Anda di halaman 1dari 6

MASALAH FILSAFAT DALAM

ILMU FILSAFAT
PADA ZAMAN PERTENGAHAN,
PENCERAHAN, MODERN, DAN
PASCAMODERN
Disusun oleh :
 
Reisha Hermana Maurits 20050117009
Melly Silmiyaty Ismail 20050117021
Rilma Puspita 20050117033
 
ZAMAN PERTENGAHAN (200 M-1500 M)

• Zaman Patristik
• Bapak dalam lingkungan kehidupan gereja

• Zaman Awal Skolastik


• Zaman ini ditandai dengan terjadinya migrasi penduduk, yaitu perpindahan bangsa Hun dari Asia ke Eropa, sehingga
bangsa Jerman berpindah melintasi perbatasan kekaisaran Romawi yang secara politik mengalami kemerosotan.

• Zaman Keemasan Skolastik


• Pada abad ini dibangun sintesis filosofis penting dan berkaitan dengan tiga hal yaitu, didirikannya universitas-
unisversitas pada tahun 1200, beberapa ordo membiara yang baru dibentuk, ditemukan dan digunakannya sejumlah
filsafat yang sebelumnya tidak dikenal.

• Masa Akhir Abad Pertengahan


• Sikap kritis atas berbagai usaha pemikiran yang menyintesiskan pemikiran filsafati dan teologi yang semaki
menyimpang dari Aristoteles
ZAMAN PENCERAHAN (1500 M-
1700 M)
• Zaman Penceraha merupakan masa peralihan dari Abad Pertengahan ke Abad
Modern. Abad Pertengahan didasari oleh payung agama, sedangkan Abad
Modern oleh payung ilmu pengetahuan.

• Michel de Montaigne merupakan tokoh Zaman Pencerahan yang kelak


menjadi pelopor filsafat modern.
ZAMAN MODERN
• Rationalism, Empirisme, dan Kritisme
• René Descartes
• John Locke
• Immanuel Kant

• Dialektika Idealisme dan Dialetika Materilisme


• Wilhelm Friedich Hegel
• Karl Marx

• Fenomenologi dan Eksistentialisme


• Edmund Husserl dan Martin Heidegger
 
PASCAMODERNISME

• Pascamodernisme dalam Perspektif Sejarah


• Perpindahan abad pada umumnya didasari oleh ketidakpuasan pemikir
ataupun masyarakat tentang cara atau masalah yang dipikirkan. Sebagai
contoh, Aufklaerung mengawali Abad Ilmu Pengetahuan atau Abad Modern
dengan didasari oleh keterbatasan pemikiran Abad Tengah yang didominasi
oleh dogma agama. Penentangan terhadap buah pikiran yang diakui kalangan
gereja dan istana, dapat dianggap penentangan terhadap agama dan istana,
sehingga muncullah tuntutan mencari kebenaran berdasarkan rasio atau
empiris.
• Pascamodernisme Wittgenstein
• Para penganut pascamodernisme memperoleh dukungan untuk relativisme

• Menurut Wittgenstein, bahasa menciptakan realitas, bukan sebagai cermin


dari realitas. Masalah-masalah komunikasi terjadi jika permainan bahasa dari
berbagai macam komunitas bercampur atau jika permainan bahasa dalam
suatu komunitas disalahgunakan. Wittgenstein tidak menolak eksistensi dunia
fisik ataupun indera dibawa ke dalam kontak dengan dunia tersebut.
Sebaliknya, ia berpendapat bahwa orang yang dapat melakukan serta
memberikan pengalaman-pengalaman dengan varietas makna yang luas.

Anda mungkin juga menyukai