Anda di halaman 1dari 8

FARMAKOLOGI SISTEM ORGAN

PENGGOLONGAN OBAT SISTEM SARAF PUSAT


PSIKOTROPIKA

BELLYNDA CHERANITA SUHADA


31118051
FARMASI 2B
PENGERTIAN PSIKOTROPIKA

Menurut UU RI No. 5 Tahun 1997, Psikotropika adalah zat atau obat,


baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang
menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
01 Berdasarkan
Tahun 1997
UU no. 5
02 Berdasarkan Farmakologi
1. Psikotropika Golongan I 1. Obat-obat yang menekan fungsi-
Adalah psikotropika yang digunakan untuk tujuan fungsi psikis tertentu di SSP
ilmu pengetahuan dan tidak digunakan dalam • Obat golongan Neuroptika
terapi serta mempunyai potensi amat kuat , • Obat yang tergolong transquillizeIr
mengakibatkan sindroma ketergantungan. 2. Obat –obat yang menstimulir
2. Psikotropika Golongan II (merangsang) fungsi-fungsi
Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan
tertentu di SSP
dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
• Obat golongan anti depressiva
potensi kuat mengakibatkan sindroma • Obat golongan Psikostimulansia
ketergantungan. 3. Obat-obat yang mengacaukan
3. Psikotropika Golongan III mental tertentu
Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan
dan banyak digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan ilmu penhgetahuan serta
mempunyaipotensi sedang, mengakibatkan

Jenis sindroma ketergantungan.


4. Psikotropika Golongan IV
Adalah psikotropika yang berkhasiat pengobatan

Psikotropika
dan sangat luas digunakan dalam terapi dan/atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan sindroma
ketergantungan.
JENIS PSIKOTROPIKA
Berdasarkan pengaruh penggunaannya terhadap susunan SSP manusia
Obat yang bekerja dengan mengaktifkan kerja
susunan saraf pusat. Obat tersebut digunakan
untuk daya konsentrasi dan aktivitas mental
Stimulan
dan fisik. Contoh: Amphetamine, Ectasy
(MDMA), dan Shabu.

Psikotropika Obat yang bekerja mengendorkan atau


Depresan
mengurangi aktifitas susunan saraf pusat.
Contoh: Benzodiazepin, dan Barbitura.

Obat yang bekerja menimbulkan rasa


Halusinogen
perasaan halusinasi atau khayalan.
Contoh: Licercik acid dhietilamide (LSD),
dan Micraline.
Amfetamin

Mekanisme Kerja Mengubah kadar zat alami tertentu yang mengontrol impuls di dalam otak,
sehingga meredakan gejala dari kondisi yang diderita
Indikasi Narkolepsi dan attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
Kontra Indikasi Hipertiroidisme, arteriosklerosis, jantung koroner, arimia, gangguan
bipolar, kejang, gangguan ginjal
Interaksi Obat 1. Amfetamin + obat penghambat beta = meningkatkan resiko
meningkatnya tekanan darah
2. Amfetamin + Chlorpromazine/haloperidol/lithium = menghambat kerja
amfetamin
3. Amfetamin + obat golongan antidepresan trisiklik = meningkatkan risiko
gangguan jantung

Efek Samping Mulut kering, mual muntah, diare, gugup, gelisah, pusing hingga pingsan,
jantung berdebar, melakukan gerakan atau mengucapkan sesuatu secara
berulang dan diluar kendali
Diazepam
Mekanisme Kerja Memengaruhi zat kimia di otak sehingga memberikan efek menenangkan
Indikasi Kejang, gangguan kecemasan, otot tegang, penenang
Kontra Indikasi Sleep apnea, asma, gangguan ginjal, gangguan hati, gangguan mental,
glaukoma.
Interaksi Obat 1. Diazepam + obat golongan opioid = penurunan kesadaran dan
gangguan pernapasan
2. Diazepam + antipsikotik dan antihistamin = peningkatan risiko
terjadinya efek samping salah satu obat
3. Diazepam + rifampicin/carbamazepine/phenytoin/antasida = penurunan
efektivitas diazepam

Efek Samping Mengantuk, pusing, linglung, lemas, gangguan ingatan, gangguan


keseimbangan tubuh, kelemahan otot, depresi, sulit bernapas, gelisah,
gemetar (tremor), kesulitan buang air kecil.
Pentobarbital
Mekanisme Kerja Memperlambat aktivitas otak dan sistem saraf
Indikasi Insomnia, kejang, menyebabkan tertidur saat operasi
Kontra Indikasi Penyakit hati atau ginjal, asma, diabetes, hipertioidisme, anemia, riwayat
alkoholisme, masalah jantung dan paru-paru
Interaksi Obat 1. Barbiturat + depresan sentral/alkohol/obat penenang/antihistamin =
menghasilkan efek aditif depresan
2. Barbiturat + doksisiklin = memperpendek paruh doksisiklin
3. Barbiturat + antikoagulan = penurunan aktifitas antikoagulan
Efek Samping Kebingungan, halusinasi, nafas lemah atau pendek, denyut jantung
lambat, denyut nadi lemah, kehilangan keseimbangan atau koordinasi,
mual, mutah, sembelit, masalah dengan memori atau konsentrasi, mimpi
buruk, sakit kepala.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai