Anda di halaman 1dari 36

EKONOMI ISLAM

(SYARIAH)
Oleh :
Aldyn Firstiano Afnan
Dinda Khalifa
Moh. Ainur Rofiq
Salsabila Alya
Pengertian Ekonomi Islam
 Ekonomi Islam adalah
suatu cabang ilmu pengetahuan yang
berupaya untuk memandang, menganalisis,
dan akhirnya menyelesaikan permasalahan
ekonomi dengan cara-cara Islami (cara-cara
yg didasarkan atas ajaran Islam yaitu
berlandaskan Al Quran dan Sunah Nabi)
Difinisi Ekonomi Islam
adalah ilmu yang mempelajari usaha manusia
untuk mengalokasikan dan mengelola
sumberdaya untuk mencapai falah
berdasarkan pada prinsip-prinsip & nilai-nilai
Al Quran dan Sunnah
Al-Falah yaitu kesuksesan
yang hakiki berupa
tercapainya kebahagiaan
dalam segi material dan
spiritual serta tercapainya
1 kesejahteraan di dunia dan
Tujuan akhirat. Suatu kesuksesan
dalam aspek material tidaklah
menjadi sesuatu yang
bermakna apabila
mengakibatkan kerusakan
dalam aspek kemanusiaan
lainnya seperti persaudaraan
Tiga Pilar Ekonomi Syariah adalah
Keadilan, Keseimbangan dan
Kemaslahatan yang tercermin dari
aktifitas ekonomi yang menghindari
riba,maysir,gharar,dzalim dan

3
haram, adanya keseimbangan
aktivitas di sektor riil-finansial,
pengelolaan risk-return, aktivitas

Pilar
bisnis-sosial, aspek spiritual-
material dan azas manfaat-
kelestarian lingkungan, serta
melindungi keselamatan kehidupan
beragama, proses regenarasi,
perlindungan jiwa, harta daan akal.
Fondasi Ekonomi Syariah:
Ukhuwwah yang meletakkan tata
hubungan bisnis dalam konteks
persaudaraan universal untuk mencapai
kesuksesan bersama.
Syariah yang membimbing aktivitas
4 ekonomi sehingga sesuai dg kaidah-
Fondasi kaidah syariah.
Akhlaq yang membimbing aktivitas
ekonomi senantiasa mengedepankan
moralitas sbg cara mencapai tujuan.
Aqidah membentuk integritas yang
membentuk good governance dan market
discipline yang baik.
PANDANGAN ISLAM TENTANG
EKONOMI

Ekonomi
Islam
Ilmu Ekonomi Sistem Ekonomi Islam
Teknik/upaya mengadakan Pengaturan cara
dan meningkatkan kepemilikan, pengelolaan
produktivitas dan distribusi kekayaan

Universal, tidak terkait Terkait dengan


ideologi tertentu Ideologi Islam dan
diatur oleh Syariah

Mengikat individu,
masyarakat dan
PRINSIP EKONOMI ISLAM
(METWALLY )
 SUMBER DAYA DIPANDANG SEBAGAI AMANAH ALLAH  MANUSIA
HARUS MENGGUNAKAN DALAM KEGIATAN YANG BERMANFAAT BAGI
DIRINYA DAN ORANG LAIN.
 KEPEMILIKAN PRIBADI DIAKUI DALAM BATAS TERTENTU YANG
BERHUBUNGAN DENGAN KEPENTINGAN MASYARAKAT DAN TIDAK
MENGAKUI PENDAPATAN YANG TIDAK SAH
 BEKERJA ADALAH KEKUATAN PENGGERAK KEGIATAN EKONOMI ISLAM
 KEPEMILIKAN KEKAYAAN TIDAK BOLEH HANYA DIMILIKI OLEH
SEGELINTIR ORANG KAYA DAN HARUS BERPERAN SEBAGAI KAPITAL
PRODUKTIF YANG AKAN MENINGKATKAN PENDAPATAN NASONAL
 ISLAM MENJAMIN KEPEMILIKAN MASYARAKAT DAN PENGGUNAANNYA
DIALOKASIKAN UNTUK KEPENTINGAN ORANG BANYAK
 SEORANG MUSLIM HARUS TUNDUK OLEH ALLAH DAN HARI
PERTANGGUNGJAWABAN DI AKHIERAT  AMAR MA’RUF NAHI MUNGKAR.
 ZAKAT HARUS DIBAYARKAN ATAS KEKAYAAN YANG TELAH MEMENUHI
BATAS (NISAB).  2,5 % UNTUK SEMUA KEKAYAAN TIDAK PRODUKTIF
(UANG, DEPOSITO, EMAS, PERAK DAN PERMATA ) DAN 10 % DARI
PENDAPATAN BERSIH INVESTASI.
 ISLAM MELARANG RIBA DALAM SEGALA BENTUK. (QS.30:39. 4:160-161,
3-130 DAN 2 : 278- 279 ).
KARAKTERISTIK EKONOMI ISLAM
ABDULLAH ABDUL HUSAIN AT-TARIQI (2004)
 BERSUMBER DARI TUHAN  al-Qur’an
 EKONOMI PERTENGAHAN DAN BERIMBANG : Ekonomi Islam memadukan
pribadi dan kemaslahatan masyarakat dalam bentuk yang berimbang,
memberikan hak negara untuk melakukan intervensi ekonomi, memperkuat
posisi individu dan haknya dalam tanggungjawab sosial.
 Ekonomi berkecukupan dan berkeadilan  ekonomi ditujukan untuk
kebutuhan dan kehormatan manusia
 Ekonomi Pertumbuhan dan Barakah  perputaran sektor riil/produksi

AL-MAWSU’AH AL-ILMIYAH WA AL-AMALIYAH AS-ISLAMIYAH


1. Harta kepunyaan Allah dan Manusia merupakan khalifah atas harta
2. Ekonomi terikat dengan akidah, syariah (hukum) dan moral
3. Keseimbangan antara kerohanian dan kebendaan
4. Keseimbangan antara kepentingan individu dengan kepentingan umum
5. Kebebasan individu dijamin dalam Islam
6. Negara diberi wewenang turut campur dalam perekonomian
7. Bimbingan konsumsi  larangan kemewahan,belebihan
8. Petujunjuk investasi  proyek yang halal, rezeki untuk anggota
masyarakat, memberantas kekafiaran, memperbaiki pendapatan dan
kekayaan, menumbuh kembangkan harta,
Melindungi kepentingan anggota masyarakat
9. Zakat
10. Larangan Riba
CIRI-CIRI EKONOMI ISLAM
(Muhammad,1992 )

 Kepemilikan bersifat relatif dan merupakan titipan dari Allah yang


harus dijaga, dizakati , diwariskan kepada sanak keluarga dan
wakaf
 Dapat dijadikan modal berdasar profit sharing, tidak
diperbolehkan melakukan penimbunan atau spekulasi.
 Berlomba-lomba untuk berbuat baik : amal shaleh dan perbaikan
kualitas  CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) sebesar 5
%
 Thaharah atau bersuci / bersih, menghindari kerusakan
lingkungan.
 Produk barang dan jasa harus halal, baik cara memperoleh input
maupun outputnya
 Keseimbangan hidup di dunia dan akherat
 Upah tenaga kerja, keuntungan dan bunga. Upah tenaga kerja
harus sesuai dengan prestasi dan kebutuhannya
 Upah segera dibayarkan dan jangan menunggu keringat mereka
kering.
 Bekerja (baik) adalah ibadah, bersyukur atas perolehannya guna
mencari ridho Allah
 Kejujuran dan tepat janji
 Kelancaran pembangunan.
SISTEM EKONOMI ISLAM
 TUJUAN : MENCIPTAKAN KEMAKMURAN DAN KEADILAN
DALAM KEHIDUPAN MANUSIA, MEREALISASIKAN
KESEJAHTERAAN MEREKA DAN MENGHAPUS
KESENJANGAN DALAM MASYARAKAT ISLAM MELALUI
PENDISTRIBUSIAN KEKAYAAN SECARA
BERKESINAMBUNGAN.

 HAKEKAT KEPEMILIKAN ADALAH MILIK ALLAH, MANUSIA


DIBERIKAN HAK PENGUASAAN DALAM HARTA ALLAH,
MEMBATASI KEPEMILIKAN DAN PENGGUNAAN HARTA
DENGAN CARA LEGAL DAN HARTA DIGUNAKAN UNTUK
MEMENUHI HAK ALLAH YAITU KESEJAHTERAAN ALAM
SEMESTA (RACHMATAN LIL ALAMIN)  PERTUMBUHAN
EKONOMI MASYARAKAT

 HARTA KEKAYAAN : ROTASI ( AGAR TIDAK DIKUASAI


OLEH ORANG KAYA  ZAKAT), MERUPAKAN MEDIASI
BUKAN TUJUAN DAN BUKAN MERUPAKAN BAROMETER
KEMULIAAN MANUSIA
ASUMSI DASAR DALAM
PENGEMBANGAN EKONOMI ISLAM
 SIFAT MANUSIA :
KAPITALISME : MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI
ISLAM : MEMENTINGKAN DIRI SENDIRI DAN KEPENTINGAN ORANG
LAIN

 MATERIALISME :
KAPITALISME : NILAI MATERI SANGAT BERNILAI 
LINGKUNGAN RUSAK
ISLAM : BENDA SEBAGAI KEBUTUHAN SE SEKUNDER UNTUK
PERKEMBANGAN SPRITUAL MANUSIA

 KEPEMILIKAN :
KAPITALISME : HAK MUTLAK MILIK PRIBADI YANG TIDAK BOLEH
DIGANGGU GUGAT OLEH HAK INDIVIDU LAIN  BEBAS
ISLAM : HAK MUTLAK MILIK ALLAH , MANUSIA BERHAK
MEMANFAATKAN SEGALA HAL DENGAN CARA HALAL, MEMBATASI
UNTUK MEMANFAATKAN SUMBER DAYA ALAM ( BERTANGGUNGJAWAB
KEPADA ALLAH )

. UNIVERSALISME :
KAPITALISME : DUNIA SEBAGAI TEMPAT MANUSIA DAN MENJALANKAN
KEBIJAKAN NASIONAL DEMI KEPENTINGAN MEREKA SENDIRI
ISLAM : UMAT MANUSIA DAN BANGSA DICIPTAKAN UNTUK
KEPENTINGAN MANUSIA SENDIRI  BEKERJASAMA SALING
MENGUNTUNGKAN
I- Hakikat Ekonomi:

Istilah Ekonomi:
Eko (mengatur) dan Nomos (rumah tangga) = Greek (Yunani Kuno); Maka,
ekonomi berarti kegiatan mengatur urusan harta kekayaan, baik yang
berkaitan dengan: (1) memperbanyak jumlah, dan (2) menjaga
pengadaannya, maupun (3) tatacara pendistribusiannya kepada masyarakat.

Bidang Ekonomi

Ilmu Ekonomi Sistem Ekonomi

Memperbanyak jumlah, dan Tatacara distribusi kekayaan di tengah


masyarakat
menjaga pengadaannya
(Pemikiran dan Konsep Ekonomi)
(Faktor Produksi)
• Masalah Ekonomi
Islam:
Barang
Mempunyai Menjadi
Nilai Guna Alat Pemuas
Jasa (Utility)

Jumlahnya Perspektif Islam


Terbatas
(Scarcity)
Kemiskinan
Terbatas Individu warga Distribusi
(limited): negara? Barang
Primary
Kebutuha needs dan Jasa
Cukup Muncul
n Manusia
(human Tidak Cukup Masalah
need) Tak Ekonomi
terbatas Peningkatan
(unlimited): Kemiskinan GDP dan
Scondary negara? GNP
needs Negara

Perspektif Kapitalisme dan


Sosialisme
• Asas Ekonomi Islam:
Kepemilikan
Individu (Private
Ownership)
Kepemilikan Kepemilikan
(Ownership) Umum (Public
Ownership)
Kepemilikan
Negara (State’s
Asas dan Ownership)
Kaidah Distribusi
(Distribution) Menjamin Kebutuhan
Sistem
per Individu Warga
Ekonomi Negara
Islam

Pengembangan Hak
Milik
Disposisi
(Tasharruf)
Nafkah dan Infaq
• Kebijakan Ekonomi
Islam:
Kebutuhan
Wajib Dipenuhi
Pokok (Primary
Needs)
Kebutuhan Kebutuhan Sekunder Tidak Wajib
per Individu (Scondary Needs) tapi Dibantu

Kebutuhan
Mewah (Luxury
Human Needs Needs) Khilafah
Islam
Kebutuhan
Manusia Pendidikan
(Needs for
Education)
Kebutuhan Kesehatan
Wajib Dipenuhi
Kelompok (Needs for
Health)
Keamanan
(Needs for
Savety)
II- Kepemilikan :
 Definisi Kepemilikan:
Izin pembuatan syariat (as-syari’) untuk memanfaatkan zat dan jasa
tertentu, yang menyebabkan pemiliknya berhak mendapatkan kegunaan
(utility)-nya, serta mendapatkan kompensasi darinya.

 Bentuk Kepemilikan:

Kepemilikan Hukum syara’ yang berlaku


Individu (Private untuk barang dan jasa, dimana
Ownership) pemiliknya berhak
memanfaatkan dan mendapat
kompensasi
Izin darinya
pembuat syariat (as-syari’)
Kepemilikan Kepemilikan
(Ownership) Umum (Public kepada suatu kelompok untuk
Ownership) sama-sama memanfaatkan
benda.
Kepemilikan
Harta yang merupakan hak
Negara (State’s seluruh kaum Muslim, sedangkan
Ownership) pengelolaannya menjadi
wewenang Khalifah.
 Tatacara Memiliki:
Shahih
(Benar)
Hajat ‘Adhuwiyah: Kaifiyah
Kebutuhan Jasmani Tamalluk: Sebab Islam
Pemilikan

Hubb at-Tamalluk: Kammiyah


Keinginan untuk Tamalluk:
Manusia memiliki Sosialism
Pembatasan
Jumlah e

Gharizah al-Baqa’: Hurriyah


Naluri Survival Tamalluk: Kapitalism
Kebebasan Hak e
Mlk

Batil (Salah)
 Sebab Kepemilikan Islam:

Menghidupka
Waris n Tanah Mati

Harta yang Menggali


Diperoleh tanpa Kandungan
Kompensasi Bumi
Sebab Berburu
Kepemilikan Bekerja
(Asbab at- Makelar
Tamalluk) Kebutuhan Harta
Penyambung Mudharabah
Hidup
Musaqat
Pemberian
Ijarah
Negara

Cara memperoleh harta yang sebelumnya


belum menjadi hak milik, atau memperoleh
harta yang belum dimiliki sebelumnya.
III- Disposisi (Tasharruf):

Faktor Hubungan:
Kepemilika Infaq Wasiat, Hadiah
n Barang (Perbelanj
dan Jasa aan) Faktor Nafkah: Ayah
kepada anak
Hukum Syara’
Disposisi dalam
(Tasharruf) Memanfaatka
n Barang dan
Jasa Pertanian (Zira’ah)

Pengemba
Perdagangan
ngan Harta
(Tijarah)
Tanah Perindustrian
(Shina’ah)
Harta yang Diperolah dari
Pertukaran
Yang Diperoleh dgn Mengubah
Bentuk
IV- Kepemilikan Umum:

Haram
Fasilitas Umum: Hilangnya
Fasilitas Umum ini Menyebabkan
Sengketa bagi Masya-rakat

Bentuk dan Bahan Tambang yang Tidak


Terbatas: Seperti Air, Minyak, Privatisa
Ciri Harta Milik
Emas, dll. si
Umum
Sumber Daya Alam: Sumber
yang Sifat Pembentukannya
Menghalangi Dimiliki Secara
Perorangan

Izin pembuat syariat (as-syari’) kepada suatu kelompok


untuk sama-sama memanfaatkan benda.
V- Kepemilikan Negara:
Harta yang menjadi hak seluruh kaum Muslim,
sementara pengelolaannya menjadi kewenangan
khalifah, dimana dia bisa mengkhususkan sesuatu
kepada sebagian kaum Muslim berdasarkan pandangan
 Fai’,
dan Ghanimah, Anfal: Ghanimah dan Anfal adalah harta rampasan yang
ijtihadnya.
diperoleh melalui peperangan. Sementara Fai’ adalah harta rampasan yang
ditinggalkan musuh, tanpa melalui peperangan.
 Khumus: khumus di sini adalah seperlima dari harta rampasan perang (ghanimah).

 Kharaj: Hak kaum Muslim yang ditetapkan pada tanah yang telah dijadikan
rampasan perang dari kaum Kufar, baik melalui peperangan, maupun perdamaian.
 Jizyah: hak yang diberikan oleh Allah dari kalangan kaum Kufar kepada kaum
Muslim karena ketundukan mereka kepada sistem Islam.
 Dharibah dan ‘Usyur (Bea Cukai): Harta yang diwajibkan oleh Allah kepada
kaum Muslim untuk dibelanjakan pada kebutuhan yang diwajibkan kepada mereka,
sementara tidak ada harta di Baitul Mal.
 Harta haram: Hasil korupsi, keuntungan dari perdagangan yang diharamkan,
seperti Narkoba, dll.
 Harta Kalalah:

 Harta Orang Murtad


 Baitul Mal:

Sumber Pemasukan Pos-pos Pengeluaran

 Fai’  Ashnaf Delapan: Fakir, Miskin,


Gharim, Ibn Sabil, Budak, Jihad,
 Ghanimah, dan Anfal Amil, Muallafah al-Qulub
 Khumus  Kebutuhan tetap: Fakir, Miskin,
Ibn Sabil, dan Jihad.
 Kharaj
 Kompensasi: gaji PNS, TNI, dll.
 Jizyah
 Kebutuhan Non Kompensasi:
 Dharibah dan ‘Usyur (Bea fasum, seperti masjid, jalan raya,
Cukai) sekolah, rumah sakit, dll.
 Kebutuhan Non Kompensasi
 Harta haram
Sekunder
 Harta Kalalah  Dana Emergency: Bencana
 Harta Orang Murtad alam, serangan musuh, dll..

 Zakat
Ekonomi Islam sebagai suatu Ilmu & Norma

Dalam mempelajari Ekonomi Islam merupakan suatu hal


yang penting dalam memahami terminologi :
1. Positive economics (membahas kenyataan yang
terjadi)
2. Normative economics (membahas apa yang
seharusnya terjadi atau apa yang seharusnya
dilakukan

Alfred Marshal
Ekonomi konvensional
1. Aspek positif dan aspek normative terpisah.
2. Fakta ekonomi merupakan suatu
independen terhadap norma.
3. Tidak ada kausalitas antara norma dan
fakta.
atau realitas ekonomi merupakan suatu yg
bersifat independen, dan karena bersifat
objective dan akhirnya berlaku universal
 Ekonomi Islam pada dasarnya mengedepankan
pendekatan integratif antara normative economics
dan positif economics.
 Islam menempatkan nilai yang tercermin dalam
etika pada posisi yang lebih tinggi, jadi etika harus
menjadi kerangka awal dalam ilmu ekonomi (etika
lah yg harus menguasai ekonomi, bukan
sebaiknya)
Kerangka Metodologis Ekonomi Islam

Quran & Sunah

Ushul Fiqh & Qawaid

Akidah Syariah Akhlak

Fiqh Muamalah
Sejarah -Nilai Ekonomi Islam
Islam -Prinsip Ekonomi Islam

Metode Konsumsi
Deduksi

Produksi

Teori
Realitas Metode
Ekonomi
Distribusi
ekonomi Induksi

Makro Ekonomi
Tujuan ekonomi Islam.

 Fallah (bahagia dunia – akhirat)


 Hayyah thayibah (baik & terhormat)

 Mashlahah al ibad (kesejahteraan


hakiki)
Moral sebagai pilar ekonomi Islam

 Nilai ekonomi Islam.


konsisten, jujur, adil, santun,
transparan dll.

 Prinsip ekonomi Islam.


memenuhi kaedah-kaedah fikih baik
rukun, syarat dan implementasinya
Nialai-nilai dasar ekonomi Islam
 Adl
1. persamaan kompensasi.
2. persamaan hukum.
3. moderat.
4. proporsional
 Khilafah (tanggung jawab) sebagai khalifah dimuka
bumi yg meliputi tanggung jawab :
1. berperilaku ekonomi dg cara yg benar.
2. mewujudkan mashlahah maksimum
3. perbaikan kesejahteraan setiap individu
 Takaful (penjamina masyarakat) yg meliputi jaminan :
1. pemilikan & pengelolaan sumber daya oleh individu.
2. menikmati hasil pembangunan untuk setiap individu.
3. membangun keluarga sakinah bagi setiap individu.
4. amar ma’ruf nahi munkar
Basis kebijakan ekonomi islam

 Penghapusan riba.
 Pelembagaan zakat.

 Pelarangan gharar.

 Pelarangan yang haram


Paradigma ekonomi islam

 Pradigma berpikir & berperilaku (behaviour


paradigm).
adalah spirit dan pedoman masyarakat dalam berperilaku , yaitu
nilai-nilai ekonomi Islam
 Paradigma umum (grand patern)
adalah gambaran yang mencerminkankeadaan suatu
masyarakatyg berpegang teguh pada paradigma perilaku.
Misalnya : Paradigma yg terbentuk dari kapitalisme adalah
individu meterialisme dalam berpikir & mekanisme pasar
PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI

Ekonomi Ekonomi Ekonomi


Kapitalis Islam Sosialis

Paradigma Paradigma Paradigma


Materialism Syariah Dialektika
e

Seluruh aktivitas Seluruh Seluruh aktivitas


ekonomi bernilai aktivitas ekonomi mengikuti
materi / ekonomi dialektika
bermanfaat berdasarkan masyarakat yang
boleh dilakukan syariah Islam ditetapkan negara

Liberalisme Otoriterianisme
ekonomi negara
PANDANGAN ISLAM TENTANG EKONOMI

Ekonomi Islam

Ilmu Ekonomi Sistem Ekonomi Islam


Teknik/upaya Pengaturan cara
mengadakan dan kepemilikan,
meningkatkan pengelolaan dan
produktivitas distribusi kekayaan

Universal, tidak terkait Terkait dengan Ideologi


ideologi tertentu Islam dan diatur oleh
Syariah
Mengikat individu,
masyarakat dan negara
PILAR SISTEM EKONOMI ISLAM

KEPEMILIKAN 3
Cara DISTRIBUSI
Jenis
Kepemilikan Kepemilikan

Individu Halal 2
Umum Haram
Negara
PENGELOLAAN

Pembelanjaan Pengembangan

Halal Halal
Haram Haram
Pandangan Islam terhadap
harta & kegiatan ekonomi
• Pemilikan harta dapat dilakukan antara lain melalui usaha (a’mal) atau mata
pencaharian (ma’isyah).
• Dilarang mencari harta, berusaha atau bekerja yang dapat melupakan
kematian (Q.S. At Takatsur: 1-2), melupakan Dzikurullah (Q.S. Al
Munafiqun: 9), Melupakan shalat & Zakat (Q.S. An Nur: 37), dan
memusatkan kekayaan pada sekelompok orang saja (Q.S. Al Hasyr: 7).
• Dilarang menempuh usaha yang haram, seperti :
1. Kegiatan Ribawi (Q.S. Al Baqarah: 275-281).
2. Berjual beli barang yang dilarang atau haram (Q.S. Al Maidah: 90-91).
3. Mencuri/merampok/penggasaban (Q.S. Al Maidah: 38).
4. Curang dalam takaran dan timbangan (Q.S. Al Muthaffifin: 1-6).
5. Melalui cara-cara yang bathil dan merugikan (Q.S. Al Baqarah: 188).
6. Melalui cara suap menyuap (H.R Imam Ahmad).

Anda mungkin juga menyukai