Tensile strength adalah tegangan maksimum yang bisa ditahan oleh luka ketika
diregangkan atau ditarik, sebelum area tersebut rusak.
Jaringan granulasi
Klasifikasi Luka
• Clean
• Clean-Contaminated
• Contaminated
• Dirty and Infected
Clean wound
• Luka non traumatik, tidak
melibatkan pernafasan,
oropharyngeal, gastrointestinal
dan urogenital. Dibuat dalam
kondisi aseptic.
Clean-contaminated wounds
• Luka non-traumatik, melibatkan
organ pernafasan,
oropharyngeal, gastrointestinal
dan urogenital tanpa
tertumpahnya isi organ tersebut
Contaminated wounds
• Luka termasuk luka traumatik
terbuka, luka operasi dengan
gagalnya teknik aseptic, insisi
pada daerah akut, inflamasi non
purulent atau insisi pada kulit
yang radang atau terkontaminasi
Dirty and infected wounds
• Luka traumatic yang lama, luka
yang melibatkan infeksi dan
perforasi organ
4 pilihan dasar dalam penutupan luka
• Primary closure (first intention)
• Delayed primary closure
• Secondary closure
• Healing by second intention
Primary Closure (first intention)
Penutupan luka langsung segera setelah terjadinya luka.
Pertimbangan:
• Luka dengan sedikit atau tidak ada kontaminasi
• Luka terkontaminasi yang diubah menjadi clean (lavage isotonic
solution)
• Kerusakan luka setelah pemotongan sebagian kecil area yang
terkontaminasi
• Luka yang berdekatan dapat menutup luka tanpa ketegangan yang
berlebihan
Delayed primary closure
Penutupan luka ditunda selama 3 – 5 hari untuk mengelola dan menilai
kembali luka setiap penggantian bandage.
Drainase optimal, sirkulasi membaik, lebih tahan infeksi. Penggantian
bandage 1 – 3x setiap hari
Pertimbangan:
• Luka dengan batas kontaminasi walaupun telah dilakukan debridement
dan lavage
• Luka dengan trauma jaringan yang moderate, berada pada resiko infeksi
setelah debridement dan lavage
• Luka diragukan viabilitasnya
• Luka yang memerlukan serial debridement
• Luka dengan jaringan yang membengkak
Secondary Closure
Penutupan luka pada hari 5 – 10 setelah kelukaan.
Pertimbangan:
• Delayed primary closure tidak memungkinkan terjadi (infeksi)
• Jaringan nekrotik memerlukan serial debridement dan penanganan lebih dari
5 hari
• Respon inflamasi moderate – berat yang persisten
Healing by second intention
Sering digunakan untuk penutupan luka yang
bermasalah pada kedokteran hewan, dengan
manajemen tertentu kontraksi luka dan
eptieliasi dapat terjadi.
Pertimbangan:
• Luka kotor dan terinfeksi (penutupan
dengan metode yang lain tidak
memungkinkan)
• Kerusakan tidak dapat ditutup oleh metode
konvensional
• Hewan muda sangat cepat mengalami
kesembuhan luka
6 langkah dasar manajemen luka
• Mencegah kontaminasi luka lebih lanjut
• Menghilangkan jaringan yang mati dan akan mati
• Menghilangkan debris dan kontaminan asing
• Drainase luka yang cukup
• Merangsang vascular bed yang baik
• Memilih metode penutupan luka yang paling cocok
Mencegah kontaminasi luka lebih lanjut
• Dilindungi dari trauma lebih lanjut dan bakteri: antimicrobial topical, steril
dressing, pembungkus pelindung: Povidone iodine 0,1%, Chlorhexidine
0,05%, K-Y jelly
Debridement (penghilangan jaringan mati dan akan mati)
• Non Selektif debridement:
• Surgical (Scalpel, pemotongan jaringan)
• Mekanik (wet to dry dressing)
• Selektif debridement:
• Autolisis (gel topical, dressing)
• Enzymatik (enzim topical)
• Bioterapi (maggot debridement theraphy)
Menghilangkan debris dan
kontaminan asing
• Kotoran, clay particles dan organic
debris infeksi dan penundaan
kesembuhan luka: lavaged isotonic
(normal saline, Lactated ringers)
Drainase luka yang cukup
• Mengontrol dead space
akumulasi cairan media
perkembangbiakan kuman
Merangsang vascular bed yang baik
Memilih metode penutupan luka
yang paling cocok
• Mempertimbangkan hingga
beberapa minggu dengan luka
terbuka: secondary closure atau
healing by second intention
Produk Penanganan Luka dan Kegunaannya
• Sistem Drainasi Luka
• Produk Penanganan Luka Topikal
Sistem Drainasi Luka
Drainase Pasif: Penrose Drain
(Tyco/Kendall Health Care)
• Simple dan Ekonomis
• Radiopaque latex ukuran ¼ inch
(hewan kecil)
• Aliran cairan bergerak secara
gravitisional
Drainasi aktif
• Berdasarkan kondisi ruang
vacuum yang menyedot cairan
kedalam ruang tersebut (tidak
tergantung gravitasi)
• Terbuat dari plastic collapsible
• Terdapat marker milliliter
• Beresiko minimal infeksi
ascending
Produk Penanganan Luka Topical
• Enzymatic debridement agents
• Topical products promoting autolytic debridement
• Topical Wound-Healing enhancers
• Natural Products
• Biologic debridement: maggot debridement theraphy
• Common topical antiseptic solution
• Topical antimicrobial agents
Enzymatic debridement agents
• Alginate Dressings
• Terdiri dari alginic acid (alga
phaephyceae)
Hitam Luka nekrotik Menghilangkan jaringan ++ Alginate, saline gauze, honey dressing, silver dressing
nekrotik
+ Alginate, saline gauze, hydrogel, hydrocolloid, honey dressing, silver
dressing
- Jika tanpa tanda infeksi, luka dapat sembuh dibawah ‘scab’
Kuning Luka Pembersihan luka dan ++ Alginate, hydrofiber, foam, saline gauze
mengeluarkan menghilangkan debris
eksudat
+ Alginate, hydrofiber, foam, saline gauze, saline gauze, hydrogel,
hydrocolloid
Hijau Luka terinfeksi Pembersihan luka dan ++ Antimicrobial gauze dressing, silver dressing, honey dressing
menghilangkan infeksi
+ Antimicrobial gauze dressing, silver dressing, honey dressing
- Antimicrobial gauze dressing, silver dressing, honey dressing
Merah atau pink Luka yang Perlindungan luka dan ++ Hydrofiber, foam
bergranulasi atau menyediakan lingkungan
epitelisasi yang lembab untuk
kesembuhan luka
+ hydrogel, hydrocolloid, hydrofiber, foam
- Hydrogel
Seroma
Kantong dimana terdapat akumulasi serum karena trauma, pembedahan (dead
space) perlu drainase, dan penekanan pada luka
Hematoma
Hemorrhagi karena trauma eksternal atau secara sekunder dari hemostasis tidak
sempurna prosedur pembedahan
Terbukanya jahitan karena:
• Penutupan luka dengan tension yang berlebihan, secara sekunder nekrosis
ischemic
• Penjahitan terlalu dekat dengan tepi insisi
• Pemilihan benang jahit yang tidak tepat
• Penutupan pada kulit yang tidak normal (nekrosis)
• Pemasangan benang jahit yang menghalangi sirkulasi cutaneous
• Akumulasi kelembabab yang menyebabkan jaringan kering dan maserasi
• Adanya infeksi pada kantung, nekrosis, benda asing, neoplasia
• Kurangnya perlindungan terhadap gerakan, jilatan, trauma eksternal
• Pelepasan benang yang terlalu dini
• Penjahitan pada jaringan parut
• Gangguan kesembuhan luka lain