Anda di halaman 1dari 31

PERSPEKTIF HAM DAN GENDER

DALAM PRAKTIK KEBIDANAN

1
Oleh :Sri Mulyati

04/30/2020
2 GENDER
 Adalah Pembedaan peran laki-laki dan
perempuan dilihat dari konstruksi sosial
atau budaya.
 Suatu sifat yang dijadikan dasar untuk
mengidentifikasi perbedaan antara laki-
laki dan perempuan dilihat dari segi
kondisi sosial dan budaya, nilai dan
perilaku, keyakinan, mentalitas, dan
emosi, serta faktor-faktor nonbiologis
lainnya.
04/30/2020
3 PERBEDAAN SEX DAN GENDER
SEX GENDER

 Ciptaan Tuhan Bersifat  Bentukan manusia Bersifat


biologis (kodrat) social dan budaya,
nonbiologis lainnya

 Tidak dapat berubah Tidak  Dapat berubah


dapat ditukar Berlaku
selamanya & di mana saja  Berlaku tergantung waktu
dan budaya setempat

04/30/2020
4 PEMBEDAAN GENDER DALAM
MASYARAKAT
ASPEK LAKI - LAKI PEREMPUA
N
SIFAT Maskulin Feminin

FUNGSI Produksi Reproduksi

RUANG Publik Domestik


LINGKUP
TANGGUNGJAW Pencari nafkah Pencarin afkah
AB utama tambahan
04/30/2020
5 TIGA PERAN GENDER
 REPRODUCTIVE DOMESTIC
WORKER

 PRODUCTIVE INCOME
EARNER

 SOCIAL
BREADWINNER OF THE FAMILY

04/30/2020
6 KESETARAAN GENDER
 Kesamaan kondisi bagi laki-laki dan
perempuan untuk memperoleh
kesempatan serta hak – haknya sebagai
manusia, agar mampu berperan dan
berpartisipasi dalam berbagai kegiatan
(politik, hukum, ekonomi, social budaya,
pendidikan, dan lainnya), juga kesamaan
dalam menikmati hasil-hasil pembangunan

04/30/2020
7 KEADILAN GENDER
 Suatu Proses dan perlakuan adil
terhadap perempuan dan laki-laki,
sehingga tidak ada marginalisasi,
subordinasi, pembakuan peran, beban
ganda, dan kekerasan terhadap
perempuan maupun laki-laki.

04/30/2020
8 KESETARAAN DAN KEADILAN GENDER
 Tidak adanya diskriminasi antara
perempuan dan laki-laki, sehingga
keduanya memiliki akses, kesempatan
berpartisipasi, dan kontrol atas
pembangunan serta memperoleh
manfaat yang setara dan adil dari
pembangunan.

04/30/2020
9 BENTUK-BENTUK KETIDAKADILAN
GENDER
 Marginalisasi
 Subordinasi
 Pelabelan/Citra Baku/Stereotype
 BebanGanda/Double Burden
 TindakKekerasan/Violence

04/30/2020
10 ISU-ISU PEREMPUAN
 Masalah kemiskinan
 Traficking perempuan dan anak
 TKW Luar Negeri
 HIV/Aids (kesehatan)
 Narkoba dan pornografi Dan lain-
lain.

04/30/2020
11 Kesenjangan Gender
Dalam bidang Kespro, al
 Dalam kasus infertilitas,
istri menjadi pihak pertama yang disalahkan;
Sering ketidaksuburan disebabkan oleh pihak
istri; Superioritas suami(merasa“jantan”)
sehingga dianggap selalu mampu memberi
keturunan;
Infertilitas diindentikkan dengan mandul;
Dominasi suami/laki-laki dalam pengambilan
keputusan keluarga, termasukperintah
memeriksakan diri; Pengetahuan suami 04/30/2020

tentang infertilitas terbatas.


12 KesenjanganGender

Kenyataannya seringkali pihak suami/laki-laki


yang mengalami infertilitas, yang disebabkan
oleh perilaku sendiri, antara lain karena:
a.Merokok
b. PenggunaanNapza
c. Minum minuman keras/beralkohol
d. Adanya penyakit

04/30/2020
13

GENDER DALAM PRAKTIK KESEHATAN


KEBIDANAN
 Perempuan menderita dan mengalami kekerasan dalam rumah tangga
 Kesetaraan hak dalam rumah tangga yaitu perempuan dan laki-laki mempunyai
hak yang sama dalam kesehatan, misalnya menentukan jumlah anak, jenis
persalinan, pemilihan alat kontrasepsi dan lain-lain
 Kesetaraan hak dalam ekonomi/keuangan, perempuan dan laki-laki mempunyai
hak yang sama dalam memilih alat kontrasepsi
 Kesetaraan hak dalam masyarakat yaitu adanya budaya di beberapa daerah yang
mengharuskan masyarakat mengikuti budaya tersebut sehingga tidak terjadi
kesehatan yang responsif gender

04/30/2020
14 GENDER DALAM PRAKTIK KESEHATAN
KEBIDANAN
 Selain itu, perempuan dan laki-laki mempunyai hak
yang sama dalam berpolitik dan dalam pengambilan
keputusan
 Kesetaraan gender dalam sumber daya, adanya
kewenangan dalam penggunaan sumber daya
terhadap kesehatan
 Di tingkat rumah tangga, perempuan dan laki-laki
mempunyai alokasi yang sama untuk mengakses
pelayanan kesehatan.
 Di tingkat ekonomi, perempuan dan laki-laki
mempunyai kemampuan yang sama untuk
membelanjakan uang untuk keperluan kesehatanAN 04/30/2020
15  Di tingkat masyarakat  Harapan
a. sarana dan prasarana publik yang responsif gender,
seperti tempat untuk menyusui, tempat ganti popok bayi.
b. Kesetaraan gender dalam menyuarakan
pendapat,ekspresi terhadap kebutuhan akan kesehatan
dan laki-laki tidak lagi mendominasi pendapat dalam
kesehatan
c. Di tingkat rumah tangga, perempuan dan laki-laki
mempunyai kesempatan yang sama untuk
mengekpresikan rujukan kesehatan yang diharapkan,
sesuai tingkat pendidikannya, kesempatan untuk
memberikan umpan balik atas pelayanan yang
diterimanya

04/30/2020
16 Di tingkat masyarakat  Harapan
d. Di bidang ekonomi, pengetahuan ibu untuk memilih tempat rujukan
yang tepat tidak didukung oleh kemampuan ekonomi suami. Perempuan
dan laki laki mempunyai kesempatan yang sama dalam menyampaikan
keluhan atau komplain terhadap kepuasan pelayanan.

e. Pendapat tentang memiliki anak yang sehat didukung dengan ajaran


agama yang diyakini

04/30/2020
17 HAM (HAK ASASI MANUSIA)
 HAM adalah hak-hak dasar yang melekat pada diri
manusia,tanpa hak-hak itu manusia tidak dapat hidup layak
sebagai manusia yang merupakan anugerah Tuhan Yang Maha
Esa..
 Hak Asasi Manusia merupakan suatu gagasan , paradigma serta
kerangka konseptual tidak lahir secara tiba- tiba sebagaimana
tercantum dalam Universal Declaration of Human Right’10
Desember 1948.
 Dalam pasal 1 Undang-Undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang
HAM disebutkan bahwa “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat
hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi, dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang,
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia”. 04/30/2020
18  bidan harus mendukung kebijakan dan program
yang dapat meningkatkan hak asasi manusia
didalam menyusun atau melaksanakannya (tidak
ada diskriminasi, otonomi individu, hak
berpartisipasi, pribadi dan informasi).  Karena
perempuan lebih rentan terhadap penyakit, dapat
dilakukan langkah-langkah untuk menghormati dan
melindungi perempuan (misal terbebas dari
diskriminasi berdasarkan ras, jenis kelamin,  peran
gender, hak atas kesehatan, makanan, pendidikan
dan perumahan).

04/30/2020
 Konfederasi Bidan Internasional (ICM) mendukung seluruh upaya
untuk memberdayakan perempuan dan untuk mamberdayakan
19 bidan sesuai hak asasi manusia dan sebuah pemahaman tentang
tanggung jawab yang dipikul seseorang untuk memperoleh haknya.

 ICM menyatakan keyakinannya, sesuai dengan Kode Etik Kebidanan,


Visi dan Strategi Global ICM , definisi bidan yang dikeluarkan oleh
ICM/ FIGO/ WHO, dan Deklarasi Universal PBB tentang Hak Asasi
Manusia , yang menyatakan bahwa perempuan patut dihormati
harkat dan martabatnya sebagai manusia dalam segala situasi dan
pada seluruh peran yang dilalui sepanjang hidupnya

 Konfederasi juga meyakini bahwa salah satu peran terpenting dari


bidan adalah untuk memberikan secara lengkap, komprehensif,
penuh pengertian, kekinian (up-to-date) dan berdasarkan ilmu
pendidikan serta informasi dasar sehingga dengan pengetahuannya
perempuan/keluarga dapat berpartisifasi di dalam memilih/
memutuskan apa mempengaruhi kesehatan mereka dan menyusun
serta menerapkan pelayanan kesehatan mereka.
04/30/2020
20 Hak Pasien                
Sesuai dengan pasal 28 H : Setiap orang berhak hidup
sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal dan
mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
berhak memperoleh pelayanan kesehatan.
 Hak pasien adalah hak-hak pribadi yang dimiliki manusia
sebagai pasien:
a.       Pasien berhak memperoleh informasi mengenai tata
tertib dalam peraturan yang berlaku di rumah
sakit atau institusi pelayanan kesehatan.
b.      Pasien berhak atas pelayanan yang manusiawi, adil
dan jujur.
c.       Pasien berhak memperoleh pelayanan kebidanan
sesuai dengan profesi bidan tanpa diskriminasi. 04/30/2020
21 Hak Pasien …
d.      Pasien berhak memilih bidan yang akan menolongnya sesuai dengan
keinginannya.
e.       Pasien berhak mendapatkan informasi yang meliputi kehamilan,
persalinan, nifas dan bayinya yaitu
baru dilahirkan.
f.       Pasien berhak mendapat mendamping, suami atau keluarga selama
proses persalinan berlangsung.
g.      Pasien berhak memilih dokter dan kelas perawatan sesuai dengan
keinginannya dan sesuai dengan peraturan yang berlaku di
rumah sakit.

04/30/2020
22 Hak pasien …

h.      Pasien berhak dirawat oleh dokter yang secara


bebas menentukan pendapat kritis dan
pendapat ethisnya tanpa campur tangan dari
pihaK luar.
i.        Pasien berhak meminta konsultasi kepada pihak
lain yang terdaftar dI rumah sakit tersebut
terhadap penyakit yang dideritanya
sepengetahuan dokter yang dirawat.
j.        Pasien berhak meminta atas privacy dan
kerahasiaan penyakit yang diderita termasuk
data- data medisnya.

04/30/2020
23 Hak pasien …
k.      Pasien berhak mendapat informasi yang meliputi :
1)      Prognosa Penyakit yang diderita.
2)      Tindakan kebidanan yang akan dilakukan.
3)      Alternatif terapi lainnya perkiraan biaya pengobatan
l.        Pasien berhak menyetujui atau memberikan izin atas tindakan yang
akan dilakukan oleh
dokter sehubungan dengan penyakit yang dideritanya
m.    Pasien berhak menolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap
dirinya dan mengakhiri
pengobatan serta perawatan atas tanggung jawab sendiri sesudah
memperoleh informasi yang jelas tentang penyakitnya.

04/30/2020
24 Hak pasien …
n.      Pasien berhak didampingi keluarganya dalam keadaan kritis
o.      Pasien behak beribadah sesuai dengan kepercayaannya yang
dianutnya selama itu tidak mengganggu pasien yang lainnya.
p.      Pasien berhak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit.
q.      Pasien berhak menerima atau menolak bimbingan moril maupun
spritiual.
r.        Pasien berhak mendapatkan perlindungan hukum atas terjadinya
kasus
mal praktek.

04/30/2020
25 Hak Bidan
a.       Bidan berhak mendapat perlingan hokum dalam melaksanakan tugas
sesuai dengan profesinya.
b.      Bidan berhak untuk bekerja sesuai dengan standar profesi pada setiap tingat
atau jenjang pelayanan kesehatan.
c.       Bidan berhak menolak keinginan pasiaen/ klien dan keluarga yang
bertentangan dengan peraturan perundangan, dan kode etik profesi.
d.      Bidan berhak atas privasi atau kedirian dan menuntut apabila nama baiknya
dicemarkan baik oleh pasien, keluarga maupun profesi lain.
e.       Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan diri baik melalui
pendidikan maupun pelatihan.
f.       Bidan berhak atas kesempatan untuk meningkatkan jenjang karir dan
jabatan yang sesuai.
g.      Bidan berhak mendapat kompensasi dan kesejahteraan yang sesuai. 04/30/2020
26 Fungsi Bidan Dalam HAM
Dalam konsep Hak Asasi Manusia (HAM), bidan memiliki beberapa fungsi,
diantaranya:
1.      Memberikan hak kepada semua pasangan dan individual untuk
memutuskan dan bertanggung jawab terhadap jumlah, jeda dan
waktu untuk mempunyai anak serta hak atas informasi yang berkaitan
dengan hal tersebut.
Bidan memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada klien saat
klien tersebut ingin menggunakan Alat kontrasepsi, bidan
memberi hak kepada klien untuk mengambil keputusan sesuai
keinginan klien

04/30/2020
27 Fungsi bidan dalam HAM
2. Memberikan hak kepada masyarakat untuk mendapatkan kehidupan
seksual dan kesehatan reproduksi yang terbaik serta memberikan hak
untuk
mendapatkan pelayanan dan informasi agar hal tersebut dapat terwujud.

3. Memberikan hak untuk membuat keputusan yang berkenaan dengan


reproduksi yang bebas dari diskriminasi, pemaksaan dan kekerasan.
Hak-
hak reproduksi merupakan hak asasi manusia.
Baik ICPD 1994 di Kairo maupun FWCW 1995 di Beijing mengakui hak-
hak reproduksi sebagai bagian yang tak terpisahkan dan mendasar dari
kesehatan reproduksi dan seksual.
4.      Memberikan hak privasi kepada klien
5.      Memberikan hak pelayanan dan proteksi kesehatan 04/30/2020
HAM yang Terkait dengan Kesehatan Reproduksi
28
 UU No. 7 Tahun 1984 (Konvensi Penghapusan Diskriminasi terhadap Wanita):
 Jaminan persamaan hak atas jaminan kesehatan dan keselamatan kerja, termasuk
usaha perlindungan terhadap fungsi melanjutkan keturunan (Pasal 11 ayat 1 f).
 Jaminan hak efektif untuk bekerja tanpa diskriminasi atas dasar perkawinan atau
kehamilan (Pasal 11 ayat 2).
 Penghapusan diskriminasi di bidang pemeliharaan kesehatan dan jaminan
pelayanan kesehatan termasuk  pelayanan KB (Pasal 12).
 Jaminan hak kebebasan wanita pedesaan untuk memperoleh fasilitas
pemeliharaan kesehatan yang memadai, termasuk  penerangan, penyuluhan dan
pelayanan KB (Pasal 14  ayat 2 b).
 Penghapusan diskriminasi  yang berhubungan dengan perkawinan dan hubungan
kekeluargaan atas dasar persamaan antara pria dan wanita (Pasal 16 ayat 1).
 Tap. No. XVII/MPR/1998 tentang HAM
 Hak untuk membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui perkawinan
yang sah (Pasal 2).

04/30/2020
29 UU No. 39 Tahun 1999 tentang HAM
 Setiap orang berhak membentuk suatu keluarga dan melanjutkan keturunan 
melalui perkawinan yang sah  (Pasal 10).
 Setiap orang berhak atas pemenuhan kebutuhan dasarnya untuk tumbuh dan
berkembang secara layak (Pasal 11).
 Setiap orang berhak atas  rasa aman dan tenteram serta perlindungan terhadap
ancaman ketakutan untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu (Pasal 30).
 Hak wanita dalam UU HAM sebagai hak  asasi manusia (Pasal 45).
 Wanita berhak  untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam pelaksanaan
pekerjaan / profesinya terhadap hal-hal yang dapat mengancam keselamatan
dan atau kesehatannya berkenaan dengan fungsi reproduksi wanita (Pasal 49
ayat 2).
 Hak khusus yang melekat pada diri wanita dikarenakan fungsi reproduksinya,
dijamin dan dilindungi oleh hukum (Pasal 49 ayat 3).
 Hak dan tanggungjawab yang sama  antara isteri dan suaminya dalam ikatan
perkawinan (Pasal 51 ).

04/30/2020
30 Implementasi Hak Atas Kesehatan Dalam Konteks HAM
 Dalam upaya untuk menghormati (to respect), melindungi (to protect) dan
 memenuhi (to fulfil) sebagai kewajiban negara mengimplementasikan norma-
norma

HAM pada hak atas kesehatan harus memenuhi prinsip-prinsip :


1. Ketersediaan pelayanan kesehatan, dimana negara diharuskan memiiki
sejumlah pelayanan kesehatan bagi seluruh penduduk;
2. Aksesibilitas. Fasilitas kesehatan, barang dan jasa, harus dapat diakses oleh
tiap orang tanpa diskriminasi dalam jurisdiksi negara. Aksesibilitas memiliki
empat dimensi yang saling terkait yaitu :tidak diskriminatif, terjangkau
secara fisik,terjangkau secara ekonomi dan akses informasi untuk mencari,
menerima dan atau menyebarkan informasi dan ide mengenai masalah-
masalah kesehatan.

04/30/2020
Implementasi Hak Atas Kesehatan Dalam Konteks HAM …
31
3. Penerimaan. Segala fasilitas kesehatan, barang dan pelayanan harus diterima
oleh etika medis dan sesuai secara budaya, misalnya menghormati
kebudayaan individu-individu, kearifan lokal, kaum minoritas, kelompok dan
masyarakat, sensitif terhadap jender dan persyaratan siklus hidup. Juga
dirancang untuk penghormatan kerahasiaan status kesehatan dan
peningkatan status kesehatan bagi mereka yang memerlukan.

4. Kualitas. Selain secara budaya diterima, fasilitas kesehatan, barang, dan jasa
harus secara ilmu dan secara medis sesuai serta dalam kualitas yang baik. Hal
ini mensyaratkan antara lain, personil yang secara medis berkemampuan,
obat - obatan dan perlengkapan rumah sakit yang secara ilmu diakui dan
tidak kadaluarsa, air minum aman dan dapat diminum, serta sanitasi
memadai.
04/30/2020

Anda mungkin juga menyukai