Anda di halaman 1dari 17

BAB 1

NAPAK TILAS PENEGAKAN HAK


ASASI MANUSIA DI INDONESIA
1. Hakikat Hak Asasi Manusia (HAM)
• HAM adalah hak dasar, hak pokok, hak pundamental yang
melekat pada kodrat manusia sebagai anugerah Tuhan Yang
Maha Esa sejak lahir
• HAM menurut beberapa ahli :
1. John Locke
Hak Asasi Manusia adalah hak-hak yang diberikan langsung
oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak kodrati
2. Prof. Mr. Koentjoro Poerbapranoto
Hak asasi manusia adalah hak yang bersifat asasi, artinya
hak-hak yang dimiliki manusia menurut kodratnya yang tidak
dapat dipisahkan dari hakikatnya sehingga sifatnya suci
3. UU No 39 Tahun 1999 tentang HAM
Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat
pada manusia sebagai makhluk Tuhan YME dan merupakan
anugerah-Nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan
dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat
manusia

Jadi :
Setiap orang perlu menghormati dan menghargai hak
asasi orang lain, karena setiap orang memiliki
kebebasan dan kesamaan harkat, derajat serta martabat.
2. Kasus pelanggaran Hak Asasi Manusia
• Contoh kasus pelanggaran HAM di Indonesia
1. Kasus Marsinah (1993)
2. Kerusuhan Tanjung Priok (1984)
3. Tragedi Semanggi I (1998) dan Semanggi II (1999)
4. Kerusuhan Tri sakti (1998)
5. DOM Aceh, Petrus
6. Tragedi Bom Bali (2002)
7. Kasus G 30 S PKI (1965)
8. Kasus Pembantaian Massal Anggota PKI
9. Kasus Munir (2004)
10. Konflik Sampit (Suku Dayak dan Madura)
3. Upaya Pemajuan Hak Asasi Manusia di
Indonesia
a. Periode 1945 – 1950
Pemajuan dan penegakan HAM pada periode 1945 –
1950, masih menekankan pada hak untuk merdeka, hak
kebebasan untuk berserikat melalui organisasi politik
yang didirikan serta hak kebebasan untuk
menyampaikan pendapat terutama di parlemen.
Pemikiran HAM telah mendapat legitimasi secara
formal karena telah memperoleh pengaturan dan masuk
ke dalam hukum dasar negara (konstitusi)
• Periode 1950 – 1959
Pemikiran HAM pada periode ini mendapatkan
momentum yang sangat membanggakan, karena suasana
kebebasan yang menjadi semangat demokrasi liberal atau
demokrasi parlementer mendapatkan tempat di kalangan
elit politik. Seperti 5 indikator yang dikemukakan oleh
Prof. Bagir Manan dalam Buku Pendidikan
Kewarganegaraan: Demokrasi, Hak Asasi Manusia, dan
Masyarakat Madani, bahwa Pertama, semakin banyak
tumbuh partai-partai politik. Kedua, Kebebasan pers
Ketiga, pemilihan umum. Keempat, parlemen atau dewan
perwakilan rakyat sebagai representasi dari kedaulatan
rakyat. Kelima, wacana dan pemikiran tentang HAM
mendapatkan iklim yang kondusif sejalan dengan
tumbuhnya kekuasaan yang memberikan ruang kebebasan.
• Periode 1959 – 1966
Pada periode ini sistem pemerintahan yang berlaku
adalah sistem demokrasi terpimpin Akibat dari sistem
demokrasi terpimpin, Presiden melakukan tindakan
inkonstitusional, baik pada tataran suprastruktur politik
maupun dalam tataran infrastruktur politik. Dalam
kaitan dengan HAM, telah terjadi pemasungan hak asasi
masyarakat yaitu hak sipil dan hak politik seperti hak
untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pikiran
dengan tulisan. Dengan kata lain, telah terjadi sikap
restriktif (pembatasan yang ketat oleh kekuasaan)
terhadap hak sipil dan hak politik warga negara.
• Periode 1966 – 1998
Setelah terjadi peralihan pemerintahan dari Soekarno ke
Soeharto, ada semangat untuk menegakkan HAM.
Sementara itu, pada sekitar awal tahun 1970-an sampai
periode akhir 1980-an persoalan HAM di Indonesia mengalami
kemunduran, karena HAM tidak lagi dihormati, dilindungi dan
ditegakkan. Upaya yang dilakukan oleh masyarakat menjelang
periode 1990-an nampaknya memperoleh hasil yang
menggembirakan karena terjadi pergeseran strategi pemerintah
dari represif dan defensif ke strategi akomodatif terhadap
tuntutan yang berkaitan dengan penegakan HAM. Salah satu
sikap akomodatif pemerintah terhadap tuntutan penegakan
HAM adalah dibentuknya Komisi Nasional Hak Asasi
Manusia (KOMNAS HAM) (7 Juni 1993) berdasarkan
KEPRES Nomor 50 Tahun 1993.
• Periode 1998- Sekarang
Pergantian pemerintah pada tahun 1998 memberikan dampak
yang sangat besar pada pemajuan dan perlindungan HAM di
Indonesia.
Strategi penegakan HAM dilakukan dengan dua tahapan , yaitu
:
1. Tahap penentuan
Telah ditetapkan beberapa ketentuan perundang-undangan
tentang HAM : Amandemen UUD Negara RI tahun 1945 pasal
28a-28J) Tap MPR No XVII/MPR/1998, UU No 39 tahun 1999,
UU No 26 Tahun 2000
2. Tahap penataan aturan secara konsisten
Dilaksanakan pada masa pemerintahan Presiden Habibie yang
ditandai dengan penghormatan dan pemajuan HAM dengan
dikeluarkannya Tap MPR No XVII/MPR/1998 tentang HAM dan
disyahkannya (diratifikasi) sejumlah konvensi HAM
4. Dasar Hukum HAM di Indonesia
• Konstitusi Negara
a. UUD Negara RI Tahun 1945
b. Konstitusi RIS 1949
c. UUDS 1950
d. UUD Negara RI Tahun 1945 (Amandemen) – Pasal 28A –
28J tentang HAM
• Ketetapan MPR
Tap MPR No XVII/MPR/1998 tentang pelaksanaan dan
sikap Bangsa Indonesia Terhadap HAM dan Piagam HAM
Nasional
• Undang-Undang
1. UU No 9 Tahun 1998 tentang Kebebasan Menyatakan
Pendapat di Muka Umum
2. UU No 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia
3. UU No 26 Tahun 2000 tentang Pengadilan Ham
4. UU No 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak
• Keputusan Presiden
1. Kepres No 50 Tahun 1993 tentang Komnas HAM
2. Kepres No 181 Tahun 1998 tentang Komisi Nasional Anti
kekerasan terhadap Perempuan
Penataan aturan secara konsisten memerlukan
persyaratan yang harus dipenuhi antara lain :

• Demokrasi dan supremasi hukum


Hubungan antara HAM, demokrasi dan negara harus dilihat
sebagai hubungan keseimbangan ‘simbiosis mutualistik’

• HAM sebagai tatanan sosial


Pendidikan HAM secara kurikuler maupun melalui
pendidikan kewarganegaraan (civic education) sangat diperlukan
secara berkesinambungan
5. Upaya Pemerintah dalam Menegakan
HAM
Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menegakan HAM di
Indonesia antara lain :
• Membentuk Komnas HAM
Sebagai lembaga pengkajian, penelitian, penyuluhan, pemantauan
dan mediasi HAM
• Membuat instrumen HAM (Produk hukum HAM)
Sebagai pedoman yang memberi arah dan menjamin kepastian
hukum
• Membentuk Pengadilan HAM
Berwenang memeriksa dan memutus perkara pelanggaran hak asasi
manusia berat 
6. Partisipasi Masyarakat dalam Pemajuan,
Penghormatan dan Penegakan HAM di
Indonesia

Pemajuan, penghormatan dan penegakan HAM


merupakan tanggungjawab kejaksaan, kepolisian,
kehakiman dan seluruh rakyat Indonesia Upaya
penegakan HAM di Indonesia masih belum sepenuhnya
berhasil dilaksanakan, hal ini bisa kita lihat dari
berbagai kasus pelanggaran HAM yang masih terjadi di
Indonesia
Hambatan-hambatan yang dirasakan dalam upaya
penegakan HAM antara lain :

• Kondisi sosial-budaya yang berbeda


• Rendahnya pemahaman warga negara tentang arti penting
HAM
• Rendahnya kualitas mental aparat penegak hukum
• Kurang meratanya komunikasi dan informasi
• Banyaknya peraturan perundangan hasil ratifikasi yang tidak
sesuai dengan kondisi Indonesia
Faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan
penegakan HAM adalah :

• Instrumen HAM
Peraturan perundangan yang berhubungan dengan HAM
• Aparatur pemerintah
Seperti Kejaksaan, kepolisian, kehakiman dan sebagainya
• Proses Peradilan
Seperti tata cara penangkapan, perlindungan saksi dan
sebagainya
Sikap yang patut kita munculkan dalam upaya
penegakan HAM :
• Menolak dengan tegas setiap terjadinya pelanggaran HAM
• Mendukung dengan tetap bersikap kritis terhadap upaya
penegakan HAM

Contoh partisipasi masyarakat dalam pemajuan,


penghormatan dan penegakan HAM di Indonesia
• Mempelajari dan mematuhi peraturan perundangan tentang
HAM
• Tidak melakukan perbuatan atau tindakan yang melanggar
HAM
• Memberi masukan kepada pemerintah tentang HAM

Anda mungkin juga menyukai