasenta terbuka.Pada waktu uterus
berkontraksi, pembuluh darah yang terbuka tersebut akan menutup, kemudian pembuluh
darah tersumbat oleh bekuan darah sehingga perdarahan akan terhenti. Adanya gangguan
retraksi dan kontraksi otot uterus, akan menghambat penutupan pembuluh darah dan
menyebabkan perdarahan yang banyak. Keadaan demikian menjadi faktor utama penyebab
perdarahan paska persalinan. Perlukaan yang luas akan menambah perdarahan seperti robekan
servix,vagina dan perinium. (Suwarno,2013)
5
2.5 WOC
Perubahan
disfungsi
jaringan
6
2.6 MANIFESTASI KLINIS
1. Atonia Uteri
a Perdarahan segera setelah anak lahir
b Uterus tidak berkontraksi atau lembek
2. Retensio Plasenta
a Plasenta belum dilahirkan dalam 30 menit setelahkelahiran bay
3. Sisa Plasenta
a Plasenta atau sebagian selaput tidak lengkap
b Perdarahan dapat muncul 6-10 hari pascasalindisertai subinvolusi uterus
4. Robekan jalan lahir
a Perdarahan segera
b Darah segar yang mengalir segera setelah bayi lahir
5. Ruptura uteri
a Perdarahan segera (intra abdominal dan/atau pervaginam)
b Nyeri perut yang hebat, Kontraksi yang hilang
6. Inversio uteri
a Fundusuteri tidak teraba, Lumen vagina terisi massa, Nyeri ringan atau berat
7. Gangguan pembekuan darah
a Perdarahan tidak berhenti, encer, tidak terlihat gumpalandarah
b Kegagalan terbentuknya gumpalan pada uji pembekuan darah sederhana
c Terdapat faktor prediposisi : solusio plasenta, IUFD, eklampsia, emboli air
ketuban. (Klien.S,2013)
1. Pemeriksaan Laboratorium
2. Pemeriksaan USG
7
Hal ini dilakukan bila perlu untuk menentukan adanya sisa jaringan konsepsi
intrauterine.
4. Urinalisis
5. Profil Koagulasi
2.8 PENATALAKSANAAN
1. Penatalaksanaan Medis
Terapi Medis yang dapat digunakan:
a. Methergine 0,2 mg peroral setiap 4 jam sebanyak 6 dosis. Dukung dengan analgesik
bila terjadi kram.
e. Bila perdarahan terus berlanjut beri Hernabate 1 ampul per IM setiap 5 menit
sebanyak tiga kali. Berikan dosis pertama 10 menit setelah pemberian Prostin.(
Bruner, 2012)
a. Tekan bagian segmen uterus bagian bawah dan keluarkan bekuan darah
8
c) Berikan oksitoksik dan/ atau ergot, seperti berikut:
c. Bila uterus terus berkontraksi dan perdarahan terus berlanjut, perhatikan apakah ada
laserasi.
a) Bila laserasi vagina atau perineum derajat pertama atau kedua, segera perbaiki
b) Bila laserasi serviks atau laserasi vagina atau laserasi perineum derajat tiga atau
empat: jepit perdarahan dan lakukan perbaikan bila terjadi hemostasis
9
e) Lakukan uji hemotokrit:
2.9 Komplikasi
1. Syok hemoragie
2. Anemia
Anemia terjadi akibat banyaknya darah yang keluar dan menyebabkan perubahan
hemostasis dalam darah, juga termasuk hematokrit darah. Anemia dapat berlanjut
menjadi masalah apabila tidak ditangani, yaitu pusing dan tidak bergairah dan juga
akan berdampak juga pada asupan ASI bayi.
3. Sindrom Sheehan
Hal ini terjadi karena, akibat jangka panjang dari perdarahan postpartum sampai
syok. Sindrom ini disebabkan karena hipovolemia yang dapat menyebabkan
nekrosis kelenjar hipofisis. Nekrosis kelenjar hipofisi dapat mempengaruhi sistem
endokrin. ( Bobak,2015)
10
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.2 Pengkajian
a. Identitas Pasien
1. Pasien
Nama : Ny Q
Umur : 21
Alamat : Nganjuk
Agama : Islam
2. Suami
Nama : Tn Z
11
Umur : 35
Alamat : Nganjuk
Agama : Islam
Pekerjaan : PNS
b. Riwayat haid
1. Apakah Haid Teratu.
Pasien mengatakan haid teratur setiap bulan sebelum ia mengalami kehamilan.
2. Siklus berapa.
Pasien mengatakan siklus haid pasien kurang lebih 30 hari.
4. HPHT / HPMT
18 Juli 2017
c. Riwayat perkawinan
1. Menikah / Belum
Pasien mengatakan menikah pada awal bulan tahun lalu dengan pasangannya.
LEOPOLD
12
a. Riwayat Kehamilan lalu
Hamil Ke Masalah dalam Kehamilan
Sering mengalami anemia pada saat
Pertama kehamilan
e. Riwayat Psikososial
1.Alasan ibu datang ke klinik.
13
Pasien mengatakan datang ke klinik untuk mendapatkan pertolongan persalinan.
9.Rencana menyusui.
Pasien mengatakan ingin memberikan ASI eksklusif kepada bayinya.
2. Istirahat tidur
Pasien mengatakan istirahat teratur selama kehamilannya.
14
3. Hygiene prenatal
Pasien mengatakan sering membersihkan organ kewanitaannya dengan teratur.
4. Pergerakan
Pasien mengatakan sulit untuk melakukan mobilisasi selama kehamilannya.
5. Penglihatan
Pasien mengatakan pengelihataanya normal.
6. Pendengaran
Pasien mengatakatan tidak ada masalah dengan pendengarannya selama kehamilannya.
7. Cairan
Pasien mengatakan sering merasa lemas.
8. Nutrisi
Pasien mengatakan kebutuhan nutrisinya terpenuhi selama masa kehamilan.
9. Eliminasi
Pasien mengatakan belum bisa BAB dan buang air kecilnya.
10. Oksigenasi
Pasien mengatakan pola oksigenasinya normal.
11. Seksual
Pasien mengatakan seksualitasnya tergangu.
g. Pemeriksaan Fisik
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum :Tampak Lemah
Kesadaran : Comosmetis
Nadi : 55x/m
15
Respirasi : 16x/m
2. Pemeriksaan kebidanan
Muka
Bentuk oval, warna kulit sawo matang, tidak ada chloasma, tidak ada bekas operasi,
tidak ada edema.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, parotis, limfe, dan vena jugolaris.
Dada
Perut
Leopold IV : dilakukan.
16
Ekstermitas
Bawah : simetris, gerkan aktif, kuku tidak anemis, tidak sianosis, reflek patella aktif.
Genetalian
h. Pemeriksaan Penunjang
Urine : Proteine urine: 30%
Glukosa : 90 gr mg/dL
Darah : HB : 10 mmHg
Feses : Berbentuk
USG :-
Papsmear : -
17
- Pasien mengatakan
merasa haus
- Pasien mengatakan
terjadi pendarahan
hebat
- DO :
- TD : 90/70 mmHG
- Nadi : 100 x/menit
- Suhu : 38.5
- RR : 16 x/menit
- Turgor kulit
menurun
- Membran mukosa
kering
- Konsentrasi urin
meningkat
18
- Akral teraba dingin
- CRT > 3dtk
- HB : 9 gr/dl
3 DS : Perdarahan post Ansietas
- Pasien mengatakan partum
tidak mengetahui
dengan kondisinya Ancaman
- Pasien mengatakan perubahan pada
cemas dengan status kesehatan/
kondisinya kematian
sekarang
DO :
- Pasien terus
bertanya akan
keadaan nya
- Pasien tampak
cemas
- Pasien terus
memegang tangan
suaminya
19
NO Diagnosa RencanaTujuan RencanaTindakan Rasional
Keperawatan dan
KriteriaHasil
1 Kekurangan Setelah 1. Kaji dan catat1. 1. Perkirakan
volume cairan dilakukan jumlah tipe dan kehilangan darah
b.d perdarahan tidakan sisi perdarahan arterial vs vena, dan
post partum keperawatan 2. Kaji lokasi adanya bekuan
3x24 jam uterus membantu
diharapkan: 3. Perhatikan membuat diagnosa
1. Tanda- tanda hipotensi / banding dan
vital normal takikardia menentukan
2. Pengisian 4. Pantau parameter kebutuhan
kapiler cepat hemodinamik penggantian
3. Sesnsorium 5. Tranfusi darah2. 2. Derajat
tepat kontraktilitas uterus
membantu dalam
diagnosa banding
3. 3. Tanda-tanda ini
menunjukan
hipovolemik dan
terjadinya syok
4. 4. Membantu
pengukuran lebih
langsung dari
volume sirkulasi
dan kebutuhan
penggantian
5. 5. Mencukupi
kebutuhan suplai
darah
20
2 Perubahan Setelah dilakukan 1. Kaji status 1. Mengetahui
perfusi tindakan 3x24 jam mental klien derajat hipoksia
jaringan b.d perfusi jaringan secara teratur pada otak
hipovolemi meningkat dengan 2. Kaji faktor-faktor 2. Berkurangnya sel
kriteria hasil: yang darah dapat
1. Klien tidak menyebabkan disebabkan oleh
mengeluh penurunan sel kekurangan
pusing darah merah kofaktor untuk
2. Konjungtiva 3. Kaji warna kulit, eritrosit. Pada
merah suhu, sianosis, anemia karena
3. CRT< 3 detik nadi perifer, dan jumlah efektif sel
Urine meningkat diaforesis secara darah merah
>600ml/hari teratur berkurang, maka
4. Pantau urine lebih sedikit
output oksigen yang
5. Catat adanya dikirimkan ke
keluhan pusing jaringan
6. Pantau frekuensi 3. Mengetahui
jantung dan derajat
irama hipoksemia dan
Kolaborasi untuk peningkatan
pemberian tahanan perifer
transfusi darah 4. Penurunan curah
jantung dapat
mengakibatkan
menurunnya
produksi urine
<600ml/hari
merupakan tanda-
tanda terjadinya
syok kardiogenik
21
5. Keluhan pusing
merupakan
manifestasi
penurunan suplai
darah ke otak
yang parah
6. Perubahan
frekuensi dan
irama jantung
menunjukan
komplikasi
distritmia
Transfusi dengan
PRC (packed red
cells) lebih rasional
diberikan pada klien
yang mengalami
anemia akibat
penurunan sel darah
merah
3 Ansietas b.d Setelah dilakukan 1. Berikan 1. Agar pasien
kurang tidakan informasi mengetahui
terpapar keperawatan 3x24 yang keadaan
informasi jam diharapkan : berguna dirinya.
1. Pasien bagi pasien 2. Pasien
tampak 2. Arahkan merasa
tenang. pasien lebihnyaman
2. Pasien untuk lebih 3. Agar pasien
tidak rileks lebih rileks
cemas. dalam 4. Agar
membantu
22
3. Pasien menhadapi mental
memahami masalahnya pasien
kondisinya 3. Anjurkan dalam
pasien menhadapi
untuk kondisinya.
melakukan
nafas
dalam.
4. Anjurkan
keluarga
pasien
untuk
menemani
pasien .
3.6 Implementasi
23
2. mengkaji faktor-faktor yang
menyebabkan penurunan sel
darah merah
3. mengkaji warna kulit, suhu,
sianosis, nadi perifer, dan
diaforesis secara teratur
4. memantau urine output
5. mencatat adanya keluhan pusing
6. memantau frekuensi jantung dan
irama
7. mengkolaborasi untuk pemberian
transfusi darah
3 Ansietas b.d 1. memberikan informasi yang
kurang terpapar berguna bagi pasien
informasi 2. mengarahkan pasien untuk lebih
rileks dalam menhadapi
masalahnya
3. menganjurkan pasien untuk
melakukan nafas dalam.
4. menganjurkan keluarga pasien
untuk menemani pasien .
3.7 Evaluasi
24
1. Pasien masih mengtakan
lemah.
2. Pasien mengatakan suhu nya
sudah tidak tinggi lagi.
3. Pasien sudah tidak merasa
haus.
4. Pasien mengatakan masih
mengalami
Pendarahan.
DO:
1. TD:110/70 mmHg
2. Nadi: 90x/menit
3. Suhu :37,5
4. RR:16x/menit
5. Turgor kulit masih menurun
6. Membran mukosa lembab
7. Konsentrasi urin stabil
A:masalah sebagian teratasi
P: lanjutkan intervensi 2 dan 5
25
2 23 maret 2018 DS:
1. Pasien masih mengatakan
lemah.
2. Pasien masih mengatakan
sedikit pusing.
3. Pasien mengatakan
jantungnya tidak berdebar.
DO:
1. TD:110/70mmHg
2. Nadi :90x/menit
3. Suhu :37,5
4. RR:16x/menit
5. Akral teraba dingin
6. CRT < 3 detik
7. HB: 9gr/dl
A : masalah sebagian teratasi.
P :lanjutkan intervensi 1,3, da 5.
3 23 maret 2018 DS:
1. Pasien mengatakan sudah
mengetahui tentang
kondisinya.
2. Pasien mengatakan cemas
dengan kondisi ya
sekarang.
DO:
1. Pasien sudah tidak
bertanya tentang keadaan
nya.
2. Pasien tampak cemas.
26
3. Pasien terus memegang
tangan suaminya.
A :masalah teratasi sebagian.
P :lanjutkan intervensi 2,3dan 4.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Perdarahan postpartum adalah perdarahan lebih dari 500-600 ml selama 24 jam setelah
anak lahir. Perdarahan Post partum diklasifikasikan menjadi 2, yaitu, Early Postpartum
yang terjadi 24 jam pertama setelah bayi lahir, dan Late Postpartum yang terjadi lebih dari
24 jam pertama setelah bayi lahir. Tiga hal yang harus diperhatikan dalam menolong
27
persalinan dengan komplikasi perdarahan post partum adalah menghentikan perdarahan,
mencegah timbulnya syok, dan mengganti darah yang hilang.
3.2. SARAN
1. Bagi Institusi
Diharapkan dapat menambah koleksi bacaan diperpustakaan sehingga mudah dalam
pembuatan tugas.
2. Bagi Mahasiswa S1 Keperawatan
Diharapkan data ini dapat menjadi referensi dalam pembuatan askep yang mengacu
pada standart SNL (Standart Nursing Language) yang dianjurkan oleh SDKI.
28