PEMASARAN PRODUK
Misalnya, kamu ingin memiliki usaha katering makanan sehat dengan bahan baku modal Rp. 20 ribu/porsi.
Markup yang ingin tambahkan adalah 20%. Jadi, berapakah keuntungan yang bisa didapatkan?
Dalam kasus katering makanan sehat ini, kamu akan mendapatkan untung sekitar Rp. 10 ribu apabila ingin
menggunakan markup sekitar 20%. Kurang lebih, begitulah cara menentukan harga jual produk dengan metode
markup pricing.
2. MARGIN PRICING
Jika markup menggunakan persentase untuk mendapatkan keuntungan, margin pricing merupakan metode
yang sebaliknya. Kamu harus menentukan terlebih dahulu berapa besar produk yang akan dijual. Setelah
itu, kamu bisa masukkan ke dalam rumus di bawah untuk menentukan berapa besar persentase profit yang
diambil. Dari situ, kamu bisa tentukan apakah harga yang diberikan terlalu besar atau tidak.
Misalnya, kamu berjualan katering makanan sehat dengan modal Rp. 15 ribu dan ingin menjualnya seharga
Rp. 45 ribu perporsi. Apakah keuntungan yang diambil terlalu besar atau tidak? masukkan saja ke dalam
rumus yang telah disiapkan di atas.
Jadi, keuntungan yang didapatkan dalam seporsi katering makanan sehat mencapai 78%. Jika menurut
kamu terlalu besar, kamu bisa ubah agar profit yang dihasilkan tidak melebihi 50% dari harga modal awal.
Kenapa? karena biasanya memang profit normal sebuah produk tidak lebih dari angka tersebut.
3. VALUE BASED PRICING
VBP merupakan cara menentukan harga jual sebuah produk paling unik. Sebab, kamu akan memberikan
harga sesuai dengan nilai yang didapatkan oleh pelanggan. Dengan kata lain, pelanggan yang berhak untuk
menentukan seberapa mahal barang tersebut, atau willing to pay (WTP). Masalahnya, setiap pelanggan
pasti memiliki WTP yang berbeda-beda. Lantas, apa yang harus dilakukan?
Memang sangat sulit bagi sebuah pemilik usaha untuk menggunakan metode ini. Biasanya, ada dua cara
yang mereka tempuh, yang pertama adalah melakukan riset terhadap beberapa responden. Setiap responden
akan memberikan penilaian dan juga harga terhadap produk yang tengah dirilis. Cara kedua adalah dengan
memberikan harga tinggi secara langsung.
Para pelanggan sendiri biasanya akan rela untuk membayar mahal sebuah produk berdasarkan beberapa hal,
kualitas produk, populatiras dan kelangkaan. Ketiga alasan tersebut merupakan alasan beberapa brand
memilih untuk menjual produk mereka secara limited alias terbatas. Semakin langka sebuah produk,
semakin mahal juga harga yang akan diberikan.
4. MRSP
Manufacturer Suggested Retail Price merupakan harga produk yang biasanya sudah disarankan oleh sang
pemilik kepada pelanggannya. Di Indonesia, kamu bisa mengenalnya dengan tulisan “harga eceran yang
disetarakan”. Biasanya, MSRP hanya digunakan untuk perusahaan manufakturing, salah satunya adalah
otomotif atau kendaraan bermotor. Namun, apakah MSRP dapat berubah walaupun harganya sudah
ditentukan?
Dalam beberapa kasus, ada beberapa retailer yang dengan sengaja menaikkan harga produk walaupun
terpasang label MSRP. Sebenarnya, tidak ada aturan yang melarang harga diubah. Terlebih lagi, permintaan
pasar yang sedang meninggi namun produknya terbatas alias sudah hampir habis. Ada juga beberapa
retailer yang menjual produk lebih murah dari MSRP karena stok yang terlampau banyak.
5. KEYSTONE PRICING
Keystone Pricing merupakan sebuah metode yang mana digunakan oleh seorang retailer untuk
melipatgandakan harga modal dari produk yang akan dijual kepada pelanggan. Misalnya, kamu membeli
sebuah baju dengan modal Rp. 50 ribu tetapi menjualnya dengan margin keuntungan 100%. Jadi, pelanggan
kamu harus membayarnya dengan harga Rp. 100 ribu. Apakah cara ini diperbolehkan dan umum
digunakan?
Usut punya usut, keystone pricing merupakan cara kuno yang telah digunakan toko-toko retailer terkemuka
di dunia. Hingga saat ini, metode tersebut masih digunakan karena mampu memberikan profit yang lebih
besar bahkan mencapai 2 kali lipat dari harga modal awal.
Namun, ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk menggunakan keystone pricing, salah satunya
adalah kamu harus memastikan jika produk yang dijual memenuhi standar kualitas dan kelayakan. Kenapa?
karena pelanggan tidak akan ada yang mau membayar mahal apabila produk yang dijual merupakan produk
yang bisa ditemukan di tempat lain dengan harga lebih murah.
STRATEGI PEMASARAN PRODUK
1. MEDIA SOSIAL
Pertama, media sosial bisa berfungsi sebagai etalase bisnis. Di sini Anda bisa
memamerkan produk-produk unggulan bisnis. Kedua, media sosial bisa berfungsi
sebagai sumber informasi seputar brand. Ketiga, media sosial dapat mendekatkan
hubungan pemilik bisnis dengan pelanggan. Akses media sosial yang mudah bisa
menghilangkan jarak antara pebisnis dengan pelanggan.
STRATEGI PEMASARAN PRODUK
2. INFLUENCER
Jadi berikut adalah penjelasan singkat soal tipe-tipe influencers atau KOL:
• Makro ─ memiliki massa yang besar tapi hubungannya dengan massa tidak terlalu dekat karena
jumlahnya yang besar. Usaha yang dikeluarkan untuk melakukan promosi cukup besar, akan tetapi
dampaknya pun luas.
• Mikro ─ merupakan orang yang berpengaruh di suatu komunitas. Tidak memiliki massa yang begitu
besar.
• Brand Ambasaddor ─ adalah figur yang memiliki nilai jual dan memiliki jumlah massa yang banyak.
Akan tetapi, bayarannya sangat mahal. Influencer macam ini biasanya bukan ahli di bidangnya.
STRATEGI PEMASARAN PRODUK
3. PROGRAM AFILIASI
Model pemasaran lewat afiliasi mulai berkembang di Indonesia. Strategi ini tak lain adalah versi canggih
untuk “promosi mulut ke mulut”.
Alih-alih hanya mempromosikan produk lewat rekomendasi orang, program afiliasi membantu strategi
marketing supaya lebih impactful. Mekanisme macam ini tak hanya menguntungkan Anda sebagai pemilik
bisnis. Pun juga partner afiliasi dan calon pelanggan yang disasar.
Bagi pebisnis, afiliasi akan mempercepat word of mouth dari usahanya. Hal ini bisa jadi lebih efektif dan
murah di satu waktu. Meski cukup mudah dan low cost, tentu saja Anda masih membutuhkan divisi
mengurus program afiliasi yang hendak dijalankan.
STRATEGI PEMASARAN PRODUK
4. VIDEO TUTORIAL
Video tutorial adalah cara lain untuk melakukan pemasaran produk. Melalui video-video tutorial, ada dua
tahap customer journey yang bisa Anda kuasai sekaligus.
Pertama, Anda akan memperkuat kehadiran di tahap consideration. Di sini, Anda akan meyakinkan calon
pelanggan bahwa Anda siap memberikan layanan terbaik. Termasuk dengan memberikan berbagai
informasi yang dibutuhkan melalui video tutorial.
Kedua, Anda juga akan mengukuhkan presence di tahap retention atau pembelian kembali. Bisa jadi
pelanggan setia Anda kembali membeli produk atau tertarik untuk mencoba layanan baru.
RENCANA PEMASARAN PRODUK
SEGMENTASI
TARGETING POSITIONING
PASAR
CONTOH CARA MENYUSUN RENCANA
PEMASARAN PRODUK