Anda di halaman 1dari 49

WOUND MANAJEMEN

dr. Vincent Tjiptadi SpB

KOLEGIUM ILMU BEDAH


INDONESIA
Wound Management

• Wound Assesment
• Wound Bed Preparation
• Pemilihan Topikal Terapi
Tujuan Manajemen Luka :
• Mencapai hemostasis
• Mendukung pengendalian infeksi
• Membersihkan (debride) devaskularisasi atau material
infeksi
• Membuang benda asing
• Mempersiapkan dasar luka untuk graft atau konstruksi
flap.
• Mempertahankan sinus terbuka untuk memfasilitasi
drainase
• Mempertahankan keseimbangan kelembaban
• Melindungi kulit sekitar luka
• Mendorong kesembuhan luka dengan penyembuhan
primer dan penyembuhan sekunder
Tujuan Pengkajian

• Mendapatkan informasi yang relevan


tentang luka
• Memonitor proses penyembuhan luka
• Menentukan program perawatan luka
• Mengevaluasi keberhasilan perawatan
Carville (1998)
1.Jenis luka 2.Type
Penyembuhan
10.Infeksi luka

3. Kehilangan
jaringan
9.Nyeri
Pengkajian

8.Kulit sekitar luka 4. Penampilan klinis

5. Lokasi
7.Eksudasi
6.Ukuran Luka
Wound Assessment
Documentation, Record and Report

Depth
Exudate
Size
Infection
Granulation
Necrotic
Wound Exudate
• Cairan yang dihasilkan oleh suatu luka
• Karakteristik exudate : dapat ditentukan oleh
jumlah, tipe dan bau
• jumlah: , sedikit, moderat, banyak
• Tipe : jernih, kekuningan, kemerahan,
purulent
LEVEL EXUDATE

LOW MODERATE HIGH


Pengkajian Dasar Luka

Necrotic Slough

Infeksi

Epitelisasi Granulasi
Odor (Bau Luka)
• Karakteristik cairan luka bervariasi tergantung
pada kelembaban luka, organisme, dan jumlah
jaringan mati
• Jenis dressing yang digunakan dapat
mempengaruhi bau luka juga kebersihan
Gambaran Luka

Hitam Kuning

Merah
Pink
WOUND BED PREPARATION
Wound Bed Preparation
• Wound bed preparation (preparasi dasar
luka) merupakan pendekatan sistematis yang
membantu mengidentifikasi dan mengkoreksi
lingkungan molekuler untuk menstimulasi
penyembuhan.
• Konsep wound bed preparation juga telah
menjadi istilah / bahasa universal dalam
perawatan luka diantara para praktisi dan
expertise.
Pendekatan TIME

Tissue management

 Inflamation and infection control

 Moisture balance

 Epithelial advancement
Tujuan Wound Bed Preparation
(WBP)

Wound bed
yang stabil

Vaskularisasi Eksudat
yang baik yang minimal

Lingkungan
Optimal
Penyembuh
an Luka
TISSUE
 mengangkat jaringan tidak sehat atau defisiensi
jaringan

JARINGAN NEKROTIK YG TELAH DIANGKAT DENGAN AUTOLISIS DEBRIDEMENT


Infection / INFLAMMATION
Infeksi :
- Diagnosis infeksi ; interpretasi hasil kultur &
pertimbangkan gambaran klinik.
- Manajemen infeksi: terapi sistemik atau oral.
-Pilihan dressing antimikrobial dressing.
-Jika infeksi tidak teratasi setelah 2 minggu terapi,
pertimbangkan mencari alternatif lain
Inflamasi
• Inflamasi : pertimbangan adanya radang
pada luka biasanya kurang direspon untuk
treatment. Konfirmasi diagnosis spesifik
perlu test darah
Moisture imbalance

• Jaga luka agar selalu terjaga


kelembabannya
• Tidak kekeringan
• Tidak terlalu basah
Edge (Epitelial)

• Tepi luka yang sudah


mengalami epitelisasi
menandakan proses
penyembuhan luka tahap
akhir dimulai
• Jaringan ini merupakan
jaringan yang sehat
APA YANG HARUS DILAKUKAN
DALAM WOUND BED PREPARATION?
Debridement
• Prosedur pembuangan jaringan yang rusak,
atau jaringan yang terinfeksi (debris)
• Teknik :
o Pembedahan
o Mekanikal
o Kimia
o Autolisis
Tujuan Debridement

• Membuang jaringan mati


• Membuang material asing
• Membersihkan jaringan yang terkontaminasi
• Mempertahankan struktur penting
semaksimal mungkin
Bedah Debridement

• Alat tajam yang digunakan adalah bisturi,


gunting, atau instrumen lain yang dapat
digunakan untuk membuang jaringan mati
atau tidak berfungsi.
• Metode debridement yang cepat dan
paling efisien
• Prosedur yang dilakukan, bedside atau di
ruang operasi
Conservative Sharp Wound
TANGENSIAL EXCISION or
Debridement(CSWD) ESCHARECTOMYor NECROTOMY
Mekanik Debridement
• Balutan kassa lembab
• Satu dari metode debridement yang paling
tua
• Dressing/kassa cepet kering dan akan
menimbulkan nyeri terutama saat diangkat
karena dressing nempel dan menekan pada
luka
• jaringan yang baik mulai granulasi ikut
terangkat -> tidak selektif
Terapi Ulat
Autolisis Debridement
• Autolisis debridement : meluruhkan/ melisiskan atau
mengahancurkan sel mati/nekrotik
• Menjaga kelembaban pada luka
• Autolisis debridement adalah metode yang lebih
selektif dibanding metode debridement lainnya
• Tidak dapat memberikan kesempatan pada luka
untuk menjadi infeksi
• Perhatikan second dressing jangan yg absorbent
Aplikasi Hidrogel
Prinsip Utama Perawatan Luka
•Pembersihan Luka (Wound Cleansing)
•Penutupan Luka (Wound Closure :
Primary Dressing)
•Perlindungan Luka (Coverage : Secondary
Dressing)
Prinsip Pemilihan Dressing
• Mempertahankan kelembaban pada luka
• Pemilihan jenis balutan berdasarkan
pengkajian luka
• Jenis balutan yang dipilih harus dapat
mencegah maserasi di kulit sekitar luka
• Balutan yang dipilih harus dapat mengontrol
eksudat dan tidak mengakibatkan kekeringan
pada dasar luka.
Prinsip Pemilihan Balutan
• Balutan yang mudah digunakan dan tidak
perlu sering diganti
• Mengisi tiap rongga dalam luka merupakan hal
yang penting saat penggunaan balutan karena
dapat mencegah gangguan penyembuhan luka
dan mencegah peningkatan invasi bakteri.
• Hindari penggunaan balutan yang berlebihan
agar tidak merusak pembentukan jaringan
granulasi baru yang akan menghambat
penyembuhan luka.
Pemilihan Topikal Terapi
Moisture Imbalance

 Jaga luka agar selalu terjaga


kelembabannya
 Luka tidak kekeringan
 Luka tidak terlalu basah
PEMILIHAN BALUTAN

• Mempertahankan kelembaban
• Mempercepat proses penyembuhan
luka
• Menyerap cairan luka
• Nyaman digunakan
• Steril terhadap luka
• Cost effective
Prinsip Pemilihan Dressing
• Mempertahankan kelembaban pada luka
• Pemilihan jenis balutan berdasarkan
pengkajian luka
• Jenis balutan yang dipilih harus dapat
mencegah maserasi di kulit sekitar luka
• Balutan yang dipilih harus dapat
mengontrol eksudat dan tidak
mengakibatkan kekeringan pada dasar
luka.
Prinsip Pemilihan Balutan
• Balutan yang mudah digunakan dan tidak
perlu sering diganti
• Mengisi tiap rongga dalam luka merupakan hal
yang penting saat penggunaan balutan karena
dapat mencegah gangguan penyembuhan luka
dan mencegah peningkatan invasi bakteri.
• Hindari penggunaan balutan yang berlebihan
agar tidak merusak pembentukan jaringan
granulasi baru yang akan menghambat
penyembuhan luka.
Primary Dressing

• Hydro active gel -paste, powder,


• Calcium alginate
• Hydrofiber
• Hydrofiber with ionic silver
• Hydropolymer
• Polyurethane foam
Secondary Dressing
• Hydrocolloid sheet (Pharmacoll
Extra Thin, Pharmacoll Comfort
Plus)
• Transparent film
• Kassa
Tahapan Luka

Nekrotik Nekrotik Nekrotik Slough Slough Granulasi Granulasi Epitelialiser


Slough Slough granulasi Epitelialisa
Granulasi si
TIPS…
• Bila berongga ……….ISI
• Bila basah …………...SERAP
• Bila kering …………..LEMBABKAN
• Bila ‘kotor’ ………….BERSIHKAN
PROGRAM PENANGANAN
BERBASIS PADA :
 PERAWATAN LUKA KONSERVATIV.

 PERAWATAN LUKA dgn PEMBEDAHAN.


DEBRIDEMENT
TANGENSIAL EXCITION
BIOENGINEERED TISSUE REPLACEMENT
 Skin Flap  Skin Graft  Skin Culture
 Tissue Expander  Biological dressing

 TEHNOLOGI PERAWATAN LUKA YG ADVANS.


HYPERBARIC MEDICINE.
PEMBUBUHAN TOPICAL GROWTH FACTOR.
ADVANCE DRESSING MATERIAL
SMF Bedah FK UNSRAT 46
KOMPLIKASI SPESIFIK ADANYA LUKA
• Hemorrhage (Perdarahan)
Meningkatnya nadi, meningkatnya pernafasan,
Menurunnya tekanan darah, lemah, pasien
mengeluh kehausan.
• Infeksi
luka memerah, bengkak, nyeri, jaringan sekitar
mengeras, leukosit meningkat.
• Dehisens
(tepi sulit/tidak dapat menyatu)
• Eviceration
(menonjolnya organ-organ tubuh bagian dalam
ke arah luar melalui incisi)
Justifikasi
1. Fibrinolisis : fibrin cepat hilang pada suasana lembab
oleh netrofil dan sel endotel
2. Angiogenesisi : proses akan lebih terangsang pada suasana
lembab
3. Infeksi : lebih rendah dibandingkan suasana kering ( 2.6 % vs 7.1
%)
4. Percepatan pembentukan sel aktif : invasi netrofil yang diikuti
oleh makrophag, monosit dan limfosit ke daerah luka akan
berfungsi lebih dini.
5. Pembentukan growth factor : lebih cepat pada suasana lembab
* EGF, FGF dan Interleukin1 dikeluarkan oleh makrophag
untuk proses angiogenesis dan pembentukan str. Korneum
* Platelet-derived Growth Factor (PDGF) dan Transforming
Growth Factor-beta (TGF-beta) dibentuk oleh platelet untuk
proses proliferasi fibroblast.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai