(PICO) HUBUNGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DENGAN KEJADIAN ASFIKSIA NEONATORUM DI RSUD WATES KULON PROGO
KELOMPOK 5 : 1. LULUK DERMAWAN
2. SLAMET CHOLIFAH
3. TRISNA SAFITRI
4. UPYCA ROSITA JOHAR
PROBLEM (P) Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dan menggunakan desain penelitian dalam bentuk study history cohort. Di mana variabel independen yang di teliti kejadian preeklamsia dan variabel dependen yang diteliti kejadian asfiksia neonatorum. Populasi keseluruhan ibu bersalin di RSUD Wates mulai bulan Januari 2009 sampai dengan Desember 2010. Besar sampel adalah 130 subjek terpapar (preeklampsia) dan 130 subjek tidak terpapar (tidak preeklampsia). Analisa data menggunakan Chi Square, persentase, dan risiko relatif. INTERVENSI (I) Data penelitian diambil dari rekam medik. Instrumen yang digunakan adalah lembar pengumpul data. Pengumpulan data menggunakan format pengumpulan data yang diambil dari data rekam medis di RSUD Wates untuk mengetahui kejadian preeklampsia dan kejadian asfiksia selain faktor preekklamsia, asfiksia neonatorium juga dapat disebabkan karena faktor ibu sepeti hipoksia ibu yang dapat menimbulkan hipoksia janin dengan segala akibatnya. LANJUTAN
Hipoksia ibu dapat terjadi karena hipoventilasi akibat
pemberian obat analgesik atau anestesi dalam gangguan aliran darah uterus, berkurangnya aliran darah pada uterus mengakibatkan berkurangnya suplai oksigen ke plasenta dan ke janin. 1. Preeklamsi berdasarkan umur 2. Kejadian asfiksia neonatorum. 3. Kejadian preeklamsi dengan asfiksia neonatorum. COMPARASING (C) Hasil penelitian dari Riska Mundari, 2017, preeklamsia dengan kejadian asfiksia neonatorum : 1. Preeklamsi berdasarkan umur : ibu dengan preeklamsi terbanyak pada umur 35 tahun sedangkan pada ibu tidak preeklamsi terbanyak pada usia 20-35 tahun. 2. Kejadian asfiksia neonatorum : ibu dengan preeklamsi terdapat 45 orang melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum, sedangkan ibu tidak preeklamsi sebanyak 30 orang melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum. LANJUTAN
3. Kejadian preeklamsi dengan asfiksia neonatorum : ibu
dengan preeklamsia sebanyak 45 orang melahirkan bayi dengan safiksia neonatorum, sedangkan ibu tidak preeklamsia 30 orang melahirkan bay dengan asfiksia neonatorum. LANJUTAN Hasil penelitian dari Suci Rahmawati, 2013. preeklamsi dengan kejadian asfiksia neonatorum: 1. Preeklamsi berdasarkan umur : ibu yang preeklamsia ibu dengan preeklamsi terbanyak pada umur 20-30 tahun sedangkan pada ibu tidak preeklamsi terbanyak pada usia <20 tahun. 2. Kejadian asfiksia neonatorum : ibu dengan preeklamsi terdapat 87 orang meahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum, sedangkan ibu tidak preeklamsi sebanyak 51 orang melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum. LANJUTAN 3. Kejadian preeklamsi dengan asfiksia neonatorum : : ibu dengan preeklamsia sebanyak 60 orang melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum, sedangkan ibu tidak preeklamsia 27 orang melahirkan bayi dengan asfiksia neonatorum. OUT COME (O) Hasil penelitian menunjukkan resonden yang menunjukkan bahwa responden yang preeklamsia dengan kejadian asfiksia neonatorum sebanyak 45 orang (35%), sedangkan angka kejadian asfiksia neonatorum pada ibu tidak preeklamsi sebanyak 30 orang (23%). Dari hasil penelitian terdapat hubungan antara kejadian preeklamsia dengan asfiksia neonatorum dengan hasil p Value 0,040 < α 0,05. TERIMA KASIH