Anda di halaman 1dari 14

BIOETIKA

Oleh Kelompok 3:
Maryam Erlinda Putri 09311940000003
Nurul Izzah 09311940000013
Anang Wahyu Musyafa
09311940000023
Rahadian Adyatma
09311940000033
Fajar Setiawan 09311940000043
Angela Putri Kezia
09311940000053
Apa yang dimaksud dengan
Bioetika merupakan
bioetika? istilah yang relatif baru dan terbentuk dari
dua kata Yunani (bios = hidup dan “ethos” = adat istiadat atau
moral), yang secara harfiah berarti etika hidup. Bioetika dapat
dilukiskan sebagai ilmu pengetahuan untuk mempertahankan hidup
dan terpusat pada penggunaan ilmu-ilmu biologis untuk
memperbaiki mutu hidup. Dalam arti yang lebih luas, bioetika
adalah penerapan etika dalam ilmu-ilmu biologis, obat,
pemeliharaan kesehatan dan bidang-bidang terkait. Sebagai sebuah
etika rasional, bioetika bertitik tolak dari analisis tentang data-data
ilmiah, biologis, dan medis. Keabsahan campur tangan manusia
dikaji. Nilai transendental manusia disoroti dalam kaitan dengan
sang pencipta sebagai pemegang nilai mutlak. Terkadang, istilah
bioetika juga digunakan untuk mengganti istilah etika medis, yang
mencakup masalah etis tentang ilmu-ilmu biologis seperti
penyelidikan tentang hewan, serta usaha-usaha manipulasi spesies-
spesies bentukan genetik non manusiawi. Acap kali, penggunaan
Etika Kedokteran Terapan
Prinsip- Prinsip

(1)Principlism:
Bioetika

mementingkan prinsip etik


dalam bertindak.
(2) Alternative principlism,
termasuk dalam etika ini
adalah etika komunitarian,
etika naratif dan etika kasih
sayang.
tidak bergantung pada tujuan tertentu. Benar tidaknya
tindakan bergantung pada perbuatan/cara bertindak itu
sendiri,
3 bukan
Teori Etika pada akibat tindakan. Dasar:
kewajiban/keharusan, mutlak/absolut atau “kewajiban demi
Normatif
kewajiban”.
• Teleologi: Bersyarat (hipotetis), benar tidaknya tindakan
bergantung pada akibat-akibatnya. Bila akibat baik: wajib;
bila buruk: haram.
• Virtue: Keutamaan, benar tidaknya tindakan tergantung dari
norma- norma yang diambil. Dalam pengertian bahwa
meminimalkan norma-norma kemanusiaan yang akan
dikorbankan. Dasar: menghormati norma kebahagiaan
manusia. Kelemahan: tidak mampu membuat keputusan
klinis yang etik karena terlalu bersifat pribadi dan
cenderung sangat individual.
.

kaidah dasar

1. Respect for Autonomy


(menghormati autonomi pasien)
2. Beneficence (berbuat baik)
Otonomi secara literatur adalah
Menurut teori Beuchamp dan
aturan yang mengatur diri sendiri
Childress, prinsip atau kaidah ini
secara tenang dan tidak tergesa-
tidak hanya menuntut manusia
gesa. Dasar-dasar respect for
memperlakukan sesamanya
autonomy terkait erat dengan
sebagai makhluk yang otonom
dasar mengenai rasa hormat
dan tidak menyakiti mereka,
terhadap martabat manusia
tetapi juga dituntut agar manusia
dengan segala karakteristik yang
tersebut dapat menilai kebaikan
dimilikinya karena ia adalah
orang lain selanjutnya.
seorang manusia yang memiliki
nilai dan berhak untuk meminta.
Kaidah dasar

3. Non-maleficence (tidak
merugikan orang lain)
Tujuan prinsip ini adalah untuk
4. Justice (keadilan)
melindungi seseorang yang tidak
Beuchamp dan Childress
mampu (cacat) atau orang yang
menyatakan bahwa teori ini
non-otonomi. Jawaban etik yang
sangat erat kaitannya dengan
benar adalah dengan melihat
sikap adil seseorang pada orang
kebaikan lebih lanjut dari diri
lain, seperti memutuskan siapa
seseorang, tidak diperbolehkan
yang membutuhkan pertolongan
untuk menyakiti orang lain.
kesehatan terlebih dahulu dilihat
Prinsip ini mengemukakan bahwa
dari derajat keparahan
keharusan untuk tidak melukai
penyakitnya.
orang lain lebih kuat
dibandingkan keharusan untuk
berbuat baik.
:

Pengambilan
Keputusan Klinis Yang
Etis

Etika klinis merupakan suatu metodologi


dalam proses pengambilan keputusan
klinis yang etik. Beberapa contoh
metodologi tersebut adalah:
Casuistry: metodologi pengambilan
keputusan etik adalah menganalogikan
situasi dan kondisi suatu kasus terhadap
kasus terdahulu yang sudah ada
pemecahan masalahnya secara
konsensus. Kelemahan metode ini adalah
Moral tidak
bahwa Pluralism: dikembangkan
ada consensus oleh .
yang abadi
Jonsen, Siegler and Winslade yang
membagi 4 jenis kategori yang
memerlukan analisis moral, sebagaimana
yang dapat dilihat pada gambar.
Moral Pluralism
Langkah yang dilakukan adalah meng-
kontekstualitas-kan masalah-masalah
yang ada ke dalam masing-masing
kategori. Untuk selanjutnya dilakukan
pertimbangan keputusan apa yang akan
diambil bila ada dua kategori yang
berseberangan. Sebagai catatan bahwa 4
kategori yang ada hanya merupakan alat
bantu untuk meninjau ulang kasus dan
bukan ditujukan sebagai prioritas etik.
Keputusan tetap harus diambil dari
pertimbangan ke empat kategori tersebut.
Kekurangan metode ini adalah bahwa
tidak ada analisis kritik terhadap hasil
keputusan yang telah kita ambil.
1. Senjata biologis
Senjata biologis merupakan senjata yang menggunakan
pathogen yaitu bakteri, virus, atau organisme sebagai
alat untuk membunuh, melukai, atau melumpuhkan
Studi kasus

musuh. Dalam pengertiannya senjata biologis tidak


hanya berupa organisme pantogen, namun juga toksin
berbahaya. Dalam kenyataannya, senjata biologi tidak
hanya menyerang manusia, tetapi juga hewan dan
tumbuhan. Seiring perkembangan jaman, senjata biologis
semakin mengalami revolusi yaitu agen yang telah di
rekayasa secara bioteknologi. Senjata biologis yang telah
direkayasa lebih mengerikan dam membahayakan
karena kebal antibiotic sehingga sangat sulit dalam
penganannya. Senjata biologis secara tidak langsung
dapat merusak moral sebuah bangsa dalam
penggunannya, bagi kelompok yang terkene senjata
biologis biasanya terpuruk dan mengalami guncangan
Dilihat dari sisi ini jelas bahwa penggunaan senjata
biologis harusnya tak perlu dilakukan selain dari tujuan
utamanya untuk menjatuhkan musuh. Karena senjata
biologis dapat menyebabkan keruntuhan moral bagi
sasarannya dalam penyebaran yang terus berkembang
dari waktu ke waktu dan senjata biologis dikategorikan
sebagai salah satu senjata yang paling mematikan dan
dilarang penyebarannya. Sementara saat ini, Irak sedang
mengembangkan senjata biologis yang diduga dapat
menyerang syaraf motrik korbannya, meski dapat
diselamatkan tetapi akan mengalami cacat mental. PBB
menganggap penyebaran senjata biologis merupakan
sebuah ancaman besar bagi perkembangan dan
pertahanan moral sebuah bangsa. Jelas penggunaan
senjata biologis adalah sesuatu yang buruk dan sering kali
Dampak senjata biologis bagi manusia pada umunya dapat
mengakibatkan sakit, cacat, dan berujung pada kematian. Sejarah
mencatat bahwa senjata biologis juga pernah digunakan dalam
Perang Dunia I yang mengakibatkan lebih dari 100.000 orang
meninggal dan sekitar 1 juta lainnya cedera. Virus smallpox penyebab
cacar nanah (variola) telah mengurangi populasi suku Indian di
Amerika Utara sampai 90% saat penyerangan inggris. Kemudian
plague (penyakit sampar) juga telah mematikan seprempat populasi
penduduk Eropa pada 1346-1350 dan yellow rain di Vietnam, Laos,
dan Afghanistan yang tak kalah mematikan. Penggunaan senjata
biologis tidak hanya ditujukan pada manusia, tapi juga hewan dan
tumbuhan. Pada 1952 terjadi pembunuhan 33 ekor sapi dengan
toksin African milk bush di Kenya. Dalam perang Vietnam, Amerika
Serikat telah menggunakan agent orange yang mengakibatkan
pertanian rusak dan penduduk cacat hingga generasi yang ketiga.
Dunia internasional sudah melarang
pengembangan, produksi, penimbunan, dan
penggunaan senjata biologis melalui BWC
(Biological Weapon Convention) yang
ditandatangi di London, Moskow, dan Washington
pada 10 April 1972 dan berlaku sejak 26 Maret
1975. Indonesia sendiri telah menandatangani
BWC pada 20 Juni 1972 dan baru meratifikasinya
pada 1992. Melihat dari hal tersebut jelas bahwa
penggunaan senjata biologis tidak manusiawi dan
harusnya dihentikan karena dampaknya lebih
menakutkan dan dampak menyebabkan
kerusakan pada segala aspek kehidupan di dunia.
Kesimpulan
Etika adalah cabang filsafat yang mengenakan refleksi dan metode
pada tugas manusia untuk menemukan nilai-nilai moral atau
menerjemahkan nilai-nilai itu ke dalam norma-norma (etika dasar) dan
menerapkan nya pada situasi kehidupan konkret (Prof.Dr.Guido
Maertens,1990).
Teknologi telah berkembang yang memunculkan berbagai problem
etika. Institusi-institusi telah membahas masalah bioetika seperti transpalasi
organ tubuh, pembuahan in vitro, jantung buatan, abortus, penguasaan
kelahiran, alokasi sumber daya, rekayasa genetik, pengubahan perilaku, dan
problem-problem yang berkaitan dengan kematian. Karena bioetika
menyelidiki dimensi etis dari masalah-masalah teknologi, ilmu kedokteran,
dan biologi, sejauh diterapkan pada kehidupan, maka mau tidak mau
cakupannya luas sekali.
Prinsip-prinsip dalam bioetik tersebut dapat diterapkan dalam
menghadapi pasien, sehingga terciptanya situasi yang baik bagi hubungan
pasien dan dokter dalam pelayanan kesehatan demi kesembuhan pasien.
Meskipun terkadang maupun kebanyakan melawan norma agama
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai