Evidence Based Dalam Pengembangan Obat Alam
Evidence Based Dalam Pengembangan Obat Alam
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang Sesuai dengan tingkat pembuktian yang
HERBAL ditetapkan umum dan medium
TERSTAND b. Klaim khasiat dibuktikan secara ilmiah/
praklinis
AR c. Telah dilakukan standarisasi bahan baku
yang digunakan untuk produk jadi
d. Memenuhi persyaratan mutu yang
berlaku
a. Aman sesuai dengan persyaratan yang Sesuai dengan tingkat pembuktian
FITOFARMA ditetapkan medium dan tinggi
KA b. Klaim khasiat harus dibuktikan
berdasarkan uji klinis
c. Telah dilakukan standarisasi bahan baku
yang digunakan untuk produk jadi
d. Memenuhi persyaratan mutu yang
berlaku
FITOFARMAKA DI JAWA
TENGAH SAAT INI
NAMA KHASIAT
Rheumaneer Nyeri sendi
Tebokan Meningkatkan sirkulasi
darah saraf pusat
Tensigard Hipertensi
X-Gra Disfungsi ereksi
Hepagard Kesehatan/ fungsi hati
Herbal terstandard di Jawa Tengah
NAMA KHASIAT
Diabmeneer Diabetes
ASRAT Nyeri: asam urat
KOLESMIN Antihiperlipidemia
Cipta Kunyit Asem Sirih Antihiperlipidemia
Tensidun Antihipertensi
Mahkota Dewa Antihistamin
Singkuat Stamina pria
Bagaimana suatu obat bisa diterima dalam
Jalur Pelayanan Kesehatan Formal?
• Larutan
• Air/non air (minyak)
• Bila tidak larut dalamair bisa ditambahkan
cosolvent DMSO
• Infus
• Tidak stabil
• Suspensi
• Suspensi
• Bahan padat yang terdispersi dalam media
cair dengan kelarutan yang rendah
• Pakai stabilisator atau suspensator
• Contoh: PGA, twen 80, CMC, sodium
alginat, PEG, gelatin, bentonit, dll
• Emulsi
• Bahan cair yang terdispersi dalam media
cair, dalam bentuk tetesan kecil dengan
kelarutan yang rendah
• Dikocok sebelum diberikan
• Lotion
• Sediancair berbentuk suspensi. Diberikan
secara topikal
• Krim
• Sediaan setengah padat yang berbentuk
emulsi
• Untuk kosmestik,lebih aman,sedikit
berminyak
• Lebih mudah dibersihkan dengan air
• Salep
• Sediaan setengah padat dengan media
berminyak
• Contoh basis minyak: vaselin, parafin,
• Basis yang larut air: PEG
• Pasta
• Sediaan setengah padat dengan jumlah
bahan padat 20-50% terdispersi dalam
basis salep
INVENTARISASI OBSERVASISELEKSI
P UJI PRAKLINIK OT
E Hewan
N
G
E Aman + Aman + Aman - Aman -
M Khasiat + Khasiat - Khasiat + Khasiat -
B
A Terus beredar di
N
Boleh beredar
masyarakat Tidak dipakai Dilarang beredar
tanpa klim
G
ditambah label sampai dan dilarang
manfaat/ indikasi
DepKes penelitian lanjut dipakai
(jalur non formal)
A (jalur non formal)
N
O
B
Standardisasi Tek. Farm
Isolat
sederhana (sediaan)
A
T
A Uji Klinik OT Uji Klinik OT Uji Klinik OT Manusia
L
A B e r man f a a t
M
PELAYANAN OBAT
KESEHATAN JADI
INVENTARISASI
OBSERVASISELEKSI
• Larutan
• Air/non air (minyak)
• Bila tidak larut dalamair bisa ditambahkan
cosolvent DMSO
• Infus
• Tidak stabil
• Suspensi
• Suspensi
• Bahn padat yang terdispersi dalam media
cair dengan kelarutan yang rendah
• Pakai stabilisator atau suspensator
• Contoh: PGA, twen 80, CMC, sodium
alginat, PEG, gelatin, bentonit, dll
• Emulsi
• Bahan cair yang terdispersi dalam media
cair, dalam bentuk tetesan kecil dengan
kelarutan yang rendah
• Dikocok sebelum diberikan
• Lotion
• Sediancair berbentuk suspensi. Diberikan
secara topikal
• Krim
• Sediaan setengah padat yang berbentuk
emulsi
• Untuk kosmestik,lebih aman,sedikit
berminyak
• Lebih mudah dibersihkan dengan air
• Salep
• Sediaan setengah padat dengan media
berminyak
• Contoh basis minyak: vaselin, parafin,
• Basis yang larut air: PEG
• Pasta
• Sediaan setengah padat dengan jumlah
bahan padat 20-50% terdispersi dalam
basis salep
Bentuk sediian Herbal: uji
preklinik berdasarkan bentuk
1. Cair (Infus, Suspensi, emulsi)
fisik
2. Padat
3. Semi padat (Krim, Salep, Pasta, jely)
Berdasarkan cara
pembuatan
a) ORAL (Larutan, Suspens, Emulsi, infus)
b) TOPIKAL (KRIM, SALEP, PASTA, JELLY)
UJI PRA-KLINIK OT
Terdiri dari:
1. Uji toksikologik, untuk menilai keamanan OT
yang diuji dan menetapkan spektrum efek
toksik.
2. Uji Farmakodinamik, untuk memberikan
informasi tentang khasiat.
• Merupakan penelitian eksperimental dengan
binatang coba (in Vivo maupun in Vitro)
UJI TOKSISITAS OT
1. Toksisitas akut
OT dipakai secara singkat
Tujuan:
a. Menetapkan potensi toksisitas akut (LD50)
b. Menilai berbagai gejala klinik
c. Mengetahui spektrum efek toksik
d. Mengetahui mekanisme kematian
Hewan coba species pengerat
Dosis OT bertingkat, terendah sesuai empirik
Pengamatan 7-14 hari
Hewan mati otopsi : makroskopik dan
mikroskopik
Hewan hidup otopsi : makroskopik dan
mikroskopik
diamati terjadinya pemulihan
2. Toksisitas jangka panjang