Kelompok 1 - Desentralisasi
Kelompok 1 - Desentralisasi
KESEHATAN
Cindy Yulia Eka Putri
(1706041103)
Detia Silvarisa
(1706040864)
Dhia Fairuz Auza
(1706040851)
● Definisi Desentralisasi
● Definisi Desentralisasi Kesehatan
● Dasar Hukum Desentralisasi
Kesehatan
OUTLINE ● Tujuan Desentralisasi Kesehatan
● Penerapan Desentralisasi dalam
Kesehatan
● Kelebihan Desentralisasi
● Kekurangan Desentralisasi
● Kendala Desentralisasi
DEFINISI
DESENTRALISAS
I
“Desentralisasi adalah penyerahan
Urusan Pemerintahan oleh
Pemerintah Pusat kepada daerah
otonom berdasarkan Asas Otonomi.”
(UU No. 23 Tahun 2014)
DEFINISI
DESENTRALISAS
I KESEHATAN
“Desentralisasi kesehatan berarti memberikan
peluang yang lebih besar bagi daerah untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat di
daerah tersebut”
(Bastian,I, n.d)
Manfaat
→ Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
→ Efisiensi anggaran
BLUD (Badan Layanan
Umum Daerah)
1) Permintaan SDM kesehatan meningkat lebih cepat 2) Masuknya investor ke dalam industri kesehatan dengan
daripada kemampuan pasokan motivasi untuk mendapatkan keuntungan dan masuknya
● Co: sedikitnya tenaga spesialis menyebabkan tenaga asing dengan kompetensi dan keterampilan yang
tenaga spesialis lebih sulit ditata, akibatnya lebih kompetitif.
biaya pelayanan spesialis menjadi mahal.
● lembaga pendidikan dan pelatihan menyikapinya
● Peran pemerintah daerah sangat dibutuhkan
dengan merumuskan kurikulum atau memberikan
sebagai pembina, fasilitator, pengawas
pelatihan dalam bidang teknis dan manajerial
(regulator)
kesehatan untuk membentuk kompetensi SDM
yang dapat bersaing dengan tenaga asing
Kendala Desentralisasi
Kesehatan
3) Lambatnya kinerja petugas kesehatan di Institusi milik
4) Bertumpuknya pola penyakit menyebabkan
pemerintah
“kompetisi” dalam prioritas dan alokasi biaya
● Belum optimalnya kualitas dan lambatnya kesehatan
pelayanan kesehatan milik pemerintah ● Diharapkan Dinkes Kabupaten Kota segera
dibandingkan milik swasta. menata program dan struktur organisasi
● Perlu diperhatikan status kepegawaian SDM, faktor sesuai dengan ciri pelayanan kesehatan.
sistem rekrutmen SDM, manajemen yang
diterapkan, dan sistem pengakuan kinerja
(remunerasi) petugas kesehatan.
Kendala Desentralisasi
Kesehatan
Maraknya kasus korupsi Kenyataannya tidak sedikit kepala daerah takut dan kaku
● Beberapa kepala daerah ditangkap KPK karena terbukti untuk berinovasi karena adanya peluang terjerat proses
korupsi proyek dan anggaran kesehatan yaitu Wali Kota hukum.
Tegal Siti Mashita, mantan Gubernur Banten Atut ● Inovasi dapat dianggap sebagai penyalahgunaan
Chosiyah dan Bupati Jombang Nyono Suharli wewenang oleh para penegak hukum dalam
Wihandoko. beberapa kasus
● Pengadaan alat kesehatan dan obat menjadi sektor paling ● Inovasi diperlukan untuk menciptakan terobosan
rawan kasus korupsi baru yang mampu meningkatkan kinerja
● Dampak: kerugian pada keuangan negara, tersedianya alat (meningkatkan pembangunan dan kualitas SDM).
kesehatan yang tidak memadai dan kurangnya obat di ● Pemerintah telah menetapkan Peraturan Pemerintah
rumah sakit milik pemerintah dan puskesmas serta Nomor 38 Tahun 2017 mengenai Inovasi Daerah
membahayakan nyawa masyarakat.
PROGRAM
“DESA SIAGA”
Desa Siaga (1)
● Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan ● Konsep desa siaga adalah membangun suatu
Republik Indonesia Nomor sistem di suatu desa yang bertanggung jawab
564/MENKES/SK/VIII/2006, tentang Pedoman memelihara kesehatan masyarakat itu sendiri,
Pelaksanaan Pengembangan Desa siaga, desa siaga di bawah bimbingan dan interaksi dengan
merupakan desa yang penduduknya memiliki seorang bidan dan 2 orang kader desa. Di
kesiapan sumber daya dan kemampuan serta samping itu, juga dilibatkan berbagai pengurus
kemauan untuk mencegah dan mengatasi desa untuk mendorong peran serta
masalah-masalah kesehatan, bencana dan masyarakat dalam program kesehatan seperti
kegawatdaruratan kesehatan secara mandiri. imunisasi dan posyandu (Depkes, 2009).
Desa Siaga (2)
Tujuan pengembangan desa siaga (Depkes, Prinsip pengembangan desa siaga (Depkes,
2006), adalah : 2008), yaitu :
Siaga
Mobilisasi SDM Kegiatan Khusus
Manajemen
Monitoring Kerja Keuangan
REFERENSI
Bastian, I. (n.d.). Paradigma Baru Manajemen Kesehatan. [online] Repository.ut.ac.id. Available at:
http://repository.ut.ac.id/3893/1/EKSI4418-M1.pdf [Accessed 5 Nov. 2019].
Departemen Kesehatan RI. (2008). Profil kesehatan Indonesia 2007. [online] Available at :
http://promkes.kemkes.go.id/pengertian-tujuan-indikator-dan-kegiatan-pokok-desa-siaga [Accessed 4 Nov 2019]
Humas Universitas Indonesia. (2006). Desentralisasi Kesehatan Temui Banyak Persoalan. [online] Available at :
https://www.ui.ac.id/download/kliping/090306/Desentralisasi_Kesehatan_Temui_Banyak_Persoalan.pdf [Accessed 4 Nov. 2019]
Kementerian Dalam Negeri RI. (2015). Badan Layanan Umum Daerah. [online] Available at :
http://keuda.kemendagri.go.id/datin/index/3/2014 [Accessed 5 Nov. 2019]
Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014. [online] Available at :
http://kesga.kemkes.go.id/images/pedoman/profil-kesehatan-indonesia-2014.pdf [Accessed 5 Nov. 2019]
Keputusan Menkes RI No. 004/Menkes/SK/I/2003 tentang Kebijakan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan.
Komite Pemantauan Pelaksanaan Otonomi Daerah. (2018). Rapor Merah Desentralisasi. [online] Available at :
https://www.kppod.org/berita/view?id=647 [Accessed 4 Nov. 2019]
Mahendra, A. A. O. (2014). Mengubah Status Puskesmas Menjadi BLUD. [online] Available at :
http://www.jamsosindonesia.com/identitas/mengubah_status_puskesmas_menjadi_blud [Accessed 5 Nov. 2019]
Pemerintah Kabupaten Simalungun. (2019). Bupati Simalungun Raih Penghargaan Kepala Daerah Inovatif Koran Sindo Tahun
2019. [online] Available at:
https://www.simalungunkab.go.id/id/berita/bupati-simalungun-raih-penghargaan-kepala-daerah-inovatif-koran-sindo-tahun-2019
[Accessed 4 Nov. 2019]
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 61 Tahun 2007 Tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Daerah. [online] Available at : http://luk.tsipil.ugm.ac.id/atur/blu/Permenkeu61-2007PengelolaanKeuBLUDaerah.pdf [Accessed
5 Nov. 2019]
Pudjihardjo, W. J. (2012). Pengembangan SDM Kesehatan di Era Desentralisasi dan Mekanisme Pasar. [online] Available at :
http://ejournal.litbang.kemkes.go.id/index.php/hsr/article/view/2979/0 [Accessed 4 Nov. 2019]
3. Hingis : Apakah bisa program dari pemerintah daerah ditolak oleh pemerintah daerah? Apakah
ada konsekuensinya?
—> Ada. Dalam program kartu dari presiden yang ditolak oleh bupati Kutai Timur karena sudah
melaksanakannya dari tahun 2006.
—> Di Sumba Timur dalam program terkait pengalokasian dana, karena kurang harmonisnya
pemerintah daerah dengan pemerintah pusat.
—> Belum menemukan konsekuensinya, karena kembali lagi itu otonomi daerahnya.