Anda di halaman 1dari 29

RESPONSI

DERMATITIS VENENATA

 
 
 
 
 
Indra Hakim Fadil
 
G99171020  

Pembimbing:
dr. Endra Yustin ES, M.Sc, Sp.KK, FINSDV
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
• peradangan kulit
Dermatitis • bahan yang menempel pada kulit
kontak • proses nonimunologik (tanpa didahului proses
iritan sensitasi)

Dermatitis
venenata

toksin paederin  hemolimfe kumbang dari genus


paederus.
dermatitis venenata/ dermatitis paederus/ dermatitis linearis / blister beetle
dermatitis (BBD)
VEKTOR Ordo Coleopetra, Famili Staphylinidae (Rove beetles)
Paederus fuscipes curtis • Tempat hidup: tempat lembab
• Panjang tubuh 5-10 mm dengan lebar 0,5 mm.
• kepala hitam/biru, dan memiliki warna tubuh yang menyala berwarna jingga, dan
hitam. Warna ini diperkirakan sebagai sinyal peringatan bahwa serangga ini sangat
beracun.

Paederus tidak menggigit ataupun


menyengat tetapi melepaskan hemolimfe
yang dapat menyebabkan kerusakan pada
kulit yang bersifat self – limiting

(Nikhita,2014; Taneja, 2013)


Paederus dapat berlari atau terbang, aktif di malam hari, positif terhadap
fototaktil, tinggal di tempat lembab dan persawahan.

Dermatitis  kulit bersentuhan dengan toksin cairan yang berada di tubuh


serangga tersebut atau saat serangga tersebut dibunuh/dihancurkan

Hemolimfe Pederus terdiri dari kompleks amida yang dinamakan


paederin.

Paederin ini diproduksikan di dalam tubuh betina selama proses


oogenesis

Paederin disekresikan oleh simbiosis bakteri dalam tubuh serangga


yang berfungsi untuk melindungi serangga dari predator.

Paederin + kulit manusia yang masih intak = kulit kemerahan dengan


sensasi tebakar

Tanda klinis yang muncul dalam 24-72 jam kemudian.  


(Taneja et al, 2013)
ETIOLOGI

Gambar 2. Toksin Paederin


• Paederin merupakan amid dengan dua cincin tetrahidropyran.
• Paederin dapat memblok mitosis dalam dosis 1 ng/ml dengan meninhibisi DNA dan
sintesis protein. Toksin yang dikeluarkan paederus sebenarnya didapatkan dari
simbiosis dengan bakteri.
(Taneja et al, 2013)
EPIDEMIOLOGI

Epidemik Paederus
Fuscipes:

Di berbagai belahan dunia


yang beriklim tropis

Sumber lain: Australia,


Srilanka, Benua Afrika
(Nigeria), Venezuela,
Malaysia, Italy, Turki

(Tahir et al, 2009)


EPIDEMIOLOGI
Mayoritas insidensi 75% pada
Insidensi dermatitis venenata
individu yang tinggal di lantai
tinggi pada musim panas dan
dasar, 38% memiliki kebun di
musim hujan [paling sering
depan rumahnya, 53% terdapat
bulan Maret dan April].
vegetasi tomcat di dekat rumah.

Terjadi pada berbagai usia, ras,


dan jenis kelamin

(Tahir et al, 2009; Taneja et al, 201


GEJALA dan TANDA

(Taneja et al ,2013)
PATOGENESIS
Ketika pasien Memblok mitosis
berusaha Menimbulkan melalui proses
mengusir Toksin paederin kerusakan pada inhibisi DNA dan
serangga tersebut dari hemolimfe epidermis yaitu sintesis protein
atau saat Paederus keluar epidermal dan merusak daya
serangga tersebut protease. kohesi pada sel –
tergerus. sel epidermis

Pembentukan Tonofilamen
Kelainan pada
lepuh Akantolisis dalam desmosome
kulit berupa rash
intraepidermal hancur

(Rahman. 2006)
MANIFESTASI KLINIK
Ujud kelainan kulit:
• Makula hingga patch eritem linear/oval disertai edem
• Vesikel hingga bula yang mengelilingi area nekrosis
• Predileksi: tangan, kaki, leher, wajah khususnya area preorbital
• Lesi lepuh [akibat proses akantolisis]
• ‘kissing lession’ Pada lipatan siku, ketiak, dan lutut [akibat kontak
permukaan kulit intak dengan lesi primer]

Gejala
• Nyeri hebat dan terbakar , Erythema, edem, gatal , Blistering . Eye
involvement , Gejala kontsitusional , Regional lymphadenopathy , Kissing
ulcers
• Gejala muncul 24-72 jam setelah tersensitisasi, menghilang 2/3 minggu
• Gangguan ocular di Afrika menunjukkan adanya Nairobi eye dan hal
tersebut disebabkan oleh transfer toksin ke konjungtiva dan area preorbital
lewat tangan.
(Taneja et al ,2013)
Diagnosis

Anamnesis insidensi kasus serupa pada lingkungan sekitar pasien, dan kadang terjadi pada
musim tertentu, kemunculan tiba-tiba paling sering saat bangun tidur, lokasi
tempat tinggal

Pemeriksaan STDV: Lesi yang khas pada dermatitis venenata adalah adanya ‘kissing
lession’ dan bentuknya yang linier
fisik

Pemeriksaan Histopatologi pada vesikel yang masih intak: intraepidermal vesikel dengan sedikit
neutrophil, edema dermis dengan densitas perivascular limfotik infiltrate
 penunjang :

(Taneja et al ,2013; Rahman. 2006)


Diagnosis banding

Dermatitis venenata Dermatitis kontak iritan Herpes zooster


ophtalmica

(Taneja et al ,2013; Rahman. 2006)


Penatalaksanaan

• Sama dengan penanganan pada • Mengenali agen penyebab penyakit


Prinsip :

Edukasi:
dermatitis kontak iritan ec iritan yang • Penghindaran agen penyebab
lain. penyakit
• Upaya pengobatan yang diberikan • Memasang saringan pada jendela,
adalah dengan menghindarkan bahan • Memasang jebakan serangga,
iritan menempel pada kulit agar tidak • Menjaga kebersihan lingkungan,
memperberat dan menjadi • Membasmi serangga pada habitat di
komplikasi.
• Upaya pencegahan menggunakan sekitar tempat tinggal
• Menutup jendela dan pintu, serta
pelindung diri sangat diutamakan
pada penanganan dermatitis mematikan lampu pada saat tidur
venenata. • Tidak menggaruk area lesi

(Taneja et al ,2013)
Penatalaksanaan

Lesi dermatitis venenata self limiting


mencuci daerah kontak dengan sabun

Kortikosteroid: hanya diberikan pada Antihistamin:


kasus berat dan digunakan dalam waktu • Chlorpeniamin maleat
singkat • Difenhidramin HCL
• Prednison/metilprednisolon  short acting • Loratadine/ cetirizine
• Dexamethason  long acting

Pengobatan topical:
• Bentuk akut eksudatif: kompres NaCl ,9%
• Bentuk kronis dan kering :oleskan krim Antibiotic dapat dipertimbangkan untuk
hidrokortison 1 % atau diflurcotolon ,1%, atau krim diberikan untuk mencegah infeksi
betamethasone valerat , 5%- 1%, mometasone sekunder bakteri.
0,1%

(Taneja et al ,2013; Rahman. 2006)


Daftar pustaka
• Fakoorziba MR, Eghbal F, Azizi K, and Moemenbellah-Fard MD. Treatment outcome of Paederus dermatitis due to rove beetles
(Coleoptera: Staphylinidae) on guinea pigs. Tropical Biomedicine 28(2): 418–424 (2011)
• Heo CC, Latif B, Hafiz WM, Zhou HZ. Dermatitis caused by Paederus fuscipes curtis, 1840 (coleoptera: staphilinidae) in Student
hostels in selangor, Malaysia. southeast asian J troP med Public health. Vol 44 No. 2 March 2013
• Khan TM, Hassali HA, Gillani SW, Hameed MA. Clinical Presentation of “Rove Beetle Dermatitis”. Australasian Medical Journal
2009, 1, 7, 19-24
• Nasir S, Akram W, Khan RR, Arshad M, Nasir I.Paederus beetles: the agent of human dermatitis. Journal of Venomous Animals and
Toxins including Tropical Diseases (2015) 21:5
• Nikhita R, Srithilak R, and Radhakrishnan MV. Prevalence of Paederus spp. (Coleoptera; Staphylinidae) and dermatitis in
Annamalainagar, Chidambaram, Tamilnadu. Journal of Entomology and Zoology Studies JEZS 2014; 2 (4): 194-196
• Redouane Roukhsi, Monsef Elabdi, Taher Nebhani, Abdelilah Mouhcine, Elmehdi Atmane, M’barek Mahfoudi, Abdelghani El Fikri.
2013. Dermatitis Paederus: About 06 Cases Occurred in Bunia, Democratic Republic of Congo. American Journal of Life Sciences. 1
(4): pp. 171-173.
• Sri Adi Sularsito dan Suria Djuanda. Dermatitis Kontak Iritan dalam Dermatitis dalam Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Balai
Penerbit FKUI 2008. Pp : 130 – 133.
• Taneja A, Nayak S, Shenoi† SD.Clinical and epidemiological study of Paederus dermatitis in Manipal, India. Journal of Pakistan
Association of Dermatologists 2013;23 (2):133-138.
• Rahman S. Paederus dermatitis In Sierra Leone. Dermatol Online J. 2006;12:9
LAPORAN KASUS
ANAMNESIS
IDENTITAS
• Nama : Tn. T
• Umur : 19 tahun
• Jenis Kelamin : laki-laki
• Pekerjaan : Karyawan swasta
• Alamat : Sriwedari, Surakarta
• Tanggal Periksa : 27 Maret 2018
• No. RM : 0141xxxx
ANAMNESIS
Keluhan Utama: Bercak kemerahan, sedikit bengkak di Mata dan Wajah bagian kanan

 Riwayat Penyakit Sekarang:


3 hari SPRS
muncul bercak di Bercak yang Pasien berobat ke
2 hari SPRS.
area mata dan membengkak di Bidan dan
Keluhan bercak
wajah, tiba- area mata disertai mendapat terapi
mulai
tiba,saat pagi sensasi senut- salep dan obat
membengkak
hari setelah senut minum
bangun tidur

Tidak mendapat
Pasien
perbaikan kondisi
Keluhan demam memeriksakan
setelah
disangkal diri ke poli kulit
mengonsumsi
RSDM
obat dari Bidan
ANAMNESIS
Riwayat Penyakit dahulu Riwayat Penyakit Keluarga
• Riwayat keluhan serupa : (-) • Riwayat keluhan serupa : (-)
• Riwayat penyakit jantung, DM Hipertensi : • Riwayat penyakit jantung, DM Hipertensi :
(-) (-)
• Riwayat alergi : (-) • Riwayat alergi : (-)
• Riwayat keganasan : (-) • Riwayat keganasan : (-)
ANAMNESIS
Riwayat Kebiasaan Riwayat Sosial Ekonomi
• Pasien tidak merokok dan mengonsumsi • Pasien merupakan seorang karyawan
alkohol swasta.
• Jendela kamar terbuka saat tidur
• Di sekitar rumah pasien terdapat banyak
vegetasi (pepohonan)
• Pasien makan 2-3 x/ hari lengkap dengan
sayur, buah, dan lauk pauk
STATUS GENERALIS

• Keadaan umum : Pasien tampak sakit sedang, compos


mentis, GCS E4V5M6

• Vital Sign : Rr: 20 x/menit


N : 82 x/menit
T : 36.5o C
TD : 120/70
PHYSICAL EXAMINATION
 General status
 Head : Lihat status lokalis  Truncus Anterior : normal
 Face : normal  Abdomen : normal
 Neck : normal  Truncus posterior : normal
 Eye : normal  Inguinal : normal
 Ear : normal  Ekstremitas atas : normal
 Axilla : normal  Ekstremitas bawah : normal
PHYSICAL EXAMINATION
 Dermatological status: Head
region

• Di regio orbita dextra, tampak plak eritem soliter dengan pustul multipel
di atasnya, dan tampak oedema
• Di regio mandibula dextra, tampak plak eritem soliter dengan pustul
multipel di atasnya, dan tampak sedikit oedema
DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
 Dermatitis Venenata
 Dermatitis Kontak Iritan
 Herpes Zooster Ophtalmica
DIAGNOSIS KERJA
 Dermatitis Venenata
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan gram : PMN 20-30/lpb
Coccus gram negatif 5-10/lpb
Batang gram negatif 5-10/lpb
TERAPI
NON MEDIKAMENTOSA
• Edukasi keluarga pasien mengenai penyakit, penatalaksana, dan komplikasinya.

• Edukasi penggunaan obat dengan benar yaitu pengolesan obat topikal secara tipis – tipis.

• Edukasi untuk tidak menggaruk lesi dan menjaga kebersihan badan.

• Edukasi untuk mengonsumsi makanan yang bergizi

• Edukasi untuk menghindari paparan serangga tomcat dengan cara menutup jendela saat tidur,
mematikan lampu, menggunakan kelambu, menggunakan lotion anti nyamuk, dll

• Edukasi pasien untuk menjaga lingkungan tempat tinggal.


MEDIKAMENTOSA

Momethasone cream 0,1% 2x


Cetirizine 10 mg 1x sehari (jika
sehari oleskan pada bagian
rasa gatal dirasa mengganggu)
yang kemerahan.
PROGNOSIS
 Ad vitam : bonam
 Ad sanam : bonam
 Ad fungsionam : bonam
 Ad kosmetikan : bonam
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai