KONSEP DAN PRINSIP STATIKA SERTA KONDISI TANAH DALAM PERENCANAAN PONDASI
Tujuan Pembelajaran
Tujuan Pembelajaran
You can delete this slide when you’re done editing the presentation.
Definisi Tanah
Kondisi
Tanah dan
Batuan
Klasifikasi Berdasarkan
Tekstur
Klasifikasi
Tanah Klasifikasi Tanah
Berdasarkan Pemakaian
Bertemu
Hallo !
Perkenalkan
Nama : Lilian Nanda Rizki
Tentang Saya
Imogiri,
● MIN bantul
jetis
● SMPN 1 Sukoharjo
WA : 083144694147
● SMAN 1 Jetis
IG : liliannanda17
● UNY
01:
Pengertian Tanah
Pengertian
Tanah Contoh Tanah Padas
01
Tanah merupakan bagian utama dan juga bisa menjadi bahan pendukung dari pembuatan sebuah bangunan, baik itu
bangunan gedung, jalan, jembatan, dan irigasi.
Dalam mendirikan suatu bangunan di atas tanah, sangat perlu sekali kita mengenali kondisi tanah di tempat tersebut.
Perlunya kita mengenali kondisi tanah adalah untuk memastikan bahwa tanah yang akan kita gali untuk menempatkan
pondasi terletak pada kedalaman tanah yang stabil, tanah asli, tanah keras sehingga tidak mengalami penurunan yang cukup
besar saat bangunan kita dirikan di atas tanah tersebut. Penurunan pondasi yang tidak sama atau merata akan menyebabkan
bangunan miring retak dan berakibat pada runtuhnya suatu bangunan/ bangunan menjadi cacat.
Pengertian
Tanah Contoh Tanah Berbatu
01
Tanah merupakan campuran dari butiran (agregat) mineral padat yang tidak terikat secara kimia (tersementasi) antara
satu dengan yang lain dengan atau tanpa kandungan bahan organik yang sudah mengalami pelapukan dalam kurun waktu
yang cukup lama. Tanah terdiri dari 3 komponn yaitu udara, air, dan bahan padat. Kandungan air dalam tanah sangat
berpengaruh terhadap sifat tanah, sedangnkan udara tidak mempunyai pengaruh teknis. Sebagian atau seluruh ruang antara
butiran-butiran dapat diisi air atau udara. Jika rongga tersebut banyak terisi air seluruhnya maka tanah tersebut dikatakan
dalam kondisi jenuh. Tanah dalam kondisi jenuh sebagian (partially saturated). Sedangkan tanah kering adalah tanah yang
sama sekali tidak mengandung air atau nilai kadar airnya nol (Hardiyatmo, 1996).
02:
Tanah dan Batuan
B. Tanah &
Batuan
Butiran-butiran mineral yang membentuk
bagian dari tanah merupakan hasil pelapukan
dari batuan. Pelapukan merupakan suatu proses
teruarainya suatu batuan menjadi partikel-
partikel yang lebih kecil yang diakibatkan oleh
proses mekanis dan kimia. Pelapukan mekanis
02
Klasifikasi ini didasarkan pada keadaan permukaan tanah setempat. Sistem ini kurang cocok dalam
menentukan kondisi tanah yang akan didirikan pondasi karena hanya dilihat dari tampak permukaan tanahnya. Tekstur
suatu tanah dipengaruhi oleh ukuran tiap butir pada tanah tersebut.
Menurut tabel klasifikasi tanah berdasarkan tekstur yang dikeluarkan oleh Departemen Pertanian Amerika Serikat,
tanah dibagi dalam beberapa kelompok yaitu:
a) kerikil (gravel)
b) pasir (sand)
c) lanau (silt)
d) lempung (clay)
C. Klasifikasi
Tanah
Jika kita menemui tanah asli maka butiran yang ada dalam tanah tersebut sangatlah berbagai variasi butiran. Sistem
03
kelompok besar yaitu dari A-1 sampai dengan A-7. Kelompok A-1, A-2, dan A-3 merupakan tanah berbutir dengan 35%
atau kurang dari jumlah butiran yang diayak, lolos pada ayakan No. 200. Sedangkan tanah yang lolos pada ayakan No.
200 jumlahnya lebih dari 35% maka diklasifikasikan dalam kelompok A-4, A-5, A-6, dan A-7, kelompok ini adalah
tanah lanau dan lempung. Sistem klasifikasi tersebut didasarkan pada kriteria:
a) Ukuran butir
● Kerikil, bagian tanah yang lolos ayakan diameter 75mm (3 in) dan tertahan di ayakan No. 20 (2mm).
● Pasir, bagian tanah yang lolos ayakan No.10 (2mm) dan tertahan pada ayakan No.200 (0,075mm).
C. Klasifikasi
Tanah
b) Plastisitas
● Berlanau, Jika bagian halus dari tanah mempunyai indeks plastisitas (PI) sebesar kurang dari atau sama dengan
03
10.
● Berlempung, Jika bagian-bagian halus dari tanah indeks plastisitas sebesar lebih dari atau sama dengan 11.
● Apabila batuan dengan ukuran lebih dari 75mm ditemukan di dalam contoh tanah yang akan ditentukan
klasifikasi, maka batuan tersebut harus dikeluarkan terlebih dahulu dan tetap dihitung persentasinya.
04:
Penyelidikan Tanah
D. Penyelidikan
Tanah
Hardiyatmo (2017:46) menyebutkan tujuan penyelidikan tanah antara lain:
Untuk bangunan baru:
1. Sifat-sifat tanah dapat diketahui dalam menentukan desain struktur yang akan dibangun di atasnya.
2. Mengetahui kedalaman lapisan tanah yang keras.
04
3. Kapasitas daya dukung tanah dapat diketahui sesuai dengan desain tipe pondasi yang akan dipilih.
4. Kedalaman dan tipe pondasi dapat diketahui
5. Muka air tanah dapat diketahui
6. Penurunan pondasi dapat diprediksi
7. Besarnya tekanan tanah tehadap dinding penahan tanah atau pangkal jembatan (abutment) dapat
ditentukan.
8. Menentukan letak saluran, gorong-gorong, penentuan lokasi dan jenis timbunan pada pekerjaan jalan
raya dan irigasi.
D. Penyelidikan
Tanah
Untuk bangunan lama/ bangunan sudah berdiri/ Existing structures :
1. Memastikan struktur bangunan yang telah berdiri dalam kondisi aman strukturnya.
2. Meramalkan penurunan yang terjadi dan menemukan solusi yang tepat jika terjadi penurunan yang
berlebihan.
04
3. Untuk pekerjaan pemeliharaan jalan digunakan untuk menentukan material urugan yang tepat.
Kegiatan penyelidikan tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara sesuai dengan kebutuhan penyelidikan
atau tingkat ketelitian data yang dikehendaki. Kegiatan penyelidikan ini biasanya dilakukan oleh tim yang
ahli dibidang mekanika tanah. Secara garis besar penyelidikan tanah terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu
(1) penggalian benda uji atau pengeboran
(2) pengambilan sampel tanah
(3) pengujian tanah di laboratorium tanah.
D. Penyelidikan
Tanah
Penyelidikan tanah dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain:
1. Lubang Uji (Tes-pit)
Pengujian ini bertujuan untuk mengetahui lapisan tanah/ kepadatan tanah dan kondisi air tanah
setempat.
04
melalui pipa yang digerakkan ke atas dan ke bawah. Tujuan dari cara ini adalah menentukan
kedalaman pasir atau lanau di atas tanah keras atau batu, biasa digunakan pada proyek pelabuhan
untuk pekerjaan pemancangan dan pengerukan.
5. Bor Putar (Rotary Drill)
Cara ini bisa dilakukan pada segala jenis tanah dan bisa mencapai kedalaman lebih dari 60 meter.
Pengeboran inti jika sudah menemukan lapisan batu dan jika penyelidikannya untuk memperoleh
contoh inti kontinu (continuous core sample).
05:
Gaya yang Bekerja pada Tanah Akibat
Beban Pondasi
E. Gaya yang bekerja pada
Tanah Akibat Beban
Pondasi
1. Tegangan pada tanah
Bangunan yang berdiri di atas tanah, utamanya bangunan besar dengan beban yang berat, sangat
04
perlu diperhatikan perhitungan tegangan yang terjadi pada permukaan tanah tersebut atau pada
kedalaman tertentu. Perhitungan ini untuk mengetahui berapa besar penurunan yang terjadi pada
tanah setempat tersebut jika ada beban bangunan di atasnya. Penurunan yang terjadi ini akan
mengakibatkan perubahan bangunan atau tekanan kontak yang bekerja pada permukaan tanah.
Berkenaan dengan tegangan dalam tanah teori teori elastisitas membagi dalam 4 (empat) kelompok
yaitu ditunjukkkan dalam gambar berikut:
E. Gaya yang bekerja pada
Tanah Akibat Beban
Pondasi
Tegangan yang terjadi dalam tanah terbagi menjadi 5 kelompk yaitu:
a. Tegangan di dalam tanah pondasi dengan beban terpusat vertikal di permukaan
b. Tegangan di dalam tanah pondasi beban terbagi rata berbentuk
05
lingkaran
c. Tegangan di dalam tanah pondasi beban berbentuk trapezium
d. Tegangan di dalam tanah pondasi akibat beban terbagi rata berbentuk segiempat
e. Teganngan kontrak dari Tanah Elastis dan struktur fondasi