ILMU KESEHATAN MATRA DARAT

DAN LALU LINTAS

DALAM UPAYA MENGENAL KESEHATAN LAPANGAN

BAGI MAHASISWA KESEHATAN

YUNUS MUSTOFA

1
 DASAR
• UNDANG-UNDANG NO: 2 TH.2002 TTG
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
• UNDANG-UNDANG NOMOR 38 TAHUN 2004
TENTANG JALAN
• PERATURAN PEMERINTAH RI NOMOR 15 TAHUN
2005 TENTANG JALAN TOL
• UNDANG-UNDANG NO: 22 TH. 2009 TTG LALU
LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN
• PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK
INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013TENTANG
KESEHATAN MATRA

2
 PENGERTIAN
• MATRA adalah dimensi lingkungan/wahana/media
tempat seseorang atau sekelompok orang melangsungkan
hidup serta melaksanakan kegiatan
• KONDISI MATRA adalah keadaan dari seluruh aspek
pada matra yang serba berubah dan berpengaruh terhadap
kelangsungan hidup dan pelaksanaan kegiatan manusia
yang hidup dalam lingkungan tersebut
• KESEHATAN MATRA adalah upaya kesehatan dalam
bentuk khusus yang diselenggarakan untuk meningkatkan
kemampuan fisik dan mental guna menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang serba berubah secara bermakna,
baik di lingkungan darat, laut, maupun udara
3
PENTINGNYA LALU LINTAS
01
URAT NADI KEHIDUPAN
SUATU MASY DPT HIDUP TUMBUH & BERKEMBANG BILA
ADA PRODUKTIVITAS. PRODUKTIVITAS DIHASILKAN DARI
AKTIVITAS. AKTIVITAS-AKTIVITAS ITU MELALUI DAN
DENGAN LALU LINTAS. MAKA LALU LINTAS HARUS
AMAN, SELAMAT, TERTIB DAN LANCAR

02
CERMIN BUDAYA BANGSA

MERUPAKAN REFLEKSI TINGKAT

KEASADARAN DAN TANGGUNG
JAWAB SERTA DISIPLIN
MASYARAKAT SBG PENGGUNA
JALAN AKAN KAMSELTIBCAR DLM
BERLALU LINTAS

03 CERMIN TINGKAT MODERNITAS

MENUNJUKKAN KEPEKAAN DAN
KEPEDULIAN MEMBANGUN LALU LINTAS
YG AMAN, SELAMAT, TERTIB, LANCAR
SECARA PRIMA YG BERBASIS IT
ETIKA

5
 ADALAH GERAK
LALU KENDARAAN
LINTAS (BERMOTOR/TDK
BERMOTOR) DAN ORANG DI
RUANG LALU LINTAS JALAN

6
ETIKA
BERLALU
LINTAS

7
 PELANGGARAN
1.236.721
2017 TILANG
2018
1.236.721 TILANG

1.277.718
1.277.718
2.747/HARI 3.500/HARI

302.627
302.627
TEGURAN
758/HARI TEGURAN
829/HARI

JENIS LANGGAR
210.294
210.294
1 SURAT-SURAT 584. 963

2 MARKA JALAN/RAMBU-RAMBU 269.522

3 TIDAK PAKAI HELM 134.710

4 SYARAT PERLENGKAPAN 103.033
5 LANGGAR LAIN-LAIN 69.001
FAKTOR PENYEBAB
KECELAKAAN LALU LINTAS
FAKTOR CUACA
Kondisi alam seperti bencana alam
150
(banjir, gempa, tanah longsor, tsunami,
angin topan dsb), cuaca buruk dan kabut
tebal. 0,65
%

FAKTOR JALAN
Lingkungan dan kondisi jalan yang
507
rusak, berlobang, geografis kemiringan,
tikungan, tanjakan maupun turunan
jalan yang membahayakan serta lampu 2,2
penerangan jalan.
%
M E L I N D U N G I,M E N G A Y O M I D A N M E L A Y A N
FAKTOR KENDARAAN BERMOTOR
Kelayakan
bermotor,
jalan
kondisi
kendaraan
kendaraan 121
bermotor, transmisi kendaraan
bermotor, ban dari kendaraan
bermotor dan standar-standar safety
lainnya. 0,53 %

FAKTOR PENGEMUDI (HUMAN

ERROR) 22.238
Kecelakaan yang disebabkan oleh
pengemudi karena pengemudi tidak
konsentrasi, mengantuk,
mengemudi sambil menggunakan 96,6 %
HP, mengutak-atik audio/vidio,
mengobrol, melihat iklan/reklame.
BERDASARKAN ANALISA DAN EVALUASI PENYEBAB
KECELAKAAN LALU LINTAS TAHUN 2018
PERSENTASE TERTINGGI DISEBABKAN :

FAKTOR MANUSIA
TERGANGGUNYA KONSENTRASI
1 AKIBAT KONDISI FISIK DAN PSIKIS
SAKIT
FISI DIBAWAH PENGARUH
K OBAT /ALKOHOL

KELELAHAN

EMOSI
PSIKIS
STRES
 RENDAHNYA TINGKAT
2 KOMPETENSI PENGEMUDI

MASIH RENDAHNYA TINGKAT

KETERAMPILAN

MASIH RENDAHNYA TINGKAT PENGETAHUAN

TTG LANTAS

MASIH RENDAHNYA ETIKA SOPAN SANTUN

BERLALU LINTAS
 PENYEBAB
1 TIDAK KONSENTRASI 13.212
2 TIDAK TERTIB 8.126

3 MELEBIHI BATAS KECEPATAN1.143

4 LELAH 823

5 MENGANTUK 377
 CURAS/ CURAT
PELANGGAR
KEAMANA
N MASYARAKAT
AN
TERHADAP SEKITAR JALAN
BATAS
MUATAN LAKA LANTAS
KESELAMA
(OVERLOADI • PENGEMUDI
NG) TAN
• PENGGUNA
JALAN LAIN
MASIH • RUSAK JALAN
TERUS KETERTIB SEMRAWUT/ TDK
TERJADI AN TERATUR

MACET
KELANCAR
AN TURUNKAN

EKONOMI TINGGI
 BENTUK PELANGGARAN
PENEMPATAN PADA
RUANG MUAT
1. TATA CARA PENGEPAKAN/
MUAT KEMAS DIMENSI
MENGIKAT
• DISTRIBUSI
BERAT PADA
RANCANG
SUMBU BANGUN
KENDARAAN
• KEMAMPUAN
2. DAYA ANGKUT MESIN JBI/ JBKI
• KEMAMPUAN
PENDUKUNG
RANGKABANGUN
RANCANG
3. DIMENSI • PANJANG
KENDARAAN • LEBAR DIMENSI
• TINGGI • KELAS I 10
TON
4. DAYA • KELAS II 8
RENCAN TON
DUKUNG JALAN • KELAS III 8
A UMUR
SESUAI KELAS JALAN TON MST
JALAN • KELAS
KHUSUS >
 7 GAR LALIN PENYEBAB LAKA

GUNA HP SAAT BERKENDARA

1 (PSL 283 DAN 106 (1) PIDANA 3 BULAN ATAU DENDA PALING BANYAK Rp.
750.000,-)
TIDAK MENGGUNAKAN HELM STANDART SNI
2 (PSL 291 PIDANA KURUNG 1 BULAN ATAU DENDA PALING BANYAK Rp.
250.000,-)

3 MELEBIHI BATAS KECEPATAN

(PSL 287 (5) PIDANA 2 BULAN ATAU DENDA PALING BANYAK Rp. 500.000,-)

4 MELAWAN ARUS
(PSL 287 (1) PIDANA 2 BULAN ATAU DENDA PALING BANYAK Rp. 500.000,-)

MABUK SAAT PENGENDARA

5 (PSL 311 (1) PIDANA 1 TAHUN ATAU DENDA PALING BANYAK Rp.
3.000.000,-)

6 TIDAK MENGGUNAKAN SAFETY BELT

(PSL 287 PIDANA 1 BULAN ATAU DENDA PALING BANYAK Rp. 250.000,-)

7 MELEBIHI MUATAN (OVER LOAD)

(PSL 292 PIDANA 1 BULAN ATAU DENDA PALING BANYAK Rp. 250.000,-)
1. GARIS UTUH TUNGGAL
MERUPAKAN LARANGAN BAGI
KENDARAAN MELINTASI GARIS
TERSEBUT

2. GARIS YANG TERPUTUS PUTUS

MERUPAKAN GARIS YG MEMBAGI
ARUS LALIN DAN DPT DILINTASI
OLEH RAN UTK MENYALIP

3. GARIS GANDA UTUH PUTIH

MERUPAKAN LARANGAN BAGI
KENDARAAN UNTUK MELINTASI
GARIS TSB, UNTUK MEMBELOK
DAN PARKIR
4. GARIS GANDA PUTIH DENGAN
GARIS UTUH DEKAT ANDA

ANDA HARUS BERJALAN SEBELAH

KIRI GARIS UTUH INI DAN
DILARANG UNTUK MELEWATI
KENDARAAN LAIN

5. GARIS GANDA PUTIH DENGAN

GARIS PUTUS DEKAT ANDA

ANDA BOLEH UNTUK MELEWATI

KENDARAAN LAIN, BILA JALAN
DIDEPAN AMAN ( PANDANGAN
BEBAS )
 Pasal 110
(1) PENGEMUDI YG BERPAPASAN DGN RAN LAIN DARI
ARAH BERLAWANAN PD JLN DUA ARAH YG TDK
TATA CARA DIPISAHKAN SCR JELAS WAJIB BERIKAN RUANG
KLIK
GERAK YG CUKUP DISEBELAH KANAN RAN.
BERLALU (2) JIKA TERHALANG OLEH SUATU RINTANGAN ATAU
LINTAS PENGGUNA JALAN LAIN DIDEPANNYA WAJIB
MENDAHULUKAN RAN YG DATANG DARI ARAH
BERLAWANAN

KLIK

Pasal 111

PADA JALAN YG MENANJAK ATAU MENURUN YG TDK

MEMUNGKINKAN BAGI KENDARAAN UNTUK SALING BERPAPASAN,
PENGEMUDI KENDARAAN YG ARAHNYA MENURUN WAJIB MEMBERI
KESEMPATAN JALAN KEPADA KENDARAAN YG MENDAKI
20
21
22
KONDISI LALU LINTAS
SAAT INI
PEMAKAI JALAN:
• TIDAK TERTIB
• BELUM MEMATUHI PERATURAN
• TAKUT MELANGGAR APA BILA ADA
PETUGAS
• BERKOLUSI DENGAN PETUGAS
• TIDAK JERA

23
PEMANGKU KEPENTINGAN:
• MANAJEMEN LALU LINTAS BELUM DITERAPKAN
SECARA OPTIMAL
• SARPRAS BELUM SEPENUHNYA MENDUKUNG
• PETUGAS BELUM MAKSIMAL MELAKSANAKAN
TUGASNYA
• BANYAK RANMOR YANG TIDAK LAYAK JALAN
• PENANGANAN PASCA KECELAKAAN LALU
LINTAS YANG BELUM OPTIMAL

24
 AKIBAT
PENGEMUDI
MENERIMA
TELPON

AKIBAT
watch.htm PENGEMUDI
TIDAK
MEMPERHATIKAN
RAMBU-RAMBU

AKIBAT TIDAK
MENGGUNAKAN
HELM
• MELAWAN ARUS
• NGEBUT
• MENDAHULUI PADA SAAT YANG TIDAK TEPAT
• MENEROBOS LAMPU LALU LINTAS
• TIDAK MENGGUNAKAN HELM SNI
• TIDAK MENYALAKAN LAMPU KENDARAAN
• MELANGGAR RAMBU DAN MARKA JALAN
• TIDAK MEMBAWA SIM/STNK
• MENGGUNAKAN HP SAAT MENGEMUDI
• MENEROBOS JALUR BUSWAY
• TIDAK MENGGUNAKAN SPION
• BERKENDARA LEWAT TROTOAR

PELANGGARAN YANG
SERING DILAKUKAN
MELANGGAR RAMBU LALU LINTAS
SEBAGAI PENYEBAB KECELAKAAN
1. FAKTOR PENGEMUDI : TIDAK DISIPLIN (MELANGGAR
PERATURAN), EMOSIONAL/TIDAK SABAR, DAYA KONSENTRASI KURANG,
KURANG TRAMPIL, NGANTUK/LELAH DAN MABUK (PENGARUH OBAT/MIRAS

2. FAKTOR KENDARAAN : TIDAK LAIK JALAN,BAN PECAH,REM

DAN LAMPU TIDAK BERFUNGSI,MELEBIHI MUATAN DAN BUKAN
PERUNTUKANNYA.

3. FAKTOR JALAN DAN LINGKUNGAN : JALAN SEMPIT,

BERGELOMBANG, TIKUNGAN, TANJAKAN DAN TURUNAN.

4. FAKTOR CUACA : HUJAN, LICIN DAN KABUT.

PENYEBAB TERJADINYA
KECELAKAAN LALU LINTAS
APA PENYEBAB KECELAKAAN
LALU LINTAS ?
EMOSI
TIDAK TERAMPIL
1.
TIDAK KONSENTRASI
TERBURU-BURU
KELAIKAN KENDARAAAN
CUACA
29
Ps. 5 (3) PEMBINA LLAJ
URUSAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN YANG BERTANGGUNG-JAWAB
DI BIDANG JALAN DI BIDANG JALAN / KEMENPU

URUSAN PEMERINTAHAN KEMENTERIAN YANG BERTANGGUNG-JAWAB

DI BIDANG SARANA DAN DI BIDANG SARANA DAN PRASARANA LALU
PRASARANA LALU LINTAS LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN / KEMENHUB
DAN ANGKUTAN JALAN

URUSAN PEMERINTAHAN
KEMENTERIAN YANG BERTANGGUNG-JAWAB
DI BIDANG PENGEMBANGAN
DI BIDANG PERINDUSTRIAN / KEMENTRIAN
INDUSTRI LALU LINTAS DAN
PERINDUSTRIAN
ANGKUTAN JALAN

URUSAN PEMERINTAHAN
KEMENTERIAN YANG BERTANGGUNG-JAWAB
DI BIDANG PENGEMBANGAN
DI BIDANG PENGEMBANGAN TEKNOLOGI / BPPT
TEKNOLOGI LL & AJ
URUSAN PEMERINTAHAN
DI BIDANG REGISTRASI DAN
IDENTIFIKASI KENDARAAN
BERMOTOR DAN PENGEMUDI,
PENEGAKKAN HUKUM, KEPOLISIAN NEGARA
OPERASIONAL REKAYASA REPUBLIK INDONESIA / POLRI
LALIN, DAN MANAJEMEN
OPERASIONAL SERTA
PENDIDIKAN BERLALU-LINTAS
KEWAJIBAN
PENGEMUDI/PENGENDA
RA
KENDARAAN
BERMOTOR
DI JALAN
31
KEWAJIBAN PENGGUNA JALAN

1. BERPERILAKU TERTIB.

2. MENCEGAH HAL-HAL YANG DAPAT MERINTANGI,

MEMBAHAYAKAN KEAMANAN DAN KESELAMATAN LALU
LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN, ATAU YANG DAPAT
MENIMBULKAN KERUSAKAN JALAN.

PASAL 105
UU LLAJ NO. 22 TAHUN 2009
 KEWAJIBAN PENGENDARA
SEPEDA MOTOR
1. MEMILIKI SIM C.

2. SEPEDA MOTOR DILENGKAPI STNK.

3. PENGENDARA DAN PENUMPANG WAJIB MENGGUNAKAN HELM YANG

MEMENUHI STANDAR NASIONAL INDONESIA.

4. PENUMPANG SEPEDA MOTOR TIDAK LEBIH DARI 1 ORANG.

5. WAJIB MENYALAKAN LAMPU UTAMA PADA SIANG HARI.

6. MENGGUNAKAN LAJUR KIRI JALAN.

7. DILARANG BERBALAPAN DENGAN KENDARAAN BERMOTOR LAIN.

 KEWAJIBAN PENGEMUDI MEMATUHI
SETIAP ORANG YANG MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DI
JALAN WAJIB MEMATUHI KETENTUAN:

a. RAMBU PERINTAH ATAU RAMBU LARANGAN;

b. MARKA JALAN;
c. ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS;
d. GERAKAN LALU LINTAS;
e. BERHENTI DAN PARKIR
f. PERINGATAN DENGAN BUNYI DAN SINAR;
g. KECEPATAN MAKSIMAL ATAU MINIMAL; DAN/ATAU
h. TATA CARA PENGGANDENGAN DAN PENEMPELAN DENGAN
KENDARAAN LAIN.
Pasal 106 (4)

34
 TATA CARA MENGEMUDI
Pasal 106 (1)

SETIAP ORANG YANG MENGEMUDIKAN

KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN WAJIB
MENGEMUDIKAN KENDARAANNYA DENGAN
WAJAR DAN PENUH KONSENTRASI
YANG DIMAKSUD DENGAN ”PENUH KONSENTRASI” ADALAH SETIAP ORANG YANG
MENGEMUDIKAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN PENUH PERHATIAN DAN
TIDAK TERGANGGU PERHATIANNYA KARENA :
a. SAKIT
b. LELAH
c. MENGANTUK
d. MENGGUNAKAN TELEPON
e. MENONTON TELEVISI ATAU VIDEO YANG TERPASANG DI KENDARAAN
f. MEMINUM MINUMAN YANG MENGANDUNG ALKOHOL ATAU OBAT-OBATAN
SEHINGGA MEMENGARUHI KEMAMPUAN DALAM MENGEMUDIKAN KENDARAAN 35
JANGAN MENYALIP

PDA
- PENTINGKAH ?
- DIBENARKAN ?
1. BLIND SPOT
2. KECEPATAN LEBIH TINGGI DARI KENDARAAN YANG DI
SALIP - AMAN ?
3. POTENSI MENGGUNAKAN LAJUR LAWAN

MENAYALIP HARUS DILAKUKAN DENGAN BERHATI-HATI DAN TERENCANA

JANGAN LAKUKUAN JIKA SALAH SATU JAWABANNYA TIDAK

 UTAMAKAN KESELAMATAN
PEJALAN KAKI DAN PESEPEDA
F

SETIAP ORANG YANG

MENGEMUDIKAN KENDARAAN
BERMOTOR DI JALAN WAJIB
MENGUTAMAKAN KESELAMATAN
PEJALAN KAKI DAN PESEPEDA
Pasal 106 ayat 2

KETENTUAN PIDANA:

- PIDANA KURUNGAN PALING LAMA

2 ( DUA ) BULAN

- DENDA PALING BANYAK RP 500.000

(LIMA RATUS RIBU RUPIAH)

Pasal 284
 DILARANG MENEROBOS
LAMPU PENGATUR LALU LINTAS

 SETIAP ORANG YANG

MENGEMUDI KAN
KENDARAAN BERMOTOR
DI JALAN WAJIB
MEMATUHI KETENTUAN
Pasal 106 ayat 4c
ALAT PEMBERI ISYARAT
LALU LINTAS KETENTUAN PIDANA:
PIDANA KURUNGAN
PALING LAMA 2 (DUA )
BULAN ATAU DENDA
PALING BANYAK RP 500.000
(LIMA RATUS RIBU RUPIAH)
Pasal 287
 PAKAI SABUK KESELAMATAN
SETIAP ORANG YANG
MENGEMUDIKAN KENDARAAN
BERMOTOR BERODA EMPAT ATAU
LEBIH DI JALAN DAN PENUMPANG
YANG DUDUK DISAMPING NYA
WAJIB MENGENAKAN SABUK
KESELAMATAN
Pasal 106 ayat 6
-PIDANA KURUNGAN PALING LAMA
1 (SATU) BULAN
-DENDA PALING BANYAK RP250.000
(DUA RATUS LIMA PULUH RIBU
RUPIAH)
Pasal 289
(1) SETIAP ORANG YANG
MENGEMUDIKAN
KENDARAAN BERMOTOR DI
JALAN WAJIB MEMILIKI SIM

MENGEMUDI
SESUAI DENGAN JENIS
KENDARAAN BERMOTOR
YANG DIKEMUDIKAN
HARUS MEMILIKI
(2) SIM TERDIRI ATAS 2 (DUA)
SIM
JENIS :
a. SIM KENDARAAN
BERMOTOR
PERSEORANGAN
PASAL 77 AYAT 1 DAN 2
b. SIM KENDARAAN
KETENTUAN PIDANA:
BERMOTOR UMUM
PIDANA KURUNGAN PALING LAMA
4 (EMPAT) BULAN
DENDA PALING BANYAK RP 1.000.000
(SATU JUTA RUPIAH)
PASAL 281
(5) PADA SAAT DIADAKAN
PEMERIKSAAN MENGEMUDI
KENDARAAN BERMOTOR
DIJALAN PENGEMUDI
HARUS MEMBAWA
KENDARAAN BERMOTOR SIM
WAJIB MENUNJUKAN SIM
Psl 106 Ayat 5 b TIDAK DILENGKAPI SIM
-PIDANA KURUNGAN PALING
LAMA 1 (SATU) BULAN
-DENDA PALING BANYAK
Rp.250.000 (DUA RATUS
LIMA PULUH RIBU RUPIAH
Psl 288 Ayat 2
 KENDARAAN BERMOTOR HARUS
DILENGKAPI STNK / STCK
(5) PADA SAAT DIADAKAN F

PEMERIKSAAN KETENTUAN PIDANA:

KENDARAAN BERMOTOR TIDAK DILENGKAPI STNK /
DIJALAN PENGEMUDI STCK
KENDARAAN BERMOTOR -PIDANA KURUNGAN PALING
WAJIB MENUNJUKAN LAMA 2
STNK / STCK (DUA ) BULAN
Pasal 106 ayat 5 a Pasal 288 ayatRP
1
-DENDA PALING BANYAK
500.000
(LIMA RATUS RIBU RUPIAH)
 DILARANG BERBALAPAN / NGEBUT

PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR DI

JALAN DILARANG :
a. MENGEMUDIKAN KENDARAAN
MELEBIHI BATAS KECEPATAN PALING
TINGGI YANG DIPERBOLEHKAN
SEBAGAIMANA DIMAKSUD DALAM
PASAL 21 (JALAN TOL MIN.60 KM/JAM
MAX. 80 KM/JAM)
b. BERBALAPAN DENGAN KENDARAAN
BERMOTOR LAIN
(Pasal 115

PIDANA KURUNGAN PALING LAMA

1 (SATU) BULAN ATAU DENDA
PALING BANYAK RP.3.000.000 ( TIGA
JUTA RUPIAH) Pasal 297
 KENDARAAN BERMOTOR
PASANG TNKB
KETENTUAN PIDANA:
(1) SETIAP ORANG YANG - PIDANA KURUNGAN PALING LAMA 2
MENGEMUDIKAN KENDARAAN (DUA) BULAN
BERMOTOR DI JALAN WAJIB
- DENDA PALING BANYAK RP 500.000
DIPASANG / DILENGKAPI TANDA
(LIMA RATUS RIBU RUPIAH)
NOMOR KENDARAAN
BERMOTOR Pasal 280

(4) TNKB HARUS MEMENUHI SYARAT

BENTUK, UKURAN, BAHAN, DAN
CARA PEMASANGAN

Pasal 68 ayat 1
 PENUMPANG SEPEDA MOTOR
TIDAK LEBIH SATU ORANG
(9) SETIAP ORANG YANG
MENGEMUDIKAN SEPEDA
MOTOR TANPA KERETA SAMPING
DILARANG MEMBAWA
PENUMPANG LEBIH DARI 1 (SATU)
ORANG
Pasal 106 ayat 9

KETENTUAN PIDANA :
PIDANA KURUNGAN PALING LAMA
1 (SATU) BULAN
ATAU DENDA PALING BANYAK
RP.250.000 (DUA RATUS LIMA
PULUH RIBU RUPIAH)

Pasal 292
 PENGENDARA DAN PENUMPANG
SEPEDA MOTOR WAJIB PAKAI HELM
SNI
SETIAP ORANG YANG
MENGEMUDIKAN SEPEDA
MOTOR DAN PENUMPANG
SEPEDA MOTOR WAJIB
MENGENAKAN HELM YANG
MEMENUHI STANDAR
NASIONAL INDONESIA
Pasal 106 ayat 8

KETENTUAN PIDANA :

PENGENDARA TIDAK PAKAI HELM SNI

PIDANA KURUNGAN PALING LAMA 1 (SATU)
BULAN
ATAU DENDA PALING BANYAK RP250.000 (DUA
RATUS LIMA PULUH RIBU RUPIAH)
PENUMPANG TIDAK PAKAI HELM SNI
PIDANA KURUNGAN PALING LAMA 1 (SATU)
BULAN
ATAU DENDA PALING BANYAK RP250.000 (DUA
RATUS LIMA PULUH RIBU RUPIAH)

Pasal 291 ayat 1 dan 2

JENIS HELM
• HELM FULL FACE

• HELM OPEN FACE

• HELM HALF FACE (HELM CATOK)

HELM JENIS INI TIDAK DIPERBOLEHKAN UNTUK

DIGUNAKAN OLEH PENGENDARA SEPEDA MOTOR.

 SEPEDA MOTOR WAJIB
MENYALAKAN LAMPU UTAMA SIANG HARI
2) PENGEMUDI SEPEDA MOTOR
WAJIB MENYALAKAN LAMPU
UTAMA KENDARAAN BERMOTOR
YANG DIGUNAKAN DI JALAN PADA
MALAM HARI DAN SIANG HARI
Pasal 107 ayat 2

KETENTUAN PIDANA:

PIDANA KURUNGAN PALING LAMA 15

HARI
ATAU DENDA PALING BANYAK RP 100.000
(SERATUS RIBU RUPIAH)

Pasal 293 ayat 2

MEMBELOK ATAU MEMUTAR MEMBERIKAN
LAMPU ISYARAT / ISYARAT TANGAN
PENGEMUDI KENDARAAN YANG AKAN
BERBELOK ATAU BERBALIK ARAH WAJIB
MENGAMATI SITUASI LALU LINTAS DI
DEPAN, DI SAMPING, DAN DI BELAKANG
KENDARAAN SERTA MEMBERIKAN ISYARAT
DENGAN LAMPU PENUNJUK ARAH ATAU
ISYARAT TANGAN.
Pasal 112 ayat 1

KETENTUAN PIDANA :
PIDANA KURUNGAN PALING LAMA 1 (SATU)
BULAN ATAU DENDA PALING BANYAK
RP.250.000 (LIMA RATUS RIBU RUPIAH)
Pasal 294
1. BERHENTI KETIKA SINYAL SUDAH BERBUNYI, PALANG
PINTU KERETA API SUDAH MULAI DITUTUP, DAN/ATAU
ADA ISYARAT LAIN

2. MENDAHULUKAN KERETA API

3. MEMBERIKAN HAK UTAMA KEPADA KENDARAAN YANG

LEBIH DAHULU MELINTASI REL.

PADAPERLINTASAN JALUR KA
PENGEMUDI WAJIB
50
1. KENDARAAN PEMADAM KEBAKARAN YANG SEDANG MELAKSANAKAN
TUGAS
2. AMBULANS YANG MENGANGKUT ORANG SAKIT
3. KENDARAAN UNTUK MEMBERIKAN PERTOLONGAN PADA KECELAKAAN
LALU LINTAS
4. KENDARAAN PIMPINAN LEMBAGA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
5. KENDARAAN PIMPINAN DAN PEJABAT NEGARA ASING SERTA LEMBAGA
INTERNASIONAL YANG MENJADI TAMU NEGARA
6. IRING-IRINGAN PENGANTAR JENAZAH
7. KONVOI DAN/ATAU KENDARAAN UNTUK KEPENTINGAN TERTENTU
MENURUT PERTIMBANGAN PETUGAS POLRI.

PENGGUNA JALAN
YANG MEMPEROLEH HAK UTAMA
51
 BELOK KIRI TIDAK BOLEH
LANGSUNG
PADA PERSIMPANGAN JALAN YANG
DILENGKAPI ALAT PEMBERI
ISYARAT LALU LINTAS ,
PENGEMUDI KENDARAAN
DILARANG LANGSUNG BERBELOK
KEKIRI, KECUALI DITENTUKAN
LAIN OLEH RAMBU LALU LINTAS
ATAU ALAT PEMBERI (Pasal
ISYARAT LALU
112 ayat 3
LINTAS

KETENTUAN PIDANA :
PIDANA KURUNGAN PALING LAMA
2 (DUA) BULAN ATAU DENDA
PALING BANYAK RP.500.000 (LIMA
RATUS RIBU RUPIAH)
Pasal 287 ayat 2
 LATAR BELAKANG
BELOK KIRI TIDAK BOLEH LANGSUNG
1. MEMBERI KESEMPATAN BAGI PENYEBERANG JALAN
2. PENGEMUDI PADA SAAT MENGENDARAI KENDARAAN HARUS
MENGUTAMAKAN PEJALAN KAKI
3. MEWUJUDKAN KEAMANAN, KESELAMATAN, KETERTIBAN DAN KELANCARAN
LALU LINTAS BAGI PEMAKAI JALAN
4. PENGGUNA JALAN BELUM TAAT TERHADAP TRAFFIC LIGHT DI PERSIMPANGAN
JALAN
5. BESARAN VOLUME LALU LINTAS DARI MASING – MASING ARAH BERBEDA
TINGKAT KEPADATANYA
6. DESAIN GEOMETRIK PERSIMPANGAN BELUM BISA MEMBERI AMAN BAGI
PEMAKAI JALAN
7. KESINAMBUNGAN ANTARA DESAIN GEOMETRIK SIMPANG DENGAN TRAFFIC
LIGHT (HARUS SINKRON)
8. ATURAN INI BERSIFAT UNIVERSAL
 UNTUK KEPENTINGAN TERTENTU, KENDARAAN BERMOTOR
DAPAT DILENGKAPI DENGAN LAMPU ISYARAT DAN/ATAU SIRINE

WARNA LAMPU PENGGUNA

BIRU DGN SIRENE POLRI

1. KENDARAAN TAHANAN
2. PENGAWALAN TNI
MERAH DGN SIRENE 3. PEMADAM KEBAKARAN
4. AMBULAN
5. PALANG MERAH
6. RESCUE
7. KENDARAAN JENAZAH

1. PATROLI JALAN TOL

2. PENGAWASAN SARANA DAN PRASARANA LALU LINTAS DAN
KUNING TANPA ANGKUTAN JALAN
SIRENE 3. PERAWATAN DAN PEMBERSIHAN FASILITAS UMUM
4. KENDARAAN DEREK
5. ANGKUTAN BARANG KHUSUS.

PASAL 59 AYAT 5
 POLISI DEREK

AMBULANCE PEMADAM KEBAKARAN

 SANKSI MENGGUNAKAN
LAMPU ISYARAT DAN SIRINE
V

SETIAP ORANG YANG

MENGEMUDIKAN KENDARAAN
BERMOTOR DI JALAN WAJIB
MEMATUHI KETENTUAN
PERINGATAN DENGAN BUNYI DAN
SINAR
Pasal 106 AYAT 4 F

KETENTUAN PIDANA:
- PIDANA KURUNGAN PALING
LAMA 1 (SATU ) BULAN
-DENDA PALING BANYAK
RP.250.000 (DUA RATUS LIMA
RIBU RUPIAH )

Pasal 287 AYAT 4

GUNAKAN PERLENGKAPAN
KESELAMATAN 57
1. TEMPAT PENYEBRANGAN PEJALAN KAKI / SEPEDA
2. JALUR KHUSUS PEJALAN KAKI
3. TIKUNGAN
4. DI ATAS JEMBATAN
5. TEMPAT YANG MENDEKATI PERLINTASAN SEBIDANG
6. PERSIMPANGAN
7. DI MUKA PINTU KELUAR MASUK PEKARANGAN
8. TEMPAT YANG DAPAT MENUTUPI RAMBU LALU LINTAS ATAU APIL
9. BERDEKATAN DENGAN KERAN PEMADAM KEBAKARAN ATAU SUMBER AIR

Pasal 118 ayat B

WALAUPUN TIDAK ADA RAMBIU LARANGAN

DILARANG PARKIR DISINI
 KECELAKAAN LALU LINTAS
KORBAN LUKA RINGAN DAN KERUSAKAN KENDARAAN
/BARANG
SETIAP ORANG YANG MENGEMUDI KENDARAAN
BERMOTOR YANG KARENA KELALAIANNYA
MENGAKIBATKAN KECELAKAAN LALU LINTAS
DENGAN KORBAN LUKA RINGAN DAN KERUSAKAN
KENDARAAN DAN ATAU BARANG .
Pasal 229 ayat 3

KETENTUAN PIDANA :
PIDANA KURUNGAN PALING
LAMA
1 ( SATU ) TAHUN
ATAU DENDA PALING BANYAK
RP.2.000.000 ( DUA JUTA RUPIAH )

Pasal 310 ayat 2

 KECELAKAAN LALU LINTAS
KORBAN LUKA BERAT
SETIAP ORANG YANG MENGEMUDI
KENDARAAN BERMOTOR YANG KARENA
KELALAIANNYA MENGAKIBATKAN
KECELAKAAN LALU LINTAS DENGAN
KORBAN LUKA BERAT.

Pasal 229 ayat 4

KETENTUAN PIDANA :
PIDANA KURUNGAN PALING LAMA 5
( LIMA ) TAHUN
ATAU DENDA PALING BANYAK
RP.10.000.000 (SEPULUH JUTA RUPIAH)
Pasal 310 ayat 3
 KECELAKAAN LALU LINTAS
KORBAN MENINGGAL DUNIA
SETIAP ORANG YANG MENGEMUDI
KENDARAAN BERMOTOR YANG
KARENA KELALAIANNYA
MENGAKIBATKAN KECELAKAAN LALU
LINTAS DENGAN KORBAN MENINGGAL
DUNIA.
Pasal 229 ayat 4

KETENTUAN PIDANA :
PIDANA KURUNGAN PALING LAMA
6 ( ENAM ) TAHUN
ATAU DENDA PALING BANYAK
RP.12.000.000 ( DUA BELAS JUTA RUPIAH )
Pasal 310 ayat 4
 KEWAJIBAN PENGEMUDI
YANG TERLIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS

(1) PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR YANG TERLIBAT KECELAKAAN LALU LINTAS WAJIB :
a. MENGHENTIKAN KENDARAAN YANG DIKEMUDIKANNYA
b. MEMBERI PERTOLONGAN KEPADA KORBAN
c. MELAPORKAN KECELAKAAN KEPADA POLRI TERDEKAT
d. MEMBERIKAN KETERANGAN YANG TERKAIT DENGAN KEJADIAN KECELAKAAN
(2) PENGEMUDI KENDARAAN BERMOTOR, YANG KARENA KEADAAN MEMAKSA TIDAK DAPAT
MELAKSANAKAN KETENTUAN, SEGERA MELAPORKAN DIRI KEPADA POLRI TERDEKAT

Pasal 231 ayat 1 dan 2 LLAJ)

KETENTUAN PIDANA :
PIDANA KURUNGAN PALING LAMA 3 ( TIGA ) TAHUN
ATAU DENDA PALING BANYAK RP.75.000.000 ( TUJUH PULUH LIMA JUTA RUPIAH )

Pasal 312
 TRI SIAP
1.SIAP MEMATUHI ATURAN
2.SIAP KONDISI PHISIK
3.SIAP KONDISI KENDARAAN

TIPS AMAN BERLALU LINTAS

63
1 SIAP MEMATUHI ATURAN

a. SETIAP ORANG YANG MENGGUNAKAN JALAN

HARUS BERPERILAKUTERTIB.

b. SETIAP PENGEMUDI KENDARAAN

BERMOTOR DI JALAN WAJIB MEMATUHI
KETENTUAN : RAMBU- RAMBU
LANTAS,MARKA JALAN, ALAT  PENGATUR
LALU LINTAS,BERHENTI DAN
PARKIR,GERAKAN
LALULINTAS,PENGATURAN BUNYI DAN
SUARA DAN KECEPATAN MAKSIMAL

64
2 SIAP KONDISI FISIK

a.KONDISI FISIK SEHAT

b.TIDAK
SAKIT,LELAH,NGANTUK,MINUM
OBAT NGANTUK,MABUK
ALKOHOL

65
3 SIAP KONDISI KENDARAAN

a.LAIK JALAN

b.REM,LAMPU-
LAMPU,BAN,TEKANAN ANGIN
BAN,SPION,WIPER

66
DOKUMENTASI KECELAKAAN
AKIBAT MAIN HP WAKTU
BERKENDARA

67
M E L I N D U N G I, M E N G A Y O M I D A N M E L A Y
 WHAT SAFETY DRIVING
ADALAH MENGEMUDI DENGAN KEAHLIAN
DAN PENGALAMAN YG TINGGI DITAMBAH
SIKAP YANG BAIK SERTA KOSENTERASI
YANG BERSINAMBUNGAN

DEFENSIVE DRIVING
CARA UNTUK SELALU BERFIKIR JAUH
KEDEPAN DAN SELALU SIAP TERHADAP
APAPUN YANG MUNGKIN TERJADI DALAM
BERKENDARA

68
M E L I N D U N G I, M E N G A Y O M I D A N M E L A Y
 PARA PENGEMUDI JUGA HARUS MENGINGAT 4 KUNCI
UNTUK MENJADI PENGEMUDI YANG DEFENSIVE :

1. ALERTNESS (KEWASPADAAN)
2. AWARENESS (KESADARAN)
3. ATTITUDE (SIKAP MENTAL)
4. ANTICIPATION (ANTISIPASI MENJAGA
SEGALA KEMUNGKINAN)

69
M E L I N D U N G I, M E N G A Y O M I D A N M E L A Y
 WHAT FOR ?
UNTUK MEMEPERCEAT PROGRAM DEKADE
AKSI KESELAMATAN JALAN DENGAN
MENGURANGI FATALITAS KORBAN
KECELAKAAN LALU LINTAS SAMPAI DENGAN
50% PADA TAHUN 2020 SEHINGGA DAPAT
MEWUJUDKAN KAMSELTIBCARLANTAS

M E L I N D U N G I, M E N G A Y O M I D A N M E
 UPAYA YANG
DILAKUKAN
MEMBANGUN KESADARAN MASYARAKAT TERTIB
1 BERLALU LINTAS

2 PENANGANAN BLACKSPOT DAN TROUBLESPOT

PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK BIDANG

3 LALU LINTAS

KERJASAMA FORUM LALU LINTAS JALAN DALAM

RANGKA MEWUJUDKAN PROGRAM KEAMANAN DAN
4 KESELAMATAN

M E L I N D U N G I,M E N G A Y O M I D A N M E L A Y A N
I M A S Y A R A K A T
 PARADE 5 PILAR PROGRAM DEKADE
AKSI KESELAMATAN JALAN

72
M E L I N D U N G I, M E N G A Y O M I D A N M E L A Y
 73
M E L I N D U N G I, M E N G A Y O M I D A N M E L A Y
 74
M E L I N D U N G I, M E N G A Y O M I D A N M E L A Y
 75
M E L I N D U N G I, M E N G A Y O M I D A N M E L A Y
 76
M E L I N D U N G I, M E N G A Y O M I D A N M E L A Y
 77
M E L I N D U N G I, M E N G A Y O M I D A N M E L A Y
 78
M E L I N D U N G I, M E N G A Y O M I D A N M E L A Y
 MEMBANGUN KESADARAN
MASYARAKAT TERTIB BERLALU LINTAS

PEMBINAAN DAN PENDIDIKAN BERLALU LINTAS PADA

1 USIA DINI (TK, SD DAN SMP)

PEMBINAAN DAN PENDIDIKAN BERLALU LINTAS PADA

2 PELAJAR DAN MAHASISWA

PEMBINAAN DAN PENDIDIKAN BERLALU LINTAS PADA

3 KOMUNITAS PROFESI

PELAKSANAAN KAMPANYE PELOPOR KESELAMATAN

BERLALU LINTAS DILAKSANAKAN DALAM BENTUK
4 DISKUSI / SARASEHAN / SEMINAR / WORKSHOP
(KERJASAMA DENGAN AKADEMISI DAN LEMBAGA /
ORMAS)
M E L I N D U N G I,M E N G A Y O M I D A N M E L A Y A N
 KERJASAMA FORUM LALU LINTAS JALAN DALAM
RANGKA MEWUJUDKAN PROGRAM KEAMANAN DAN
KESELAMATAN
1. PELAKSANAAN KERJASAMA DIKNAS TERKAIT KURIKULUM PELAJARAN LALU
LINTAS DI SEKOLAH
2. PELAKSANAAN KERJASAMA DISHUB, ORGANDA TERKAIT PEMBINAAN
PENGEMUDI ANGKUTAN UMUM
3. PELAKSANAAN KERJASAMA AKADEMISI / LEMBAGA LAINNYA TERKAIT
KAMPANYE KESELAMATAN
4. KERJASAMA FORUM TERKAIT PENGKAJIAN ANDALALIN
5. PELAKSANAAN KERJASAMA FORUM TERKAIT OPTIMALISASI KAWASAN
TERTIB LALU LINTAS (KTL)
6. PELAKSANAAN KERJASAMA FORUM TERKAIT PENGKAJIAN LOKASI RAWAN
KECELAKAAN LALU LINTAS / BLACKSPOT DAN RAWAN KEMACETAN
/TROUBLESPOTKERJASAMA PENEGAKAN HUKUM GABUNGAN
7. PELAKSANAAN
PELANGGGARAN LALU LINTAS TERHADAP KENDARAAN ANGKUTAN UMUM
8. DAN BARANG KERJASAMA DINKES /RUMAHSAKIT DAN JASARAHARJA
PELAKSANAAN
TERKAIT KECEPATAN PENANGANAN DAN PENJAMINAN KORBAN
9. KECELAKAAN
PELAKSANAAN LALU LINTAS PEMBENTUKAN KOMUNITAS / FORUM KORBAN
KERJASAMA
DAN KELUARGA KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS

M E L I N D U N G I,M E N G A Y O M I D A N M E L A Y A N
 PASAL 90 UNDANG UNDANG NOMOR
22 TAHUN 2009 (WAKTU KERJA
PENGEMUDI)
1. SETIAP PERUSAHAAN ANGKUTAN UMUM
WAJIB MEMATUHI DAN MEBERLAKUKAN
KETENTUAN MENGENAI WAKTU ISTIRAHAT,
PERGANTIAN PENGEMUDI
2. WAKTU KERJA PENGEMUDI PALING LAMA 8
JAM SEHARI
3. SETELAH MENGEMUDI 4 JAM BERTURUT-
TURUT WAJIB ISTIRAH PALING SINGKAT 30
MENIT
4. DALAM HAL TERTENTU DAPAT
DIPEKERJAKAN PALING LAMA 12 JAM
SEHARI TERMASUK WAKTU ISTIRAHAT 1 JAM

M E L I N D U N G I, M E N G A Y O M I D A N M E
 BAHAYA LAIN
1 NARKOBA
2 PERGAULAN BEBAS

3 KEJAHATAN JALANAN
4 PERGAULAN DI MEDSOS

M E L I N D U N G I, M E N G A Y O M I D A N M E
84