Disampaikan pada :
SILATNAS dan JAMBORE 2015 Peternak Kambing Indonesia
Karanganyar, 12-13 Desember 2015
KESEHATAN LINGKUNGAN
MANAJEMEN PAKAN
BENTUK TUBUH DAN CARA HIDUP HAMPIR SERUPA
SUBFAMILI CAPRINAE
PERBEDAAN
Kambing ( Capra)
Domba ( Ovis)
Terdapat kelenjar bau di ke empat kakinya
Tidak Memiliki kelenjar bau yang terdapat di
Berbau kuat (prengus) khususnya pada yang
ke empat kakinya jantan
Tidak berbau tajam Berjenggot pada yang jantan
Tidak berjenggot Tidak ada celah bibir atas
Terdapat celah bibir atas
Perputaran tanduknya ke kiri
Tanduknya berputar (seperti sekrup) ke arah kanan
Ekornya mencuat keatas
Ekornya lurus ke bawah
Jumlah kromosom 2n = 60
Jumlah kromosom 2n = 54
Lebih menyukai daun-daunan (selektif)
Lebih menyukai rumput (tidak selektif)
Bulu kasar dan keriting Bulu halus
PROSES PRODUKSI BIBIT
• GBP : Permentan 102/2014
Pedoman Pembibitan
Kambing dan Domba
SNI
SKLB SERTIFIKAT
DISNAK ISO 17065:2012 LSPro
1. STANDAR NASIONAL INDONESIA 7325 : 2008
BIBIT KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE)
PRINSIP SPR
• Satu manajemen
• Penguatan pelayanan
1. Produksi • Penguatan kelembagaan
2. Daya saing • Peningkatan SDM
• Kemandirian usaha
3. Kesejahteraan Peternak
• Integrasi kewenangan
• Pendampingan (Litbang dan PT)
• Multi produk dan komoditas
1. Mewujudkan usaha peternakan rakyat dalam suatu perusahaan kolektif
yang dikelola dalam satu manajemen;
2. Meningkatkan daya saing usaha peternakan rakyat melalui peningkatan
pengetahuan, kesadaran, dan penguatan keterampilan peternakan rakyat;
3. Membangun sistem informasi sebagai basis data untuk menyusun
populasi ternak berencana;
4. Meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan peternak rakyat; dan
5. Meningkatkan kemudahan pelayanan teknis dan ekonomis bagi
peternakan rakyat.
Direktorat Jenderal Peternakan
dan Kesehatan Hewan
Suporting
SENTRA
Lembaga: PETERNAKAN
Universitas,
Asuransi, RAKYAT (SPR): Lembaga
Bank, Penelitian,
KRITERIA YANG DITENTUKAN
Perusahaan Penyuluh
± 500 PETERNAK
Swasta, MEMANFAATKAN SUMBERDAYA ALAM LOKAL
NGO MENGHASILKAN RAGAM PRODUK
2
produktif;
5. Melakukan pencatatan Tahun ke-1
secara teratur dalam satu PELAKSANAAN/ IMPLEMENTASI
1
database; dan
6. Bersedia bergabung
dalam satu pintu bisnis
PEMBENTUKAN
bersama.
Kriteria Pembentukan SPR
kriteria teknis
Populasi (Ekor) Kepemilikan Ternak Indukan**
Komoditas Indukan Jantan (Maksimal per peternak) Keterangan
(Minimal) (Maksimal)*
Keterangan:
* Jumlah jantan yang digunakan untuk kawin alam disesuaikan dengan jumlah populasi induk
** Untuk ternak ruminasia dan babi
*** Peternak mandiri
Dampak SPR Pada Ternak
Sebelum SPR Sesudah SPR
1. Kondisi tubuh sangat beragam 1. Kondisi relatif seragam
2. Sering terlantar 2. Selalu terurus
5. Banyak indukan disembelih sebelum afkir 5. Indukan dipertahankan sampai tidak produktif lagi
6. Jantan bukan pemacek sering mengawini 6. Jantan bukan pemacek harus dikebiri
indukan
8. Setiap ternak tidak ada catatan perjalanan 8. Setiap ternak dilengkapi dengan catatan perjalanan
hidup hidup