Anda di halaman 1dari 19

Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Bab 7

7
Sistem Koloid
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Peta Konsep
- Efek Tyndall
bersifat - Gerak Brown
- Pengendapan
- Elektroforesis
Asli

dibe- - Sol Liofi l dan Sol Liofob


dakan antara lain
Larutan Koloid - Aerosol
- Emulsi
- Gel
terdapat
Suspensi
dibuat dengan - Cara Dispersi
- Cara Kondensasi

Dalam Kehidupan
Sehari-hari

antara lain

- Pembentukan Delta pada


Muara Sungai
- Mesin Ginjal Buatan
- Langit Tampak Berwarna Biru
- Penjernihan Air
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

A. Dispersi Koloid
Jika suatu zat dilarutkan ke dalam suatu pelarut tertentu maka zat
terlarut tersebut akan terdispersi ke dalam pelarutnya (medium
pendispersi).

Sistem dispersi dibedakan menjadi 3 yaitu:


1.Larutan asli, ukuran partikel 1 Å – 10 Å;
2.Koloid, ukuran partikel 10 Å – 2.000 Å;
3.Suspensi, ukuran partikel lebih besar dari 2.000 Å.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Sistem dispersi koloid terdiri atas 2 fase, yaitu fase terdispersi dan
medium pendispersi.
Tipe Sistem Dispersi Koloid

Fase Terdispersi
Medium
Pendispersi Gas Cair Padat

aerosol cair aerosol padat debu,


Gas (larutan asli)
(awan, kabut) jelaga dalam udara)
buih
Cair emulsi sol
(buih air sabun,
(milk, krim rambut) (tinta, koloid emas)
buih soda)
buih padat
Padat emulsi padat/gel sol padat
(gabus, batu
(mentega, keju) (paduan logam)
apung)
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

B. Sifat Koloid
1. Efek Tyndall

Penghamburan sinar oleh partikel koloid.

Contoh peristiwa dalam kehidupan sehari-hari:

a.Terlihatnya cahaya lampu kendaraan di jalan yang berdebu.

b.Cahaya proyektor di gedung bioskop


Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Gerak Brown

Gerakan yang cepat membentuk garis-garis lurus yang pendek

dan mengubah arah geraknya secara mendadak (zig-zag) yang

dialami partikel koloid.

3. Pengendapan

Pengendapan atau penggumpalan koloid sol dapat terjadi karena


a. penambahan elektrolit,
b. elektroforesis,
c. pencampuran 2 sol yang berlawanan muatannya, dan
d. pendidihan.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

4. Sifat Kelistrikan

Sifat dari partikel koloid adalah dapat memiliki muatan positif atau
negatif. Muatan partikel koloid dapat terjadi:

a. Absorpsi ion dari medium pendispersinya

Suatu koloid dapat mengadsorpsi ion dari medium pendispersinya.


Jenis ion yang diadsorpsi bergantung pada jenis koloidnya.

b. Ionisasi gugus permukaan


Gugus yang terdapat pada suatu senyawaan koloid dapat
mengalami ionisasi.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

5. Elektroforesis

Gerakan partikel karena pengaruh potensial listrik disebut


elektroforesis atau kataforesis.

Koloid positif tertarik ke elektrode


negatif, sedangkan koloid negatif
tertarik ke elektrode positif.

Penerapan Elektroforesis

1. pembersihan asap dari cerobong asap


2. pelapisan karet pada permukaan logam dari sol lateks
3. pengecatan bagian logam pada mobil dengan pigmen koloid
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

C. Macam-Macam Koloid
1. Sol Liofil dan Sol Liofob
a. Sol Liofil

Sol yang fase terdispersinya senang dengan medium atau


pelarutnya. Jika medium pendispersinya air disebut sol hidrofil.
Contoh: protein (dalam telur) terdispersi dalam air dan kanji
terdispersi dalam air.

b. Sol Liofob
Sol yang fase terdispersinya tidak senang dengan medium
atau pelarutnya.
Contoh: dispersi emas, Fe(OH)3, dan belerang dalam air
yang tidak melibatkan ikatan hidrogen.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Perbandingan Sol Liofil dengan Sol Liofob

No Sol Liofil Sol Liofob


1. Dibuat dengan mencampurkan Tidak dapat dibuat dengan
secara langsung dengan mencampurkan secara
mediumnya. langsung dengan mediumnya.
2. Partikelnya tidak bermuatan atau Partikelnya bermuatan positif
sedikit muatannya. atau negatif.
3. Diendapkan oleh elektrolit dengan Diendapkan oleh elektrolit
konsentrasi tinggi. dengan konsentrasi rendah.
4. Dapat balik (reversibel). Tidak dapat balik (ireversibel).
5. Tidak menunjukkan efek Tyndall. Menunjukkan efek Tyndall.
6. Partikel tertarik ke anode atau Partikel tertarik ke anode atau
katode, atau tidak sama sekali. katode.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

c. Kestabilan Sol

Kestabilan suatu sol dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:


1) Adanya Muatan Partikel Sol
Partikel sol liofob memiliki muatan listrik (semuanya positif
atau semua negatif) pada permukaannya. Karena muatannya
sama maka antarpartikel tolak-menolak dan menahan untuk
bergabung

2) Solvatasi dari Partikel Sol


Sol liofil lebih stabil daripada sol liofob. Hal itu dikarenakan
dua alasan yaitu:
a. partikel sol liofil tidak bermuatan listrik;
b. partikel sol liofil memiliki lapisan pelarut (selimut) di
sekelilingnya.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

d. Pemurnian Sol
Dapat dilakukan dengan cara:
1. Dialisis
Sol dan zat elektrolit atau partikel-partikel kecil lainnya dapat
dipisahkan dengan kertas perkamen atau membran selofan
yang memiliki pori-pori sangat baik.
2. Elektrodialisis
Hampir sama dengan dialisis. Bedanya, pada elektrodialisis,
dengan pengaruh medan listrik, ion-ion tertarik ke elektrode
yang berlawanan muatan.
3. Penyaring Ultra
Penyaring ultra atau membran selofan dapat dilalui zat elektrolit
dan mediumnya, tetapi partikel sol tidak dapat melewatinya.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Aerosol

Aerosol adalah sistem koloid zat


padat atau zat cair yang
terdispersi dalam gas seperti
awan, kabut, debu, dan jelaga
dalam udara. Untuk
membersihkan debu atau asap
(terutama yang mengandung
Skema Cottrell
partikulat beracun) yang berasal
dari industri digunakan alat yang
disebut Cottrell.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

3. Emulsi

Emulsi adalah sistem koloid zat cair yang terdispersi dalam zat cair
(sistem koloid cair-cair).
Untuk memperoleh emulsi yang stabil, diperlukan sejumlah kecil zat
pengemulsi (emulgator) yang ditambahkan saat pembuatan emulsi.

Sifat-sifat emulsi adalah sebagai berikut.


a. Sering bermuatan negatif dan dapat diendapkan oleh zat elektrolit.
b. Menunjukkan efek Tyndall dan gerak Brown.
c. Emulsi dapat dirusak oleh pemanasan, pembekuan, pemutaran,
dan penambahan elektrolit yang cukup banyak.
d. Perusakan emulsi juga dapat terjadi jika emulgatornya dirusak.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

4. Gel

Gel adalah sistem koloid zat cair yang terdispersi dalam medium
padat.

Contoh:

a. Sol panas gelatin yang didinginkan menjadi suatu zat yang


semipadat.

b. Sifat gel ada yang elastis (gelatin, kanji, dan sabun) dan ada
yang tidak elastis (kaku), misalnya gel silika
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

D. Pembuatan Koloid
1. Cara Dispersi
Prinsip cara ini adalah pemecahan partikel berukuran besar
menjadi partikel berukuran kecil (sesuai ukuran partikel koloid).

a. Peptisasi
Cara pembuatan koloid dengan penambahan elektrolit ke dalam
suatu endapan.
b. Pemintal koloid
Pemintal koloid terdiri atas dua pelat baja yang berdekatan,
berputar dengan arah berlawanan, dan berkecepatan tinggi.
c. Cara Bredig
Cara Bredig menggunakan dua kawat logam yang diberi
tegangan tinggi saling didekatkan di dalam air.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

2. Cara Kondensasi
Kondensasi merupakan kebalikan dari cara dispersi, yaitu
penggabungan molekul-molekul kecil menjadi partikel yang besar.
a. Hidrolisis
Contoh: pembuatan sol hidroksida besi, krom, dan aluminium
b. Oksidasi
Contoh: pembuatan sol belerang
c. Reduksi
Contoh: pembuatan sol Ag dan Au
d. Reaksi penetralan
Contoh: pembuatan sol As2O3
e. Pengubahan pelarut
Contoh: larutan belerang dalam etanol ditambahkan pada air yang
berlebihan maka akan terbentuk partikel koloid.
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

E. Koloid dalam Kehidupan Sehari-hari

1. Pembentukan Delta pada Muara Sungai


2. Mesin Ginjal Buatan
3. Langit Tampak Berwarna Biru
4. Penjernihan air

Ilustrasi pembentukan skema mesin Langit tampak biru karena Ilustrasi pengendapan
delta ginjal buatan sinar matahari dihamburkan partikel koloid oleh
oleh partikel-partikel koloid tawas
Bab 1 Bab 2 Bab 3 Bab 4 Bab 5 Bab 6 Bab 7

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai