Anda di halaman 1dari 14

PERDARAHAN

VITREUS
2.1.2 Anatomi
Vitreus

1. Fungsi badan vitreus adalah


mengisi rongga vitreus untuk
mempertahankan struktur bola
mata

2. Volume: 4.0ml yang terdiri dari


99% air dan selebihnya adalah
campuran asam hialuronat dan
fibrin kolagen halus.

3. Terdapat dua zona dalam badan


2
2.1.3 Vaskularisasi
Bola
Mata

1.Arteri Karotid interna


2.Arteri Optalmik
a.Arteri sentral retina (retina)
b.Arteri anterior siliari
(sklera+otot rektus)
c.Arteri posterior siliari pendek
(sklera, diskus optic)
d.Arteri siliari posterior
Panjang (koroid, badan siliar,
iris)
3
2.2 DEFINISI

Perdarahan viterus merupakan ekstravasi darah ke salah


satu ruang potensioal yang terbentuk di dalam dan sekitar
korpus vitreus. Kondisi ini dapat disebabkan oleh robekan
retina, neovaskularisasi retina, atau perdarahan dari
pembuluh darah yang sudah ada sebelumnya.

Lang GK. Vitreous Body. Opthalmology a Short Textbook; 2009.


4
7 kasus per 100.000 penduduk

Taiwan: 4 kasus per 10.000 penduduk, dengan resiko


lebih besar pada umur 40-59 tahun

1. Pembuluh darah abnormal


a. Retinopati diabetik (31-54%)
b. Neovaskularisasi dan central retinal vein occlusion
(4-16%)
2.3 Epidemiologi c. Sickle cell retinopathy (0.2-6%)
2. Pecahnya pembuluh darah normal
a. Retinal tear (11-44%)
b. Trauma (12-19%)
c. Posterior vitreous detachment with retinal vascular
tear (4-12%)
d. Retinal detachment (7-10%)
e. Terson’s syndrome (0.5-1%)
3. Darah dari tempat lain
a. Makroaneurisma (0.6-7%)
b. Age-related macular degeneration (0.6-4%)
5
2.4 Etiologi
1. Posterior Vitreous Detachment (PVD) - robeknya retina atau robeknya pembuluh
perifer
2. Retinopati proliferatif
a. Diabetik
b. Retinal vein occlusion
c. Sickle cell disease
d. Eales disease
e. Vaskulitis
3. Gangguan retina lainnya:
f. Mikroaneurisma
g. Telangiektasia
h. Capillary hemangioma
4. Trauma tumpul
5. Sistemik
i. Bleeding disorder
j. Terson syndrome
6
2.5 Patofisiologi

Pecahny Pecahny
a a
Pembulu Pembulu
h Darah h Darah
Abnorm Normal
al

VEGF

Darah
Dari
Tempat
Lain

7
2.6 Manifestasi Klinis

1. Floaters

2. Fotopsia

3. Visus turun mendadak (sentral atau scotoma)

4. Pandangan lebih buruk saat pagi hari.

Lang GK. Vitreous Body. Opthalmology a Short Textbook; 2009.


8
2.7 Diagnosis

Anamnesis

Oftalmoskopi tak langsung dengan depresi sklera Gonioskopi

Lampu-celah biomikroskopi B-scan Ultrasonography


9
2.8 Diagnosis
Banding

Semua penyakit yang dapat menyebabkan perdarahan vitreus, yaitu:


Proliverative Diabetic Retinopathy (PDR), penyakit eales, oklusi arteri
retina, oklusi vena retina, posterior vitreous detachment (PVD), robekan
retina, Age-Related Macular Degeneration (ARMD), retinopati Diabetik,
retinopati Hipertensi, makroaneurisma.

10
Tujuan: Mencari etiologi dan faktor yang
dapat menyebabkan perdarahan

2.9 Tatalaksana 1. Observasi dengan posisi semi-fowler


(4-8 minggu)
2. Foto koagulasi retina – meregresi
neovaskularisasi.
3. Vitrektomi – mempermudah perlekatan
kembali retina

11
2.10 Komplikasi

● Hemosiderosis bulbi - toksisitas besi karena hemoglobin diuraikan.


● Vitreoretinopati proliferative - terjadi melalui makrofag dan faktor
kemotaktik menginduksi proliferasi fibrovaskular yang dapat
menyebabkan jaringan parut dan ablasi retina.
● Glaukoma hemolitik - keadaan dimana hemoglobin, makrofag, dan
debris sel darah merah menghalangi trabecular meshwork.

12
2.11 Prognosis

Prognosis perdarahan vitreus tergantung pada penyebab perdarahan.

Sebagai contoh, pasien dengan perdarahan vitreus yang disebabkan oleh


retinopati diabetes atau degenerasi macula memiliki prognosis lebih baik
daripada perdarahan vitreus akibat pelepasan vitreus posterior

13
TERIMA KASIH

14

Anda mungkin juga menyukai