Anda di halaman 1dari 9

PENGANTAR

PENDIDIKAN
KESEHATAN BAGI
KLIEN
Progsus RSUD dr. Loekmonohadi Tudus tahun 2020
Disusun oleh Kelompok 5
 Dian Saiful Arif
 Nurul Hidayah
 Sri Hasturi
 Nanda Ayudya O M
 Mita Lismarantika
Pengertian Pendidikan Kesehatan

 Pendidikan kesehatan sebagau suatu proses dimana proses


tersebut mempunyai masukan (input) dan keluaran
(output). Di dalam suatu proses pendidikan kesehatan yang
menuju tercapainya tujuan promosi, yakni perubahan
perilaku yang dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor yang
mempengaruhi suatu proses pendidikan disamping faktor
masukannya sendiri juga metode, faktor materi atau
pesannya, pendidik atau petugas yang melakukannya, dan
alat-alat bantu media yang digunakan untuk menyampaikan
pesan. Agar dicapai suatu hasil yang optimal, maka faktor-
faktor tersebut harus bekerja sama secara harmonis. Hal ini
berarti bahwa untuk masukan (sasaran pendidikan) tertentu
harus menggunakan cara tertentu pula. Materi juga harus
disesuaikan dengan sasaran.
Konsep dan teori belajar
mengajar
 Teori belajar sudah berkembang selama
beberapa dekade, dan teori ini biasanya
familiar bagi para perawat (Lundy &
Janes, 2016). Menurut Kozier dalam
Berman, Snyder, & Frandsen (2016), ada
tiga kerangka yang mendasari teori
belajar, yaitu:
 Perilaku (behaviorism)
 Kognitif (cognitivism)
 Kemanusiaan (humanism)
Domain belajar

 Domain Kognitif
 Domain kognitif
 Domain
psikomotorik
Komunikasi dalam proses pembelajaran

 Kejelasan  
 Hal ini dimaksudkan bahwa dalam komunikasi harus menggunakan bahasa dan mengemas
informasi secara jelas, sehingga mudah diterima dan dipahami oleh komunikan.
 Ketepatan 
 Ketepatan atau akurasi ini menyangkut penggunaan bahasa yang benar dan kebenaran
informasi yang disampaikan.
 Konteks
 Konteks atau sering disebut dengan situasi, maksudnya adalah bahwa bahasa dan
informasi yang disampaikan harus sesuai dengan keadaan dan lingkungan dimana
komunikasi itu terjadi.
 Alur
 Bahasa dan informasi yang akan disajikan harus disusun dengan alur atau sistematika yang
jelas, sehingga pihak yang menerima informasi cepat tanggap.
 udaya
 Aspek ini tidak saja menyangkut bahasa dan informasi, tetapi juga berkaitan dengan
tatakrama dan etika. Artinya dalam berkomunikasi harus menyesuaikan dengan budaya
orang yang diajak berkomunikasi karena para peserta didik juga terlahir dari budaya yang
berbeda, baik dalam penggunaan bahasa verbal maupun nonverbal, agar tidak
menimbulkan kesalahan persepsi.
Klien sebagai peseta didik
 Menurut Nursalam & Efendi (2008) menjelaskan bahwa tujuan dari
diberikannya edukasi kepada klien ialah untuk memenuhi kebutuhan
dasar klien secara komprehensif melalui upaya integrasi berbagai
konsep, teori, dan teknikal. Sedangkan menurut Potter dan Perry
(2009), edukasi yang diberikan pada klien memiliki tiga tujuan, yaitu
Pemeliharaan, promosi kesehatan, dan pencegahan penyakit,
Pemulihan kesehatan, dan Adaptasi klien terhadap gangguan fungsi.
Apabila proses pemberian edukasi sementara berlangsung atau
diskusi telah selesai, peserta didik diharapkan dapat berespons
secara positif baik secara verbal maupun non verbal seperti
berkomentar secara aktif dalam menanggapi perntanyaan dan
penyataan yang diberikan oleh pemberi edukasi dan mengangguk-
anggukan kepala dsb (Morrison P. & Burnard P, 2008). Informasi
tidak akan didapat dan tidak akan dipahami oleh klien apabila
terdapat rintangan atau hambatan pada saat proses pengedukasian
berlangsung.
Komunikasi dalam Proses
Pembelajaran Klien dan
Kebutuhan Pendidikan Kesehatan
Klien
 Komunikasi dalam proses pembelajaran
kesehatan ­kepada keluarga dan
masyarakat.
 Komunikasi dalam proses pembelajaran
kesehatan kepada individu
 Tahap Komunikasi pada Proses
Pembelajaran Klien
 Hambatan pada proses pembelajaran
klien
 Pentingnya pendidikan kesehatan
SEKIAN DAN
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai