Anda di halaman 1dari 33

OBAT ANTI HIPERTENSI

Disusun oleh:

Mahendi (20190420119)
Stelya Latifa Arum (20190420182)
DEFINISI
• Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan atau
tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg, pada
pemeriksaan yang berulang (Pedoman
Tatalaksana Hipertensi pada Penyakit
Kardiovaskular, PERKI, 2015)
OBAT
ANTIHIPERTENSI
 Reduce cardiac output
• -adrenergic blockers
• Ca2+ Channel blockers
 Dilate resistance vessels
• Ca2+ Channel blockers
• Renin-angiotensin system blockers
• 1 adrenoceptor blockers
 Reduce vascular volume
• Diuretics
• Direct vasodilators

Cara mudah menghafalkan  ABCDE


Penghambat Angiotensin
Jenis obat penghambat angiotensin:
• Angiotensin-Coverting enzyme inhibitors (ACE-inhibitors)
Berfungsi untuk menurunkan angiotensin II dengan menghambat enzim
yang diperlukan untuk mengubah angiotensin I menjadi angiotensin II.
Hal ini menurunkan tekanan darah baik secara langsung menurunkan
resisitensi perifer. Dan angiotensin II diperlukan untuk sintesis aldosteron,
maupun dengan meningkatkan pengeluaran natrium melalui urine
sehingga volume plasma dan curah jantung menurun.
• Angiotensin-Reseptor Blockers (ARB)
ARB menghambat secara langsung reseptor angiotensinogen II tipe 1 (AT1)
yang memediasi efek angiotensinogen II yaitu: vasokonstriksi, pelepasan
aldosteron, aktivasi simpatetik, pelepasan hormon antidiuretik dan konstriksi
arteriol efferen dari glomerulus.
ARB tidak memblok reseptor angiotensinogen tipe 2 (AT2). Jadi efek yang
menguntungkan dari stimulasi AT2 (seperti vasodilatasi, perbaikan jaringan,
dan penghambatan pertumbuhan sel) tetap utuh dengan penggunaan
ARB (Saseen dan Maclaughlin, 2008).
Obat-Obatan
Simpatoplegia
Digunakan pada hipertensi sedang. Pada obat yang
bekerja pada susunan saraf pusat dapat
menyebabkan sedasi, depresi mental serta
gangguan tidur.
• Antagonis Reseptor-Alfa
Menghambat reseptor alfa diotot polos vaskuler
yang secara normal berespon terhadap rangsangan
simpatis dengan vasokonstriksi.
Obat-Obatan
Simpatoplegia
Digunakan pada hipertensi sedang. Pada obat yang
bekerja pada susunan saraf pusat dapat menyebabkan
sedasi, depresi mental serta gangguan tidur.
• Beta blocker
Mekanisme kerja anti-hipertensi obat ini adalah melalui
penurunan daya pompa jantung. Jenis betabloker tidak
dianjurkan pada penderita yang mengidap gangguan
pernapasan seperti asma bronkial.
Pada penderita diabetes melitus harus hati-hati, karena
dapat menutupi gejala hipoglikemia.
Pada orang tua terdapat gejala bronkospasme sehingga
pemberian obat harus hati-hati.
Diuretik
Diuretik, terutama golongan thiazid, adalah obat lini
pertama untuk kebanyakan pasien dengan
hipertensi.
 Mekanisme kerja obat
Diuretika menurunkan tekanan darah terutama
melalui ekskresi natrium dan H2O. Pada awal
pemberian diuretika terjadi penurunan volume darah
dan cardiac output.
Endothelial receptor
antagonist (vasodilator)
Bekerja langsung pada
pembuluh darah dengan
relaksasi otot polos (otot
pembuluh darah).
Contoh : Hidralasin.
Efek samping yang
kemungkinan akan terjadi
adalah sakit kepala dan
pusing
TERAPI KOMBINASI
OBAT ANTIHIPERTENSI
Untuk Kondisi Tertentu
OBAT YANG
KONDISI
DIANJURKAN
Nifedipine, labetalol,
Kehamilan hydralazine, beta-blocker,
methyldopa, prazosin
Beta-blockers, ACE-I,
Coronary Heart Disease
Calcium Channel Blockers
Congestive Heart Failure ACE-I, diuretic, beta-blocker
JNC VIII
JNC VIII – Compelling Indications
JNC 7: Classification and Management of
Blood Pressure for Adults
Initial Drug Therapy
Lifestyle Without With
BP SBP* DBP* Modificatio Compelling Compelling
Classification (mmHg) (mm Hg) n Indications Indications

Normal <120 and <80 Encourage


Drug(s) for
No antihypertensive compelling
Prehypertension 120–139 or 80–89 Yes
drug indicated. indications.
Thiazide-type
diuretic
Stage 1 for most. May
140–159 or 90–99 Yes Drug(s) for
hypertension consider ACEI, ARB,
BB, CCB, compelling
or combination. indications.
Other
Two-drug
antihypertensive
combination
drugs (diuretic,
for most (usually
Stage 2 ACEI, ARB, BB, CCB)
≥160 or ≥100 Yes thiazide-type
hypertension as needed.
diuretic
and ACEI or ARB or
BB or CCB).
DAFTAR PUSTAKA
• JNC VIII
• JNC VII
• James PA, Oparil S, Carter BL, et al. (2013). 2014 Evidence-Based Guideline for
the Management of High Blood Pressure in Adults Report From the Panel
Members Appointed to the Eighth Joint National Committee (JNC 8). JAMA.
doi:10.1001/jama.2013.284427.pp: E2-E15.
• Kasper, Braunwald, Fauci, et al. Harrison’s principles of internal medicine 17th
edition. New York: McGrawHill:2008
• Masuyer G, S. S. (2012). Molecular recognition and regulation of human
angiotensin-I converting enzyme (ACE) activity by natural inhibitory peptides.
Europe PubMed Central, 2:717.
• National Institute of Health. (2003). The seventh report of the JointNational
Commitee on: Prevention, Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood
Pressure. NIH Publication. Pp:3-20.
• Weber, MA, Schiffrin, EL, White, WB, et al. (2011). Clinical Practice Guidelines for
the Management of Hypertension in the Community: A Statement by the
American Society of Hypertension and the International Society of Hypertension.
The journal of Clinical Hypertension. Pp: 1-6
• Riskesdas 2007, Riskesdas 2013, Balitbangkes, Kemenkes

Anda mungkin juga menyukai