Anda di halaman 1dari 22

ANTIFUNGI

ANTIFUNGI
Jamur merupakan organisme uniseluler
maupun multiseluler (umumnya berbentuk
benang disebut hifa, hifa bercabang-cabang
membentuk bangunan seperti anyaman
disebut miselium.
Penggolongan anti jamur berdasarkan
struktur kimianya :
A.Gol Polien makrolide.
Contoh : Amfoterisin B dan nystatin
dihasilkan oleh Sterptomyces nodosus. Untuk
infeksi jamur sistemik, amfoterisin B diberikan
melalui infuse secara perlahan-lahan.

Obat ini bekerja dengan berikatan dengan


ergosterol pada membran sel jamur dan
merubah permeabilitas memran sel dengan
membentuk kanal yang berifat hidrofilik.
infus amfoterisin B sering kali menimbulkan kulit
panas, keringatan, sakit kepala, demam,
mengigil, lesu, anoreksia, nyeri otot, flebitis,
kejang, penurunan fungsi ginjal

Untuk pengobatan infeksi jamur seperti:


koksidioidomikosis,
parakoksidoidomikosis,
aspergilosis,
kromoblastomikosis dan
kandidosis.
• Nystatin bersifat toksik untuk pemberian
parenteral dan hanya digunakan secara topikal
• Nystatin aktif terhadap sebagian besar
Candida sp dan paling umum digunakan untuk
menekan infeksi kandida lokal.
• Indikasi umum :
sariawan orofaringeal, kandidiasis vagina, dan
infeksi kandida intertriginosa.
B. Golongan azol
merupakan obat antijamur spectrum luas dan
resistensinya jarang timbul.
Imidazol tidak diabsorpsi dengan baik secara oral,
kecuali ketokonazol.
Yang termasuk dalam golongan ini adalah
mikonazol, klotrimazol, ketokonazol, flukonazol,
itrakonazol, triazol, ekonazol, isokonazol,
tiokonazol, dan bifonazol.
Obat jenis ini bekerja dengan mereduksi
synthesis ergosterol dengan menghambat
enzym cytochrome P450 pada membran sel
jamur.
• tinea corporis (kurap) terjadi di badan, tinea
cruris terjadi di selangkangan disebabkan oleh
dermatopyta seperti:Trichophyton
rubrum dan Tricophyton mentagrophytes.
• Tinea pedis ( kutu air) disebabkan oleh
dermatopyta: Trichophyton rubrum,
Trichophyton interdigitale, dan Epidermophyton
floccosum.  
• Tinea versikolor ( panu) disebabkan oleh jamur
dermatopyta Malassezia furfur
• Gol azol seperti: ketokonazole, clotrimazole,
dan mikonazol sering indikasinya secara
topikal untuk infeksi jamur dermatopyta
seperti tinea corporis, tinea versikolor dan
tinea pedis.
C. Gol Analog Pyrimidin

Contoh obatnya :
Flusitosin
merupakan antijamur sistemik yang dapat
diberikan per oral.
Flusitosin menghambat pertumbuhan kandida,
kriptokokus, torulopsis, aspergilosis
Obat ini bekerja dengan cara mengubah
flusitosin menjadi 5-fluorourasil yang dapat
menghambat sintesis DNA dan RNA.

flusitosin hanya untuk infeksi cryptococcus


neorformans, beberapa spesies candida dan
infeksi oleh kromoblastomikosis.
Untuk infeksi lain biasanya dikombinasikan
dengan amfoterisin B
D. Gol. Echinocandin
Contoh Obatnya :
• Caspofungin, Micafungin, anindulafungin

Merupakan antifungi terbaru yang indikasinya


untuk candida dan aspergilus, dan fungal
mucocutan.
Mekanisme kerjanya dengan menghambat sintesa
β(1–3)-glucan yang ada pada dinding sel fungi
E. Gol allylamin
• Contoh obatnya:
Terbinafine, naftifin
Mekanisme kerjanya :
Menghambat enzym epoksidasi squalene pada
jamur, ini menyebabkan akumulasi sterol
squalene, yang merupakan racun bagi jamur
Tebinafine dan naftifin indikasinya untuk tinea
corporis dan tinea cruris.
F. Griseofulvin
• Griseofulvin adalah obat fungistatik yang sangat tidak
larut yang dihasilkan dari spesies penicillium.
Pemberiannya bersama makanan yg berlemak.
• Griseofulvin disimpan di kulit yang baru terbentuk
dgn mengikat keratin, melindungi kulit dari infeksi
baru.
• griseofulvin harus diberikan selama 2-6 minggu
sehingga kulit, kuku dan rambut dengan keratin
yang terinfeksi diganti dengan struktur yang resisten.
• Mekanisme kerja griseopulvin dengan
menghambat proses mitosis jamur.
• Meskipun ditargetkan terhadap mikosis lokal,
griseofulvin harus digunakan secara sistemik.

Anda mungkin juga menyukai