Anda di halaman 1dari 31

Rully Andika

 Masalah masalah psikologis yang dialami


pada masa kanak – kanak dan remaja
merujuk pada usia dan kebudayaan. Dimana
perilaku yang dianggap normal pada anak –
anak bisa saja tidak normal pada orang
dewasa, contohnya malu dan takut pada
sesuatu hal
 Keyakinan keyakinan budaya membantu
menentukan apakah orang – orang melihat
perilaku tertentu sebagai normal atau
abnormal
 PERVASIF
 DEFISIT PERHATIAN DAN GANGGUAN
PERILAKU DISRUPTIF
 KECEMASAN DAN DEPRESI
 ELIMINASI
 Ditandai dengan masalah awal pada tiga area
perkembangan utama: perilaku, interaksi
sosial, dan komunikasi.
 Terdiri dari : Autisme, Retardasi Mental,
Gangguan perkembangan spesifik, gangguan
belajar, gangguan komunikasi
 Autisme
Adalah kecenderungan untuk memandang
diri sendiri sebagai pusat dari dunia, percaya
bahwa kejadian – kejadian eksternal mengacu
pada diri sendiri. Dicirikan dengan gangguan
yang nyata dalam interaksi sosial dan
komunikasi, serta aktivitas dan minat yang
terbatas (Johnson, 1997). Gejala-gejalanya
meliputi kurangnya respon terhadap orang
lain, menarik diri dari hubungan sosial, dan
respon yang aneh terhadap lingkungan
seperti mengepakkan tangan, bergoyang-
goyang, dan memukul-mukulkan kepala.
 Retardasi Mental
Muncul sebelum usia 18 tahun dan dicirikan
dengan keterbatasan fungsi intelektual secara
signifikan berada dibawah rata-rata (mis., IQ
dibawah 70) dan keterbatasan terkait dalam
dua bidang keterampilan adaptasi atau lebih
(mis., komunikasi, perawatan diri, aktivitas
hidup sehari-hari, keterampilan sosial, fungsi
dalam masyarakat, pengarahan diri,
kesehatan dan keselamatan, fungsi akademis,
dan bekerja.
 Dicirikan dengan keterlambatan
perkembangan yang mengarah pada
kerusakan fungsional pada bidang-bidang
dan mempengaruhi tahap perkembangan
selanjutnya, seperti :
 Gangguan Menulis
Keterbatasan kemampuan menulis sehingga
muncul dalam bentuk kesalahan memgeja,
kesulitan membentuk kalimat. Muncul pada usia
7 tahun

 Gangguan matematika
Keterbatasan kemampuan anak dalam
memahami istilah matematika.

 Gangguan membaca
Keterbatasan kemampuan dalam mengenali dan
memahami rangakaian kata –kata. Biasanya
tampak pada usia 7 tahun
Gangguan komunikasi
 Gangguan bahasa ekspresif
Keterbatasan dalam menggunakan bahasa
verbal
 Gangguan bahasa campuran reseptif atau
ekspresif
Keterbatasan anak dalam memahami maupun
memproduksi bahasa verbal
 Gangguan fonologis
Kesulitan dalam artikulasi suara tanpa adanya
kerusakan pada mekanisme berbicara
 Gagap
Gangguan pada kemampuan berbicara lancar
dengan waktu yang tepat
 ADHD ( Atttention deficit hyperactivity
disorder)
Dicirikan dengan tingkat gangguan perhatian
yang rendah,(sulit berkonsentrasi)
impulsivitas, dan hiperaktivitas yang tidak
sesuai dengan tahap perkembangan. Menurut
DSM IV, ADHD pasti terjadi di sedikitnya dua
tempat (mis., di sekolah dan di rumah) dan
terjadi sebelum usia 7 tahun (DSM IV, 1994).
 Conduct Disorder (CD )
Munculnya cara pikir dan perilaku yang kacau
dan sering menyimpang dari aturan yang berlaku
di sekolah yang disebabkan sejak kecil orangtua
tidak mengajarkan perilaku benar dan salah pada
anak. Ciri - cirinya, apabila ia memunculkan
perikau anti sosial baik secara verbal maupun
secara non verbal seperti melawan aturan, tidak
sopan terhadap guru, dan mempermainkan
temannya, menunjukkan unsur permusuhan yang
akan merugikan orang lain.
 Oppositional defiant disorder ( ODD )
Perilaku dalam gangguan ini menunjukkan
sikap menentang, seperti berargumentasi,
kasar, marah, toleransi yang rendah terhadap
frustasi, dan menggunakan minuman keras,
zat terlarang, atau keduanya. Namun dalam
gangguan ini tidak melanggar hak-hak orang
lain sampai tingkat yang terlihat dalam
gangguan perilaku.
 Kecemasan dan Depresi
Gangguan kecemasan sering terjadi pada
masa kanak-kanak atau remaja dan berlanjut
ke masa dewasa biasanya berupa : gangguan
obsesif kompulsif, gangguan kecemasan
umum, dan fobia banyak terjadi pada anak-
anak dan remaja, yang memiliki gejala seperti
pada orang dewasa.
 Gangguan kecemasan akibat perpisahan
adalah gangguan masa kanak-kanak yang
ditandai dengan rasa takut berpisah dari
orang yang paling dekat dengannya seperti
orang tua, saudara,dll.
 Gejalanya antara lain berupa mimpi buruk,
sakit perut, mual dan muntah saat
mengantisipasi perpisahan.
 Gangguan kecemasan ini dapat berlanjut
hingga depresi
 Depresi pada anak – anak dan remaja tidaklah
berbeda dengan orang dewasa, mereka memiliki
perasaan tidak berdaya,kecenderungan untuk
menyalahkan diri sendiri. Namun depresi pada
anak tidak nampak nyata bila dibanding dengan
orang dewasa.
 Ciri – ciri depresi pada anak antara lain adalah
mereka menolak untuk masuk sekolah, tak mau
pisah dengan orang tua.
 Depresi pada anak dan remaja biasanya diikuti
dengan gangguan lain seperti CD, ODD, masalah
akademik.
 Depresi pada remaja yang berkelanjutan akan
berakibat ganguan depresi yang lebih serius
pada masa dewasa.
Adalah gangguan pada perkembangan anak dan
remaja dimana tidak dapat mengontrol buang air
kecil ( BAK ) dan buang air besar ( BAB ) setelah
mencapai usia normal untuk mampu
melakukannya. Terbagi menjadi dua yaitu:
 Enuresis
Adalah dimana anak tidak mampu mengontrol
BAKnya bukan karena akibat dari kerusakan
neurologis atau penyakit lainnya . kita sering
menyebutnya dangan mengompol.
 Enkopresis
Ketidakmampuan mengontrol BABnya yang
bukan disebabkan masalah organik.
 Belum ada penyebab tunggal pada gangguan
perkembangan anak dan remaja. Berbagai
situasi, termasuk faktor psikobiologik,
dinamika keluarga, dan faktor lingkungan
berkombinasi secara kompleks yang menjadi
penyebab gangguan perkembangan anak dan
remaja.
 Riwayat genetika keluarga yang terjadi pada
kasus retardasi mental, autisme, skizofrenia
kanak-kanak, gangguan perilaku, gangguan
bipolar, dan gangguan ansietas atau
kecemasan.
 Struktur otak yang tidak normal. Penelitian
menemukan adanya abnormalitas struktur
otak dan perubahan neurotransmitter pada
pasien yang menderita autisme, skizofrenia
kanak-kanak, dan ADHD.
 Pengaruh pranatal, seperti infeksi pada saat di
kandungan ibu, kurangnya perawatan pada masa
bayi dalam kandungan, dan ibu yang
menyalahgunakan zat, semuanya dapat
menyebabkan perkembangan saraf yang
abnormal yang berkaitan dengan gangguan jiwa.
Trauma kelahiran yang berhubungan dengan
berkurangnya suplai oksigen pada janin saat
dalam kandungan yang sangat signifikan dan
menyebabkan terjadinya retardasi mental dan
gangguan perkembangan saraf lainnya.
 Penyakit kronis atau kecacatan dapat
menyebabkan kesulitan koping bagi anak.
 Penganiayaan anak. Anak yang terus-menerus
dianiaya pada masa kanak-kanak awal,
perkembangan otaknya menjadi terhambat (terutama
otak kiri). Penganiayaan dan efeknya pada
perkembangan otak berkaitan dengan berbagai
masalah psikologis, seperti depresi, masalah memori,
kesulitan belajar, impulsivitas, dan kesulitan dalam
membina hubungan (Glod, 1998).
 Disfungsi sistem keluarga (misal kurangnya sifat
pengasuhan orang tua pada anak, komunikasi yang
buruk) disertai dengan keterampilan koping yang
tidak baik antaranggota keluarga dan model peran
yang buruk dari orang tua. Sehingga menyebabkan
gangguan pada perkembangan anak dan remaja.
 Kemiskinan.
Perawatan pranatal yang buruk, nutrisi yang buruk,
dan kurang terpenuhinya kebutuhan akibat
pendapatan yang tidak mencukupi dapat memberi
pengaruh buruk pada pertumbuhan dan
perkembangan normal anak.
 Tunawisma.
Anak-anak tunawisma memiliki berbagai kebutuhan
kesehatan yang memengaruhi perkembangan emosi
dan psikologi mereka. Berbagai penelitian
menunjukkan adanya peningkatan angka penyakit
ringan kanak-kanak, keterlambatan perkembangan
dan masalah psikologis diantara anak tunawisma ini
bila dibandingkan dengan sampel kontrol (Townsend,
1999).
 Budaya keluarga.
Perilaku orang tua yang secara dramatis
berbeda dengan budaya sekitar dapat
mengakibatkan kurang diterimanya anak-
anak oleh teman sebaya dan masalah
psikologik.
Perawatan berbasis komunitas saat ini lebih
banyak terdapat pada managed care.
 Pencegahan Primer
melalui berbagai program sosial yang ditujukan
untuk menciptakan lingkungan yang
meningkatkan kesehatan anak. Contohnya adalah
perawatan pranatal awal, program penanganan
dini bagi orang tua dengan faktor resiko yang
sudah diketahui dalam membesarkan anak, dan
mengidentifikasi anak-anak yang berisiko untuk
memberikan dukungan dan pendidikan kepada
orang tua dari anak-anak ini.
 Pencegahan sekunder
dengan menemukan kasus secara dini pada
anak-anak yang mengalami kesulitan di
sekolah sehingga tindakan yang tepat dapat
segera dilakukan. Metodenya meliputi
konseling individu dengan program
bimbingan sekolah dan rujukan kesehatan
jiwa komunitas, layanan intervensi krisis bagi
keluarga yang mengalami situasi traumatik,
konseling kelompok di sekolah, dan
konseling teman sebaya.
 Dukungan terapeutik bagi anak-anak
diberikan melalui psikoterapi individu, terapi
bermain, dan program pendidikan khusus
untuk anak-anak yang tidak mampu
berpartisipasi dalam sistem sekolah yang
normal. Metode pengobatan perilaku pada
umumnya digunakan untuk membantu anak
dalam mengembangkan metode koping.
 Terapi keluarga dan penyuluhan keluarga.
Penting untuk membantu keluarga
mendapatkan keterampilan dan bantuan yang
diperlukan guna membuat perubahan yang
dapat meningkatkan fungsi dari semua
anggota keluarga.
 Unit khusus untuk mengobati anak-anak dan
remaja, terdapat di rumah sakit jiwa.
Pengobatan di unit-unit ini biasanya
diberikan untuk klien yang tidak sembuh
dengan metode alternatif, atau bagi klien
yang beresiko tinggi melakukan kekerasan
terhadap dirinya sendiri ataupun orang lain.
 Program hospitalisasi parsial juga tersedia,
memberikan program sekolah di tempat (on-site)
yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
khusus anak yang menderita penyakit jiwa.
Seklusi dan restrein untuk mengendalikan
perilaku disruptif masih menjadi kontroversi.
Penelitian menunjukkan bahwa metode ini dapat
bersifat traumatik pada anak-anak dan tidak
efektif untuk pembelajaran respon adaptif.
Tindakan yang kurang restriktif meliputi istirahat
(time-out), penahanan terapeutik, menghindari
adu kekuatan, dan intervensi dini untuk
mencegah memburuknya perilaku.
 Medikasi digunakan sebagai satu metode
pengobatan. Medikasi psikotropik digunakan
dengan hati-hati pada klien anak-anak dan
remaja karena memiliki efek samping yang
beragam. Pemberian metode ini berdasarkan
:
a. Perbedaan fisiologi anak-anak dan remaja
mempengaruhi jumlah dosis, respon klinis,
dan efek samping dari medikasi psikotropik.
b. Perbedaan perkembangan neurotransmiter
pada anak-anak dapat mempengaruhi hasil
pengobatan psikotropik, mengakibatkan hasil
yang tidak konsisten, terutama dengan
antidepresan trisiklik.
ALHAMDULILLAH

Anda mungkin juga menyukai