Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mengklasifikasikan perilaku abnormal pada anak-anak, hal pertama kita
harus mengetahui apa yang dianggap normal pada usia tersebut. Untuk
menentukan apa yang normal dan abnormal, khusus pada anak dan remaja yang
perlu ditambahkan selain kriteria umum yang telah kita ketahui adalah factor usia
anak dan latar belakang budaya. Banyak masalah yang pertama kali teridentifikasi
pada saat anak masuk sekolah. Masalah tersebut mungkin sudah muncul lebih
awal tetapi masih ditoleransi, atau tidak dianggap sebagai masalah ketika di
rumah. Kadang-kadang stres karena pertama kali masuk sekolah ikut
mempengaruhi kemunculannya (onset. !amun, perlu diingat bahwa apa yang
secara sosial dapat diterima pada usia tertentu, menjadi tidak dapat diterima di
usia yang lebih besar. Banyak pola perilaku yang mungkin dianggap abnormal
pada masa dewasa, dianggap normal pada usia tertentu.
"angguan pada anak-anak ini sering kali di kelompokkan dalam dua
kelompok yaitu eksternalisasi dan internalisasi. "angguan eksternalisasi ditandai
dengan perilaku yang diarahkan ke luar diri, seperti agresi#itas, ketidakpatuhan,
o#erakti#itas, dan impulsi#itas dan termasuk berbagai kategori $%M-&'-(), yaitu
*$+$, gangguan tingkah laku ("(,, dan gangguan sikap menentang ("%M.
"angguan internalisasi ditandai dengan pengalaman dan perilaku yang lebih
terfokus kedalam diri seperti depresi, menarik diri dari pergaulan social, dan
kecemasan, termasuk juga an-ietas dan mood dimasa anak-anak.
*nak-anak yang memiliki masalah-maslah yang terinternalisasi lebih besar
kemungkinannya untuk tidak tertangani dibandingkan mereka yang memiliki
masalah yang tereksternalisasi yang cenderung lebih mengganggu bagi orang lain.
*nak laki-laki memiliki resiko yang lebih besar untuk mengembangkan banyak
masalah di masa kanak-kanak, berkisar dari autisme sampai hiperaktif hingga
ganggua eliminasi. Masalah kecemasan dan depresi juga mempengaruhi leih
1
banyak anak laki-laki daripada perempuan. !amun demikian, pada masa remaja
gangguan kecemasan dan gangguan mood lebih umum dijumpai pada anak
perempuan dan demikian seterusnya sampai masa remaja.
B. Rumusan Masalah
)umusan masalah dalam makalah ini adalah .
/. "angguan perkembangan per#asif
0. "angguan perkembangan spesifik
C. Tujuan
(ujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah 1sikologi *bnormal sebagai syarat untuk mengikuti Ujian *khir %emester.
2
D.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Defns
Masalah masalah psikologis yang dialami pada masa kanak 2 kanak dan
remaja merujuk pada usia dan kebudayaan. $imana perilaku yang dianggap
normal pada anak 2anak bisa saja tidak normal pada orang dewasa, contohnya
malu dan takut pada sesuatu hal. (akut terhadap tempat gelap akan dirasa wajar
bila itu yang mengalami pada anak anak namun akan tidak wajar bila itu yang
mengalami seseorang yang telah dewasa. Keyakinan keyakinan budaya membantu
menentukan apakah orang 2 orang melihat perilaku tertentu sebagai normal atau
abnormal. 3rang 2 orang yang hanya mendasarkan pada normalitas pada standart
yang berlaku pada budaya mereka saja akan beresiko menjadi etnocentris ketika
mereka memandang tingkah laku orang lain dalam budaya yang berbeda sebagai
abnormal. 1erilaku abnormal pada anak 2 anak bergantung pada definisi orang tua
mereka yang dipandang dari kacamata budaya tertentu.
"angguan perilaku juga ditandai dengan pola tingkah laku yang berulang
dimana hak dasar orang lain terganggu. Meskipun beberapa anak lebih bertingkah
laku baik dibandingkan dengan yang lainnya, anak yang berulangkali dan terus-
menerus melanggar peraturan dan hak orang lain dimana dengan cara yang tidak
sesuai dengan usia mereka memiliki gangguan perilaku. Masalah tersebut
biasanya dimulai pada masa kanak-kanak akhir atau awal remaja dan lebih sering
terjadi pada anak laki-laki daripada anak perempuan. 1enilaian pada perilaku
harus melibatkan lingkungan sosial anak tersebut ke dalam catatan.
1enyimpangan perilaku terjadi oleh anak sewaktu adaptasi dengan kehidupan di
daerah peperangan, tempat kerusuhan, atau lingkungan lain dengan stress tinggi
bukan gangguan perilaku.
"angguan prilaku ditandai dengan pola tingkah laku yang berulang dimana
hak dasar orang lain terganggu. Meskipun beberapa anak lebih bertingkah laku
3
baik dibandingkan dengan yang lainnya, anak yang berulangkali dan terus
menerus melanggar peraturan dan hak orang lain dimana dengan cara yang tidak
sesuai dengan usia mereka memiliki gangguan prilaku. Masalah tersebut biasanya
dimulai pada masa kanak-kanak akhir atau awal remaja dan lebih sering terjadi
pada anak laki-laki daripada anak perempuan. 1enilaian pada prilaku harus
melibatkan lingkungan sosial anak tersebut ke dalam catatan. 1enyimpangan
prilaku terjadi oleh anak sewaktu adaptasi dengan kehidupan di daerah
peperangan, tempat kerusuhan, atau lingkungan lain dengan stress tinggi bukan
gangguan prilaku.
B. !lasfkas gangguan "erlaku
/. "angguan 1erkembangan 1er#asif
$itandai dengan masalah awal pada tiga area perkembangan utama. perilaku,
interaksi sosial, dan komunikasi. "angguan ini terdiri dari .
a. *utisme
*utisme adalah kecenderungan untuk memandang diri sendiri sebagai pusat
dari dunia, percaya bahwa kejadian 2 kejadian eksternal mengacu pada diri
sendiri. $icirikan dengan gangguan yang nyata dalam interaksi sosial dan
komunikasi, serta akti#itas dan minat yang terbatas (4ohnson, /556. "ejala-
gejalanya meliputi kurangnya respon terhadap orang lain, menarik diri dari
hubungan sosial, dan respon yang aneh terhadap lingkungan seperti mengepakkan
tangan, bergoyang-goyang, dan memukul-mukulkan kepala.
b. )etardasi Mental
+al ini muncul sebelum usia /7 tahun dan dicirikan dengan keterbatasan
fungsi intelektual secara signifikan berada dibawah rata-rata (mis., &8 dibawah
69 dan keterbatasan terkait dalam dua bidang keterampilan adaptasi atau lebih
(mis., komunikasi, perawatan diri, akti#itas hidup sehari-hari, keterampilan sosial,
fungsi dalam masyarakat, pengarahan diri, kesehatan dan keselamatan, fungsi
akademis, dan bekerja.
4
0. "angguan perkembangan spesifik
$icirikan dengan keterlambatan perkembangan yang mengarah pada
kerusakan fungsional pada bidang-bidang dan mempengaruhi tahap
perkembangan selanjutnya, seperti .
a. "angguan belajar
"angguan belajar, ditandai dengan .
/ "angguan menulis
Keterbatasan kemampuan menulis sehingga muncul dalam bentuk kesalahan
memgeja, kesulitan membentuk kalimat. Muncul pada usia 6 tahun.
0 "angguan membaca
Keterbatasan kemampuan dalam mengenali dan memahami rangakaian kata 2
kata. Biasanya tampak pada usia 6 tahun
: "angguan matematika
Keterbatasan kemampuan anak dalam memahami istilah matematika.
b. "angguan Komunikasi
"angguan Komunikasi, ditandai dengan .
/ "angguan bahasa ekspresif
Keterbatasan dalam menggunakan bahasa #erbal
0 "angguan bahasa campuran reseptif atau ekspresif
Keterbatasan anak dalam memahami maupun memproduksi bahasa #erbal
: "angguan fonologis
Kesulitan dalam artikulasi suara tanpa adanya kerusakan pada mekanisme
berbicara
; "agap
c. "angguan pada kemampuan berbicara lancer dengan waktu yang tepat
d. Kecemasan dan $epresi
"angguan kecemasan sering terjadi pada masa kanak-kanak atau remaja dan
berlanjut ke masa dewasa biasanya berupa . gangguan obsesif kompulsif,
gangguan kecemasan umum, dan fobia banyak terjadi pada anak-anak dan remaja,
yang memiliki gejala seperti pada orang dewasa. "angguan kecemasan akibat
5
perpisahan adalah gangguan masa kanak-kanak yang ditandai dengan rasa takut
berpisah dari orang yang paling dekat dengannya seperti orang tua, saudara,dll.
"ejalanya antara lain berupa mimpi buruk, sakit perut, mual dan muntah saat
mengantisipasi perpisahan.gangguan kecemasan ini dapat berlanjut hingga
depresi. $epresi pada anak 2 anak dan remaja tidaklah berbeda dengan orang
dewasa, mereka memiliki perasaan tidak berdaya,kecenderungan untuk
menyalahkan diri sendiri. !amun depresi pada anak tidak nampak nyata bila
dibanding dengan orang dewasa. <iri 2 ciri depresi pada anak antara lain adalah
mereka menolak untuk masuk sekolah, tak mau pisah dengan orang tua. $epresi
pada anak dan remaja biasanya diikuti dengan gangguan lain seperti <$, 3$$,
masalah akademik. $epresi pada remaja yang berkelanjutan akat berakibat
ganguan depresi yang lebih serius pada masa dewasa.
e. "angguan =liminisi
*dalah gangguan pada perkembangan anak dan remaja dimana tidak dapat
mengontrol buang air kecil ( B*K dan buang air besar ( B*B setelah mencapai
usia normal untuk mampu melakukannya. (erbagi menjadi dua yaitu.
/ =nuresis
*dalah dimana anak tidak mampu mengontrol B*Knya bukan karena akibat
dari kerusakan neurologis atau penyakit lainnya. kita sering menyebutnya dangan
mengompol.
0 =nkopresis
Ketidakmampuan mengontrol B*Bnya yang bukan disebabkan masalah
organik.
C. #akt$r%#akt$r &ang Mem"engaruh
/. >aktor-faktor psikobiologik.
>aktor-faktor psikobilogik biasanya akibat .
6
a. )iwayat genetika keluarga yang terjadi pada kasus retardasi mental, autisme,
ski?ofrenia kanak-kanak, gangguan perilaku, gangguan bipolar, dan gangguan
ansietas atau kecemasan.
b. %truktur otak yang tidak normal. 1enelitian menemukan adanya abnormalitas
struktur otak dan perubahan neurotransmitter pada pasien yang menderita
autisme, ski?ofrenia kanak-kanak, dan *$+$.
c. 1engaruh pranatal, seperti infeksi pada saat di kandungan ibu, kurangnya
perawatan pada masa bayi dalam kandungan, dan ibu yang menyalahgunakan
?at, semuanya dapat menyebabkan perkembangan saraf yang abnormal yang
berkaitan dengan gangguan jiwa. (rauma kelahiran yang berhubungan
dengan berkurangnya suplai oksigen pada janin saat dalam kandungan yang
sangat signifikan dan menyebabkan terjadinya retardasi mental dan gangguan
perkembangan saraf lainnya.
d. 1enyakit kronis atau kecacatan dapat menyebabkan kesulitan koping bagi
anak.
0. $inamika keluarga.
$inamika keluarga yang tidak sehat dapat mengakibatkan perilaku
menyimpang yang dapat digambarkan sebagai berikut .
a. 1enganiayaan anak. *nak yang terus-menerus dianiaya pada masa kanak-
kanak awal, perkembangan otaknya menjadi terhambat (terutama otak kiri.
1enganiayaan dan efeknya pada perkembangan otak berkaitan dengan
berbagai masalah psikologis, seperti depresi, masalah memori, kesulitan
belajar, impulsi#itas, dan kesulitan dalam membina hubungan ("lod, /557.
b. $isfungsi sistem keluarga (misal kurangnya sifat pengasuhan orang tua pada
anak, komunikasi yang buruk disertai dengan keterampilan koping yang
tidak baik antaranggota keluarga dan model peran yang buruk dari orang tua.
%ehingga menyebabkan gangguan pada perkembangan anak dan remaja.
:. >aktor lingkungan.
,ingkungan dan kehidupan sosial yang tidak menguntungkan akan menjadi
penyebab utama pula, seperti .
a. Kemiskinan.
7
1erawatan pranatal yang buruk, nutrisi yang buruk, dan kurang terpenuhinya
kebutuhan akibat pendapatan yang tidak mencukupi dapat memberi pengaruh
buruk pada pertumbuhan dan perkembangan normal anak.
b. (unawisma.
*nak-anak tunawisma memiliki berbagai kebutuhan kesehatan yang
memengaruhi perkembangan emosi dan psikologi mereka. Berbagai
penelitian menunjukkan adanya peningkatan angka penyakit ringan kanak-
kanak, keterlambatan perkembangan dan masalah psikologis diantara anak
tunawisma ini bila dibandingkan dengan sampel kontrol ((ownsend, /555.
c. Budaya keluarga.
1erilaku orang tua yang secara dramatis berbeda dengan budaya sekitar dapat
mengakibatkan kurang diterimanya anak-anak oleh teman sebaya dan
masalah psikologik.
D. Penanganan 'angguan Tngkah Laku
+al penting bagi keberhasilan dalam penanganan adalah upaya
mempengaruhi banyak system dalam kehidupan seorang remaja (keluarga, teman-
teman sebaya, sekolah, lingkungan tempat tinggal. %alah satu masalah yang
dihadapi masyarakat adalah bagaimana menghadapai orang-orang yang nurani
sosialnya tampak kurang berkembang.
(. Inter)ens keluarga*
Beberapa pendekatan yang paling menjanjikian untuk menangani gangguan
tingkah laku mnecakup inter#ensi bagi orang tua atau keluarga dari si anak
antisosial. "erald 1atterson dan kolegannya mengembangkan dan menguji sebuah
program beha#ioral, yaitu 1elatihan Manajemen 1ola *suh (1M1, dimana orang
tua diajari untuk mengubah berbagai respon untuk anak-anak mereka sehingga
perilaku prososial dan bukannya perilaku antisosial yang dihargai secara
konsisten. 1ara orang tua diajarkan untuk menggunakan teknik-teknik seperti
penguatan positif bila si anak menunjukkan perilaku positif dan pemberian jeda
serta hilangnya perilaku istimewa bila ia berperilaku agresif atau antisosial. 1mp
terbukti mengubah interaksi orang tua-anak, yang pada akhirnya berhubungan
dengan berkurangnya perilaku antisosial dan agresif ($ishion @ *ndrews, /55AB
$ishion, 1atterson @ ka#enagh, /550. 1M1 juga terbukti memperbaiki perilaku
8
para saudara kandung dan mengurangi depresi pada para ibu yang mengikuti
program tersebut (Ka?din,/57A.
+. Penanganan multsstemk (1M%,
+enggeler menujukkan keberhasilan dalam hal mengurangi tingkat
penangkapan karena tindak kriminal dalam empat tahun setelah penanganan
(Borduin dkk, /55A. &nter#ensi ini memandang masalah tingkah laku sebagai
suatu hal yang dipengaruhi oleh berbagai konteks dalam keluarga dan antara
keluarga dan berbagai sistem sosial lainnya. (eknik yang dipergunakan #ariasai
meliputi teknik perilaku kognitif, system keluarga, dan manajemen kasus.
Keunikan dari terapi ini terletak pada penekanan kekuatan indi#idu dan keluarga,
mengidenikasikan konteks bagi masalah-masalah tingkah laku, yang berfokus
pada masa kini dan berorientasi pada tindakan, dan menggunakan inter#ensi yang
membutuhkan upaya harian atau mingguan oleh para anggota.
,. Pen-ekatan k$gntf*
(erapi dengan inter#ensi bagi orang tua dan keluarga merupakan komponen
keberhasilan yang penting, tetapi penangana semacam itu banyak memakan biaya
dan waktu. 3leh kerena itu, penanganan dengan terapi kognitif indi#idual bagi
anak-anak yang mengalami gangguan tingkah laku dapat mempaerbaiki tingkah
laku mereka, meski tanpa melibatkan keluarga. <ontoh. mengajarkan
keterampilan kognitif pada anak-anak untuk mengendalikan kemarahan mereka
menunjukan manfaat yang nyata dalam membantu mereks mengurangi perilaku
agresif. Mereka belajar untuk bertahan dari serangan #erbal tanapa merespon
secara agresif dengan menguanakan teknik pengalihan seperti bersenandung,
mengatakan hal-hal yang menyenangkan pada diri sendiri, atau beranjak pergi.
%trategi lain dengan mengajarkan keterampilan moral kepada berbagai kelompok
remaja yang mengalami ganguan perilaku.
9
BAB III
PENUTUP
A. !esm"ulan
*da dua klasifikasi gangguan, yaitu .
/. "angguan 1erkembangan 1er#asif
a. *utisme
b. )etardasi Mental
0. "angguan perkembangan spesifik
a. "angguan belajar
b. "angguan Komunikasi
c. "angguan pada kemampuan berbicara lancer dengan waktu yang tepat
d. Kecemasan dan $epresi
e. "angguan =liminisi
10
DA#TAR PUSTA!A
11

Anda mungkin juga menyukai