Anda di halaman 1dari 401

160 METODE

PEMBELAJARAN AKTIF
PEMBELAJARAN
1. KARTU ARISAN
Media : Buat kartu (10x10 cm) sejumlah siswa untuk menulis jawaban
dan kartu/kertas ukuran 5x5 cm untuk menulis soal

Langkah – langkah :
 Bentuk kelompok 4 orang secara heterogen
 Kertas jawaban bagikan pada siswa masing – masing 1 lembar /
kartu soal digulung dan dimasukkan dalam gelas
 Gelas yang sudah berisi soal dikocok, kemudian salah satu yang
jatuh, dibacakan agar dijawab oleh siswa yang memegang kartu
jawaban
 Apabila jawaban benar maka siswa dipersilahkan tepuk tangan
 Setiap jawaban yang benar siswa diberi point 1 sebagai nilai
kelompok sehingga nilai total kelompok merupakan penjumlahan
point dari para anggotanya
 Dan seterusnya
2. EXAMPLE NON EXAMPLES
Contoh dapat dari kasus/gambar yang relevan dengan KD/K

Langkah - langkah :
 Guru mempersiapkan gambar- gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran
 Guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan lewat OHP
 Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk
memperhatikan/menganalisa gambar.
 Memalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisa
gambar tersebut dicatat pada kertas
 Tiap kelompok diberi kesempatan membaca hasil diskusinya.
 Mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi
sesuai tujuan yang ingin dicapai
 Kesimpulan
3. PICTURE AND PICTURE
Langkah - langkah :
 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
 Menyajikan materi sebagai pengantar
 Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan
ekonomi yang berkaitan dengan materi
 Guru menunjuk/memanggil siswa secar bergantian
 Memasang/mengurutkan gambar-gambar menjadi urutan yang logis
 Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gamabar tersebut
 Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan
konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai
 Kesimpulan
4. COOPERATIVE SCRIPT
Skrip kooperatif, metode belajar dimana siswa bekerja berpasangan dan
bergantian secara lisan mengihtisarkan, bagian-bagian dari materi yang dipelajari.

Langkah – langkah :
 Guru membagi siswa untuk berpasangan
 Guru membagikan wacana/materi tiap siswa untuk dibaca dan membuat
ringkasan
 Guru dan siswa menetapkan siapa yang pertma berperan sebagai pembicara
dan siapa yang berperan sebagai pendengar
 Pembicara membacakan ringkasannya selengkap mungkin, dengan
memasukkan ide-ide pokok dalam ringkasannya. Sementara pendengar :
 Menyimak/mengkoreksi/menunjukkan ide-ide pokok yang kurang lengkap
 Membantu mengingat/menghafal ide-ide pokok dengan menghubungkan
materi sebelumnya atau dengan materi lainnya.
 Bertukar peran,semula sebagai pembicara ditukar menjadi pendengar dan
sebaliknya. Serta lakukan seperti diatas
 Kesimpulan
5. KEPALA BERNOMOR STRUKTUR (Modifikasi Numbered Head
Together)

Langkah – langkah :
 Siswa dibagi dalam kelompok, setiap siswa dalam setiap kelompok mendapat
nomor.
 Penugasan diberikan kepada setiap siswa berdasarkan nomornya terhadap tugas
yang berangkai
 Misalnya : Siswa nomor satu bertugas mencatat soal. Siswa nomor dua
mengerjakan soal dan siswa nomor tiga melaporkan hasil pekerjaan dan
seterusnya.
 Jika perlu, guru bisa menyuruh kerjasama antar kelompok. Siswa disuruh keluar
dari kelompoknya dan bergabung bersama beberapa siswa bernomor sama dari
kelompok lain. Dalam kesempatan ini siswa dengan tugas yang sama bisa saling
membantu atau mencocokan hasil kerjasama mereka.
 Laporan hasil kelompok dan tanggapan dari kelompok yang lain.
 Kesimpulan
6. ARTIKULASI

Langkah – langkah :
 Menympikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai
 Guru menyajikan materi sebagaimana biasa
 Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua
orang.
 Suruhlah seseorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru
diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat catatan-
catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga kelompok lain.
 Suruh siswa secara bergantian/diacak menyampaikan hasil wawancaranya
dengan teman pasangannya. Sampai sebagian siswa sudah menyampaikan
hasil wawancaranya.
 Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang sekirannya belum
dipahami siswa.
 Kesimpulan
7. MIND MAPPING

Sangat baik digunakan untuk pengetahuan awal siswa atau untuk menemukan
alternatif jawaban
Langkah – langkah :
 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
 Guru mengemukakan konsep/permasalahan yang akan ditanggapi oleh
siswa/sebaliknya permasalhan yang mempunyai alternatif jawaban
 Membentuk kelompok yang anggotanya 2-3 orang
 Tiap kelompok menginventaris/mencatat alternatif jawaban hasil diskusi
 Tiap kelompok (atau diacak kelompok tertentu) membaca hasil diskusinya
dan guru mencatat di papan dan mengelompokkan sesuai kebutuhan guru.
 Dari data-data di papan siswa diminta membuat kesimpulan atau guru
memberi bandingan sesuai kensep yang diberikan guru.
8. MAKE A MATCH (Mencari pasangan)

Langkah – langkah :
 Guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang
cocok untuk sesi review, sebaliknya satu bagian kartu soal dan bagian lainnya
kartu jawaban
 Setiap siswa mendapat satu buah kartu
 Tiap siswa memikirkan jawaban/soal kartu yang dipegang
 Setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan
kartunya
 Setiap siswa yang dapat mencocokkan kartunya sebelum batas waktu diberi point
 Setelah satu babak kartu dikocoklagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda
dari sebelumnya
 Demikian seterusnya
 Kesimpulan
9. DEBATE

Langkah – langkah :
 Guru membagi dua kelompok peserta debat yang satu pro dan satu lainya kontra
 Guru memberikan tugas untuk membacakan materiyang kan didebatkan oleh
kelompok diatas
 Setelah selesai membaca materi. Guru menunjuk salah satu anggota kelompok
pro untuk berbicara saat itu ditanggapi atau dibalas oleh kelompok kontra
demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa bisa mengemukakan
jawabannya
 Sementara siswa menyampaikan gagasanya guru menulis ide-ide dari setiap
pembicaraan dipapan tulis. Sampai sejumlah ide yang diharapkan guru terpenuhi
 Guru menambahkan konsep/ide yang belum terungkap
 Dari data-data dipapan tersebut, guru mengajak siswa membuat kesimpulan
/rangkuman yang mengacu pada topik yang ingin dicapai.
10. ROLE PLAYING

Langkah – langkah :
 Guru menyusun sekenario yang ditampilkan
 Menunjuk beberapa siswa untuk mempelajari sekenario dua hari sebelum KBM
 Guru menunjuk kelompok siswa yang anggotanya 5 orang
 Memberikan penjelasan tentang kompetensi yang ingin dicapai dalam
pembelajaran
 Memanggil siswa yang sudah ditunjuk untuk melakonkan sekenario yang
sudah dipersiapkan
 Masing – masing siswa duduk dikelompoknya, masing-masing sambil
memperhatikan mengamati sekenario yang sedang diperagakan
 Setelah selesai dipentaskan, masing – masing siswa diberikan kertas sebagai
lembar kerja untuk dibahas
 Masing – masing kelompok menyampaikan hasil kesimpulannya
 Guru memberikan kesimpulan secara umum
 Evaluasi
 Penutup
11. TALKING STIK

Langkah – langkah :
 Guru menyiapkan sebuah tongkat
 Guru menyiapkan materi pokok yang akan dipelajari, kemudian memberikan
kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari materi pada
pegangganya/paketnya
 Setelah selesai membaca buku dan mempelajarinya mempersilahkan siswa
untuk menutup bukunya
 Guru mengambil tongkat dan memberikan kepada siswa, setelah itu guru
memberikan pertanyaan dan siswa yang memegang tongkat tersebut harus
menjawabnya, demikian seterusnya sampai sebagian besar siswa mendapat
bagian untuk menjawab setiap pertanyaan dari guru
 Guru memberikan kesimpulan
 Evaluasi
 Penutup
12. BERTUKAR PASANGAN

Langkah – langkah :
 Setiap siswa mendapat satu pasangan (guru biasa menunjukkan
pasangan atau siswa menunjukkannya)
 Guru memberikan tugas dan siswa mengerjakan tugas dengan
pasangannya
 Setelah selesai pasangan bergabung dengan satu pasangan yang lain
 Kedua pasangan tersebut bertukar pasangan masing – masing
pasangan yang baru ini saling menanyakan dan mengkukuhkan
jawaban mereka
 Temuan baru yang didapat dari pertukaran pasangan kemudian
dibagikan kepada pasangan semula
13. SNOWBALL THROWLING

Langkah – langkah :
 Guru menyampaikan materi yang akan disajikan
 Guru membentuk kelompok – kelompok dan memanggil masing – masing ketua
kelompok untuk memberikan penjelasan tentang materi
 Masing – masing ketua kelompok kembali ke kelompoknya masing – masing,
kemudian menjelaskan materi yang disampaikan oleh guru kepada temannya
 Kemudian masing – masing siswa diberi satu lembar kerja, untuk menuliskan satu
pertanyaan apa saja yang menyangkut materi yang sudah dijelaskan oleh ketua
kelompok
 Kemudian kertas tersebut dibuat seperti bola dan dilempar dari satu siswa ke siswa
yang lain selama lebih kurang 5 menit
 Setelah siswa dapat satu bola/satu pertanyaan diberikan kesempatan siswa untuk
menjawab pertanyaan yang tertulis dalam kertas yang berbentuk bola tersebut
secara bergantian
 Guru memberikan kesimpulan
 Evaluasi
 Penutup
14. STUDENT FACILITATOR AND EXPALINING

Siswa/peserta mempresentasikan ide/pendapat pada rekan peserta lainnya

Langkah – langkah :
 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
 Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi
 Memberikan kesempatan siswa/peserta untuk menjelaskan kepada
peserta lainnya baik melalui bagan/peta konsep maupun yang lainnya
 Guru menyimpulkan ide/pendapat dari siswa
 Guru menerangkan semua materi yang disajikan saat itu
 Penutup
15. COURSE REVIEW HORAY

Langkah – langkah :
 Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai
 Guru mendemonstrasikan/menyajikan materi sesuai TPK
 Memberikan kesempatan siswa tanya jawab
 Untuk menguji pemahaman, siswa disuruh membuat kotak 9/16/25 sesuai
kebutuhan dan tiap kotak diisi angka sesuai dengan seler masing – masing
siswa
 Guru membaca soal secara acak dan siswa menulis jawaban didalam kotak
yang nomornya disebutkan guru dan langsung didiskusikan, kalau benar
diisi tanda benar (v) dan kalu salah diisi tanda (x)
 Siswa yang sudah mendapat tanda (v) vertical atau horizontal, atau
diagonal harus segera berteriak horay....atau yel – yel lainnya.
 Nilai siswa dihitung dari jawaban benar dan horay yang diperoleh
 Penutup
16. EXPLICIT INSTRUCTION (Pengajaran Langsung)

Pembelajaran secara langsung khusus dirancang untuk mengembangkan belajar

siswa tentang pengetahuan prosedural dan pengetahuan deklaratif yang dapat

diajarkan dengan pola selangkah demi selangkah

Langkah – langkah :

 Menyampaikan tujuan dan mempersiapkan siswa

 Mendemonstrasikan pengetahuan dan ketrampilan

 Membimbing pelatihan

 Mengecek pemahaman dan memberikan umpan balik

 Membrikan latihan untuk latihan lanjutan


17. COOPERATIF INTEGRATED READING AND COMPOSITION
(CICRC) (Kooperatif Terpadu Membaca dan Menulis)

Langkah – langkah :

 Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang yang secara heterogen

 Guru memberikan wacana/kliping sesuai dengan topik pembelajran

 Siswa bekerjasama saling membacakan dan menemukan ide pokok dan


memberi tanggapan terhadap wacana/kliping dan ditulis pada lembar
kertas

 Mempresentasikan/membacakan hasil kelompok

 Guru membuat kesimpulan bersama

 Penutup
18. INSIDE OUTSIDE CIRCLE (Lingkaran Kecil Lingkaran Besar)

Langkah – langlah :
 Separuh kelas berdiri membentuk lingkaran kecil dan menghadap keluar
 Separuh kelas lainnya membentuk lingkaran di luar lingkaran pertama,
menghadap kedalam
 Dua siswa yang berpasangan dari lingkaran kecil dan besar berbagi
informasi. Petukaran informasi ini bisa dilakukan oleh semua pasangan
dalam waktu yang bersamaan
 Kemudian siswa berada di lingkaran kecil diam ditemapat, sementara siswa
yang berada dilingkaran besar bergeser satu atau dua langkah searah jarum
jam. Sehingga masing – masing siswa mendapat pasangan baru
 Sekarang giliran siswa di lingkaran besar yang membagikan informasi.
Demikian seterusnya
19. TEBAK KATA

Media : Buat kartu ukuran 10x10 cm dan isilah ciri – ciri atau kata-kata lainya
yang mengarah pada jawaban (istilah) pada kartu yang ingin ditebak

Buat kartu ukuran 5x2 cm untuk menuliskan kata/istilah yang mau


ditebak(kartu ini dilipat dan ditempelkan pada dahi/diselipkan ditelinga)

Langkah – langkah :
 Jelaskan materi lebih kurang 45 menit
 Suruhlah siswa berdiri didepan kelas dan berpasangan
 Seorang siswa diberi kartu yang berukuran 10x10 cm yang nanti dibacakan
pada pasangannya. Seorang siswa lainya diberi kartu 5x2 yang isinya tidak
boleh dibaca(dilipat) kemudian ditempelkan didahi atau diselipkan
ditelinga
 Sementara siswa yang membawa kartu ukuran 10x10 cm membacakan
kata-kata yang tertulis didalmnya sementara pasanganya menebak apa
yang dimaksud pada kartu 10x10cm. Jawaban yang tepat bila sesuai
dengan isi kartu yang ditempel didahi
 Apabila jawabannya tepat (sesuai yang tertulis dikartu) maka padangan itu
boleh duduk. Apabila belum tepat pada waktu yang telah ditetapkan boleh
mengarah dengan kata – kata lain asal jangan langsung memberi jawaban
 Dan seterusnya
 Contoh kartu :
 Perusahaan ini tanggung jawabnya tidak terbatas
 Dimiliki oleh satu orang
 Struktur organisasinya tidak resmi
 Bila untung dimiliki/diambil sendiri

Contoh :
Nah, siapakah aku ?
Jawaban : PERUSAHAAN PERSEORANGAN
20. WORD SQURE

Media : Membuat kotak sesuai keperluan


Buat soal sesuai dengan materi

Langkah – langkah :
 Sampaikan materi sesuai kompetensi
 Bagikan lembar jawaban sesuai contoh
 Siswa disuruh menjawab soal kemudian mengarsir huruf dalam kotak sesuai
jawaban
 Berikan poin setiap jawaban dalam kotak

Contoh :
 Sebelum mengenal uang orang melakukan pertukaran dengan cara...................
 .................digunakan sebagai alat pembayaran yang sah
 Uang ...........saat ini banyak dipalsukan
 Nilai bahan pembuatan uang disebut......................
 Kemampuan uang untuk ditukar dengan sejumlah barang/jasa disebut
nilai..........................
 Nilai perbandingan uang dalam negeri dengan uang asing
disebut.....................
 Nilai yang tertulis pada uang disebut nilai.........................
 Dorongan seseorang untuk menyimpan uang untuk keperluan jual beli
disebut motif..........
 Perintah seseorang yang mempunyai rekening ke bank untuk
membayar sejumlah uang disebut....................
21. SCRAMBLE

Media : Membuat pertanyaan yang sesuai dengan materi


Buat jawaban yang diacak hurufnya
Langkah – langkah :
 Guru menyajikan materi sesuai TPK
 Membagikan lembar kerja sesuai contoh

Contoh :
 Susunlah huruf – huruf pada kolom sehingga merupakan kata
kunci(Jawaban) dari pernyataan kolom A
NO A B
1 Sebelum mengenal uang orang melakukan TARREB/......
pertukaran dengan cara......... .....
NO A B
2 Digunakan sebagai alat pembayaran yang GANU/...............
3 sah......... TRASEK/..............
4 Uang........saat ini banyak dipalsukan KISTRIANI/..........
5 Nilai bahan pembuat uang disebut nilai.......... LIRI/..................
  Kemampuan uang untuk ditukar dengan  
6 sejumlah barang/jasa disebut nilai....... SRUK/.................
  Nilai perbandingan nilai uang dalam negeri  
7 dengan mata uang asing disebut....... MINALON/...............
8 Nilai yang tertulis pada uang uang SAKSITRAN/............
  disebut..........  
Dorongan seseorang untuk menyimpan uang
9 untuk keperluan jual/beli disebut KEC/.................
motif.................
Perintah tetulis dari seseorang yang
mempunyai rekening di bank untuk
membayar sejumlah uang disebut.................
22. TAKE AND GIVE

Media : Kartu ukuran 10x15 cm sejumlah peserta, tiap kartu berisi sub materi
(yang berbeda dengan kartu lainnya, materi sesuai TPK)
Kartu kontrol sejumlah siswa, contoh : Nama siswa sub materi, Nama yang
diberi, dst
Langkah – langkah :
 Siapkan kelas sebagaimana mestinya
 Jelaskan materi sesuai TPK
 Untuk memantapkan penguasaan peserta. Tiap siswa diberi masing-masing satu
kartu untuk dipelajari(dihapal) lebih kurang 15 menit
 Semua siswa disuruh berdiri dan mencari pasangan untuk saling
menginformasikan materi sesuai kartu masing – masing. Tiap siswa harus
mencatat nama pasangannya pada kartu kontrol
 Demikian seterusnya sampai tiap peserta mampu memberi dan menerima
materi masing – masing
 Untuk mengevaluasi keberhasilan, berikan siswa pertanyaan yang sesuai
dengan kartunya (kartu orang lain)
 Strategi ini dapat dimodifikasi sesuai keadaan
 Kesimpulan
23. CONCEPT SENTENCE

Langkah – langkah :
 Guru menyampaikan tujuan
 Guru menyajikan materi secukupnya
 Guru membentuk kelompok yag anggotanya 4 orang secara heterogen
 Menyajikan kata ”KUNCI” sesuai materi TPK yang disajikan
 Tiap kelompok disuruh membuat beberapa kalimat dengan menggunakan
minimal 4 kata kunci setiap kalimat
 Hasil diskusi kelompok, disiskusikan lagi secara pleno yang dipandu guru
 Kesimpulan
24. Bertukar Tempat
 
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memungkinkan siswa untuk lebih mengenal. berbagi pendapat dan
membahas gagasan, nilai-nilai atau pemecahan masalah baru. Ini merupakan
cara yang luar biasa bagus untuk meningkatkan keterbukaan-diri atau bertukar
pendapat secara aktif.
 
PROSEDUR
1) Berikan siswa satu buku catatan merek apa saja. [Putuskan apakah
aktivitasnya akan berjalan lebih baik dengan membatasi siswa pada satu atau
beberapa sumbang saran.
2) Mintalah mereka untuk menulis pada buku catatan tersebut salah satu dari
hal-hal berikut ini:
 Nilai-nilai yang mereka anut
 Pengalaman. yang mereka dapatkan belakangan ini.
 Gagasan. atau solusi kreatif atas persoalan yang anda kernukakan
 Pertanyaan yang mereka miliki tentang materi yang diajarkan di kelas
 Pendapat mereka tentang topik yang anda pilih.
 Fakta tentang mereka sendiri dan mata pelajaran di kelas.
3) Perintahkan siswa untuk melekatkan kertas catatan pada baju
mereka dan berkeliling di sekitar ruang kelas untuk saling membaca
catatan mereka.
4) Selanjutnya, perintahkan siswa untuk kembali ke kelompok
masing-masing dan merundingkan pertukaran catatan satu sama
lain. Pertukaran itu harus didasarkan pada keinginan untuk
memiliki nilal, pengalaman. gagasan, pertanyaan, pendapat atau
fakta tertentu dalam jangka pendek. Buatlah aturan bahwa semua
pertukar­an harus berlangsung timbal-balik. Perintahkan siswa,
untuk melakukan pertukaran sesering mungkin.
5) Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan
berbagi pengalaman tentang pertukaran apa yang telah dia lakukan
dan apa sebabnya. (Misalnya, "Saya bertukar catatan dengan Sally,
yang isinya menjelaskan bahwa dia pemah mengunjungi Eropa
Timur. Saya sungguh ingin bepergian ke sana karena saya memiliki
leluhur dari Hungaria dan Ukraina.")
VARIASI
1. Perintahkan siswa untuk membentuk sub kelompok, bukannya
bertukar catatan, dan suruhlah siswa mendiskusikan isi catatan
mereka.
2. Perintahkan siswa untuk menempelkan catatan mereka di tempat
terbuka (misalnya papan tulis, whiteboard. dsb) dan diskusikan
persamaan dan perbedaannya.
25. Siapa Saja yang Ada di Kelas?

URAIAN SINGKAT
Akivitas pembuka yang terkenal ini merupakan perburuan atau pencarian
teman sekelas, bukannya pencarian benda. Perburuan ini bisa dirancang
dalam sejumlah cara dan untuk ukuran kelas apapun. Cara ini membantu
terbentuknya semangat tim dan memungkinkan adanya gerakan flslk
semenjak awal pelajaran.

PROSEDUR
1) Susunlah 6 hingga 10 pernyataan deskriptif untuk melengkapi frase:
Carilah seseorang yang .
Sertakan pernyataan yang mengidentifikasi informasi pribadi
dan/atau isi kelas. Gunakan sebagian dari penggalan kalimat awal
Ini:
Carilah seseorang yang....
menyukal _____
mengetahui apa itu _____
menganggap bahwa _____
mahir dalam hal telah_____
termotlvasi oleh _____
percaya bahwa _____
belakangan ini telah membaca buku tentang_____
berpengalaman dengan ______
tidak menyukai ______
telah mempelajari_____
memlliki usul yang balk untuk _____
memiliki sebuah ______
menginginkan atau tidak menginginkan_____
2) Bagikan pernyataan tertulis itu kepada siswa dan beri-kan perintah
berikut ini:
Kegiatan ini tidak ubahnya perburuan binatang, namun yang kalian
buru adalah orang, bukan binatang. Bila saya katakan "mulai,"
berkelilinglah ke seputar ruangan kelas untuk mencari siswa yang
cocok dengan pernyataan-pernyataan tertulis yang kalian pegang.
Kalian bisa menggunakan masing-masing teman untuk satu
pernyataan yang cocok, sekalipun dia cocok dengan lebih dari satu
pernyataan. Bila kalian sudah menemukan yang cocok, tulislah
3) Bila sebagian besar siswa sudah selesai, perintahkan untuk
menghentikan perburuan dan kembali ke tempat duduk masing-
masing.
4) Anda mungkin perlu menawarkan hadiah penghargaan kepada
.siswa yang selesai paling duluan. Dan yang lebih penting, surveilah
masing-masing butir pernyataan semua siswa. Perintahkan siswa
untuk melakukan diskusi singkat tentang beberapa butir yang
mungkin dapat menstimulasi minat terhadap topik pelajaran.

VARIASI
 Hindarilah persaingan dengan cara mengalokaslkan cukup waktu
bagi semua siswa untuk menyelesalkan perburuan mereka.
 Perintahkan siswa untuk menemui teman-temannya dan mencari
tahu seberapa banyak kecocokan yang bisa didapatkan oleh tiap
siswa.
26. Resume Kelompok

URAIAN SINGKAT
Resume biasanya menjelaskan hal-hal yang telah dicapai individu.
Resume kelompok merupakan cara menarik untuk membantu siswa lebih
mengenal satu sama lain atau melakukan semacam pembentukan tim yang
anggotanya sudah saling mengenal. Aktivitas ini bisa sangat efektif jika
resume itu sangat relevan dengan materi pelajaran yang anda ajarkan.

PROSEDUR
 Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok beranggotakan 3 hingga 6
siswa.
 Katakan kepada siswa bahwa aktivitas ini akan menggali bakat mereka
dan merupakan pengalaman yang luar biasa.
 Katakan bahwa satu cara untuk mengenali dan membanggakan sumber
daya kelas adalah dengan membuat resume kelompok. (Anda mungkin
perlu menunjukkan tugas atau kontrak imajiner yang akan ditawarkan
kepada kelas.)
 Berikan kertas koran dan spidol kepada kelompok untuk
menunjukkan resume mereka. Resume ini harus mencantumkan
informasi yang membanggakan kelompok secara keseluruhan, data-
data berikut ini bisa disertakan di dalamnya:
Latar belakang pendidikan; sekolah yang sudah dimasuki
Pengetahuan tentang isi mata pelajaran
Pengalaman bekerja
Posisi yang diduduki
Ketrampilan
Hobi, bakat, perjalanan, keluarga
Prestasi
 Perintahkan semua kelompok untuk rnenyajikan re­sume dan
memaparkan semua sumberdaya dalam keseluruhan kelompok.
Berikut adalah resume yang bisa dibuat oleh kelompok dalam
pelajaran tulis-menulis bisnis:
Penulis Resume Kita
[Todd, Pat, Shawna, Eli]
 
TUJUAN
Menginginkan pengalaman dalam membuat dokumen profesional
dan keterampilan penyuntingan.
KUALIFIKASI
• 8 tahun dalam bursa tenaga kerja
• Menempuh pendidikan tinggi selama 4 tahun
• Pengetahuan tentang:
Kesesuaian subyek/verba
Verba aktif dan pasif
Partisip pelengkap
Penggunaan koma
Penggunaan huruf besar
Kata-katayang sering salah ucap atau membingungkan
• Memiliki 2 unit computer
• Akrab dengan Word Perfect dan Microsoft Word
• Memiliki hobi memasak, mandi surya. berdansa, dan berbelanja
VARIASI
 Untuk mempercepat kegiatari tersebut, berikan garis-garis besar
resume yang telah dipersiapkan yang isinya menyebutkan informasi
apa saja yang mesti dikumpulkan
 Perintahkan siswa untuk saling mewawancarai tentang kategori yang
anda sediakan, bukannya memlnta siswa menyusun resume sendiri.
27. Prediksi

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menyenangkan guna membantu siswa lebih
rnengenal satu sama lain. Kegiatan ini juga merupakan eksperimen
berkesan menarik.

PROSEDUR
1) Bentuklah sub-sub kelompok beranggotakan 3 atau 4 siswa (yang
relatif kurang akrab satu sama lain).
2) Katakan kepada siswa bahwa tugas mereka adalah memprediksi
bagaimana masing-masing siswa di dalam kelompok mereka akan
menjawab pertanyaan tertentu yang telah anda siapkan. Berikut ini
adalah alternatif pertanyaannya:
 Jenis musik apakah yang kamu sukai?
 Apa keglatan favoritmu di kala senggang?
 Berapa jamkah biasanya kamu tidur malam?
 Berapa banyak saudara kandung kamu, dan kamu ini anak
keberapa?
 Di manakah kamu dibesarkan?
 Seperti apakah kamu waktu kecil?
 Orang tuamu punya sikap keras ataukah lembut sih?
 Pekerjaan apa yang pemah kamu punyai?
Catatan: Pertanyaan lain bisa ditambahkan atau diku-rangi
tergantung pada siswa di dalam kelas pelajaran anda.
3) Perintahkan sub-sub kelompok untuk memulai dengan menyeleksi
satu orang sebagai "subyek" pertama. Desaklah anggota kelompok
untuk sedetail mungkin dalam memprediksi subyek itu. Katakan
pada mereka untuk tidak takut dalam melakukan prediksi secara
blak-blakan! Ketika membuat dugaan, perintahkan "subyek" untuk
tidak memberikan indikasi tentang ketepatan prediksi yang
dilakukan terhadap dirinya. Ketika siswa yang lain sudah
menyelesaikan prediksi mereka tentang si "subyek". si "subyek"
kemudian harus mengemukakan jawaban atas pertanyaan tentang
dirinya.
4) Perintahkan agar tiap anggota kelompok melakukan giliran menjadi
sasaran prediksi.

VARIASI
 Buatlah sejumlah pertanyaan yang mengharuskan siswa membuat
prediksi tentang pendapat dan keyakinan (bukannya informasi
faktual) masing-masing. Sebagai contoh, tanyakan: "Sifat apakah
yang paling penting untuk dimliki oleh seorang teman?
 Hilangkan prediksi. Sebagai gantinya, perintahkan siswa. satu demi
satu. untuk menjawab pertanyaan itu segera. Kemudian, perintahkan
tiap anggota sub kelompok untuk mengemukakan fakta-fakta apa saja
—tentang sesama siswa—yang "mengejutkan" mereka (berdasarkan
kesan pertama).
28. Iklan Televisi

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan kegiatan pembukan yang baik bagi siswa yang telah
mengenal satu sama lain. Aktivitas ini dapat memunculkan semangat tim
dengan cepat.

PROSEDUR
 Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan tidak lebih dart 6
orang.
 Perintahkan tirn-tim tersebut untuk membuat Iklan tv tiga puluh detik
yang menawarkan rnata pelajaran— menekankan. misalnya. nilai
gunanya bagi mereka (atau bahkan bagi dunia!), tokoh-tokoh terkenal
yang terkait dengan materi pelajaran ini, dan sebagainya.
 Iklan tersebut harus berisi slogan (misalnya.. "Dengan Ilmu Kimia,
Hidup Menjadi Lebih Baik") dan media vi­sual (misalnya, produk
kimia terkenal).
 Jelaskan bahwa dengan membuat konsep umum dan garis-garis besar
ikian saja sudah cukup. Namun jika sebuah tim ingin memperagakan
ikiannya. itu boleh-boleh saja.
 Sebelum masing-masing tim mulai merencanakan ikiannya,
diskusikan karakteristik dari beberapa ikian yang belakangan sedang
terkenal untuk menyemarakkan kegiatan (misalnya, gunakan karakter
terkenal, humor, perbandingan hingga persaingan, daya tarik seksual).
 Perintahkan tiap tim untuk menyajikan gagasannya pujilah kreativltas
semua siswa.

VARIASI
 Sebagai alternatif, perintahkan tiap tim untuk membuat ikian media
cetak, bukannya ikian TV. Atau, jika mungkin, perintahkan mereka
untuk benar-benar membuat iklan dengan menggunakan kamera
video.
 Perintahkan tim untuk mengiklankan kemampuan mereka atau
sekolah mereka, bukannya mata pelajaran.
29. Teman yang Kita Miliki

URAIAN SENGKAT
Kegiatan ini memperkenalkan gerak fisik dari awal pelajaran dan
membantu siswa lebih mengenal satu sama lain. Kegiatan ini
berlangsungcepat dan sangat menyenangkan. 

PROSEDUR
 Buatlah daftar kategori yang menurut anda cocok dalam kegiatan
pengenalan bag siswa yang anda ajar. Kategori umumnya meliputi:
 Bulan kelahiran
 Orang yang menyukai/tidak menyukai.....(kenali preferensi
semisal, puisi, drama. ilmu pengetahuan, atau kornputer)
 Favorit (kenali segala benda atau barang, misalnya buku. lagu,
atau restoran cepat saji).
 Tangan mana yang digunakan untuk menulis.
 Wama sepatu.
 Kesetujuan atau ketidaksetujuan terhadap pernyataan atau opini
pada persoalan aktual (misalnya.. "Asuransi perawatan kesehatan
harus bersifat menyeluruh.")
Kita juga dapat menggunakan kategori-kategori yang terkait langsung
dengan mata pelajaran yang kita ajarkan, misalnya:
 Penulis favorit
 Orang yang setuju/tidak setuju.... (kenali sebuah persoalan yang
terkait dengan topik pelajaran anda).
 Orang yang tahu/tidak tahu siapa atau apa (kenali orang atau
konsep yang terkait dengan topik pelajaran anda)
 Kosongkan sebagian ruang kelas agar siswa bisa bergerak lebihi
bebas.
 Sebutkan satu kategori. Arahkan siswa untuk menempatkan secepat
mungkin orang-orang yang terkait dengan kategori yang diberikan.
Sebagai contoh, siswa yang kidal dan yang tidak kidal akan dipisah
menjadi dua kelompok, atau, mereka yang setuju dengan sebuah
pernyataan akan dipisahkan dari mereka yang tidak setuju. Jika
kategorinya berisi lebih dari dua pilihan (misalnya, bulan dari hari
ulang tahun siswa), perintahkan siswa untuk berkumpul dengan
mereka yang bulan kelahirannya sama, yang dengan demikian akan
membentuk beberapa kelompok.
 Ketika siswa telah membentuk regu yang pas, perintahkan mereka
untuk berjabat tangan dengan "teman yang mereka memiki".
Perintahkan semua untuk mengamati kira-kira berapa banyak orang
dalam masing-masing kelompok.
 Beranjaklah segera ke kategori berikutnya. Upayakan agar siswa
terus bergerak dari satu kelompok ke kelom­pok lain ketika anda
mengumumkan kategori-kategori baru.
 Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke tempat masing-masing.
Diskusikan keragaman siswa yang terungkap dari aktivitas itu.

VARIASI
 Perintahkan siswa untuk menempatkan seorang siswa yang berbeda
dari mereka. jangan yang sama. Sebagai misal, anda dapat meminta
siswa menemukan teman yang memiliki mata/kulit/rambut yang
warnanya ber­beda dengan mereka. (Bilamana terdapat jumlah yang
tidak sama dalam kategori yang berbeda, ijinkan lebih dari satu orang
dari satu kelompok untuk membentuk regu dengan seorang siswa dari
kelompok lain.)
 Perintahkan siswa untuk mengajukan kategorinya.
30. Benar-benar Kian Mengenal

URAIAN SINGKAT
Sebagian besar kegiatan perkenalan merupakan peluang emas untuk
berjumpa dengan sesama siswa. Sebagai alternatifnya adalah menyusun
sebuah kegiatan di mana pasangan siswa bisa benar-benar mengenal.

PROSEDUR
 Pasangkan siswa dengan cara yang anda kehendaki. Kriteria untuk
memasangkan siswa bisa mencakup:
a) Dua siswa yang belum pernah bertemu sebelumnya
b) Dua siswa yang tidak pemah bekerja bersama
c) Dua siswa yang berasal dari jurusan atau latar belakang yang
berbeda
d) Dua siswa yang memiliki tingkat pengetahuan atau pengalaman
yang berbeda.
 Perintahkan pasangan-pasangan yang sudah terbentuk untuk saling
berkenalan dan mengakrabkan diri selama 30 hingga 60 menit.
Sarankan agar mereka berjalan-jalan bersama, minum kopi atau soda
bersama, atau jika mungkin, untuk saling mengunjungi.
 Berikan beberapa pertanyaan yang bisa digunakan oleh siswa untuk
saling mewawancarai.
 Bila seluruh siswa sudah kembali berkumpul, berikan pasangan-
pasangan itu tugas untuk kerjakan bersama yang memungkinkan
mereka untuk mulal mempelajari materi pelajaran. (Lihat "Sepuluh
Tugas untuk memberikan Mitra Belajar" him 25).
 Pertimbangkan kecocokan pasangan untuk kemudian dibentuk
menjadi kemitraan belajar jangka-panjang.

VARIASI
 Sebagai alternatif. bentuklah trio, atau kuartet, sebagai ganti pasangan.
 Perintahkan siswa untuk memperkenalkan pasangan masing-masing
kepada seluruh siswa di kelas.
31. “Benteng Pertahanan” 

URAIAN SINGKAT
Seringkali, kegiatan belajar aktif akan menjadi lebih bergairah dengan
menciptakan tim-tim belajar jangka panjang yang bisa belajar bersama,
mengerjakan proyek, dan terlibat dalam kegiatan belajar bersama
lainnya. Bila ini termasuk dalam rencana anda, ada baiknya melakukan
semacam kegiatan pembentukan tim awal untuk memastikan awal yang
baik. Memang banyak kegiatan pembentukan tim yang bisa menjadi
bahan pertimbangan, namun yang berikut ini merupakan kegiatan favorit.

PROSEDUR
 Sediakan setumpuk kartu indeks kepada tiap tim (akan lebih baik jika
memiliki ukuran berbeda dalam masing-masing tumpukan).
 Tantanglah masing-masing tim untuk menjadi kelompok yang seefektif
mungkin dengan membentuk model tiga dimensi "Benteng Pertahanan"
hanya dari kartu indeks. Melipat dan merobek kartu diperbolehkan, namun
tidak boleh ada tambahan pasokan lain untuk melengkapi bangunan itu.
Doronglah tim untuk merencanakan penarikan mundur mereka sebelum
mulai rnembangunnya. Sediakan spidol agar tim bisa menggambari kartu
dan menghiasi bentengnya bila mereka pandang cocok.
 Berikan waktu minimal 15 menit untuk menyelesalkannya. Jangan mendesak
atau membuat siswa terburu-buru. Penting bagi tim untuk merasakan pengalaman
keberhasilan.
 Bila bangunan itu sudah jadi. perintahkan siswa untuk melakukan tur penarikan
mundur melalui benteng. Kunjungi tiap benteng dan perintahkan agar anggota
tim menunjukkan karya mereka dan menjelaskan seluk-beluk bangunan yang
mereka buat. Berikan tepuk tangan atas apa yang dicapal oleh tiap tim. Jangan
membuat kondisi yang menyebabkan siswa saling Bersaing menbandingkan
karya masing-masing.

VARIASI
 Sebagai alternatif, perintahkan tim untuk membangun mouumen tim.
Desaklah mereka untuk membuat monumen yang kokoh, tinggi. dan
menyenangkan secara estetika.
 Suruh tim untuk berkumpul kembali dan mintalah mereka untuk
memikirkan kembali pengalaman tersebut dengan menjawab pertanyaan
mi: Tindakan-tindakan apa sajakah yang agak membantu dan
kurang membantn yang kita lakukan sebagai tim dan sebagai
individu ketika bekerjasama?
32. Mengakrabkan Kembali

URAIAN SINGKAT
Pada mata pelajaran yang bekelanjutan ada baiknya meluangkan waktu
untuk menghubungkan atau mengingatkan kembali siswa setelah lewat
beberapa waktu dari pelajaran yang pernah diajarkan. Aktivitas ini
mempertimbangkan sejumlah cara untuk melakukannya.

PROSEDUR
33.Sambut kembali kedatangan siswa ke dalam kelas. Jelaskan apa yang
menurut anda berharga untuk meluangkan beberapa menit guna
mengakrabkan kembali sebelum memulai pelajaran hari ini.
34.Ajukan satu atau beberapa pertanyaan berikut ini kepada siswa:
 Apa yang kalian ingat tentang pelajaran kita yang lalu? Apa yang
menarik menurut kalian?
 Pernahkah kalian membaca/memikirkan/mengerjakan sesuatu
yang distimulasi oleh pelajaran kita yang lalu?
 Pengalaman menarik apakah yang kalian dapatkan selama
mengikuti mata pelajaran ini?
 Apa yang ada di pikiran kalian sekarang (misalnya, kecemasan) yang
dapat mengganggu kemampuan kalian dalam memberikan perhatian
penuh terhadap pelajaran hari ini?
 Bagaimana perasaan kalian harl in? (bisa juga disisipi canda semisal
"Saya merasa seperti buah pisang yang kelewat matang.")
 (Buatlah pertanyaan anda sendlri.)
3. Mintakan jawabannya dengan menggunakan salah satu format, misalnya
sub kelompok atau memanggil pembicara berikutnya. (Lihat "Sepuluh
Metoda Untuk Mendapatkan Partisipasi Kapan Saja" pada halaman 22.)
4. Beralihlah ke topik pelajaran hari ini secara perlahan.

VARIASI
5. Lakukan wawancara tentang pelajaran yang laju.
6. Ajukan dua pertanyaan. konsep. atau beberapa informasi yang tercakup
dalam pelajaran yang lalu. Perintahkan siswa untuk memilih mana yang
paling mereka suka untuk ditinjau kembali dalam kelas.
33. Hembusan Angin Kencang

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan kegiatan pembuka yang cepat dan memberi siswa
keleluasaan untuk bergerak dan tertawa. Kegiatan ini merupakan sarana
pembentuk tim yang baik dan memungkinkan siswa untuk lebih
mengenal satu sama lain. 

PROSEDUR
34. Aturlah kursi secara melingkar. Perintahkan siswa untuk duduk
pada salah satu kursi. Harus ada cukup kursi bagi semua siswa.
35. Katakan bahwa jika mereka setuju dengan pernyataan anda
berikutnya. mereka harus berdiri dan berpindah ke kursi lain.
36. Berdirilah di tengah lingkaran dan katakan: "Nama saya adalah
_____ dan ANGIN KENCANG BERHEMBUS bagi semua orang
yang . . ." Pilihlah ending yang lebih pas untuk semua siswa dalam
kelas, semisal "menyukai es krim coklat.“
4. Sampai di sini, setiap siswa yang menyukai eskrim coklat berdiri
dan berpindah ke kursi yang kosong. Ketika siswa berpindah,
pastikan bahwa anda menempati salah satu kursi kosong. Jika
sudah, selanjutnya satu orang siswa tidak akan mendapatkan kursi
untuk duduk dan akan menggantikan anda sebagai orang yang
berdiri di tengah-tengah.
5. Perintahkan agar siswa yang baru berdiri di tengah-tengah itu
menyelesaikan kalimat tidak utuh yang sejenis. misalnya: "Nama
saya adalah ____ dan ANGIN KENCANG BERHEMBUS untuk
semua orang yang ..." dengan menambahkan ending yang baru.
Ending ini bisa bernada canda (misalnya., "yang tidur dengan
keremangan malam") atau serius (misalnya. "yang khawatir dengan
deflsit anggaran pemerintah pusat"),
6. Mainkan permainan ini dengan mempertimbangkan kesesuaian
situasi.
VARIASI
1. Sediakan daftar panjang ending yang bisa digunakan oleh siswa.
Sertakan materi yang relevan dengan mata pelajaran (misalnya.,
"yang lebih menyukai Macintosh ketimbang IBM") atau ketimbang
pengalaman kerja atau pengalaman hidup siswa ("yang merasa
bahwa mengikuti ujian merupakan sesuatu yang membikin stres").
2. Perintahkan agar yang berada di tengah adalah pasangan siswa.
bukannya satu orang siswa. Perintahkan mereka untuk secara
bersama memilih ending yang tepat untuk kalimat yang dilontarkan.
34. Penyusun Aturan lasar Kelas

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan metoda jajak pendapat yang memungkinkan siswa untuk
menetapkan aturan bagi perilaku mereka sendiri. Bila siswa merupakan
bagian dari proses pernbentukan tim ini, mereka lebih cenderung
mendukung norma atau aturan yang mereka tetapkan.

PROSEDUR
35. Tunjuk beberapa siswa untuk bertugas sebagai pewawancara (sesuai
dengan jumlah siswa di kelas).
36. Dalam waktu 10 hingga 15 menit. perintahkan pewawancara itu
untuk berkeliling dalam kelas, melakukan kontak dengan sebanyak
mungkin sampel siswa dalam waktu yang tersedia. Perintahkan
mereka untuk mengajukan pertanyaan berikut ini kepada anggota
kelas: "Perilaku apakah yang menurut kamu membantu atau tidak
membantu yang kamu jumpai di kelas ini?" (Sediakan sejumlah
contoh jawaban untuk mengarahkan jawaban yang dikehendaki.).
3. Pada akhir dari waktu yang disediakan, perintahkan pewawancara
untuk melaporkan temuan mereka kembali kepada kelas. (Jika
dikehendaki, cantumkan temuan-temuan itu pada papan tulis.)
4. Untuk mendapatkan gambaran tentang aturan dasar perilaku yang
dikehendaki oleh kelompok, biasanya cukup dengan hanya
mendengar ungkapan-ungkapan yang terkumpul dari siswa. Namun
demikian, bukan tidak mungkin untuk menganalisa temuan-temuan
itu, mencari tahu ada tidaknya ketumpang-tindihan dan kemudian
menggabungkan daftar-daftar itu.

VARIASI
 Sediakan daftar yang berisi beberapa kemungkinan aturan dasar.
Perintahkan siswa untuk memilih tiga aturan yang ada dalam daftar.
Butir-butir berikut ini boleh jadi cocok untuk daftar anda:
 Menghormati kerahasiaan
 Semua siswa berpartisipasi ketika bekerja dalam kelompok atau
tim kecil.
 Mematuhi waktu dimulainya pelajaran.
 Memaharni perbedaan orang lain dari diri kita.
 Memberi kesempatan siswa lain menyelesaikan apa yang
mereka bicarakan tanpa menginterupsinya.
 Tidak merendahkan atau mencemooh.
 Bicaralah untuk diri sendiri, bukannya mengung-kapkan
pendapat orang lain.
 Berbicara singkat dan langsung ke pokok persoalan.
 Gunakan bahasa yang peka terhadap gender.
 Bersiap mengikuti pelajaran.
 Jangan duduk di kursi yang sama selama berlangsungnya
pelajaran.
 Menghargai perbedaan pendapat.
 Memberi semua siswa kesempatan untuk bicara.
 Saling memahami pendapat sebelum melancarkan kritik.
 Perintahkan kepada seluruh siswa untuk merumuskan aturan dasar
partisipasi mereka. Kemudian gunakan prosedur yang disebut
mutivoting untuk sampal pada daftar akhlr. Mulitvoting merupakan
metoda untuk mengurangi daftar butir hingga setengahnya. Setiap
siswa mengusulkan sebanyak mungkin butir sesuai yang ia
inginkan; setengah dari butir-butir yang paling banyak dipilih akan
tetap berada dalam daftar. (Prosedur ini bisa diulang sesering yang
dikehendaki; setiap pilihan akan mengurangi daftar hingga
setengahnya.).
35. Pertanyaan Penilaian

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menarik untuk menilai kelas anda secara langsung dan
pada saat bersamaan, melibatkan siswa dari awal untuk mengenal satu
sama lain dan bekerjasama.

PROSEDUR
 Susunlah tiga atau empat pertanyaan untuk mernpelajari seperti apa
siswa anda. Anda dapat menyertakan pertanyaan-pertanyaan tentang
hal-hal berikut ini:
 Pengetahuan mereka tentang materi pelajaran
 Sikap mereka terhadap materi pelajaran
 Pengalaman-pengalaman siswa yang relevan dengan materi
pelajaran".
 Keterampilan yang telah mereka dapatkan.
 Latarbelakang mereka
 Apa yang mereka butuhkan atau harapkan dari mata pelajaran ini.
Tulislah pertanyaan-pertanyaannya agar bisa didapatkan jawaban
yang konkret. Hindari pertanyaan yang terbuka. Misalnya. tanyakan:
"Berapakah dari____ yang berikut ini yang kalian ketahui?" Bukannya
pertanyaan "Apa yang kalian ketahui tentang___?"
 Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang (trio) atau empat orang
(kuartet) (tergantung Jumlah pertanyaan yang telah anda buat, Beri
setiap siswa satu dari masing-masing pertanyaan penilaian. Mintalah
dia untuk mewawancarai siswa lain dalani kelompok dan dapatkan
(serta catat) jawaban atas pertanyaan yang diberikan kepadanya.
 Kumpulkan kembali siswa dalam sub-sub kelompok yang telah diberi
pertanyaan yang sama. Sebagai contoh. Jika terdapat 18 siswa, buatlah
menjadi kelompok-kelompok tiga orang. 6 dari mereka akan
mendapatkan pertanya­an yang sama.
 Perintahkan tiap sub kelompok untuk menyatukan data mereka dan
mengikhtisarkannya. Kemudian perintahkan tiap sub kelompok untuk
melaporkan kepada seluruh siswa apa yang telah mereka pelajari satu
sama lain.
VARIASI
 Perintahkan siswa untuk menyusun pertanyaan mereka sendiri.
 Dengan mengguhakan pertanyaan yang sama. pasangkan siswa dan
perintahkan mereka untuk mewawan­carai satu sama lain. (Variasi ini
cocok bila anda menangani kelas dengan jumlah siswa yang besar.)
36. Pertanyaan yang Dimiliki Siswa 

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang tidak membuat siswa takut untuk mempelajari apa yang
mereka dibutuhkan dan diharapkan. Cara ini memanfaatkan tehnik yang mengundang
partisipasi melalui penulisan, bukannya pembicaraan.

PROSEDUR
37. Berikan kartu indeks kosong kepada tiap siswa.
38. Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan pertanyaan yang mereka miliki
tentang materi pelajaran atau sifat dari pelajaran yang mereka ikuti (nama
tidak. perlu dicantumkan). Sebagai contoh, seorang siswa dapat bertanya:
"Bagaimana perbedaan Aljabar II dengan Aljabar I? Atau "Apakah pada
akhir dari pelajaran ini siswa diwajibkan membuat karya tulis?"
39. Bagikan kartu tersebut ke seluruh kelompok searah jarum jam. Ketika
masing-masing kartu dibagikan kepada siswa berikutnya. dia harus
membacanya dan memberi tanda centang pada kartu itu jika berisi per­
tanyaan yang merupakan persoalan yang dihadapi siswa yang membacanya
4. Ketika semua kartu siswa kembali kepada pemiliknya, tiap siswa
harus meninjau semua "pertanyaan" kelompok. Sampai di sini, kenali
pertanyaan yang menerima banyak suara (tanda centang). Berikan
jawaban kepada masing-masing pertanyaan ini dengan (a)
memberlkan jawaban yang langsung dan singkat; (b) menunda
pertanyaan hingga waktu yang lebih tepat; atau (c) mengemukakan
bahwa untuk saat ini anda belum mampu menjawab pertanyaan atau
persoalan ini (janjikan jawaban secara pribadi, jika memungkinkan).
5. Perintahkan siswa untuk berbagi pertanyaan mereka secara sukarela.
sekalipun pertanyaan mereka itu tidak mendapatkan suara (tanda
centang) paling banyak.
6. Kumpulkan semua kartu. Kartu-kartu itu mungkin berisi pertanyaan
yang dapat anda jawab pada pelajaran atau pertemuan mendatang.

VARIASI
7. Jika kelas terlalu besar hingga waktunya tidak cukup untuk
membagikan kartu ke seluruh kelompok. bagilah kelas menjadi sub-
sub kelompok dan ikuti instruksi yang sama. Atau. kumpulkan saja
kartu-kartu tersebut tanpa mengharuskan mereka mengedarkannya ke
seluruh kelas dan merespon pada satu sampel pertanyaan.
2. Sebagai alternatif dari pengajuan pertanyaan pada kartu indeks,
perintahkan siswa untuk menuliskan harapan dan/atau keprihatinan
mereka tentang mata pelajaran ini, topik yang mereka harapkan akan
dibahas oleh anda. atau aturan dasar untuk pertisipasi kelas yang
mesti mereka dipatuhi.
37. Penilaian Instan 

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang menyenangkan dan tidak mengancam untuk
mengetahui siswa anda. Anda bisa menggunakannya untuk menilai
"secara instan" latar-belakang. pengalaman, sikap, harapan dan
kepedulian siswa. 

PROSEDUR
38. Buatlah sekumpulan kartu "responder" untuk tiap siswa. Kartu-kartu
ini bisa berisi huruf A, B, atau C untuk per­tanyaan pilihan ganda, B
atau S untuk pertanyaan benar-salah, atau penilaian angka semisal 1
sampal 5. (Jika pembuatan kartu dirasa terlalu menyita waktu,
perintahkan siswa untuk membuat kartu sendiri di tempat masing-
masing).
39. Susunlah sekumpulan peryataan yang kira-kira bisa dijawab oleh
siswa dengan salah satu kartu mereka. Berikut adalah contoh untuk
tiap tipe kartu responder yang dijelaskan tadi
 Saya mengambil pelajaran ini karena
 Diharuskan.
 Sangat tertarik dengan pelajaran ini
 Sepertinya mudah.
 Saya khawatir kalau-kalau akan kesulitan mengikuti pelajaran
ini. Benar atau salah?
 Saya yakin bahwa pelajaran ini akan bermanfat bagi saya di
masa depan.

1________2________3________4________5

Sangat tidak Sangat

Setuju Setuju
Anda dapat membuat pernyataan-pernyataan serupa tentang
pengetahuan, sikap, dan pengalaman siswa.
3. Bacalah peryataan pertama dan perintahkan siswa untuk menjawab
dengan memegang kartu pilihan mereka.
4. Nilailah dengan cepat tanggapan siswa. Perintahkan sejumlah
siswa untuk mendiskusikan alasan pilihan mereka.
5. Lanjutkan dengan pernyataan-pernyataan yang tersisa.

VARIASI
 Sebagai ganti penggunaan kartu. perintahkan siswa untuk berdiri
ketika pilihan mereka diumumkan.
 Gunakan sistem tunjuk jari, namun tambahkan unsur yang menarik
dengan meminta siswa untuk mengangkat kedua tangan bila
mereka sangat setuju dengan sebuah jawaban.
38. Sampel Perwakilan

URAIAN SINGKAT
Adakalanya jumlah siswa dalam kelas sedemikian banyaknya dan
mustahil untuk segera memahami siapa saja mereka ini. Prosedur ini
memungkinkan anda untuk menarik sampel perwakilan siswa dari seluruh
kelas dan mengetahuinya dengan mewawancarai mereka di depan kelas

PROSEDUR
 Jelaskan bahwa anda ingin mengenal semua siswa di kelas, namun
tugas ini akan memakan banyak waktu.
 Ingat bahwa cara yang lebih cepat untuk melakukannya adalah
dengan membentuk sampel kecil siswa yang mewakili sejumlah
keragaman di kelas.
 Jelaskan beberapa hal yang membedakan siswa. Perin­tahkan agar
anggota pertama dari "sampel perwakilan kelas" untuk menjadi
relawan siswa (siswa yang ditunjuk untuk diberi tugas). Bila siswa itu
mengangkat tangan, ajukan beberapa pertanyaan untuk mengetahui
siswa Itu dan memahami harapan, ketrampllan, peng­alaman,
latarbelakang, pendapatnya.
 Setelah mendengar jawaban dari relawan pertama, perintahkan
relawan kedua yang berbeda dalam beberapa hal dari relawan
pertama.
 Teruskan meminta beberapa siswa untuk menjadi relawan (anda
yang memutuskan jumlahnya) yang berbeda dari mereka yang telah
diwawancarai sebelumnya.
VARIASI
 Tatalah meja dan kursi agar cocok untuk diskusi panel. Perintahkan
tiap anggota sampel perwakilan untuk bergabung dalam panel
setelah dia diwawancarai. Bila panel telah lengkap, ajukan
pertanyaan panel secara keseluruhan tentang harapan, ketrampilan,
pengalaman kerja. latarbelakang. pendapat mereka dan/atau
perintahkan siswa yang lain untuk juga mengajukan per­tanyaan.
 Perintahkan siswa lain untuk menemui anda di luar kelas dan di
pertemuan berikutnya agar anda bisa lebih mengenalnya. Jika
memungkinkan, lakukan penggiliran pertemuan agar anda bisa
bertemu dengan semua siswa.
39. Persoalan Pelajaran
URAIAN SINGKAT
Siswa biasanya memiliki persoalan terhadap pelajaran yang mereka ikuti
untuk pertamakalinya, khususnya jika pelajaran ini menggunakan cara
belajar aktif. Aktivitas ini memungkinkan diungkapkan dan
didiskusikannya persoalan-persoalan tersebut secara bebas tapi sopan. 
PROSEDUR
 Jelaskan kepada siswa bahwa mereka mungkin memiliki persoalan
dengan materi pelajaran. Persoalan itu boleh jadi mencakup hal-hal
berikut ini:
 Seberapa sulit atau seberapa lamakah tugas-tugasnya nanti
 Bagaimana cara berpartisipasi secara bebas dan nyaman
 Bagaimana siswa akan berperan dalam kelompok kecil.
 Seberapa siapkah gurunya.
 Akses terhadap materi bacaan.
 Jadwal mata pelajaran.
 Buatlah daftar wilayah persoalan ini di papan tulis. Dapatkan
persoalan lain dari siswa.
 Susunlah prosedur pemungutan suara yang memungkinkan siswa
untuk memilih tiga atau empat persoalan umum yan palig umum
dihadapi
 Bentuklah kelas menjadi tiga atau empat sub kelompok. Perintahkan
tiap kelompok untuk menjabarkan salah satu persoalan yang dihadapi.
Perintahkan mereka untuk sejelas mungkin dalam memaparkannya.
 Perintahkan sengap kelompok untuk mengikhtisarkan diskusinya
untuk seluruh kelas. Mintalah reaksi atau tanggapan mereka.

VARIASI
 Perintahkan kelompok untuk memikirkan beberapa solusi yang
menurut mereka bisa dilakukan oleh siswa ataupun guru untuk
mengatasi persoalan mereka.
 Sebagai alternatif dari diakhrinya kegiatan dengan laporan kelompok,
buatlah diskus panel atau terbuka (baca "Sepuluh Metoda untuk
Mendapatkan Partislpasi Kapanpun," pada halaman 22.)

Strategi Pelibatan Belajar Langsung


Cara lain untuk menjadikan siswa aktif dari awal adalah dengan
menggunakan strategi-strategi berikut. Strategi itu dirancang untuk
mengenalkan siswa terhadap mata pelajaran guna membangun minat,
menimbulkan rasa ingin tahu, dan merangsang mereka untuk berfikir.
Siswa tidak bisa berbuat apa-apa jika pikiran mereka - atau jika
"komputer" mereka - tidak di"on"kan! Banyak guru yang membuat
kesalahan dengan mengajar terlalu awal - yakni sebelum siswa merasa
terlibat dan siap secara mental. Penggunaan beberapa Strategi berikut ini
akan mengoreksi kecenderungan ini.
40. Berbagi Pengetahuan Secara Aktif 

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara bagus untuk mengenalkan siswa kepada materi
pelajaran yang anda ajarkan. Anda juga dapat menggunakannya untuk
menilai tingkat pengetahuan siswa sembari melakukan kegiatan
pembentukan tim. Cara ini cocok pada segala ukuran kelas dan dengan
niateri pelajaran apapun.

PROSEDUR
 Sediakan daftar pertanyaan yang terkait dengan materi pelajaran yang
akan anda ajarkan. Anda dapat menyertakan beberapa atau semua dari
kategori-kategori berikut ini:
 Kata-kata untuk didefinisikan (misalnya. "Apa arti arnbivalen”?)
 Pertanyaan pilihan ganda mengenal fakta atau konsep (misalnya.
“Tes psikologi baru absah jika ia (a) secara konsisten mengukur
atribut dan (b) mengukur apa yang memang hendak ia ukur.")
 Orang yang hendak diidentifikasi (misalnya, "Siapakah George
Washington Carver?")
 Pertanyaan-pertanyaan tentang tindakan yang bisa • diambil oleh
seseorang dalam situasi tertentu (misalnya, "Bagaimana anda
mendaftarkan diri untuk mendapatkan hak pilih?").
 Kailmat tidak lengkap (misalnya, "_____ mengidentifikasi kategori
dasar dari tugas yang dapat kailan kerjakan menggunakan:program
computer”
Sebagai contoh, seorang guru sejarah dapat mernulai pengajarannya
tentang abad ke-20 dengari membagikan kuis berikut ini:
 Apa yang terjadi dalam tahun-tahun berikut ini: 1928, 1945, 1965, 1998.?
 Kenali nama-nama berikut ini:
Mussolini
Chamberlain
Trotsky
Mao
McCarthy (Joseph dan Eugene)
 Menurut pendapat kalian, peristiwa terpenting apakah yang terjadi dalam
abad ke-20?
 Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sebaik
yang mereka bisa.
 Kemudian perintahkan mereka untuk menyebar di dalam ruangan,
mencari siswa yang dapat menjawab pertanyaan yang mereka sendiri
tidak tahu cara menjawabnya. Doronglah siswa untuk saling
membantu.
 Perintahkan mereka untuk kembali ke tempat semula dan bahaslah
jawaban yang mereka dapatkan. Isilah jawaban yang tak satupun siswa
bisa menjawabnya. Gunakan informasi ini sebagai cara untuk
memperkenalkan topik-topik penting dalam mata pelajaran anda.

VARlASI
 Berikan satu lembar kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan
mereka untuk menuliskan satu informasi yang menurut mereka akurat
tentang materi yang diajarkan. Suruhlah mereka untuk berpencar di
dalam kelas, berbagi pendapat tentang apa yang mereka tuliskan pada
kartu tersebut. Doronglah mereka untuk menuilskan informasi baru
yang dikumpulkan oleh siswa lain. Bila mereka, sudah kembali ke
kelompok masing-masing, bahaslah informasi yang berhasil
dikumpulkan.
 Gunakan pertanyaan opini, bukannya pertanyaan faktual. atau
gabungkan pertanyaan faktual dengan pertanyaan opini.
41. Merotasi Pertukaran Pendapat Kelompok Tiga Orang

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara terperinci bagi siswa untuk mendiskusikan permasalahan
dengan sebagian (dan biasanya memang tidak semua) teman sekelas mereka.
Pertukar­an pendapat ini bisa dengan mudah diarahkan kepada materi yang akan
diajarkan di kelas.

PROSEDUR
 Susunlah beragam pertanyaan yang dapat membantu siswa memulai diskusi
tentang isi materi pelajaran. Gunakan pertanyaan yang tidak memiliki
jawaban benar-salah.
Sebagai contoh, seorang guru Bahasa Inggris boleh jadi akan bertanya:
a. Apa. yang kalan sukai tentang drama Shakespeare? Kalau, kalian tidak
menyukainya, kenapa?
b. Mengapa. Shakespeare dianggap sebagai salah. satu. dramawan
terbesar sepanjang waktu?
c. Pilih salah satu dan drarnawan atau sineas abad ke-19 atau ke-20.
Bagaimana kalian membandingkannya dengan Shakespeare?
 Bagilah siswa menjadi kelompok tiga orang (trio). Aturlah kelompok
trio tersebut di dalam ruang kelas agar masing-masing bisa melihat
dengan jelas trio yang di sisi kanan dan di sisi kirinya, Formasi
kelompok-kelompok trio itu secara keseluruhan bisa berbentuk bundar
atau persegi.
 Berikan tiap trio sebuah pertanyaan pembuka (pertanyaan yang sama
untuk masing-masing trio) untuk dibahas. Pilihlah pertanyaan yang
paling ringan yang telah anda susun untuk memulai pertukaran
pendapat kelornpok-kelompok trio itu, Anjurkan agar tiap siswa di
dalam kelompok mendapat giliran menjawab pertanyaan.
 Setelah diskusi berjalan dalam waktu yang cukup, perintahkan masing
masing kelompok untuk memberikan angka 0,1. atau 2 kepada tiap-
tiap anggotanya. Arahkan siswa yang benomor 1 untuk berpindah ke
kelompok trio satu searah jarum jam. Perintahkan siswa yang
bernomor 2 untuk berpindah ke kelompok trio dua searah jarum jam.
Perintahkan siswa yang bemomor 0 (nol) untuk tetap di ternpat
duduknya karena ia adalah anggota tetap dan kelompok trio mereka.
Suruh mereka mengangkat tangan tinggi-tinggi sehingga siswa yang
telah berpindah bisa menemukan mereka. Hasilnya adalah komposisi
kelompok trio yang sepenuhnya baru.
 Mulailah pertukaran pendapat baru dengan pertanyaan baru. Naikkan
tingkat kesulitan atau "tingkat ancaman" dari pertanyaan manakala
anda memulai babak baru.
 Anda bisa merotasi trio-trio itu sebanyak pertanyaan yang anda miliki
dan waktu diskusi yang tersedia. Gunakan selalu prosedur rotasi yang
sama. Sebagai contoh, pada pertukaran trio sebanyak tiga rotasi, tiap
siswa akan bertemu dengan enam siswa yang lain. 

VARIASI
 Setelah masing-masing babak pertanyaan. Segeralah meminta jawaban
dari seluruh kelompok sebelum merotasi siswa ke kelompok trio baru.
 Gunakan pasangan atau kuartet sebagai alternatif dari trio.
42. Kembali ke Tempat Semula

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang cukup dikenal untuk menyertakan gerakan fisik
pada awal pelajaran. Strategi ini cukup fleksibel untuk digunakan pada
beragam akuvitas yang dirancang untuk menstimulir minat awal terhadap
mata pelajaran anda.

PROSEDUR
 Tempelkan sejumlah tanda di seluruh dinding kelas. Anda dapat
menggunakan dua tanda untuk menciptakan pilihan dikotomis atau
beberapa tanda untuk menyediakan lebih banyak pilihan.
 Tanda-tanda ini bisa menunjukkan beragam preferensi:
 Topik atau keterampilan yang menarik bagi siswa (misalnya,
pengolahan kata, penyimpanan data).
 Pertanyaan tentang materi pelajaran (misalnya, "Bagaimana cara
kerja mesin turbo?")
 Beberapa solusi yang berbeda terhadap persoalan yang sama (misalnya,
hukuman mati versus hukuman seumur hidup)
 Nilal-nilai yang berbeda (misalnya, uang, ketenaran, keluarga)
 Karakteristik atau gaya kepribadian yang berbeda (misalnya, auditori,
visual, kinestetik)
 Berbagai penulis atau orang-orang terkenal di bidangnya (misalnya,
Thomas Jefferson, Franklin Delano Roosevelt, John F. Kennedy)
 Kutipan peribahasa, atau pasal di dalam naskah yang berbeda
(misalnya. "Hormatilah Ibu dan Ayahmu" ver­sus "Hak Bertanya")
 Perintahkan siswa untuk melihat tanda-tanda tersebut dan memilih salah
satunya. Sebagai contoh, beberapa siswa mungkin lebih tertarik pada
pengolahan kata ketimbang penataan data Suruh mereka menunjukkan
preferensi (kelebihsukaan) dengan beranjak menuju tempat di ruang kelas
di mana tanda pilihan mereka ditempelkan.
 Perintahkan sub-sub kelompok yang telah terbentuk untuk mendiskusikan
alasan mereka menempatkan diri pada tanda yang mereka pilih. Mintalah
perwakilan dari tiap kelompok untuk mengikhtisarkan alasan mereka.
VARIASI
 Pasangkan siswa yang preferensinya berbeda dan perintahkan mereka
untuk memperbandingkan pandangan mereka. Atau buatlah panel
diskusi dengan perwakilan dari tiap kelompok preferensi.
 Perintahkan tiap kelompok preferensi untuk membuat presentasi,
membuat ikian atau menyiapkan sebuah lakon atau drama singkat
yang memperagakan preferen­si mereka.
43. Menyemarakkan Suasana Belajar
URAIAN SINGKAT
Sebuah kelas bisa dengan cepat mewujudkan iklirn belajar informal yang
santai dengan meminta siswa menggunakan humor kreatif tentang materi
pelajaran yang tengah diajarkan. Strategi ini tidak hanya akan membuat
siswa berhumor ria, namunjuga berfilkir. 
PROSEDUR
 Jelaskan kepada siswa bahwa anda ingin melakukan latihan pembuka
yang menyenangkan dengan mereka sebelum beranjak ke hal-hal
serius dalam materi yang diajarkan.
 Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka tugas yang
secara gamblang meminta mereka membuat sesuatu yang lucu pada
topik, konsep atau persoalan penting dalam materi yang anda ajarkan.
 Contohnya antara lain:
 Pemerintah: Buatlah uraiah tentang pemerintahan yang paling kejam
sekaligus paling bobrok yang bisa kita bayangkan.
 Matematika: Susunlah sebuah daftar berisi cara-cara penghitungan
matematis yang paling tidak efisien
 Kesehatan: Buatlah menu makanan yang sama sekali tidak bergizi.
 Tehnik: Buatlah disain jembatan yang gampang ambruk.
 Perintahkan sub-sub, kelompok untuk menyajikan "kreasi" mereka.
Beri tepuk tangan.
 Tanyakan: "Apa yang kalian pelajari tentang materi pelajaran kita
dari latihan ini?"
 
VARIASI
 Pengajar dapat membuat lelucon tentang materi pela­jaran dengan
kreasinya sendiri.
 Buatlah pretest pilihan ganda tentang materi yang akan anda
ajarkan. Tambahkan humor pada butir pilihan gandanya. Untuk tiap
pertanyaan, perintahkan siswa untuk memilih jawaban yang
menurut mereka merupakan jawaban yang tidak mungkin benar.
44. Bertukar Pendapat
URAIAN SINGKAT
Kegiatan ini bisa digunakan untuk menstimulasi keterlibatan siswa dalam
pelajaran yang akan anda sampaikan. Kegiatan ini juga mengingatkan
siswa untuk mendengarkan secara cermat dan membuka diri terhadap
bermacam pendapat. 
PROSEDUR
 Berikan label nama kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk
menuliskan nama mereka pada label dan mengenakannya.
 Perintahkan siswa untuk berpasangan dan memperkenalkan diri
kepada siswa lain. Kemudian perintahkan pasangan-pasangan tersebut
untuk berbagi pendapat tentang jawaban atas pertanyaan atau
pernyataan provokatif yang memancing opini mereka tentang
persoalan seputar materi yang anda ajarkan.
 Contoh pertanyaannya adalah: "Apa batasan bagi imigrasi asing?"
 Contoh pernyataannya adalah: "Injil merupakan kitab suci."
 Lanjutkan proses itu hingga sebagian besar siswa telah saling bertemu.
Kemudian katakan kepada tiap siswa untuk mendapatkan kembali
label namanya sendiri.
 Ucapkan, "kerjakan sekarang", dan arahkan siswa untuk bertukar label
nama atau tanda pengenal mereka dengan pasangannya dan kemudian
menemui siswa lain. Perintahkan siswa, bukannya untuk
memperkenalkan diri. melainkan berbagi pendapat dari siswa yang
merupakan pasangan sebelumnya (yakni siswa yang label/tanda
pengenalnya ia kenakan sekarang.)
 Selanjutnya, perintahkan siswa untuk berganti label nama lagi dan
mencari siswa lain untuk diajak bicara," dan berbagi pendapat dari
siswa yang tanda penge­nalnya la kenakan sekarang.
VARIASI
 Gunakan proses pertukaran label nama ini sebagai pengantar
pergaulan dengan menginstruksikan siswa untuk bertukar informasi
latarbelakang mereka sendiri, sebagai ganti pertukaran pendapat
tentang pertanyaan atau pernyataan provokatif.
 Hilangkan pertukaran label nama. Sebagai gantinya, perintahkan siswa
untuk terus menemukan siswa lain, dan mendengarkan selalu
pertanyaan atau pernyataan yang anda berikan.
45. Benar atau Salah?

URAIAN SINGKAT
Aktivitas kerjasama ini juga segera menstlrnulasi keterlibatan tcrhadap
pengajaran yang anda lakukan. Kegiatan ini meningkatkan pembentukan
tim. pertukaran pendapat, dan pembelajaran langsung.

PROSEDUR
 Susunlah sebuah daftar pernyataan yang terkait dengan materi pelajaran
anda, yang setengahnya benar dan setengahnya salah. Sebagai contoh,
pernyataan "Mariyuana bisa menimbulkan kecanduan" adalah benar. dan
pernyataan, "Alkohol merupakan obat perangsang" adalah salah; Tuils
tiap pernyataan pada kartu indeks yang terpisah. Pastikan jumlah
kartunya sesuai dengan jumlah siswa yang hadir. (Jika siswa yang hadir
jumlahnya ganjil, pilihliah satu kartu untuk anda sendiri.)
 Bagikan satu kartu untuk satu siswa. Katakan kepada siswa bahwa misi
mereka adalah menentukan kartu mana yang benar (berisi pernyataan
benar) dan mana yang salah. Jelaskan bahwa mereka bebas memilih
cara apapun yang mereka inginkan dalam menyelesaikan tugas ini.
 Bila para siswa sudah selesai, perintahkan agar setiap kartu dibaca dan
mintakan pendapat siswa tentang benar atau salahkah pernyataan
tersebut. Beri kesempatan munculnya pendapat minoritas.
 Berikan umpan balik tentang masing-masing kartu, dan catat cara-
cara siswa dalam bekerjasama menyelesaikan tugas ini.
 Tunjukkan bahwa dalam pelajaran ini diperlukan keterampilan tim
yang positif karena hal ini menunjukkan kegiatan belajar yang sifatnya
aktif.

VARIASI
• Sebelum dimulainya kegiatan, rekrutlah beberapa siswa sebagai
pengamat. Mintalah agar mereka memberikan umpan balik tentang
kualitas kerja tim yang berlangsung.
• Sebagai ganti pernyataan faktual, buatlah daftar opini dan tempatkan
tiap opini pada sebuah kartu indeks. Bagikan kartu tersebut dan
mintalah siswa agar berupaya mencapai mufakat tentang reaksi
mereka terhadap tiap opini. Mintalah mereka supaya menghargai
pendapat minoritas.
46. Bertanggung jawab terhadap Matapelajaran
 URAIAN SINGKAT
Rancangan ini memberi peluang bagi siswa untuk memikirkan dan mengakui
tanggungjawab Individual mereka dalam kegiatan belajar aktif di kelas
 PROSEDUR
47. Buatlah salinan dari kontrak berikut ini:
Saya memahami bahwa dalam pelajaran ini saya akan mempelajari
tentang - (diisi dengan matapelajaran). Tujuan dari mata pelajaran ini
adalah - (diisi dengan tujuan anda). Saya berpegang pada tujuan ini dan
akan berupaya keras mengerjakan hal-hal berikut ini:
 Menggunakan waktu saya di kelas untuk mendukung tujuan ini melalui
partisipasi dalam kegiatan.
 Bertanggungjawab atas kegiatan belajar saya sendiri dan tidak akan
menunggu siapapun untuk memovasi saya.
 Membantu siswa lain memaksimalkan belajar mereka dengan
mendengarkan apa yang harus mereka katakan dan menawarkan
tanggapan positif.
 Memikirkan, meninjau, dan menerapkan apa yang telah saya
pelajari di luar kelas.
Tanda tangan Tanggal
2. Berjanilah bersama-sama siswa untuk melakukan apapun semampu
kita guna menjadikan mata pelajaran ini sebagai pengalaman belajar
yang efektif.
3. Bagikan salinan kontrak atau perjanjian itu dan mintalah mereka
supaya membacanya. Jelaskan bahwa anda tidak bisa menjamin
pencapaian tujuan mata pelajaran tanpa upaya dan komitmen mereka
untuk belajar aktif. Perintahkan mereka untuk mempertimbangkan
ke-seriusan bekerjasama dengan mau,menandatangani kontrak
tertulis itu.
4. Sediakan waktu untuk berdiskusi dan berfikir. Jelaskan bahwa siswa
harus mematuhi kontrak yang mereka tandatangani. Pasrahkan
kepada siswa apakah mereka akan menandatanginya atau tidak.
VARIASI
1. Sediakan pernyataan tertulis tentang tanggungjawab anda dalam
pelajaran ini. Pertimbangkan beberapa dari hal-hal berikut ini:
 Dengarkan secara aktif apa yang mesti dikatakan siswa.
 Bersikaplah mendukung upaya siswa untuk mengambil resiko
belajar.
 Variasikan metoda mengajar anda.
 Mulai dan akhirilah pelajaran secara tepat waktu.
 Bagikan materi atau buku ajar yang mudah dibaca.
 Bersikaplah terbuka terhadap pendapat siswa.
 Sediakan instrumen visual.
2. Perintahkan siswa untuk mengemukakan apa yang mereka harapkan
tentang perilaku anda sebagai pengajar.
47. Pikiran yang Penuh Tanya Selalu Ingin Mengetahui
URAIAN SINGKAT
Tehnik sederhana ini menstimulasi rasa ingin tahu siswa dengan
mendorong mereka untuk memikirkan tentang sebuah topik atau
pertanyaan. Siswa lebih cenderung mengingat suatu pengetahuan tentang
materi pelajaran yang belum pernah dibahas sebelumnya jika mereka
dilibatkan semenjak awal dalam pengalaman kegiatan belajar satu kelas
penuh.
PROSEDUR
 Ajukan pertanyaan yang njelimet/sulit untuk menstimulasi
keingintahuan tentang mata pelajaran yang hendak anda bahas.
Pertanyaannya haruslah merupakan per­tanyaan yang menurut
anda ada beberapa siswa yang mengetahui jawabannya.
Berikut adalah beberapa contohnya:
 Pertanyaan. sehari-hari ("Mengapa kita mesti membayar pajak
penghasilan?")
 Cara melakukan ("Menurut pakar, seperti apakah cara-cara terbaik
untuk mengawetkan mumi?")
 Definisi ("Apa lubang hitam Itu?)
 Judul ("Menurut kalian, karya dramanya Ibsen, A Doll's House,
berkisah tentang apa?)
 Cara kerja ("Apa yang menjadikan mobil bisa ber-jalan?").
 Akibat ("Menurut kalian, bagaimana akhir dari alur cerita ini?
"Bagaimana pemecahan atas masalah ini?").

 Doronglah siswa untuk berpikir dan membuat dugaan umum.


Gunakan frase semisal, "Coba tebak" atau "Coba jawab".
 Jangan buru-buru memberikan tanggapan. Tampung dulu semua
dugaan siswa. Ciptakan rasa penasaran tentang jawaban yang
"sesungguhnya."
 Gunakan pertanyaan itu untuk mengarahkan siswa kepada apa yang
hendak anda ajarkan. Sertakan jawaban atas pertanyaan anda dalam
penyajian materi anda. Anda perlu memastikan bahwa siswa lebih
menaruh perhatian dibanding biasanya.
VARIASI
 Pasangkan siswa dan perintahkan mereka untuk secara kolektif
membuat dugaan.
 Sebagai ganti pertanyaan katakan kepada siswa apa yang hendak anda
ajarkan dan mengapa hal Itu menarik. Cobalah untuk menghangatkan
tahap pengenalan ini dengan cara seperti mengiklankan sebuah film
yang akan segera ditayangkan.
48. Tim Pendengar

URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara untuk membantu siswa agar tetap fokus dan
jeli selama berlangsungnya pengajaran berbasis ceramah. Tim pendengar
merupakan kelompok-kelompok kecil yang bertanggung jawab untuk
mengklarifikasi materi pelajaran. 

PROSEDUR
 Bagilah siswa menjadi empat tim, dan berikan tim-tim tersebut tugas
berikut:

TIM PERAN TUGAS


1 Penanya Setelah pengajaran
berbasis-ceramah,
ajukan setidaknya dua
pertanyaan tentang
materi yang dibahas.
TIM PERAN TUGAS
2 Penyetuju Setelah pengajaran
berbasis-cera­mah,
katakan hal-hal mana yang
mereka setujui (atau
dirasa membantu) dan
jelaskan alasannya.

3 Pembantah Setelah pengajaran


berbasis-ceramah, beri
komentar tentang hal mana
yang tidak mereka
setujui (atau tidak banyak
membantu) dan jelaskan
alasannya.

4 Pemberi contoh Setelah pengajaran


berbasis-ceramah, berilah
contoh dan materi atau
pelajaran penerapan kusus.
 Sajikan pengajaran berbasis ceramah anda. Setelah selesai, berikan
waktu bagi tim untuk menyelesaikan - tugasnya.
 Perintahkan tiap tim untuk menanyakan. menyetujui dan sebagainya.
Anda mesti mendapatkan lebih banyak partisipasi siswa ketimbang
yang anda bayangkan.

VARIASI
 Buatlah peran lain. Sebagai contoh. perintahkan sebuah tim untuk
mengikhtisarkan pengajaran “berbasis-ceramah”. atau mintalah sebuah
tim untuk membuat pertanyaan yang menguji pemahaman siswa
tentang materi pelajaran.
 Ajukan pertanyaan-pertanyaannya terlebih dahulu, yang mana
jawabannya akan ditemukan dalam penyajian materi pelajaran.
Perintahkan siswa untuk mendengarkan dengan cermat guna
mendapatkan jawabannya. Tim yang dapat menjawab sebagian besar
pertanyaan akan menang.
49. Membuat Catatan dengan Bimbingan 
URAIAN SINGKAT
Dalam tehnik yang populer ini, anda menyediakan formulir atau lembar
yang telah dipersiapkan. Lembar ini menginstruksikan siswa untuk
membuat catatan sewaktu anda mengajar. Gerak fisik yang minimal
seperti ini pun akan lebih melibatkan siswa ketimbang jika kita sekadar
menyediakan buku pegangan yang lengkap. Ada bermacam metoda untuk
membuat catatan secara terarah. Yang paling sederhana di antaranya
adalah mengisi bagian-bagian yang kosong.
PROSEDUR
 Siapkan sebuah catatan yang mengikhtisarkan hal-hal utama pada
penyajian materi pelajaran anda.
 Sebagai ganti menyediakan teks secara lengkap, kosongkan bagian-
bagian di dalamnya, dan untuk selanjutnya diisi oleh siswa.
 Beberapa cara dalam melakukannya antara lain:
 Sediakan sejumlah istilah dan definisinya, bIarkan istilah atau
definisinya kosong. ________: merupakan bentuk segilima,
Oktagon: ________
 Kosongkan satu atau beberapa poin.
Peran Majelis Perwakilan Roma
a. Menerapkan. undang-undang dan ketetapan yang dibuat oleh
konsul
b. ________________________
c. Menerima duta besar luar negeri.
d. ________________________
Kosongkan kata-kata kunci dalam paragraf pendek.
Di masa kini, manajer seringkali menghadapi permasalahan
semisal rendahnya ________, tingginya________, dan________
kualitas pelayanan. Solusi manajemen tradisional seringkali
cenderung seperti________ ________, untuk
menghasilkan________ persoalan baru untuk satu persoalan
yang sudah dipecahkan.

 Bagikan lembar kerja kepada siswa. Jelaskan bahwa anda memang


sengaja mengosongkan beberapa bagian kalimat untuk membantu
mereka mendengarkan secara aktif terhadap apa yang anda ajarkan.
VARIASI
1. Siapkan lembar kerja yang memuat sub-sub topik utama dari materi yang anda
ajarkan. Kosongkan sejumlah bagian kalimat untuk membantu pembuatan
catatan. Hasilnya akan tampak seperti ini:
Empat Jenis Masyarakat yang Tidak Adil Menurut Socrates
Timokrasi:
Oligarki:
Demokrasi:
Tirani:
[Opsionol: Setelah pemberian pelajaran, beri siswa salinan kedua dari
lembar catatan yang beberapa bagiannya dikosongkan. Tugaskan
mereka untuk mengisi bagian yang kosong itu tanpa melihat catatan.]
2. Buatlah penyajian materi pelajaran anda menjadi bebe­rapa bagian. Perintahkan
siswa untuk mendengarkan dengan cermat sewaktu anda berbicara, namun
jangan membuat catatan. Sebagai gantinya, perintahkan mereka untuk menulis
catatan selama jeda waktu dalam penyajian materi pelajaran berbasis-ceramah.
60. Mata Pelajaran Ala Permainan Bingo

URAIAN SINGKAT
Pelajaran bisa menjadi tidak menjemukan dan siswa akan leblh menaruh
perhatian jika anda menjadikannya dalam bentuk permainan bingo. Di
sini, poin utamanya didiskusikan sewaktu siswa bermain bingo. 

PROSEDUR
 Lakukan penyajian materi pelajaran berbasis-ceramah dengan 9 poin
utama.
 Susunlah kartu Bingo yang berisi poin-poin ini dalam 3X3 tumpukan.
Tempatkan satu poin yang berbeda pada tiap kotak. Jika anda memiliki
kurang dari 9 poin utama, kosongkanlah beberapa kotak.
 Buatlah beberapa kartu Bingo tambahan dengan poin utama yang
sama. namun tempatkan poin-poin itu dalam kotak yang berbeda.
Hasilnya ialah bahwa hanya sedikit sekali kartu Bingo yang serupa.
 Bagikan kartu Bingo kepada siswa. Juga sediakan siswa dengan satu
strip kartu yang terdiri dari 9 titik wama (berdiameter sekitar setengah
atau tiga perempat inci). Jelaskan kepada siswa bahwa ketika anda
tengah menyajikan materi dari poin ke poin, mereka harus
menempatkan satu titik pada kartu mereka untuk tiap poin yang anda
bahas. (Catatan: Kotak yang kosong tidak dapat ditutup dengan satu
titik.).
 Ketika siswa mengumpulkan tiga titik vertikal, horizon­tal, atau
diagonal secara berturut-turut, mereka akan berteriak "Bingo!"

 Selesalkanlah penyajian materi pelajaran anda. Biarkan siswa


mendapatkan Bingo sebanyak yang mereka bisa.

VARIASI
 Gunakan istilah atau nama-nama utama yang dijelas-kan dalam
penyajian materi anda (sebagai ganti poin utama) sebagai dasar
permainan kartu Bingo. Ketika istilah atau nama tersebut untuk
pertama kallnya dijelaskan, siswa dapat menempatkan stiker pada
kotak yang sesuai.
• Buatlah tumpukan kartu Bingo berukuran 2X2. Lanjutkan dengan
membahas beberapa poin. istilah atau nama-nama utama dalam
pelajaran berbasis-ceramah anda. Tunjukan hanya empat di antaranya
pada salah satu kartu Bingo. Cobalah untuk membuat beberapa kartu
menjadi serupa dengan menyertakan informasi yang berbeda pada tiap
kartu.
61. Pengajaran Sinergis
URAIAN SINGKAT
Metoda ini merupakan perubahan langkah yang sesungguhnya. Metoda
ini memungkinkan para siswa yang memiliki pengalaman berbeda dalam
mempelajari materi yang sama untuk saling membandingkan catatan.
PROSEDUR
 Bagilah kelas menjadi dua kelompok.
 Kirimkan satu kelompok ke ruang lain untuk membaca topik yang
anda ajarkan. Pastikan bahwa materi bacaannya tertata dengan balk
dan mudah dibaca.
 Dalam pada itu, berikanlah pelajaran berbasis ceramah atau lisan
tentang materi yang sama dengan yang sedang dibaca oleh kelompok
yang ada di ruang sebelah.
 Selanjutnya, baliklah pengalaman belajarnya. Sediakan materi bacaan
tentang topik anda untuk kelompok yang telah mendengarkan
penyajian mata pelajaran dan sediakan materi pelajaran untuk
kelompok pembaca.
 Pasangkan anggota dan tiap kelompok dan perintahkan mereka
mengikhtisarkan apa yang telah mereka pelajari.
VARIASI
 Perintahkan setengah dari siswa untuk mendengarkan penyajian
materi pelajaran dengan mata tertutup sedangkan setengah siswa yang
lain melhat informasi visual semisal melalui OHP yang menyertai
penyajian materi pelajaran dengan telinga tertutup. Setelah penya­jian
materi pelajaran secara lisan tersebut usai, perintah­kan tiap kelompok
untuk membandingkan catatan tentang apa yang mereka lihat dan
dengar.
 Berikan contoh konkret tentang konsep atau teori yang hendak anda
ajarkan kepada setengah dari jumlah siswa. Jangan katakan kepada
mereka tentang konsep atau teori yang mereka gambarkan. Sajikan
kepada setengah kelas konsep atau teori itu tanpa disertai contoh.
Pasangkan siswa dari kedua kelompok dan perintahkan mereka untuk
membahas pelajaran secara bersama.
62. Pengajaran Terarah

URAIAN SINGKAT
Dalam tehnik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk
melacak pengetahuan siswa atau mendapatkan hipotesis atau simpulan
mereka dan kemudian memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori. Metoda
pengajaran terarah merupakan seilngan yang mengasyikkan dl sela-sela cara
pengajaran biasa. Cara ini memungkinkan anda untuk mengetahui apa yang
telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelum memaparkan apa yang anda
ajarkan. Metoda ini sangat berguna dalam mengajarkan konsep-konsep
abstrak. 

PROSEDUR
 Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki pemikiran
siswa dan pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan pertanyaan yang
memiliki beberapa kemungkinan jawaban, semisal "Bagalmana kamu
menjelaskan seberapa cerdasnya seseorang?”
 Berikan waktu yang cukup kepada bagi siswa dalam pasangan atau
kelompok untuk membahas jawaban mereka.
 Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan catatlah
pendapat mereka. Jika memungkinkan, seleksilah jawaban mereka
menjadi beberapa kategori terpisah yang terkait dengan kategori atau
konsep yang berbeda semisal "kemampuan membuat mesin pada
kategori kecerdasan. kinestetika-tubuh.
 Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan.
Perintahkan siswa untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka
dengan poin-poin ini. Catatlah gagasan yang memberi mformasi
tambahan bagi poin pembelajaran dari pelajaran anda.

VARIASI
 Jangan memilah-milah jawaban siswa menjadi daftar yang terpisah.
Sebagai gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan mereka
untuk mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum anda
membandingkannya dengan konsep yang ada di pikiran anda.
 Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak anda.
Cermati bagaimana siswa dan anda secara bersama bisa memilah-milah
gagasan-gagasan mereka menjadi kategori yang berguna.
63. Menemui Pembicara Tamu

URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk melibatkan pembicara tamu
yang tidak memiliki waktu atau keahlian untuk menyiapkan sebuah sesi
pelajaran. Pada saat bersamaan, aktivitas memberi siswa peluang untuk
berinteraksi dengan pakar pelajaran dengan cara yang unik dan mengambil
peran aktif dalam menyiapkan pernbicara tamu.

PROSEDUR
 Undanglah pembicara tamu untuk memberi ceramah kepada siswa anda
sebagai pakar dalam pelajaran yang kini anda ajarkan. (Contoh; Pejabat
pemerintah setempat dapat mengunjungi kelas di mana anda mengajarkan
tentang kewarganegaraan atau tata-negara.)
 Siapkan pembicara tamu dengan menjelaskan kepadanya bahwa sesi kelas
ini akan dilaksanakan layaknya konferensi pers. Agar sesuai dengan format
tersebut. pembicara mesti menyiapkan ceramah singkat atau pernyataan
pembuka dan kemudian bersiap menerima pertanyaan dari "pers."
 Sebelum hadirya pembicara tamu, persiapkan siswa dengan mendiskusikan
bagaimana konferensi pers akan dilaksanakan, dan kemudian berilah mereka
kesempatan untuk merumuskan beberapa pertanyaan untuk diajukan kepada
pembicara.

VARIASI
 Anda dapat memilih menghadirkan beberapa pembicara tamu dalam waktu
bersamaan dan melakukan diskusi meja bundar. Tempatkan tiap tamu pada
meja di bagian depan kelas atau pada deretan kursi yang ditata melengkung
agar bisa berbagi informasi dan pengalaman dengan kelompok kecIl. Anggota
kelompok akan diberi kesempatan untuk berinteraksi dengan pembicara tamu
dengan mengajukan pertanyaan dalam suasana yang lebih santai. Bagilah sesi
pelajaran menjadi sejumlah babak. Tentukan panjang waktu masing-masing
babak sesuai dengan waktu yang tersedia dan jumlah tamu-nya. Pada
umumnya, 10 atau 15 menit untuk tiap babak sudah memadai. Arahkan
kelompok kecil untuk mengalihkan pertanyaan dari satu pembicara tamu ke
pem­bicara berikutnya sesuai dengan beralihnya babak.
 Undanglah sejumlah siswa yang sebelumnya pemah mengikuti pelajaran anda
untuk menjadi pembicara "tamu."
64. Mempraktikkan Materi yang Diajarkan

 URAIAN SINGKAT
Adakalanya sejumlah konsep atau prosedur masih belum bisa dipahami.
betapapun gamblangnya penjelasan verbal atau visual yang anda berikan.
Satu cara untuk rnembantu membangun gambaran tentang materi yang
diajarkan adalah dengan meniinta sejumlah siswa untuk mempraktikkan
atau menerapkan prosedur yang anda jelaskan.

PROSEDUR
 Pilihlah sebuah konsep (atau sejumlah konsep terkait) atau prosedur
yang bisa digambarkan dengan memperagakannya. Beberapa
contohnya meliputi:

Penyusunan kalimat.

Menemukan persamaan.

Sirkulasi jantung

Arsitektur gotik
 Gunakan salah satu dari beberapa metoda berikut ini:
 Perintahkan beberapa siswa untuk maju ke depan kelas dan
tugaskan mereka untuk mensimulasikan aspek fisik dari konsep
atau prosedur yang tengah anda terangkan.
 Buatlah kartu besar yang mencantumkan bagian-baglan dari suatu
prosedur atau konsep. Berikan kartu-kartu itu kepada sejumlah
siswa. Tempatkan siswa yang memegang kartu tersebut sedemikian
rupa agar kartu itu berurutan dengan benar.
 Buatlah drama yang meminta siswa memperagakan materi yang
anda ajarkan.
 Tunjuklah beberapa siswa untuk mempraktikkan prosedur itu
setahap demi setahap.

 Diskusikan drama pembelajaran yang telah anda buat. Kemukakan inti


pengajaran apapun yang ingin anda sampaikan.
VARIASI
 Rekamlah sekolompok siswa yang memperagakan konsep atau
prosedur tersebut menggunakan kamera video dan perlihatkan kepada
seluruh siswa.
 Perintahkan siswa untuk membuat tata cara .mempera­gakan konsep
atau prosedur tanpa arahan dari anda.
65. Yang Manakah Kelompok Saya?

URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini menawarkan pendekatan baru untuk membantu siswa
mempelajari materi kognltif. Dengan menerapkan tayangan permainan
lama dl televisi, siswa berkesempatan untuk membahas materi yang baru
saja diajarkan dan menguji satu sama lain untuk memperkuat ingatan akan
pelajaran anda.

PROSEDUR
 Bagilah siswa menjadi dua tim atau leblh.
 Tulislah salah satu dari yang berikut ini pada slip kertas yang berbeda:
 Saya: (beri nama orang) misal. Saya Karl Marx
 Saya: (beri nama kejadian) misal. Saya "gerhana bulan."
 Saya: (beri nama teori) misal, Saya "Darwinisme."
 Saya: (beri nama konsep) misal, Saya "inflasi."
 Saya: (beri nama keahlian) misal, Saya "manuverHeimlich
 Saya: (beri nama kutipan) misal, Saya "ada atau tiada"
 Saya: (beri nama rumus) misal, Saya adalah e=mc2”.
 Masukkan slip kertas ke dalam sebuah kotak, dan perintahkan tiap tim
untuk memilih satu slip. Slip yang dipilh menunjukkan identitas dari
tamu misteri.
 Berikan tim waktu lima menit kepada tim untuk mengerjakan tugas
berikut:
Memilih anggota tim untuk menjadi "tamu misteri."
Persiapkan pertanyaan yang akan di ajukan dan pikirkan cara
menjawabnya.
 Pilihlah tim yang akan menghadirkan tamu misteri pertama.
 Buatlah panel siswa dari tim lain (dengan metoda apapun yang anda
pilih).
 Mulailah permainan. Perintahkan tamu misteri untuk mengemukakan
kategorinya (orang, kejadian, dll). Para panelis mengambil giliran
mengajukan pertanyaan ya- atau -tidak tentang tamu misteri hingga
salah satu panelis dapat mengenali si tamu misterius itu.
 Perintahkan tim yang lain untuk menghadirkan tamu misteri mereka.
Buatlah panel baru untuk tiap tamu misteri.
VARIASI

 Beri kesempatan tamu misteri untuk berkonsultasi dengan rekan satu


timnya jika dia tidak yakin dengan cara menjawab pertanyaan yang
diajukan oleh panelis.

 Guru dapat menetapkan bagaimana si tamu misteri harus berakting.


Sebagai contoh, seorang tamu misteri bisa memperagakan seolah-olah
ia adalah orang terkenal yang sedang menjadi bahan pembicaraan.
66. Menjadi Kritikus Tayangan Video

URAIAN SINGKAT
Seringkali menonton tayangan video edukatif merupakan kegiatan pasif.
Siswa duduk di kursi sembari menunggu tayangan diputar. Namun yang
ini merupakan cara aktif untuk menjadikan siswa merasa terlibat dalam
menonton tayangan video.

PROSEDUR
 Pilihlah video yang ingin anda pertunjukkan kepada siswa.
 Katakan kepada siswa, sebelum menonton video, bahwa anda ingin
mereka mengkritisi apa yang akan ditayangkan. Perintahkan mereka
untuk meninjau beberapa faktor. termasuk:
Realisme (dari para pelakunya)
Relevansi
Saat-saat tak terlupakan
Penataan isi
Daya terapnya pada kehidupan sehari-hari mereka.
 Putarlah video.
 Laksanakan diskusi yang dapat anda sebut "pojok kritikus."
 Lakukan jajak pendapat terhadap siswa (opslonal). dengan
menggunakan semacam sistern penlalan keseluruhan,semisal:
Bintang satu sampai lima.
Jempol ke atas (bagus), jempol ke bawah (jelek).

VARIASI
 Buatlah panel pemirsa video.
 Putar kembali video itu. Lantaran ada kalanya kritikus berubah
pendirian ketika mereka menyaksikan sesuatu untuk kedua kalinya.
67. Debat Aktif

URAIAN SINGKAT
Sebuah debat bisa menjadi metoda berharga untuk meningkatkan pemikiran dan
perenungan, terutama jlka siswa diharapkan mengemukakan pendapat yang ber-
tentangan dengan diri mereka sendiri. Ini merupakan strategi debat yang secara
aktif melibatkan tiap siswa di dalam kelas—tidak hanya mereka yang berdebat.

PROSEDUR
 Susunlah sebuah pernyataan yang berisi pendapat tentang isu kontroversial
yang terkait dengan mata pelajaran anda (misalnya., "Media cuma membuat
berita, bukan melaporkannya.")
 Bagilah siswa menjadi dua tim debat. Berikan (secara acak) posisi "pro"
kepada satu kelompok dan posisi "kontra" kepada kelompok yang lain.
 Selanjutnya, buatlah dua hingga empat sub kelompok dalam masing-masing
tim debat. Misalnya, dalam sebuah kelas yang berisi 24 siswa anda dapat
membuat tiga sub kelompok pro dan tiga sub kelompok kontra, yang
masing-masing terdiri dan empat anggota. Perintahkan
tiap sub kelompok untuk menyusun argumen bagi pendapat yang
dipegangnya, atau menyediakan daftar panjang argumen yang
mungkin akan mereka diskusikan dan pilih. Pada akhir dari diskusi
mereka. perintahkan sub kelompok untuk memilih juru bicara.
 Tempatkan dua hingga empat kursi (tergantung jumlah dari sub
kelompok yang dibuat untuk tiap pihak) bagi para juru bicara dari
pihak yang pro dalam posisi berhadapan dengan jumlah kursi yang
sama bagi juru bicara dari pihak yang kontra. Posisikan siswa yang
lain di belakang tim debat mereka. Untuk contoh sebelumnya,
susunannya akan tampak seperti ini:
X X
X X
X X
X Pro Kon X
X Pro Kon X
X Pro Kon X
X X
X X
X X
 Mulailah "debat" dengan meminta para Juru bicara mengemukakan
pendapat mereka. Sebutlah proses Ini sebagai "argumen pembuka."
 Setelah semua siswa mendengarkan argumen pembuka, hentikan debat
dan suruh mereka kembali ke sub kelompok awal mereka. Perintahkan
sub-sub kelompok untuk menyusun strategi dalam rangka mengkonter
argumen pembuka dari pihak lawan. Sekali lagi, perintahkan tiap sub
kelompok memllih juru bicara, akan lebih baik bila menggunakan orang
baru.
 Kembali ke "debat". Perintahkan para juru bicara, yang duduk berhadap-
hadapan, untuk memberikan "argu­men tandingan" Ketika debat berlanjut
(pastikan untuk menyelang-nyeling antara kedua belah pihak), anjurkan
siswa lain untuk memberikan catatan yang memuat argumen tandingan
atau bantahan kepada pendebat mereka. Juga, anjurkan mereka untuk
memberi tepuk tangan atas argumen yang disampaikan oleh perwakilan
tim debat mereka.
 Bila anda rasa perlu, akhirilah debat. Tanpa menyebutkan pemenangnya,
perintahkan siswa untuk kembali berkumpul membentuk satu lingkaran.
Pastikan untuk mengumpulkan siswa dengan meminta mereka duduk
bersebelahan dengan siswa yang berasal dari pihak lawan debatnya.
Lakukan
diskusi dalam satu kelas penuh tentang apa yang didapatkan oleh
siswa dari persoalan yang diperdebatkan. Juga perintahkan siswa
untuk mengenali apa yang menurut mereka merupakan argumen
terbaik yang dikemukakan oleh kedua belah pihak.

VARIASI
 Tambahkan satu atau beberapa kursi kosong bagi tim-tim debat.
Ijinkan siswa untuk menempati kursi-kursi kosong ini manakala
mereka ingin turut berdebat.
 Mulailah segera kegiatan ini dengan argumen pembuka perdebatan.
Lakukanlah dengan debat konvensional, namun sering-seringlah
menggilir para pendebatnya.
68. Rapat Dewan Kota

URAIAN SINGKAT
Format diskusi ini sangat cocok untuk kelas besar. Dengan menclptakan
suasana yang menyerupai rapat dewan kota, seluruh siswa bisa terlibat
dalarn diskusi.

PROSEDUR
 Pilihlah topik menarik atau problema kasus mengenai mata pelajaran
anda. Sajikan secara singkat topik atau problemanya seobyektif
mungkin, dengan mernberikan infomasi latar belakang dan uraian
singkat tentang beragam sudut pandang. Jika anda menghendaki.
sediakanlah dokumen yang dapat memperjelas topik atau problemanya.
 Tegaskan bahwa anda menginginkan pendapat dari siswa sendiri
tentang persoalan itu. Tanpa memanggil siswa dari bagian depan kelas,
jelaskan bahwa anda akan mengikuti format yang disebut "panggil
pembicara berikutnya." Manakala seorang siswa selesai berbicara,
siswa itu harus melihat ke sekeliling ruang kelas dan memanggil siswa
lain yang juga ingin berbicara (ketahuan dari siswa yang mengangkat
tangan).
 Anjurkan siswa agar berbicara singkat dan padat supaya siswa yang
lain mendapat kesempatan berpartisipasi dalam rapat "dewan kota"
Jika anda menghendaki tetapkan batas waktu sampai pembicara
mendapatkan giliran untuk berbicara. Arahkan siswa untuk memanggil
siswa lain yang belum pernah mendapat giliran sebelum memilih
siswa yang sudah mendapat giliran.
 Lanjutkan diskusi selama hal itu dirasa ada gunanya.

VARIASI
 Buatlah pertemuan itu menjadi perdebatan. Perintahkan siswa untuk
duduk di sisi ruangan yang berbeda, sesuai dengan posisi
perdebatannya. Ikuti format "memanggil pembicara berikutnya,"
dengan instruksi bahwa pembicara berikutnya harus memiliki
pendapat yang bertentangan. Perintahkan siswa untuk berpindah ke
sisi ruangan yang berbeda jika pendapat mereka terpengaruhi oleh
debat itu.
 Mulailah rapat "dewan kota" dengan diskusi panel. Perintahkan para
panelis untuk mengemukakan pen­dapat mereka dan kemudian
memanggil pembicara dari kalangan pendengar.
69. Keputusan Terbuka Tiga-Tahap
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan format diskusi di mana sebagian dari siswa membentuk
lingkaran diskusi dan sebagian yang lain rnembentuk lingkaran pendengar
di sekeliling kelompok diskusi (Lihat Sepuluh Metoda untuk
Mendapatkan Partisipasi Kapanpun", pada halaman 22.) Berikut ini
adalah salah satu dari cara-cara yang lebih menarik untuk membentuk
diskusi terbuka.
PROSEDUR
 Susunlah tiga pertanyaan diskusi yang relevan dengan materi pelajaran
anda. Dalam kelas ekologi, sebagai misal, pertanyaannya boleh jadi
sebagai berikut:
 Bagaimanakah lingkungan mengalami perusakan?
 Langkah-langkah apakah yang bisa diambil oleh pemerintah dan
industri swasta untuk mengatasi masalah ini?
 Apakah yang dapat kita lakukan secara pribadi?
Idealnya, pertanyaan-pertanyaan itu mesti berkaitan, namun itu tidak
diharuskan. Putuskan dalam urutan seperti apakah anda menghendaki
didiskusikannya pertanyaan-pertanyaan itu.
 Susunlah kursi dalam konfigurasi perut ikan (yakni dua lingkaran
memusat) Perintahkan siswa untuk berhitung 1,2, dan 3. Perintahkan
anggota kelompok 1 untuk menempati kursi lingkar diskusi dan
perintahkan anggota kelompok 2 dan 3 untuk duduk di kursi lingkar-
luamya. Ajukan pertanyaan pertama anda untuk didiskusikan. Berikan
waktu diskusi selarna 10 menit. Perintahkan satu orang siswa untuk
memfasilitasi diskusi atau bertindak sebagai fasilitator.
 Selanjutnya, perintahkan anggota kelompok 2 untuk duduk di lingkar
dalam. menggantikan anggota ke­lompok 1 yang sekarang duduk di
lingkar luar. Tanyalah anggota kelompok 2 apakah mereka hendak
memberikan tanggapan singkat tentang diskusi pertama, dan kemudlan
beralihkan ke topik diskusi kedua.
 Ikuti prosedur yang sama dengan anggota kelompok 3.
 Bila ketiga pertanyaan itu telah didiskusikan, kembalikan siswa
menjadi satu kelompok besar diskusi. Perin­tahkan mereka untuk
membahas keseluruhan diskusi yang telah berlangsung.
VARIASI
 Sebagai alternatif, jika tidak memungkinkan untuk melakukan
penataan kursi secara melingkar, buatlah diskusi panel secara
bergiliran. Sepertiga kelas menjadi panelis untuk tiap pertanyaan
diskusi. Para panelis bisa duduk di depan kelas menghadap kepada
siswa lainnya di kelas. Jika anda menggunakan susunan kelas
berbentuk U atau meja konferensi (lihat "Sepuluh Tata-letak untuk
Menyusun Kelas," halaman 17), tunjuklah kelompok sebelah sebagai
kelompok panel.
 Gunakan hanya satu pertanyaan diskusi saja. Perintah­kan tiap
kelompok berikutnya untuk menanggapi diskusi kelompok
sebelumnya.
70. Memperbanyak Anggota Diskusi Panel

URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang baik untuk menstimulasi diskusi dan
memberi siswa kesempatan untuk mengenali. menjelaskan. dan
mengklarifikasi persoalan sembari tetap bisa berpartisipasi aktif dengan
seluruh siswa.

PROSEDUR
 Pillhlah sebuah masalah yang akan mengundang minat siswa. Sajikan
persoalan Itu agar siswa terstimulasi untuk mendiskusikan pendapat
mereka. Sebutkan lima pertanyaan untuk didiskusikan.
 Pilihlah empat hingga enam siswa untuk membentuk kelompok
diskusi panel. Aturlah mereka dalam formasi semi lingkaran di bagian
depan kelas.
 Perintahkan siswa yang lain untuk duduk di sekeliling kelompok
diskusi pada tiga sisi dalam formasi sepatu kuda.
 Mulailah dengan pertanyaan pembuka yang provokatif. Serahkan tanggung
jawab diskusi panel kepada kelom­pok inti sedangkan siswa yang lain
membuat catatan dalam rangka mempersiapkan giliran diskusi mereka.
 Sebagai contoh, beberapa poin yang dapat dikemukakan dalam sebuah diskusi
adalah tentang pertanyaan "Apa sajakah pendapat pro dan kontra terhadap
rekayasa genetik?"

Pro
 Ilmu kesehatan telah mencapai tahap yang memungkinkan hal ini, lantas
mengapa mesti menolaknya?
 Ilmuwan akan mampu menghilangkan rasa nyeri dan penderitaan.
 Orang tua akan bisa menghindari kelahiran bayi yang cacat-lahir.

Kontra
 Manusia tidak boleh merusak rencana Tuhan.
 Kelainan genetik akan timbul.
 Orang tua tidak boleh memutuskan seperti apa anak yang ingin mereka
miliki.
 Pada akhir periode diskusi yang sudah ditetapkan. pisahkan seluruh
kelas menjadi kelompok-kelompok kecil untuk melanjutkan diskusi
tentang pertanyaan yang masih ada.
VARIASI
 Baliklah urutannya; mulalah dengan diskusi kelompok kecil dan
diikuti dengan diskusi panel.
 Perintahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan diskusi.
71. Argumen dan Argumen Tandingan

URAIAN SINGKAT
Kegiatan ini merupakan cara yang sangat bagus untuk menstimulir diskusi dan
mendapatkan pemahaman lebih mendalam tentang persoalan kompleks.
Formatnya serupa dengan sebuah debat, namun tidak begitu formal dan
berlangsung lebih cepat.

PROSEDUR
 Pilihlah sebuah masalah yang memiliki dua sisi atau lebih.
 Bagilah kelas menjadi sejumlah kelompok sesual dengan jumlah pendapat
yang telah anda nyatakan, dan perintahkan tiap kelompok untuk
mengemukakan argumen yang mendukung pihaknya. Doronglah mereka
untuk bekerja dengan rekan sebangku atau dalam gugusan kelompok kecil.
 Jelaskan bahwa siswa mana saja bisa memulai debat. Setelah seorang siswa
memiliki kesempatan untuk mengajukan satu argumen yang mendukung
pendapatnya, beri kesempatan untuk munculnya argumen lain atau
argumen yang berseberangan dari kelompok lain. Lanjutkan diskusi,
lakukan prosesnya dengan cepat.
 Akhiri kegiatan ini dengan membandlngkan persoalan menurut
pandangan anda Sebagai guru. Beri kesempatan dilakukannya diskusi
lanjutan.

VARIASI
 Sebagai ganti debat antar kelompok, pasangkan masing-masing siswa
dari kelompok yang berbeda dan perintah­kan mereka untuk saling
beradu argumentasi. Ini bisa dilakukan secara serentak, dan dengan
demikian setiap siswa terlibat dalam perdebatan dalam waktu
bersamaan.
 Buatlah formasi dua kelompok yang bertentangan agar mereka
berhadapan satu sama lain. Ketika satu siswa mengakhiri argumennya,
perintahkan agar siswa itu melemparkan suatu benda (misalnya bola
atau benda semacamnya) kepada anggota dari pihak yang berlawanan.
Siswa yang menangkap benda yang dilemparkan itu harus membantah
argumen dari siswa sebelumnya.
72. Membaca Keras-keras
URAIAN SINGKAT
Yang rnengherankan, membaca sebuah teks keras-keras ternyata dapat
membantu siswa memfokuskan pikiran. mengajukan pertanyaan, dan
menstimulasi diskusi. Strategi Ini agak serupa dengan pelajaran mengkaji
kitab suci. Cara ini memililki dampak berupa terfokusnya perhatian dan
terciptanya kelompok yang padu.
PROSEDUR
 Pilihlah teks yang cukup menarik untuk dibaca keras-keras. Batasi diri
anda untuk memilih teks yang berisi kurang dari 500 kata.
 Perkenalkan teks itu kepada siswa. Cermati poin-poin atau persoalan
utama yang hendak diajukan.
 Bagilah teks itu berdasarkan paragrafnya atau dengan cara lain.
Tunjuklah sejumlah siswa untuk membaca keras-keras beberapa
bagian yang berbeda.
 Ketika pembacaan sedang berlangsung. hentikan pada beberapa
bagian untuk menekankan poin-poin tertentu, mengajukan pertanyaan,
atau memberi contoh. Beri kesempatan untuk melakukan diskusi
singkat –
jika siswa memperlihatkan minat terhadap bagian tertentu. Selanjutnya
bahaslah apa yang dimuat dalam teks.

VARIASI
 Lakukan pembacaan oleh anda sendiri jika anda merasa hal ini akan
meningkatkan cara penyajian teks, atau anda jika meragukan
kemampuan baca siswa.
 Perintahkan pasangan siswa untuk membacakan sata sama lain,
hentikan untuk klarifikasi dan diskusi bila itu dirasa perlu.
73. Pengadilan oleh Majelis Hakim

URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memanfaatkan pengadilan bohong-bohongan. lengkap dengan saksi,
jaksa penuntut, pembela, anggota pengadilan dan lain-lain. Ini merupakan metoda
yang baik untuk memicu "belajar berbeda pendapat"yakni belajar dengan secara
efektif mengemukakan sebuah sudut pandang dan menentang pendapat yang
sebaliknya.

PROSEDUR
 Buatlah dakwaan yang akan membantu siswa mengetahui sisi-sisi yang berbeda
dari sebuah persoalan. Contoh-contoh "kejahatan" yang bisa didakwakan kepada
seseorang atau kepada suatu benda adalah: orang berpendidikan atau orang biasa
yang moralnya bobrok; buku kontroversial; teori yang tidak terbukti; nilal-nilal
yang tidak memlliki manfaat; dan proses, hukum, atau institusi yang
menyimpang.
 Berikan peran kepada siswa. Tergantung pada jumlah siswa, anda dapat
menggunakan semua atau beberapa dari peran berikut ini, pembela, saksi
meringankan, jaksa penuntut umum, saksi memberatkan, panitera, hakim ketua,
dan hakim anggota. Tiap peran bisa diisi oleh satu orang siswa atau satu tim.
Anda bisa menetapkan sendiri jumlah majelis hakimnya
 Berikan waktu kepada siswa untuk mempersiapkan diri. Ini bisa
berlangsung dari beberapa menit hingga satu jam, tergantung pada
kerumitan masalahnya.
 Laksanakan pengadilan. Pertimbangkan untuk menggunakan aktivitas
berikut ini: argumen pembuka, kasus yang diajukan oleh penuntut dan
saksi, laporan singkat panitera persidangan, dan argumen penutup.
 Lakukan pertimbangan hakim. Ini bisa dilakukan secara terbuka, agar
semua siswa bisa mendengar bagaimana bukti ditimbang. Anggota
non-hakim bisa diberi tugas untuk mendengarkan berbagai aspek
kasus. 

VARIASI
 Perluas kegiatan dengan pentarafan pengadilan ulang.
 Hilangkan pengadilan oleh majelis hakim dan gantikan pengadilan
hanya oleh hakim.
74. Belajar berawal dari Pertanyaan

URAIAN SINGKAT
Proses mempelajari hal baru akan lebih efektif jika si pembelajar dalarn
kondisi aktif, bukannya reseptif. Salah satu cara untuk menciptakan
kondisi pembelajaran seperti ini adalah dengan menstimulir siswa untuk
rnenyelidiki atau mempelajari sendiri materi pelajarannya, tanpa
penjelasan terlebih dahulu dari guru. Strategi sederhana ini menstimulasi
pengajuan pertanyaan, yang mana merupakan kunci belajar.

PROSEDUR
 Bagikan kepada siswa bahan ajar yang anda pilih sendiri. (Anda dapat
menggunakan satu halaman dalam sebuah buku teks, sebagai ganti
buku pegangan.) Inti dari pilihan materi anda adalah kebutuhan untuk
men­stimulir pertanyaan di pihak pembaca. Sebuah buku pegangan
yang menyediakan informasi luas namun tidak memiliki rincian
penjelas adalah yang ideal. Grafik atau diagram yang melukiskan
sejumlah pengetahuan merupakan pilihan yang baik. Sebuah naskah
yang terbuka bagi munculnya bermacam interpretasi juga merupakan
pilihan yang balk. Tujuan utamanya adalah memicu keingintahuan.
 Perintahkan siswa untuk mempelajari buku pegangan dengan pasangannya.
Perintahkan agar masing-masing pasangan sebisa mungkin berupaya memahami
buku pegangan dan mengenali apa saja yang tidak mereka paharni dengan
menandai dokumen dengan pertanyaan di dekat informasi yang tidak mereka
pahami. Anjurkan siswa untuk menyislpkan sebanyak mungkin tanda tanya
sesual yang mereka kehendaki. Jika waktunya memungkinkan, bentuklah
pasangan-pasangan tersebut menjadi kuartet (kelonipok empat siswa) dan beri
waktu bagi tiap pasangan untuk saling membantu.
Seorang guru fisika, misalnya, dapat membagikan sebuah diagram yang
menggambarkan bagaimana energi potensial berubah menjadi energi kinetik
dengan menunjukkan seorang penerjun sirkus yang melompat dari galah
sepanjang 50 kaki Siswa bekerja bersama pasangannya untuk membahas.
Iustrasinya dan menentukan pertanyaannya (misalnya, Kapankah pastinya
energi potensial menjadi energi kinetik? Apa perbedaan mendasar antara energi
kinetik dan potensial?
 Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan jawablah pertanyaan-
pertanyaan siswa. Anda mengajar melalui jawaban anda atas pertanyaan siswa
secara keseluruhan, dan baru kemudian mengajarkan mata pelajaran hari ini,
dengan melakukan upaya khusus untuk menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
siswa.
VARIASI
 Jika anda merasa bahwa siswa akan kesulitan untuk mempelajari
sendiri materi pelajarannya, berikan sejumlah informasi yang
mengarahkan mereka atau beri mereka pengetahuan dasar yang
diperlukan untuk bisa mengajukan pertanyaan sendiri. Selanjutnya
bentuklah kelompok-kelompok belajar.
 Mulailah prosedur Ini dengan belajar sendiri-sendin bukannya belajar
secara berpasangan.
75.Pertanyaan yang Disiapkan

URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memungkinkan anda untuk menyajikan informasi Sebagai jawaban atas
pertanyaan yang telah disiapkan pada siswa yang anda tunjuk. Kendati anda pada
kenyataannya memberikan pelajaran yang tersiapkan dengan baik, namun bagi
siswa lain (selain siswa yang anda tunjuk) anda tampak hanya melakukan sesi
tanya-jawab.

PROSEDUR
 Pilihlah pertanyaan yang akan mengarahkan kepada pelajaran anda. Tulislah tiga
hingga enam pertanyaan dan urutkan secara logis.
 Tulislah masing-masing pertanyaan pada sebuah kartu, indeks dan tulislah isyarat
yang akan anda gunakan untuk menandakan bahwa anda ingin agar pertanyaan itu
diajukan. Tanda-tanda atau isyarat yang dapat anda gunakan meliputi:

menggaruk-garuk hidung anda.

melepas kacamata anda.

menjentikkan jemari anda.

menguap
Kartu instruksinya bisa tampak seperti ini:

JANGAN PERLIHATKAN KARTU INI KEPADA SIAPA-SIAPA


Bila istirahat kita selesai, saya akan mendiskusikan pertanyaan "Apakah
kecerdasan merupakan unsur keturunan?" dan kemudian tanyakan apakah
siswa memiliki pertanyaan. Bila saya menggaruk-garuk hidung saya, angkat
tangan kamu dan ajukan per­tanyaan berikut ini:
Apakah memang ada lebih dari satu jenis kecerdasan?
Jangan membaca pertanyaannya keras-keras. Ingat-ingatlah pertanyaan itu
atau ucapkan dengan kata-kata kamu sendiri.

 Sebelum pelajaran dimulai, pilihiah siswa yang akan mengajukan


pertanyaan. Berikan masing-masing satu kartu indeks, dan jelaskan
tanda-tanda mereka. pastikan bahwa mereka tidak mengungkapkan
kepada siapapun bahwa mereka telah diberi pertanyaan.
 Bukalah sesi tanya-jawab dengan mengumumkan topiknya dan
berikan isyarat pertama anda. Panggilah siswa yang sudah diberi
pertanyaan, jawablah pertanyaan itu. dan kemudian lanjutkan dengan
isyarat dan pertanyaan berikutnya.
 Sekarang, bukalah kesempatan bagi seluruh siswa untuk mengajukan
pertanyaan baru, bukan yang telah diberikan sebelumnya. Anda mesti
memastikan adanya beberapa siswa yang tunjuk jari.
VARIASI
 Sertakan jawaban atas pertanyaan tersebut pada kertas lipat,
transparansi OHP, atau buku pegangan pengajaran yang anda bagikan
ketika maslng-masing pertanya dijawab. Ungkapkan secara dramatis
jawabannya ketika pertanyaan diajukan.
 Berikan pertanyaan yang telah anda perslapkan kepad siswa yang
paling sedikit memperlihatkan minat ata yang memperllhatkan sikap
peran kurang bersahabat
76. Pertanyaan Pembalikan Peran

URAIAN SINGKAT
Sekalipun anda meminta siswa untuk memikirkan pertanyaannya selama
berlangsungnya pelajaran, bukan hanya pada akhir pelajaran, anda mungkm
akan mendapatkan tanggapan yang hangat-hangat kuku atau biasa-biasa ketika
anda bertanya, "Apakah ada perta­nyaan?" Dengan tehnik ini, anda membalik
peran: Anda mengajukan pertanyaan dan siswa berupaya menjawab.

PROSEDUR
77. Susunlah pertanyaan yang akan anda ajukan tentang beberapa materi
pelajaran jika anda yang berperan sebagai siswa. Buatlah pertanyaan yang:
 Berupaya mengklarifikasi rnateri yang sulit atau rumit (misalnya,
Tolong anda jelaskan lagi cara untuk­________?”)
 Membandingkan materi dengan informasi lain (misalnya, "Seperti apa
bedanya ini dengan______?”)
 Menantang pendapat anda (misalnya, "Mengapa hal ini perlu dilakukan?
Bukankah hal ini akan menimbulkan banyak kebingungan?”)
 Meminta contoh tentang gagasan yang tengah dibahas (misalnya.
"Bisakah kalian berikan contoh tentang_______?”)
 Menguji daya terap materi (misalnya, saya menggunakan
gagasan ini dalam kehidupan nyata?
2. Pada awal sesi pertanyaan, umumkan kepada anak-anak bahwa anda
akan "menjadi" mereka, dan mereka bersama akan "menjadi" anda.
Lanjutkan pengajuan pertanyaan
3. Bersikaplah argumentatif, penuh canda, atau apapun untuk
memancing mereka agar membombardir dengan banyak jawaban.
4. Membalikkan peran beberapa kali akan menjadikan siswa slap dan
mendorong mereka untuk mengajukan pertanyaan mereka sendiri

VARIASI
 Sebagai ganti penggunaan tehnik ini pada awal sesi tanya-jawab.
baliklah posisinya ketika siswa telah puas dengan pertanyaan.
 Ubahlah acaranya menjadi "konferensi media." Anda menjadi
media, yang memperkenalkan diri sebagai "W' Suditomo dari
RCTI" atau semacamnya, dan hujani siswa dengan pertanyaan yang
menyelldik, menyerang, atau menjelek-jelekan materi belajar yang
dipertanyakan.
77. Pencarian Informasi
URAIAN SINGKAT
Metoda ini bisa disamakan dengan ujian open-book Tim-tim di kelas
mencari informasi (biasanya akan diungkap dalam pengajaran ala
ceramah) yang menjawab pertanyaan yang diajukan kepada mereka.
Metoda ini sangat membantu menjadikan materi yang biasa-biasa saja
menjadi lebih menarik.
PROSEDUR
78. Buatlah sekumpulan pertanyaan yang dapat dijawab dengah mencari
informasi yang bisa ditemukan dalam buku sumber yang telah anda
bagikan kepada siswa. Materi surnbernya bisa mencakup:
 Buku pegangan
 Dokumen.
 Buku teks.
 Panduan referensi
 Informasi yang diakses melalui komputer.
 Artifak.
 Peralatan "berat: (misalnya mesin)
2. Bagikan pertanyaan-pertanyaan tentang topiknya.
3. Perintahkan siswa untuk mencari informasi dalam tim kecil.
Kompetisi yang bersahabat bisa diwujud untuk mendorong
partipasi.
4. Bahaslah jawabannya di depan kelas. Perluaslah jawabnya guna
memperluas cakupan pembelajaran.

VARIASI
 Buatlah pertanyaan yang mendorong siswa untuk menyimpulkan
jawaban dan informasi sumber yang tersedia. Bukannya
menggunakan pertanyaan yang bisa dijawab langsung dengan
mencari informasinya.
 Sebagai ganti pencarian jawaban, berikan siswa tugas yang berbeda
semisal problema kasus untuk dipecahkan, sebuah latihan yang
mengharuskan mereka mencocokkan butir-butir, atau sejumlah kata
yang diaduk-aduk yang menjelaskan istilah penting yang
terkandung dalam informasi sumber jika bisa diurutkan dengan
benar.
78. Kelompok Belajar

URAIAN SINGKAT
Metoda ini memberi siswa tanggung jawab untuk mempelajari materi
pelajaran dan menjabarkan isinya dalam sebuah kelompok tanpa campur
tangan guru. Tugas yang diberikan mesti jelas betul untuk memastikan
bahwa sesi belajar yang dihasilkan akan efektif dan kelompok bisa
mengatur diri mereka sendiri.

PROSEDUR
 Beri siswa materi pelajaran yang pendek dan terformat dengan baik;
naskah singkat; grafik atau diagram yang menarik. Perintahkan
mereka untuk membacanya dalam hati. Kelompok belajar akan
bekerja sangat baik bila materinya cukup menantang atau terbuka
bagi munculnya bermacam interpretasi.
 Bentuklah sub-sub kelompok dan beri mereka ruang yang tenang
untuk melaksanakan sesi belajar mereka.
 Berikan petunjuk yang jelas yang memandu siswa untuk belajar dan
menjelaskan materinya dengan cermat. Sertakan arahan semacam
ini:
 Jelaskan isinya. .
 Buatlah contoh, ilustrasi, atau penerapan informi atau gagasan
itu.
 Kenali hal-hal yang membingungkan atau tidak kalian setujui.
 Bantahlah apa yang ada dalam teks, buatlah sudut pandang
yang bertentangan.
 Nilailah seberapa balk kalian memahami materinya.
Berikut adalah salah satu contohnya:
Langkah-langkah Penyadaran Serangan Jantung (CPR)
 Perhatikan keadaan.
 Periksa ketidakresponsifannya
 Carilah bantuan.
 Bukalah saluran pernafasan.
 Lihat, dengarkan, dan rasakan pernafasan si korban.
 Berikan napas bantuan dua kali.
 Periksa denyut nadi.
 Lakukan penekanan dada sebanyak 15 kali (jika korbannya
 Ulangi tiga kali.
 Periksa kembali denyut nadinya. Jika tidak ada, kembali ke
langkah d.
Diskusikan tiap langkah.
Berikan ilustrasi dari tiap langkah.
Langkah manakah yang kalian ingin saya menjelaskan atau
mempraktikannya?
Berikut ini adalah contoh yang lain:
Dasar-dasar Impresionisme
A. Impersonalitas:
Si seniman memang tidak tertarik dengan subyeknya dan
menciptakan gambar tanpa melibatkan perasaannya.
Diskusikan.
Berikan contoh.
Seberapa baik anda memahami konsep ini? 1,2,3,4,5
B. Cahaya: Seniman berupaya menciptakan ilusi bentuk-bentuk
yang bermandikan cahaya dan atmosfer, yang mana
memerlukan pengkajian cahaya sebagai sumber warna.

Diskusikan.
Berikan contoh.
Seberapa baik anda memahami konsep ini?
C. Persepsi: Seniman mencatat sensasi warnan sendiri. bukannya
menggambar dan sebagaimana kita melihatnya dengan mata.
Diskusikan.
Beri contohnya
Seberapa baik anda memahami konsep ini?
 Berikan tugas kepada anggota kelompok, misalnya Sebagai
fasilitator. pengatur waktu. pencatat atau juru bicara (baca "Sepuluh
Alternatif dalam Memilih Ketua Kelompok dan Mengisi Tugas
Lain," halaman 33).
 Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan lakukan salah
satu atau beberapa hal berikut ini:
 Membahas materi secara bersama.
 Beri siswa pertanyaan kuis
 Dapatkan pertanyaannya.balik
 Perintahkan siswa untuk menilai seberapa mereka memahami
materi.
 Sediakan latihan penerapan atau kuls bagi siswa untuk menguji
pemahaman mereka
VARIASI
 Jangan membentuk sub-sub kelompok. Baca keras materinya bila
seluruh siswa sedang dalam semangat "kelompok kajian kitab sucl."
Hentikan membacanya untuk kemudian menjawab pertanyaan
siswa, mengalukan pertanyaan anda sendiri, atau menjelaskan
naskahnya.
 Jika jumlah siswanya cukup besar, buatlah empat atau enam
kelompok belajar. Pasangkan kelompok-kelompok belajar itu dan
mintalah mereka untuk membandingkan catatan dan membantu satu
sama lain..
79. Pemilahan Kartu
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan aktivltas kerjasama yang bisa digunaka untuk mengajarkan
konsep, karakteiistik klasifikasi fakta tentang benda, atau menilai
informasi. Gerak fisik yang ada dl dalammnya dapat membantu
menggairah-kan siswa yang merasa penat.
PROSEDUR
 Beri tiap siswa kartu indeks yang berisi Informasi atau contoh yang
cocok dengan satu atau beberapa ketegori. Berikut adalah beberapa
contohnya:
 Jenis-jenis pohon vs jenis-jenis tumbuhan hijau.
 Karakter dalain berbagai drama Shakespeare.
 Kekuasaan lembaga eksekutif, leglslatif. dan yudikatif pemerintah.
 Gejala-gejala dari beragam penyaklt.
 Informasi yang cocok dengan berbagai bagian re­sume kerja
 Karakteristik dari berbagai logam.
 Kata benda. kata kerja. kata keterangan, preposis
 Buku-buku karya Dickens, Faulkner, Herningway dan Updike.
 Perintahkan siswa untuk berkeliling ruangan dan mencari siswa lain
yang kartunya cocok dengan yang sama. (Anda dapat mengumurnkan
kategorinya cebelumnya atau biarkan siswa menemukannya sendiri)
 Perintahkan para siswa yang kartunya memiliki kategori sama untuk
menawarKan diri kepada siswa lain.
 Ketika tiap kategori ditawarkan, kemukakan poin-poln nengajaran
yang menurut anda penting.

VARIASI
 Perintahkan tiap kelompok untuk membuat presentasi
pengajaran tentang kategorinya.
 Pada awal kegiatan, bentuklah tim. Berikan tiap tim satu dus
kartu. Pastikan bahwa mereka mengocoknya agar kategori-
kategori yang cocok dengan mereka tidak jelas di mana
letaknya. Perintahkan tiap tim untuk memilah-milah kartu
menjadi sejumlah kategori. Tiap tim bisa mendapatkan skor
untuk jumlah kartu yang dipilih dengan benar.
80. Turnamen Belajar

URAIAN SINGKAT
Tehnik Ini merupakan versi sederhana dari ”Turnamen permainan-tim,"
yang dikembangkan oleh Robert Slavin dan rekan-rekannya. Tehnik ini
menggabungkan kelompok belajar dan kompetisi tim, dan bisa digunakan
untuk meningkatkan pembelajaran beragam fakta. konsep, dan
ketrampilan.

PROSEDUR
 Bagilah siswa menjadi sejumlah tim beranggotakan 2 hingga 8 siswa.
Pastikan bahwa tim memlliki jumlah yang sama. (Jika ini tidak bisa
dilakukan. anda harus merata-ratakan skor dari tiap tim.)
 Berikan materi kepada tim untuk dipelajari bersama.
 Buatlah beberapa pertanyaan yang menguji pemahaman dan/atau
penglngatan akan materi pelajaran. Gunakan format yang
memudahkan penilaian sendlri. misalnya pllihan ganda, mengisi titik-
tltik. benar/salah, atau definisi istilah. Dalam pelajaran komputer.
misalnya. siswa diberi sejumlah istilah seperti yang berikut ini untuk
dipelajari:
Cascade : Cara menata jendela yang terbuka.
Icon: Gambar grafis yang mewakili unsur program.
Multitasking : Kernampuan komputer untuk menjalankan lebih dari
satu program secara bersamaan.
Path : Lokasi file dalam cabang direktori.
Server : Sebuah komputer yang menyediakan ruang data atau
printer bagi komputerkomputer lain.
Attribute : Informasi tentang file.

 Berikan sebaglan pertanyaan kepada siswa. Sebutlah ini sebagai


"ronde satu" dari tumamen belajar. Tiap siswa harus menjawab
pertanyaan secara perseorangan.
 Setelah pertanyaan diajukan, sediakan jawabannya dan perintahkan
siswa untuk menghitung jumlah pertanyaan yang mereka jawab
dengan benar. Selanjutnya perintahkan mereka untuk menyatukan skor
mereka dengan tiap anggota tim mereka untuk mendapat skor tim.
Umumkan skor dari tiap tim.
 Perintahkan mereka untuk belajar lagi untuk ronde kedua dalam
tumamen. Kemudian ajukan pertanyaan tes lagi sebagai bagian dari
"ronde kedua." Perintahkan tim untuk sekali lagi menggabungkan skor
mereka dan menambahkannya ke skor mereka di ronde pertama.
 Anda bisa membuat ronde sebanyak yang anda mau, namun pastikan
nntuk memberi kesempatan tim untuk nienjalani sesi belajar
antar masing-masing ronde.(Lamanya tumamen belajar juga bisa
bervariasi. Bisa singkat selama dua puluh menit atau bahkan beberapa
jam.)

VARIASI
 Beri penaiti kepada siswa yang memberi jawaban salah dengan
memberi mereka skor minus 2 atau minus 3. Jika mereka tidak yakin
dengan jawabannya, lembar jawaban kosong bisa dianggap 0 (nol).
 Jadikan pemeragaan sejumlah ketrampilan dasar turnamen
81. Kekuatan Dua Orang
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini digunakan untuk meningkatkan pembelajaran dan
menegaskan manfaat dari sinergi yakni, bahwa dua kepala adalah lebih
baik daripada satu.
PROSEDUR
 Berikan siswa satu atau beberapa pertanyaan yang memerlukan
perenungan dan pemikiran. Berikut adalah beberapa contohnya:
 Bagaimanakah tubuh kita mencema makanan?
 Apakah pengetahuan itu?
 Apa "proses yang seharusnya" Itu?
 Bagaimana kemiripan otak manusia dengan komputer?
 Mengapakah hal-hal buruk kadang terjadi pada orang-orang baik?
 Perintahkan siswa untuk menjawab pertanyaan secara perseorangan.
 Setelah semua siswa menyelesaikan jawaban mereka, Aturlah menjadi
sejumlah pasangan dan perintahkan "mereka untuk berbagi jawaban
satu sama lain.
 Perintahkan pasangan untuk membuat jawaban baru bagi tiap
pertanyaan, memperbaiki tiap jawaban perseorangan.
 Bila semua pasangan telah menuliskan jawaban baru bandingkan
jawaban dari tiap pasangan dengan pasangan lain di dalam kelas.

VARIASI
 Perintahkan seluruh siswa untuk memlih jawaban terbaik untuk
tiap pertanyaan.
 Untuk menghemat waktu, berikan pertanyaan khusus kepada
pasangan tertentu. Bukannya memerintahkan semua pasangan
menjawab semua pertanyaan.
82. Kuis Tim
URAIAN SINGKAT
Tehnik tim ini dapat meningkatkan rasa tanggungjawab siswa atas apa
yang mereka pelajari dengan cara yang menyenangkan dan tidak
mengancani atau tidak membuat mereka takut.
PROSEDUR
 Pilihlah topik yang bisa disajikan dalam tiga segmen.
 Bagilah siswa menjadi tiga tim.
 Jelaskan format pelajaran dan mulailah penyajian materinya.
Batasi hingga 10 menit atau kurang dari itu.
 Perintahkan Tim A untuk menyiapkan kuls jawaban singkat.
Kuis tersebut harus sudah siap dalam tidak lebih dari 5 menit.
Tim B dan C menggunakan waktu ini untuk memeriksa catatan
mereka.
 Tim A memberi kuis kepada anggota Tim B. Jlka Tim B tidak
dapat menjawab satu pertanyaan, Tim C segera menjawabnya.
 Tim A mengarahkan pertanyaan berikutnya kepada aggota Tim
 Ketika kuisnya selesai, lanjutkan dengan segmen kedua dari
pelajaran anda, dan tunjuklah Tim B sebagai Pandu kuis.
 Setelah Tim B menyelesaikan kuisnya, lanjutkan dengah
segmen ketiga dari pelajaran anda. dan tunjuk Tim C sebagai
pemandu kuis.
VARIASI
 Berikan tim pertanyaan kuis yang telah dipersiapkan yang darinya
mereka memilih kapan mereka mendapat giliran menjadi pemandu
kuis.
 Berikan satu penyajian materi secara kontinyu. Bagilah siswa menjadi
dua tim. Pada akhir pelajaran, perintahkan dua tim untuk saling
memberi kuis.
83. Pertukaran Kelompok dengan Kelompok

URAIAN SINGKAT
Dalam strategi ini, tugas-tugas yang berbeda diberlkan kepada kelompok
siswa yang berbeda. Setiap kelompok "mengajarkan" kepada siswa lain
apa yang ia pelajari.

PROSEDUR
 Pllihah topik yang mencakup gagasan. kejadian, pendapat, konsep
atau pendekatan yang berbeda. Topik Itu haruslah topik yang
mendukung pertukaran pendapat atau informasi (Sebagai ganti debat).
Berikut adalah beberapa contohnya:
 Dua pertempuran terkenal selama Perang Saudara (diAmerika).
 Gagasan dari dua atau beberapa penults.
 Tahap-tahap perkembangan anak.
 Beragam cara untuk meningkatkan gisi.
 Beragam sistern operasi untuk komputer.
 Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok sesuai dengan jumlah tugas
yang diberikan. Pada umumnya kegiatan Ini cocok untuk dua hingga
empat kelovw Berikan waktu yang mencukupi kepada tiap kelompok
untuk menyiapkan cara mereka menyajikan topik yang ditugaskan
kepada mereka. Sebagai contoh, satu kelompok dapat menyajikan
sebuah buku karya James Baldwin, dan kelompok berikutnya dapat
menyajikan buku karya Toni Morrison.
 Bila tahap persiapan sudah selesai, perintahkan kelornpok untuk
memilih juru bicara. Undang tiap juru hicara untuk memberikan
presentasi kepada kelompok lain.
 Setelah presentasi singkat, doronglah siswa untuk mengajukan
pertanyaan tentang pendapat presenter atau menawarkan pendapat
mereka sendirl. Beri kesempatan anggota lain dari kelompok si juru
bicara untuk member! tanggapan.
 Lanjutnya presentasi kelompok lain agar tiap kelompok
berkesempatan memberikan informasi dan menjawab serta
menanggapi pertanyaan dan komentar audiens. Perbandingkan dan
perbedaan pendapat dan informasi yang dipertukarkan. Sebagai
contoh, seorang guru melakukan pembandingan antara dua negara
sebagaimana disebutkan dalam tugas, dengan menggunakan metoda
ini. Satu kelompok diberi tugas mempelajari Costa Rica (yang dikenal
sebagai kota negara yang damai) dan kelompok lain diberi tugas
mempelajari El Salvador (yang belakangan ini dilanda perang
saudara). Setelah maslng-masing kelompok menyajikan budaya dan
sejarah negara-negara tersebut, selanjutnya dilakukan diskusi untuk
menganalisa mengapa dua negara bertetangga itu memiliki
pengalaman yang sebegitu berbeda.

VARIASI
 Perintahkan kelompok untuk melakukan pembahasan menyeluruh
sebelum memberikan presentasi.
 Gunakan format diskusi panel untuk tiap presentasi kelompok.
84. Belajar ala Permainan Jigsaw
URAIAN SINGKAT
Belajar ala Jigsaw (menyusun potongan gambar) merupakan tehnik yang
paling banyak dipraktikkan. Tehnik ini serupa dengan pertukaran
kelompok-dengan-kelompok, namun ada satu perbedaan penting:
yakni tiap siswa mengajarkan sesuatu. Ini merupakan alternatif menarik
bila ada materi belajar yang bisa disegmentasikan atau dibagi-bagi dan
bila bagian-bagiannya harus diajarkan secara berurutan. Tiap siswa
mempelajari sesuatu yang, blla digabungkan dengan materi yang
dipelajari oleh siswa lain, membentuk kumpulan pengetahuan atau
ketrampilan yang padu.
PROSEDUR
 Pillhlah materi belajar yang bisa dipecah menjadi beberapa bagian.
Sebuah bagian bisa sependek kalimat atau spanjang beberapa paragraf.
(Jika materinya panjang, perintahkan siswa untuk membaca tugas
mereka sebelum pelajaran.)
Contohnya antara lain:
 Modul berisi beberapa poin penting.
 Bagian-bagian eksperimen ilmu pengetahuan
 Sebuah naskah yang memlliki bagian atau subjudul yang berbeda.
 Sebuah artikel setelah majalah atau jenis materi bacaan pendek
yang lain.
 Hitunglah jumlah bagian yang hendak dipelajari dan jumlah siswa.
Bagikan secara adil berbagai tugas kepada berbagai kelompok siswa.
Sebagai contoh, bayangkan sebuah kelas yang terdiri dari 12 siswa.
Dimisalkan bahwa anda bisa membagi materi pelajaran menjadi tiga
segmen atau bagian. Anda mungkin selanjutnya dapat membentuk
kuartet (kelompok empat anggota), dengan memberikan segmen 1,2.
atau 3 kepada tiap kelompok. Kemudian. perintahkan tiap kuartet atau
"kelompok belajar" untuk membaca, mendiskusikan, dan mempelajari
materi yang mereka terima. (Jika anda menghen-daki. anda dapat
membentuk dua pasang "rekan belajar" terlebih dahulu dan kemudian
menggabungkan pasangan-pasangan itu menjadi kuartet untuk
berkonsultasi dan saling berbagi pendapat.)
 Setelah waktu belajar selesai. bentuklah kelompok-kelompok "belajar
ala jigsaw." Kelompok tersebut terdiri dari perwakilan tiap "kelompok
belajar” di kelas. Dalam contoh yang baru saja diberikan. anggota dari
tiap kuar­tet dapat berhitung mulai dari 1, 2, 3, dan 4. Kemudian
bentuklah kelompok belajar jigsaw dengan jumlah yang sama.
Hasilnya adalah empat kelompok trio. Dalam masing-masing trio akan
ada satu siswa yang telah mempelajari segmen 1, segmen 2, dan
segmen 3. Diagram berikut ini menunjukkan urutannya.
 Perintahkan anggota kelompok "jigsaw" untuk mengajarkan satu sama
lain apa yang telah mereka pelajari.
 Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dalam rangka
membahas pertanyaan yang masih tersisa guna memastikan
pemahaman yang akurat.
VARIASI
 Berikan tugas baru misalnya menjawab sejumlah pertanyaan yang
didasarkan pada pengetahuan yang akumulatif dari semua anggota
kelompok belajar jigsaw.
 Beri siswa tanggung jawab untuk mempelajari ketrampilan, sebgai
alternatif dari pemberian informasi kognitif. Perintahkan siswa untuk
saling mengajarkan ketrampilan yang telah mereka pelajari.
85. Setiap Siswa Bisa Menjadi Guru Sendiri
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi mudah untuk mendapatkan partisipasi seluruh
kelas dan pertanggungjawaban individu. Strategi ini memberi kesempatan
bagi setiap siswa untuk bertldak sebagai "guru" bagi siswa lain.
PROSEDUR
 Bagikan kartu indeks kepada tiap siswa. Perintahkan siswa untuk
menuliskan pertanyaan yang mereka miliki tentang materi belajar
yang tengah dipelajari di kelas (misalnya., tugas membaca) atau topik
khusus yang ingin mereka diskusikan di kelas. Dalam sebuah
pelajaran tentang cerita pendek Amerika, sebagai misal, guru. dapat
membuat landasan untuk diskusi kelas tentanq kisah Sheriey Jackson,
The Lottery" dengan membagikan kartu indeks dan meminta. siswa
menuliskan sebuah pertanyaan yang mereka miliiki tentang kisah
tersebut. Berikut adatah beberapa pertanyaan yang ditulis oleh siswa
dan kemudian dibagikan kembali kepada seluruh kelas untuk
mendapatkan jawabannya:
 Siapa yang hendak disenangkan oleh penduduk desa dengan
diadakannya lotre?
 Bagaimana ritual lotre bermula?
 Mengapa setiap orang terus-menerus melemparkan batu?
 Mengapa Mr Summer yang bertanggungjawab atas lotere Itu?
 Kumpulkan kartu, kemudlan kocoklah, dan baeik satu-satu kepada
siswa. Perintahkan siswa untuk membaca dalam hati pertanyaan atau
topik pada kartu yang mereka terima dan pikirkan jawabannya.
 Tunjuklah beberapa siswa untuk membacakan kartu yang mereka
dapatkan dan memberikan jawabanya.
 Setelah memberikan jawaban. perintahkan siswa lain untuk memberi
tambahan atas apa yang dikemukakan oleh siswa yang membacakan
kartunya itu.
 Lanjutkan prosedur ini blla waktunya memungklnkan.
VARIASI
 Peganglah kartu-kartu yang telah anda kumpulkan. Buatlah
sebuah panel responden. Baca tiap kartu dan perintahkan untuk
didiskusikan. Gilirlah anggota panel sesering mungkin.
 Perintahkan siswa untuk menuliskan pendapat atau hasll
pengamatan mereka tentang materi pelajaran pada kartu.
Perintahkan siswa lain untuk mengungkapkan kesetujuan atau
ketidaksetujuan terhadap pendapat atau pengamatan tersebut
86. Pemberian Pelajaran Antar Siswa

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi untuk mendukung pengajaran sesama siswa di
dalam kelas. Strategi ini menempatkan seluruh tanggungjawab pengajaran
kepada seluruh anggota kelas.

PROSEDUR
87. Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Buatlah sub-sub kelompok
dengan jumlah yang sesuai dengan topik yang akan diajarkan.
88. Beri tiap kelompok sejumlah informasi, konsep, atau ketrampilan
untuk diajarkan kepada siswa lain. Berikut adalah beberapa contoh
topiknya:
 Susunan paragraf yang efektif
 Mekanisme pertahanan psikologis
 Memecahkan teka-teki matematika
 Penyebaran AIDS
Topik yang anda berikan kepada siswa harus saling berkaitan.
3. Peritahkan tiap kelompok untuk menyusun cara dalam menyajikan
atau mengajarkan topik mereka kepada slswa lain. Sarankan mereka
untuk menghindari cara , mengajar sistem ceramah atau semacam
pembacaan laporan. Doronglah mereka untuk menjadikan
pengalarnan belajar sebagai pengalaman yang aktif bagi siswa.
4. Kemukakan beberapa saran sebagai berikut:
 Sediakan media visual.
 Buatiah lakon pemeragaan (jika memungkinkan)
 Gunakan contoh dan/atau analogi untuk mengemukakan poin-
poin pengajaran.
 Libatkan siswa melalui diskusi. permalnan kuis tugas menulis,
sandiwara, imajinasi mental, atau studi kasus.
 Beri siswa kesempatan untuk mengajukan per-tanyaan.
Sebagai contoh. seorang guru memberikan tugas kepada siswa dalam
pelajaran soslologi untuk menyusun presentasi tentang empat isu
utama penuaan. Empat sub kelompok dibentuk dan pilihlah format
berikut untuk pengajaran sesama siswa:
 Proses Penuaan: permainan kuis benar/salah tentang fakta-fakta
penuaan.
 Aspek-aspek Fisik Penuaan: Sebuah simulasi tentang aspek-
aspek umum penuaan (misalnya, radang sendi, berkurangnya
pendengaran, penurunan daya lihat).
 Stereotip tentang Penuaan: Tugas menulis dimana anggota kelas
menulis tentang persepsi masyarakat mengenai penuaan.
 Hilangnya kemandirian: Sebuah latihan drama yang melibatkan
anak-anak yang membicarakan transisi dengan orang tuanya.
 Anda juga dapat memilih beberapa metode dari buku ini sebagai
strategi pengajaran
5. Berikan waktu yang mencukupi untuk merencanakan dan
mempersiapkannya (bai di dalam maupun di luar kelas). Kemudian
perintahkan tiap kelompok untuk menyajikan pelajaran mereka. beri
tepuk tangan atas usaha keras mereka.
VARIASI
1. Sebagai alternatif dari pengajaran kelompok, perintah­kan siswa untuk
mengajar atau memberi bimbingan kepada siswa lain secara
individual atau dalam kelom­pok kecil.
2. Beri kesempatan tiap kelompok untuk memberi siswa. tugas
membaca sebelum memulai pelajaran mereka.
87. Studi Kasus Bikinan-Siswa
URAIAN SINGKAT
Studi kasus diakui secara luas sebagai salah satu metoda belajar terbaik.
Diskusi kasus pada umumnya berfokus pada persoalan yang ada dalam
situasi atau contoh konkret. Tindakan yang mesti diambil dan pelajaran
yang bisa dipetik, serta cara-cara menangani atau menghindari situasi
semacam itu di masa mendatang. Tehnik-tehnik yang berikut ini
memungkinkan siswa untuk membuat studi kasus mereka sendiri.
PROSEDUR
 Bagilah kelas menjadi pasangan atau trio. Perintahkan mereka untuk
membuat studi kasus yang bisa di­analisis dan didiskusikan oleh siswa
lain.
 Jelaskan bahwa tujuan dan sebuah studi kasus adalah mempelajari
sebuah topik dengan mengkaji situasi atau contoh konkret yang
mencerminkan topik itu. Berikut adalah beberapa contohnya:
 Sebuah syair Jepang bisa ditulis untuk menunjukkan cara
niembacakannya.
 Sebuah resume aktual bisa dianalisis untuk mem­pelajari cara
menulis resume.
 Sebuah laporan tentang cara seseorang melakukan eksperimen
ilmiah bisa didiskusikan untuk mem­pelajari tentang prosedur
ilmiah.
 Sebuah dialog antara seorang manajer dan karyawan bisa
ditelaah untuk mempelajari cara memberikan dukungan positif.
 Sejumlah langkah yang diambil oleh orang tua dalam situasi
konflik dengan seorang anak bisa dikaji untuk mempelajari cara
menangani perilaku.
 Sediakan waktu yang mencukupi bagi pasangan atau trio untuk
membuat situasi kasus singkat yang mengandung contoh atau isu
untuk didiskusikan atau sebuah persoalan untuk dipecahkan yang
relevah dengan materi pelajaran di kelas.
Sebagai misal, dalam pelajaran sejarah Amerika abad ke-20, guru
dapat memilih tiga peristiwa sejarah yang berbeda fcetika Amerika
Serikat menginteruensi negara lain. Guru memberi tugas berupa
satu. peristiwa sejarah kepada tiap pasangan siswa agar masing-
masing dapat membuat studi kasus untuk meninjau kebanyakan luar
negeri Amerika.
– Studi kasus ini antara lain:
– Invasi Teluk Babi
– Intervensi tentara di Vietnam
– Penugasan tentara ke Somalia

Tiap pasangan selanjutnya menuliskan studi kasus intisari yang


secara khusus memerinci kejadian-kejadian yang mengarah kepada
keputusan untuk mengirimkan tentara AS ke luar negeri. Pertanyaan-
pertanyaan untuk dianalisis antara lain:
 Apakah alasan utama intervensi AS?
 Seberapa tahukah khalayak AS tentang keputusan itu?
 Siapakah yang mengambil keputusan itu?
 Apa saja presiden yang mengawali munculnya kebijakan luar
negeri AS?

 Bila studi kasus ini selesai, perintahkan kelompok untuk


menyajikannya kepada siswa lain. Beri kesempatan anggota
kelompok untuk memimpin diskusi kasus.
VARIASI
 Tunjuk beberapa orang siswa untuk telah terlebih dahulu menyiapkan
studi kasus untuk siswa lain. (Penyiapan sebuah studi kasus
merupakan tugas belajar yang baik.)
 Buatlah beberapa kelompok dalam Jumlah genap. Pasangkan
kelompok dan perintahkan mereka untuk bertukar studi kasus.
88. Pemberitaan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara menarik untuk melibatkan siswa dan memancing
minat mereka terhadap topik pelajaran sebelum mereka mengikuti
pelajaran. Pendekatan pengajaran sesama siswa ini juga akan
menghasilkan banyak materi dan informasi yang bisa diceritakan
antarsiswa.
PROSEDUR
 Perintahkan siswa untuk membawa artikel, penggalan berita,
editorial, dan kartun yang terkait dengan topik pelajaran. Sebagai
contoh, seorang guru dapat meminta agar siswa membawa berita
koran atau majalah tentang cuaca, misalnya pembahasan tentang
pemanasan glo­bal.
 Bagilah kelas menjadi sub-sub kelompok dan perintah­kan mereka
untuk saling berbagi penggalan berita dan pilihlah dua atau tiga yang
paling menarik.
 Perintahkan seluruh siswa untuk kembali ke posisi semula dan
perintahkan perwakilan dari tiap kelompok untuk berbagi pilihan
mereka dengan siswa lain.
 Ketika kelompok-kelompok memberikan laporan, dengarkan poin
penting yang akan anda bahas dalam kelas dan gunakan informasi itu
untuk menyemarakkan diskusi.

VARIASI
 Kumpulkan semua unsur berita dari siswa, saliniah, dan bagikan
kembali kepada mereka sebagai tindak an untuk sesi pelajaran. Atau
perintahkan siswa untuk menyerahkan penggalan berita mereka
sebelum pelajaran dimulai. Anda selanjutnya dapat menyalinnya dan
mengirimkannya kepada semua siswa sebagai tugas bacaan.
 Gunakan butir-butir berita itu sebagai studi kasus atau naskah dasar
latihan sandiwara.
89. Poster
URAIAN SINGKAT
Metoda presentasi alternatif ini merupakan cara yang bagus untuk
memberi Informasi kepada siswa secara cepat, memahami apa yang
mereka bayangkan, dan memerintahkan pertukaran gagasan antarmereka.
Tehnik ini juga merupakan cara baru dan jelas yang memungkinkan siswa
mengungkapkan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang tengah
anda diskusikan dalam suasana santai.
PROSEDUR
 Perintahkan setiap siswa untuk memilih sebuah topik yang berkait
dengan topik pelajaran umum atau sub bahasan yang tengah
didiskusikan.
 Mintalah siswa untuk memajang konsep mereka pada papan poster
atau papan buletin. (Anda yang menentukan ukurannya.) Tampilan
poster mesti dengan sendirinya menunjukkan isinya; yakni, begitu
melihatnya orang dengan mudah memahami gagasannya tanpa perlu
Penjelasan leblh lanjut, baik lisan maupun tertulis. Namun demikian,
siswa juga boleh menyiapkan satu halaman penjelasan yang berisi
uraian lebih rinci dan sekaligus sebagai materi rujukan lebih lanjut.
 Selama berlangsungnya pelajaran yang telah ditentukan, perintahkan
siswa untuk menempelkan sajian materi visual mereka dan
berkeliling mengitari ruangan untuk mengamati dan mendiskusikan
poster masing-masing. Sebagai contoh, dalam pembahasan tentang
stress pada pelajaran kesehatan, topik-topik yang diberikan
mencakup yang berikut ini:
 Penyebab stres
 Gejala-gejala stres
 Pengaruh stres terhadap diri sendiri dan orang lain
 Pereda stres
Salah seorang siswa menggambarkan gejala stres dengan membuat
tampilan poster yang menunjukkan gambar-gambar berikut:
 Orang kelebihan berat badan yang berdiri pada timbangan
 Orang meminum minimum beralcohol
 Dua orang bertengkar
 Orang sakit kepala
Di bawah tiap gambar diberi paragraf singkat yang menjelaskan
bagaimana dan mengapa orang stres dapat menunjukkan gejala-gejala
yang digambarkan itu.
89. Poster
URAIAN SINGKAT
Metoda presentasi alternatif ini merupakan cara yang bagus untuk
memberi Informasi kepada siswa secara cepat, memahami apa yang
mereka bayangkan, dan memerintahkan pertukaran gagasan antarmereka.
Tehnik ini juga merupakan cara baru dan jelas yang memungkinkan siswa
mengungkapkan persepsi dan perasaan mereka tentang topik yang tengah
anda diskusikan dalam suasana santai.
PROSEDUR
 Perintahkan setiap siswa untuk memilih sebuah topik yang berkait
dengan topik pelajaran umum atau sub bahasan yang tengah
didiskusikan.
 Mintalah siswa untuk memajang konsep mereka pada papan poster
atau papan buletin. (Anda yang menentukan ukurannya.) Tampilan
poster mesti dengan sendirinya menunjukkan isinya; yakni, begitu
melihatnya orang dengan mudah memahami gagasannya tanpa perlu
Penjelasan leblh lanjut, baik lisan maupun tertulis. Namun demikian,
siswa juga boleh menyiapkan satu halaman penjelasan yang berisi
uraian lebih rinci dan sekaligus sebagai materi rujukan lebih lanjut.
 Lima belas menit sebelum berakhirnya pelajaran, perintahkan seluruh
siswa untuk kembali ke posisi semula dan mendiskusikan apa yang
menurut mereka berharga pada kegiatan tersebut.

VARIASI
 Anda dapat memilih untuk membentuk tim beranggotakan dua atau
tiga, sebagai alternatif dari penugas individual, terutama jika topiknya
memiliki lingkup yang terbatas.
 Tindaklanjuti sesi poster dengan diskusi panel, dengan menggunakan
beberapa siswa yang memajang poster-poster tersebut Sebagai
panelis.
Belajar Secara Mandiri
Belajar bersama dan belajar dalam satu kelas penuh bisa ditingkatkan
dengan aktivitas belajar mandiri. Ketika siswa belajar dengan caranya
sendiri, mereka mengembangkan kemampuan untuk memfokuskan diri
dan merenung. Bekerja dengan cara mereka sendiri juga memberi siswa
kesempatan untuk memikul tanggung jawab pribadi atas apa yang mereka
pelajari. Strategi yang berikut ini merupakan perpaduan tehnik-tehnik
yang bisa digunakan di dalam dan di luar kelas.
90. Imajinasi

URAIAN SINGKAT
Melalul imaji visual, siswa dapat menciptakan gagasan mereka sendiri.
Imaji cukup efektif sebagai suplemen kreatif dalam belajar bersama. Cara
ini juga bisa berfungsi sebagai papan loncat menuju proyek atau tugas
independen yang pada awalnya mungkin tampak membuat siswa
kewalahan.

PROSEDUR
 Perkenalkan topik yang akan dibahas. Jelaskan kepada siswa bahwa
mata pelajaran ini menuntut kreativitas dan bahwa penggunaan imaji
visual dapat membantu upaya mereka.
 Perintahkan siswa untuk menutup mata, Perkenalkan latihan relaksasi
yang akan membersihkan pikiran-pikiran yang ada sekarang dan
benak siswa. Gunakan musik latar, lampu temaram, dan pernafasan
untuk bisa mencapai hasilnya.
 Lakukan latihan pemanasan untuk membuka “mata batin” mereka.
Perintahkan siswa, dengan mata mereka tertutup, untuk berupaya
menggambarkan apa yang terlihat dan apa yang terdengar, misalnya
ruang tidur mereka, lampu lalulintas sewaktu berubah wama, dan
rintik hujan.
 Ketika para siswa merasa rileks dan terpanaskan (setelah latihan
pemanasan), berikanlah sebuah imaji untuk mereka bentuk. Saran-
sarannya meliputi:
 Pengalaman masa depan
 Suasana yang asing
 Persoalan untuk dipecahkan
 Sebuah proyek yang menanti untuk dikenakan
Sebagai contoh, seorang guru membantu siswa menyiapkan sebuah
wawancara kerja. Siswa diberi pertanyaan berikut ini:
 Apa yang kamu kenakan?
 Jam berapakah sekarang?
 Seperti apa sih kantor itu?
 Kursi seperti apakah yang kamu duduki itu?
 Di manakah posisi duduk si pewawancara?
 Seperti apakah si pewawancara itu?
 Apa yang kamu. rasakan?
 Apa yang ditanyakan pewawancara kepada kamu?

 Bagaimana kamu menjawabnya?


 Sewaktu menggambarkan imajinya, berikan selang waktu hening secara
reguler agar siswa dapat membangun Imaji visual mereka sendiri.
Buatlah pertanyaan yang mendorong penggunaan semua indera, semisal;

 Seperti apakah rupanya?

 Siapa yang kamu lihat? Apa yang mereka lakukan?

 Apa yang kamu rasakan?


 Akhiri pengarahan imaji dan instruksikan siswa untuk mengingat Imaji
mereka. Akhiri latihan itu dengan perlahan.
 Perintahkan siswa untuk membentuk kelompok-kelompok kecil dan
berbagi pengalaman imaji mereka Perintahkan mereka untuk
menjelaskan imaji mereka satu sama lain dengan menggunakan sebanyak
mungkin penginderaan. Atau perintahkan mereka untuk enuliskan apa
yang mereka imajinasikan.
VARIASI
 Setelah siswa mengingat kembali bagaimana mereka akan bertindak
dalam situasi tertentu, perintahkan mereka untuk merencanakan
bagaimana mereka akan benar-benar bertindak berdasarkan apa yang
mereka pikirkan.
 Lakukan latihan Imaji di mana siswa mengalami kegagalan.
Selanjutnya perintahkan mereka untuk membayangkan atau
mengimajinaslkan sebuah keberhasilan.
91. Menulis Di Sini dan Saat Ini

URAIAN SINGKAT
Aktivitas menulis memungkinkan siswa untuk memikirkan pengalaman
yang mereka miliki. Sebuah cara dramatis untuk meningkatkan
perenungan secara mandiri adalah dengan meminta siswa menuliskan
laporan tindakan kala kini (present tense) tentang sebuah pengalaman
yang mereka miliki (seakan itu terjadi di sini dan sekarang).

PROSEDUR
 Pilihlah jenis pengalaman yang anda ingin siswa menuliskannya.
Pengalaman itu bisa dari masa lalu atau masa depan. Di antara
kemungkinannya adalah:
 Persoalan sekarang.
 Acara keluarga.
 Hari pertama menjalani pekerjaan baru.
 Penyajian materi.
 Pengalaman dengan seorang teman.
 Situasi belajar.
 Jelaskan kepada siswa tentang pengalaman yang anda pilih untuk
tujuan penulisan perenungan. Katakan pada mereka bahwa cara yang
balk untuk merenungkan sebuah pengalaman adalah dengan
menghidupkannya 5 kembali atau mengalaminya untuk pertama
kalinya di dini dan sekarang juga. Cara ini akan menimbulkan
dampak yang lebih jelas dan lebih dramatis ketimbang menulis
tentang sesuatu "di suatu tempat dan dahulu" atau dalam waktu yang
kelak akan datang.
 Sediakan kertas yang putih bersih untuk menulis. Pintakan privasi
dan suasana hening.
 Perintahkan siswa untuk menulis, dalam kala kini (present tense),
tentang pengalaman yang telah dipilih. Perintahkan mereka untuk
memulai dari awal pengalaman dan menuliskan apa yang mereka dan
orang lain alami dan rasakan, semisal, "Aku berdiri di depan teman-
teman sekelas untuk menyajikan materi. Aku benar-benar ingin
terlihat percaya diri. . ." perintahkan siswa untuk menulis sebanyak
yang mereka suka tentang kejadian yang berlangsung dan perasaan
yang ditimbulkan.
 Beri waktu yang cukup untuk menulis. Siswa jangan sampai merasa
diburu waktu. Bila sudah selesai, perintahkan mereka untuk
hasil renungan mereka di sini dan sekarang.
 Diskusikan tindakan-tindakan baru apa yang mungkin akan mereka
ambil di masa mendatang.

VARIASI
 Untuk membantu siswa mendapatkan kegairahan dalam menulis
imajinatif, pertama-tama lakukan latihan imajinasi mental atau
laksanakan diskusi kelompok yang relevan dengan topik yang anda
tugaskan kepada mereka.
 Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang yang telah mereka
tulis. Salah satu alternatifnya adalah dengan memerintahkan sejumlah
siswa untuk membacakan karya mereka yang sudah rampung.
Alternatif yang kedua adalah dengan meminta pasangan untuk saling
bercerita tentang apa yang mereka tulis.
92. Peta Pikiran
URAIAN SINGKAT
Pemetaan pikiran merupakan cara kreatif bagi tiap siswa untuk
menghasilkan gagasan, mencatat apa yang dipelajari, atau merencanakan
tugas baru. Meminta siswa untuk membuat peta pikiran memungkinkan
mereka untuk mengidentifikasi dengan jelas dan kreatif apa yang telah
mereka pelajari atau apa yang tengah mereka rencanakan.
PROSEDUR
 Pilihlah topik untuk pemetaan pikiran. Beberapa kemungkinannya
antara lain:
 Sebuah masalah atau isu yang anda ingin siswa membuatkan
gambaran penanganannya.
 Sebuah konsep atau ketrampilan yang telah anda ajarkan.
 Sebuah tugas yang mesu direncanakan penyelesaiannya oleh
siswa.
 Buatkan sebuah peta pikiran sederhana untuk siswa dengan
menggunakan warna, gambar, atau simbol. Salah satu contohnya
adalah perjalanan ke toko grosir dimana seseorang berbelanja
berdasarkan peta pikiran yang mengkategorikan butir-butir yang
diperlukan sesuai dengan konter di mana barang belanjaan itu dapat
dijumpai (misalnya, konter produk susu, produk alami, dan makanan
beku). Jelaskan bagaimana warna gambar, dan simbol dalam peta
pikiran anda meningkatkan seluruh kerja pikiran (versus pemikiran
otak kiri kanan). Perintahkan siswa untuk menyisipkan contoh
sederhana dari kehidupan sehari-hari mereka yang dapat mereka
buatkan peta pikirannya.

 Sediakan kertas, spidol, dan materi sumber lain yang menurut anda
akan membantu siswa menciptakan peta pikiran yang semarak dan
cerah. Tugaskan siswa untuk membuat pemetaan pikiran. Sarankan
agar mereka memulai peta mereka dengan membuat sentra gambar
yang menggambarkan topik atau gagasan utamanya. Selanjutnya.
doronglah mereka agar memecah keseluruhannya menjadi unsur-
unsur yang lebih kecil dan menggambarkan unsur-unsur ini di
sekeliling peta (menggunakan warna dan grafis). Perintahkan mereka
untuk mengungkapkan tiap gagasan menggunakan gambar, dengan
menyertakan sedikit mungkin kata-kata. Setelah itu. mereka dapat
memerincinya di dalam pikiran mereka.
 Sediakan waktu yang banyak bagi siswa untuk menyusun peta
pikiran mereka. Sarankan mereka untuk melihat karya siswa lain
guna mendapatkan gagasan.
 Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang peta pikira mereka.
Lakukan diskusi tentang manfaat dari cara pengungkapan gagasan
kreatif ini.

VARIASI
• Berikan tugas pembuatan peta pikiran dalam tim, sebagai
alternatif dari pembuatan peta pikiran secara perseorangan.
• Gunakan komputer untuk membuat peta pikiran.
93. Belajar Sekaligus Bertindak

URAIAN SINGKAT
Belajar sekaligus bertindak memberi siswa kesempatan untuk mengalami
penerapan topik dan isi materi yang dipelajari atau didiskusikan di kelas
dalam situasi kehidupan sesungguhnya. Sebuah proyek luar-kelas
menghadapkan mereka pada cara penemuan dan memungkinkan mereka
untuk menjadi kreatif dalam bertukar pendapat tentang penemuan mereka
dengan sesama siswa. Keunggulan dari kegiatan ini adalah bahwa ia bisa
digunakan dengan mata pelajaran apapun.

PROSEDUR
• Perkenalkan topik kepada siswa dengan menyediakan sejumlah
informasi pendukung melalui pengajaran berbasis-ceramah
singkat dan diskusi kelas.
• Jelaskan bahwa anda akan memberi mereka kesempatan untuk
mengalami kejadian seputar topik pelajaran untuk pertamakali
dengan melakukan "kunjungan lapangan" menuju situasi
kehidupan sesungguhnya.
• Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok beranggotakan empat
hingga lima orang dan perintahkan mereka untuk menyusun
sebuah daftar pertanyaan dan/atau hal khusus yang mesti
mereka cari selama “kunjungan lapangan."
• Perintahkan sub-sub kelompok untuk menempelkan butir-butir
pertanyaan mereka dan berbagi pendapat tentangnya dengan
siswa lain.
• Para siswa akan mendiskusikan butir-butir itu dan menyusun
daftar umum untuk digunakan oleh setiap siswa.
• Beri siswa tenggat waktu (misalnya satu minggu) dan arahkan
mereka untuk mengunjungi lokasi atau beberapa lokasi dan
menggunakan daftar pertanyaan untuk mewawancarai atau
mengamati. Mereka boleh memilih tempatnya, atau anda
mungkin perlu membuat penugasan khusus untuk menghindari
duplikasi atau agar terfadi persebaran siswa secara merata.
Sebagai contoh. siswa dapat diminta untuk mengunjungi
tempat-tempat usaha semisal toko eceran, restoran cepat saji,
hotel atau bengkel mobil. Mereka selanjutnya mengun­jungi
tempat-tempat usaha ini sebagai pelanggan untuk mengetahui
• Pertanyaan-pertanyaannya harus spesifik dan memungkinkan
untuk dilakukan pembandingan dengan temuan sesama siswa.
Sebagai contoh, butir-butir pengamatan berikut ini cocok dengan
layanan konsumen:
 Berapa lamakah waktu yang diperlukan karyawan untuk
melayani pelanggan?
 Apakah karyawan itu tersenyum?
 Apakah karyawan itu sopan dan ramah?
 Apakah karyawan itu mengajukan pertanyaan terbuka untuk
memahami persoalannya? Apakah karyawan Itu menggunakan
tehnik mendengarkan aktif? Beri contohnya.
 Apakah karyawan itu memberikan pemecahan masalah?
 Apakah kamu, selaku pelanggan, senang dengan pengalaman
Itu? Mengapa demikian, atau mengapa tidak demikian?
 Perintahkan siswa untuk berbagi temuan mereka dengan siswa lain
melalui sejumlah metoda kreatif (misalnya, dengan drama atau
peragaan singkat, wawancara bohong-bohongan, diskusi panel atau
permainan).
VARIASI
 Anda mungkin perlu membentuk tim beranggotakan dua atau tiga
siswa sebagai alternatif dari pemberian tugas individual.
 Sebagai ganti penugasan seluruh siswa untuk menyu­sun sebuah
daftar pertanyaan atau garis-garis besar pengamatan, tiap siswa dapat
membuat daftar mereka sendiri.
94. Jurnal Belajar
URAIAN SINGKAT
Bila siswa diminta untuk menggambarkan secara tertulis pengalaman
belajar yang telah mereka jalani mereka akan terdorong untuk menyadari
apa yang mereka alami dan mampu mengungkapkan secara tertulis.
Tehnik yang banyak digunakan dalam hal ini adalah jurnal belajar, sebuah
catatan reflektif atau diari yang dibuat oleh siswa dari hari ke hari.
PROSEDUR
• Jelaskan kepada siswa bahwa pengalaman tidak mesti
merupakan guru terbaik dan bahwa sangatlah penting untuk
merenungkan kembali pengalaman guna menyadari pelajaran
apa yang kita dapatkan dari pengalaman itu.
• Perintahkan siswa untuk membuat jurnal tentang refleksi dan
pembelajaran mereka.
• Sarankan agar mereka menulis, dua kali seminggu, sebagian
dari apa yang mereka pikirkan dan rasakan tentang hal-hal
yang mereka pelajari. Katakan pada mereka untuk mencatat
semua komentar itu sebagai catatan pribadi (tanpa khawatir
• Perintahkan siswa untuk berfokus pada beberapa semua
kategori berikut ini:
 Apa yang belum jelas bagi mereka atau apa yang mereka tidak
setujui.
 Bagaimana kaitan antara pengalaman belajar dengan kehidupan
pribadi mereka.
 Bagaimana pengalaman belajar terrefleksikan dalam hal-hal
lain yang mereka baca, lihat dan kerjakan.
 Apa yang telah mereka amati tentang diri mereka dan orang lain
semenjak merasakan pengalaman belajar.
 Apa yang mereka petik dari pengalaman belajar. Apa yang
hendak mereka kerjakan sebagai hasil dari pengalaman belajar.
• Kumpulkan, baca, dan komentari jumal tersebut secara berkala
agar siswa menjadi merasa bertanggungjawab untuk
menyimpannya dan agar anda dapat menerima umpan balik
VARIASI
• Sebagai alternatif dari pemberian buku catatan kosong, siswa
bisa disediakan formulir terstruktur untuk menyusun entri
jurnal mereka.
 Perintahkan siswa untuk menulis selama pelajaran langsung,
bukannya setelah selesai pelajaran.
95. Kontrak Belajar
URAIAN SINGKAT
Belajar yang timbul dan keinginan sendiri acapkali lebih mendalam dan
lebih permanen ketimbang belajar yang diarahkan oleh guru. Namun
demikian, anda mesti memastikan bahwa kesetujuan terhadap apa dan
bagaimana sesuatu akan dipelajari haruslahjelas. Salah satu cara untuk
mewujudkan hal ini adalah dengan kontrak belajar.
PROSEDUR
• Perintahkan tiap siswa untuk mernilih sebuah topik yang dia
ingin pelajari sendiri.
• Sarankan tiap siswa untuk berfikir cermat melalui rencana
belajar. Berikan waktu yang banyak untuk riset dan konsultasi
dalam menyusun rencana.
• Mintalah siswa untuk menulis kontrak yang mencakup
kategori-kategori berikut ini:
 Tujuan belajar yang ingin dicapai siswa.
 Pengetahuan atau ketrampilan khusus yang mesti dikuasai.
 Kegiatan belajar yang akan dilakukan.
 Bukti yang akan diajukan siswa untuk menunjukkan bahwa
tujuan itu telah tercapai.
 Tanggal penyelesaian.
 Berikut ini adalah sebuah kontrak yang dibuat oleh siswa yang ingin
mengerjakan resumenya.
Topik Mengungkapkan diri saya dengan
baik secara tertulis.
Tujuan pembelajaran Memilih format yang tepat.
Memadatkan empat halaman menjadi
dua. Menulis tujuan karier yang lebih
jelas
Aktivitas pembelajaran Meninjau resume sampel. Memilih
sampel yang saya suka dan
mengomentarinya. Menyiapkan
tulisan berdasarkan kritikan guru.
Menulis ulang bila perlu. Menyerahkan
salinan kepada tiga siswa dan meminta
komentar mereka. Menyiapkan
resume akhir.
Tanggal penyelesaian Dalam dua minggu
• Temui siswa dan diskusikan kontrak yang diajukan. Sarankan
materi belajar yang ada kepada siswa. lcarakan perubahan yang
Ingin anda lakukan.
VARIASI
 Buatlah kontrak belajar kelompok, sebagai alternatif dari kontrak
belajar individu.
 Sebagai alternatif dari pemberian kebebasan memilih, pilihkan topik
dan tujuan untuk siswa atau tawarkan pilihan yang terbatas. Namun
demikian. berikan pilihan yang banyak tentang cara mempelajari topik
itu.

Belajar yang Efektif


Aktivitas belajar yang efektif membantu siswa mengenali perasaan, nilai-nilai, dan
sikap mereka. Topik yang paling tehnis sekalipun melibatkan belajar yang efektif.
Sebagai contoh, apa gunanya kemampuan menggunakan komputer jika siswa cemas
dan tidak yakin dengan diri sendiri ketika mereka menggunakan komputer? Strategi
yang berikut ini dirancang untuk menimbulkan kesadaran akan perasan, nilai-nilai,
dan sikap yang menyertai banyak topik kelas. Strategi ini dengan halus mendesak
siswa untuk mengenali keyakinan mereka dan bertanya pada diri sendiri apakah
mereka memiliki komitmen terhadap cara-cara baru dalam mengerjakan segala hal.
96. Mengetahui yang Sebenarnya

URAIAN SINGKAT
Acapkali, sebuah topik dapat menlngkatkan pemahaman dan kepekaan
terhadap orang atau situasi yang tidak akrab bagi siswa. Salah satu cara
terbaik untuk mencapai tujuan ini adalah dengan menciptakan aktivitas
efektif yang menstimulasi keingintahuan tentang seperti apa sebenarnya
orang atau situasi yang kurang akrab tersebut.

PROSEDUR
• Pilihlah tipe orang atau situasi yang anda ingin siswa
mempelajarinya. Berikut adalah beberapa contohnya:
 Seperti apa rasanya berada di kalangan minoritas.
 Seperti apa rasanya berada dalam periode waktu yang berbeda
dalam sejarah.
 Seperti apa rasanya menjadi orang yang berasal dan budaya yang
berbeda.
 Seperti apa rasanya menjadi orang yang memiliki persoalan atau
tantangan pelik.
• Buatlah cara untuk mensimulasikan orang atau situasi itu. Di
antara cara-cara untuk melakukannya adalah sebagai berikut:
 Perintahkan siswa untuk berbusana seperti yang dikenakan oleh
orang-orang dalam situasi itu. Atau perintahkan mereka untuk
menangani peralatan, perkakas, aksesoris, atau barang-barang
milik lainnya dari orang atau situasi itu atau dengan terlibat dalam
kegiatan tertentu yang biasa dilakukan orang itu.
Sebagai contoh, kondisikan siswa pada proses normal penuaan
dengan memberi mereka kacamata yang berlumuran noda
pelembab, membawa kacang buncis dalam keranjang, katun
pembersih telinga, dan mengenakan kaus kaki bersepatu sandal.
Kemudian perintahkan mereka untuk mengambil pensil dan
kertas dan menuliskan nama mereka, alamat dan nomor telepon,
atau untuk berjalan-jalan ke luar ruang kelas, membuka pintu,
dan mencari-cari jalan.

 Tempatkan siswa dalam situasi di mana mereka diharuskan


merespons sesuai peran yang harus mereka mainkan.
 Gunakan analogi dalam membuat simulasi: Buatlah sebuah
skenario yang tidak terlalu asing bagi siswa yang isinya
menjelaskan situasi yang tidak begitu mereka kenal. Sebagai
contoh, anda dapat meminta seluruh siswa yang kidal untuk
menggambarkan seorang yang secara budaya berbeda dari siswa
yang lain.

 Tirukan gerak-gerik seseorang dan perintahkan siswa untuk


mewawancarai anda dan mencari tahu tentang pengalaman,
pandangan dan perasaan anda. Sebagai contoh, seorang guru
sains (Kate Brooks) Berpakaian seperti Galileo dan menyajikan
drama tentang kehidupannya dan dilema etika yang dia (Galileo)
hadapi. Musik jaman renaisans dimainkan dan lilin dinyalakan di
planetarium, sementara Galileo mendapatkan temuan dengan
teleskop. Drama Itu berakhir dengan dihukumnya galileo dan
upayanya untuk mempertahankan ajarannya. Pada akhir drama
itu, siswa menulis sebuah esai tentang persoalan etika yang
dihadapi Galileo, memberikan pandangan mereka tentang
keputusan Galileo, dan menebak apa yang akan mereka lakukan.
 Tanyakan kepada siswa bagaimana rasanya simulasi tersebut.
Diskusikan pengalaman sewaktu mengenakan sepatu orang lain.
Perintahkan siswa untuk mengenali tantangan yang dimunculkan oleh
orang atau situasi yang tidak begitu mereka kenal.

VARIASI
 Jika memungkinkan, lakukan pertemuan nyata dengan situasi
atau orang yang tidak mereka kenal akrab.
 Buatlah pengalaman imaji mental dl mana siswa memvisualkan
orang atau situasi yang tidak mereka kenal akrab.
97. Pemeringkatan pada Papan Pengumuman
URAIAN SINGKAT
Banyak materi belajar yang tidak mengandung muatan benar atau salah.
Ketika terdapat nilal-nilai, opini, gagasan, dan preferensi tentang topik yang
anda ajar-kan, aktivitas ini bisa digunakan untuk menstimulasi pemikiran dan
diskusi.
PROSEDUR
 Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok beranggotakan empat hingga
enam orang.
 Berikan kepada siswa daftar yang berisi salah satu dari yang berikut ini:
 Nilai-nilai yang mereka pegang (misalnya, 1. Loyalitas, 2. ... dll)
 Opini yang mungkin mereka dukung (misalnya, 1. Pencegahan
kejahatan. harus menjadi perhatian utama bangsa kita, 2. .....dll)
 Solusi alternatif atas suatu masalah (misalnya. Hematlah energi
dengan 1. Berkendara secara 3 in 1. 2. .... dll)
 Pilihan keputusan yang mereka atau orang lain hadapi (misalnya, 1.
Melegalkan narkoba, 2. .... dll)
 Atribut yang mereka kehendaki (misalnya, l tampil menawan.
2. .... dll)
 Preferensi yang mereka miliki (misalnya, I. Edgar Allan Poe,
2……,dll)
Sebagai contoh. siswa dapat ditanya sifat apa yang mereka harapkan
ada pada seorang teman: bisa diandalkan, lucu, keren, pengertian, dll)
 Berikan tiap kelompok buku bloknot. Perintahkan mereka untuk
menuliskan tiap butir dalam daftar itu pada kertas terpisah.
 Buatlah "papan pengumuman" dimana sub-sub kelompok dapat
memajang preferensi urutan peringkat mereka. (kertas Bloknote
boleh ditempelkan pada papan tulis. whiteboard, atau pada kertas
karton lebar.)
 Bandingkan dan bedakan pemeringkatan antar kelom­pok yang kini
dipajang.

VARIASI
• Upayakan untuk mencapai konsesus seluruh siswa.
• Perintahkan siswa untuk mewawancarai anggota kelompok
yang peringkatnya berbeda dengan peringkat mereka.
98. Apa? Lantas Apa? Dan Sekarang Bagaimana?
URAIAN SINGKAT
Nilai dari aktivitas belajar eksperiensial akan meningkat dengan meminta
siswa untuk merenungkan kembali pengalaman yang baru mereka alami
dan menggali implikasinya. Periode perenungan ini seringkali disebut
sebagai pengolahan atau debriefing (pewawancaraan-pentanyajawaban).
Sebagian kalangan pendidik kini menggunakan istilah harvesting
(pemanenan). Berikut adalah urutan tiga tahap untuk memanen
pengalaman yang kaya akan pembelajaran.
PROSEDUR
 Kondisikan siswa ke dalam pengalaman yang sesuai dengan topik
yang anda ajarkan. Pengalaman-pengalaman ini dapat mencakup
yang berikut ini:
 Permainan atau latihan simulasi
 Kunjungan lapangan Tayangan Video
 Proyek belajar praktik
 Debat
 Drama
 Latihan imaji mental
 Perintahkan siswa untuk saling bercerita tentang apa yang terjadi
pada mereka selama latihan tersebut:
– Apa yang mereka lakukan?
– Apa yang mereka amati? Pikirkan?
– Apa yang mereka rasakan selama latihan itu?
 Selanjutnya, perintahkan siswa untuk bertanya pada diri sendiri,
"Lantas, bagaimana?"
– Manfaat apa yang mereka dapatkan dari latihan itu?
– Apa yang mereka pelajari? Dan Pelajari kembali?
– Apa implikasi dari aktivitas itu?
– Bagaimanakah kaitan antara pengalaman itu (jika itu berupa
simulasi atau drama) dengan dunia nyata?
 Terakhir, perintahkan siswa untuk memikirkan "Sekarang
bagaimana? "
– Bagaimana kalian ingin melakukan sesuatu secara berbeda di
masa mendatang?
– Bagaimana kalian dapat memperluas pembelajaran yang kalian
dapatkan?
– Langkah-langkah apa yang dapat kallan ambil untuk menerapkan
apa yang telah kalian pelajari?

VARIASI
• Batasi diskusi pada "'Apa?" dan "Lantas bagaimana?"
• Gunakan kedua pertanyaan ini untuk menstimulir penulisan jurnal
(lihat strategi 61, "Jurnal Belajar").
99. Penilaian-Diri secara Aktif
URAIAN SINGKAT
Melalui metoda ini, siswa mampu berbagi sikap mereka tentang sebuah
mata pelajaran melalui penilaian-diri. Metoda ini memungkinkan guru
untuk mengukur perasaan dan keyakinan siswa, dan berfungsi sebagai
papan loncat bagi diskusi kelas.
PROSEDUR
1. Buatlah sebuah daftar pernyataan yang akan dibacakan kepada
siswa untuk menilai sikap dan perasaan mereka tentang
pelajaran yang diberikan.
Sebagai contoh, seorang guru menyusun pernyataan-pernyataan
berikut ini:
 Saya menginginkan pekerjaan yang memungkinkan saya untuk
bekerja dengan orang lain.
 Saya menginginkan pekerjaan yang memberi saya pendapatan
paling besar, berkat kemampuan saya.
 Saya menginginkan pekerjaan yang aman dan bebas dari rasa
khawatir akan terus-menerus dievaluasi.
 Saya menginginkan pekerjaan yang tidak perlu saya lembur di
rumah.
 Saya menginginkan pekerjaan yang tidak menuntut banyak
bepergian.
 Saya menginginkan pekerjaan memiliki nilai guna bagi
masyarakat.
 Saya menginginkan pekerjaan yang terus-menerus memacu
peningkatan kemampuan saya.
2. Perintahkan siswa untuk berdiri di bagian belakang ruangan, dengan
menempatkan meja dan kursi di satu sisi ruangan.
3. Buatlah skala penilaian angka dari satu hingga lima di depan kelas
dengan menggunakan papan tulis atau dengan menempelkan angka
pada dinding.
4. Jelaskan bahwa anda akan membacakan sejumlah pernyataan. Setelah
mendengarkan pernyataan-pernyataan itu, siswa harus berdiri di
depan angka penilai­an yang paling cocok dengan sikap mereka
terhadap pengetahuan seputar mata pelajaran. Tergantung pada mata
pelajarannya, angka 1 bisa berarti "Sangat Setuju" atau "Paham -
Betul." sedangkan angka 5 untuk "Sangat Tidak Setuju" atau
Tidak Paham."
5. Sewaktu pernyataan dibacakan, siswa harus bergerak ke bagian ruang
kelas yang paling cocok dengan penge­tahuan atau posisi mereka.
Setelah terbentuk sejumlah barisan di depan berbagai posisi.
perintahkan beberapa siswa untuk saling menjelaskan alasan mereka
memilih posisi itu.
6. Setelah mendengarkan pendapat siswa lain. Perintah­kan sembarang
siswa yang ingin mengubah posisi mereka pada skala itu untuk
melakukannya.
7. Lanjutkan membaca pernyataan atau fakta individual dan meminta
siswa itu bergerak ke angka yang paling cocok dengan opini atau
pengetahuan mereka.
8. Selanjutnya, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok. Beri mereka
salinan tertulis dari pernyataan-pernyataan itu dan perintahkan
mereka untuk mendiskusikannya.
9. Sekarang, perintahkan siswa untuk secara pribadi mencocokkan
kembali pendapat mereka terhadap butir. Perintahkan mereka untuk
menunjuk satu angka pada tiap pernyataan yang mencerminkan
tingkat kesetujuan atau ketidaksetujuan mereka.
VARIASI
 Dalam kelas yang jumlah siswanya lebih besar, perin­tahkan siswa
untuk terlebih dahulu memilih sebuah jawaban terhadap pernyataan-
pernyataan itu dan kemudian bergerak ke bagian-bagian ruangan
yang telah dinomori.
 Mulailah dengan diskusi kelompok kecil dan kemudian lakukan
penilaian individual (pribadi).
100. Peraga Peran
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara menarik untuk menstimulasi diskusi tentang
nilai dan sikap. Siswa diminta untuk menominasikan sosok-sosok terkenal
yang mereka pandang sebagai peraga peran dari ciri-ciri yang berkaitan
dengan sebuah topik yang tengah dipelajari di kelas.
PROSEDUR
Bagilah siswa nienjadi sub-sub kelompok beranggotakan lima atau enam
orang, dan berikan kepada tiap kelom­pok selembar kertas dan bolpoin.
 Perintahkan tiap kelompok untuk mengenali tiga siswa yang akan
mereka kenali sebagai perwakilan dari mata pelajaran yang tengah
didiskusikan. Dalam pelajaran musik, sebagai misal, mereka dapat
memilih Elton John, Billy Joel, dan Stevie Wonder.
 Setelah mereka mengenali tiga sosok terkenal, perintah­kan mereka
untuk membuat daftar karakteristik yang dimiliki oleh ketiganya
yang mengkualifikasi mereka sebagai contoh atau peraga peran untuk
mata pelajaran yang tengah mereka diskusikan. Mereka mesti
mendaftar orang dan karakteristik pada kertas dan menempelkannya
pada dinding.
 Perintahkan siswa untuk kembali ke posisi semula dan
membandingkan daftar mereka, perintahkan tiap kelompok untuk
menjelaskan alasan yang melandasi pilihan mereka.
 Arahkan siswa dalam sebuah diskusi tentang berbagai persepsi di
kalangan siswa.

VARIASI
 Sebagai alternatif dari menyebut orang sungguhan, perintahkan siswa
untuk memilih karakter fiksional.
 Berikan kepada tiap kelompok daftar khusus tentang orang yang
merupakan perwakilan atau tokoh dari mata pelajaran yang
didiskusikan.
101. Formasi Regu Tembak
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan format yang cepat dan dinamis yang bisa digunakan untuk
berbagai macam tujuan, misalnya menguji dan memerankan suatu lakon.
Format ini menampilkan pasangan secara bergilir. Siswa mendapat
peluang untuk merespon dengan cepat terhadap pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan secara bertubi-tubi atau jems tantangan lain;
PROSEDUR
1. Tetapkan tujuan anda untuk menggunakan "regu tembak."
Berikut Ini adalah contohnya bila yang menjadi tujuan anda
adalah pengembangan kemampuan:
 Siswa dapat menguji atau melatih satu sama lain.
 Siswa dapat melakonkan (mendramatisasi) situasi yang diberikan
kepada mereka.
 Siswa dapat mengajar satu sama lain.
Anda juga dapat menggunakan strategi ini untuk situasi lain. Berikut
adalah beberapa contohnya:
 Siswa dapat mewawancarai temannya untuk mengetahui
pendapat dan pandangannya. Siswa dapat mendiskusikan kutipan
atau naskah Pendek.
2. Susunlah kursi dalam formasi dua barisan berhadapan. Sediakan kursi
yang cukup untuk seluruh siswa kelas.
3. Pisahkan kursi-kursi menjadi sejumlah regu berangggotakan tiga hingga
lima siswa pada tiap sisi atau deret. Formasi ini bisa tampak seperti
gambar berikut:

X X X X X X X X X X X X X X X X

Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y Y

4. Bagikan pada tiap siswa x sebuah kartu berisi sebuah tugas atau
pekerjaan yang akan dia mintakan untuk dijawab oleh siswa y yang
duduk berhadapan dengannya. Gunakan salah satu dari yang berikut ini:

 Sebuah topik wawancara (misalnya, ajukan kepada siswa yang duduk


di hadapanmu pertanyaan ini:
"Bagaimana perasaanmu terhadap karakter ____ dalam buku _____?")
 Pertanyan tes (misalnya, tanyakan kepada siswa yang duduk di
hadapanmu, "Apa rumus untuk ____?")
 Naskah pendek atau kutipan (misalnya, tanyakan kepada siswa
yang duduk di hadapanmu pendapatnya tentang frase "Kamu tidak
memiliki sesuatu yang banyak membantu mewujudkan cita-
citamu)
 Sebuah karakter untuk dilakonkan/diperankan (misalnya,
perintahkan siswa yang duduk di hada­panmu untuk memerankan
seseorang yang harus menasehati kawannya untuk tidak minum-
minuman keras sambil mengemudi)
 Tugas mengajar (misalnya, perintahkan siswa y duduk di
hadapanmu untuk mengajarkan kepadamu kapan menggunakan
titik-dua dan titik-koma)
Berikan kartu yang berbeda untuk tiap anggota x dari sebuah regu.
Sebagai contoh, seorang guru tengah melatih siswa untuk melakukan
tatapan mata yang baik dan berbicara dengan lancar. Guru memberikan
satu dari kartu-kartu berikut ini kepada anggota x dari tiap regu:
 Perintahkan, siswa yang duduk di hadapanmu untuk memberikan
pendapatnya tentang presiden Indonesia yang sekarang.
 Perintahkon siswa yang duduk di hadapanmu untuk menceritakan
tentang masa kanak-kanaknya.
 Perintahkan siswa yang duduk di hadapanmu untuk menjelaskan ciri-
ciri dan keunggulan dari pastagigi yang dia gunakan.
 Perintahkan siswa yang duduk di hadapanmu untuk menceritakan
tentang hobi dan minatnya.
5. Mulailah tugas pertama. Dalam waktu yang tidak begitu lama,
umumkan bahwa sekaranglah waktunya bagi siswa y untuk berpindah
satu kursi di sebelah kirinya di dalam regunya. Jangan merotasi atau
memindahkan siswa x. Perintahkan siswa x untuk "menembakkan"
tugas atau pertanyaannya kepada siswa y yang duduk di hadapannya.
Lanjutkan dengan jumlah babak sesuai dengan jumlah tugas yang
anda berikan.
VARIASI
6. Baliklah peran agar siswa x bisa menjadi siswa y.
7. Dalam beberapa situasi, bolehjadi akan lebih menarik dan lebih tepat
untuk memberikan tugas yang sama kepada tiap anggota regu. Dalam
hal ini, siswa y akan diminta untuk menjawab instruksi yang sama
untuk tiap anggota regunya. Sebagai contoh, seorang siswa dapat
diminta untuk melakonkan situasi yang sama beberapa kali.
102. Pengamatan dan Pemberian Masukan Secara Aktif
URAIAN SINGKAT
Prosedur umum dalam menggunakan pengamat pada latihan drama atau
sesi latihan ketrampilan adalah dengan menunggu hingga pementasan
selesai sebelum meminta pemberian masukan. Prosedur ini memberi
umpan balik yang sifatnya segera bagi si pemeran. Ini juga menjadikan
pengamat untuk tetap siap selama pementasan.
PROSEDUR
 Buatlah latihan pemeranan di mana beberapa siswa
memperagakan ketrampilan sedangkan siswa yang lain menjadi
pengamat.
 Sediakan bagi pengamat daftar konkret tentang perilaku positif
dan/atau negatif untuk diperhatikan. Perintahkan mereka untuk
memberi isyarat kepada pemain drama ketika perilaku yang
dikehendaki terjadi dengan isyarat yang berbeda bila perilaku
yang tidak dikehendaki muncul. Isyarat yang bisa digunakan
antara lain:
 Mengangkat tangan
 Meniup peluit
Siswa di dalam pelajaran bahasa Spanyol konvensional, Misalnya,
dapat menggunakan aktivitas ini untuk mempraktikkan tatabahasa.
Guru menyiapkan 10 situasi yang berbeda dan meminta partisipan
pemeran drama untuk memilih salah satunya dari sebuah topi.
Sebelum peme­ranan lakon dimulai, siswa memilih isyarat untuk
menandakan penggunaan tata bahasa yang tidak benar (menjentikkan
jari) dan satu untuk dukungan positif (melambaikan tangan). Pemeran
lakon dua siswa memulai dialog dalam bahasa Spanyol. Jika kemudian
dijumpai kesalahan gramatika anggota, audiens dapat menjentikkan
jari; untuk memberikan umpan balik positif, mereka melambaikan
tangan. Variasi untuk menghindari interupsi terus-menerus adalah
dengan menetapkan waktu interval satu menit dan memberikan
penghargaan umum (jumlah jentikkan atau lambaian tangan) atau
penilaian langsung.
– Jelaskan bahwa tujuan dari isyarat-isyarat itu adalah memberikan
umpan balik segera kepada pemeran lakon mengenal pementasan
mereka.
– Diskusikan pengalaman itu dengan pemeran lakon yang terlibat dalam
pemeragaan ketrampilan. Cari tahu apakah masukan yang sifatnya
segera itu membantu, ataukah justru mengganggu mereka.
VARIASI
1. Beri kesempatan pengamat untuk menggunakan sebuah sinyal
(misalnya, meniup peluit) untuk menghentikan aksi pemeran lakon
dan mengajukan pertanyaan atau memberikan umpanbalik yang lebih
rinci kepada para pemeran lakon.
2. Rekamlah pemeranan lakon itu dengan kamera video. Jangan sampai
ada yang memberikan masukan selama perekaman. Perintahkan siswa
untuk menonton rekaman itu dan menggunakan isyarat yang baku
pemutaran ulang ulang.
103. Pemeranan Lakon yang Tidak Membuat Grogi Siswa
URAIAN SINGKAT
Tehnik ini mengurangi ancaman atau rasa khawatir siswa dalam
pemeranan lakon. Caranya adalah dengan menempatkan guru pada peran
utama dan melibatkan siswa dalam memberikan respons dan menetapkan
arah skenarionya.
PROSEDUR
 Buatlah peran lakon di mana anda akan menunjukkan perilaku
yang dikehendaki, misalnya mengatasi orang yang sedang
sangat marah.
 Beritahu siswa bahwa anda akan memegang peran utama dalam
pemeranan lakon Itu. Tugas siswa adalah membantu anda
mengatasi situasi.
 Perintahkan beberapa siswa untuk mengambil peran sebagai
orang lain dalam situasi itu (misalnya, orang yang sedang
marah). Berikan kepada siswa itu naskah pembuka untuk dibaca
guna membantu dia memahami perannya. Mulailah pemeranan
tersebut, namun hentikan pada beberapa selang waktu dan
perintahkan siswa untuk memberikan umpan balik dan arahan
seiring berjalannya skenario. Jangan ragu-ragu untuk meminta
 Lanjutkan pemeranan lakon agar siswa kian melatih anda
tentang cara mengatasi situasi. Ini akan memberi mereka praktik
keterampilan sementara anda melakukan pemeranan aktual bagi
mereka.
VARIASI
 Dengan menggunakan prosedur yang sama, perintahkan siswa
untuk melatih kawannya (Sebagai alternatif dari melatih
gurunya).
 Rekamlah seluruh pemeranan lakon. Putar ulang dan diskusikan
dengan siswa tentang cara lain untuk merespons poin tertentu
dalam situasi itu.
104. Pemeranan Lakon Oleh Tiga Orang Siswa
URAIANSINGKAT
Tehnik ini memperluas pemeranan lakon tradisional dengan menggunakan
tiga siswa yang berbeda dalam situasi pemeranan lakon yang sama.
Tehnik ini menunjukkan pengaruh dari variasi gaya individual terhadap
akibat dari situasi itu.
PROSEDUR
 Dengan bantuan siswa, tunjukkan konsep dasar peme­ranan lakon (jika
perlu) dengan sebuah situasi semisal siswa yang memprotes nilainya
kepada seorang guru.
 Buatlah skenario dan jelaskan kepada siswa.
 Perintahkan empat siswa untuk mengambil peran karakter dalam
pemeranan lakon. Tugaskan satu siswa untuk tetap menjadi karakter
standar (misalnya, seorang guru) dan instruksikan tiga siswa yang lain
bahwa mereka akan memainkan peran yang lainnya (misalnya sebagai
siswa) secara bergiliran.
 Perintahkan tiga siswa secara bergilir untuk meninggalkan ruang dan
memutuskan pada urutan mana ereka akan berpartisipasi. Bila sudah
siap, siswa yang pertama kembali memasuki ruangan dan memulai
peranan lakon dengan dua siswa lainnya.
 Setelah tiga menit, umumkan waktunya dan perintahkan siswa kedua
untuk memasuki ruangan dan mengulang situasi yang sama. Siswa
pertama kini dan dapat tetap tinggal dalam ruangan. Setelah tiga
menit dengan siswa kedua, lanjutkan dengan siswa ketiga dengan
ulang skenario itu.
 Pada akhir pemeranan lakon, perintahkan siswa u niembandingkan
dan membedakan gaya dan kpf siswa relawan dengan
mengidentifikasi tehnik-tehnik mana yang efektif dan dengan
mencatat bagian man saja yang perlu diperbaiki.
VARIASI
 Sebagai alternatif dari memimpin diskusi kelas, bagilah siswa menjadi
tiga kelompok. Berikan satu dari tiga pemeran lakon kepada tiap
kelompok. Perintahkan tiap kelompok untuk menentukan siswa yang
akan memberi mereka umpan balik pendukung. Gunakan prosedur ini
ketika anda merasa perlu mengurangi kemungkinan adanya rasa malu
karena dilakukannya pembandingan antar para pemeran lakon secara
terbuka.
 Untuk kelompok yang lebih besar, bagilah siswa menjadi tiga bagian
dan ikuti prosedur penggiliran dari pemeranan lakon rangkap tiga.
Siswa selanjutnya kembah ke posisi semula untuk membandingkan
dan membe­dakan ketiga gaya pemeranan lakon tersebut.
105. Mengilir Peran
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan cara yang bagus untuk memberi kesempatan bagi
tiap siswa untuk mempraktikkan ketrampilan melalui pemeranan lakon
tentang situasi kehidupan nyata.
PROSEDUR
 Bagilah siswa menjadi kelompok-kelompok yang beranggotakan tiga
siswa, yang tersebar di ruang kelas, dengan celah yang seluas
mungkin antar ketiganya.
 Perintahkan tiap trio (kelompok tiga siswa) untuk membuat skenario
kehidupan nyata yang membahas topik yang telah anda diskusikan.
 Setelah masing-masing trio menulis ketiga skenarionya pada lembar
yang terpisah, satu anggota tim dari tiap kelompok menyampaikan
skenario itu kepada kelompok selanjutnya dan sudah disediakan ketika
anggota kelompok membaca skenario untuk mengklarifikasi atau
memberikan informasi tambahan bilamana perlu. Siswa kemudian
kembali ke kelompok aslinya.
 Secara bergiliran, tiap anggota trio akan memiliki kesempatanan untuk
mempraktikan peran primemya (yakni sebagai orang tua), peran
sekundernya (sebagai anak) dan pengamat.
 Tiap babak mesti berlangsung minimal 10 menit pemeran lakon,
dengan 5 hingga 10 menit pemerian umpan balik dari pengamat.
Andalah yang menentukan panjang tiap babak sesuai dengan waktu
yang tersedia, topik yang dibahas, dan tingkat kemampuan siswa.
 Datam tiap babak, pengamat mesti berkonsentrasi pada
pengidentifikasian apa yang dilakukan dengan baik oleh pemain
primer dalam menggunakan konsep ketrampilan yang dipelajari di
kelas dan apa yang dapat dia lakukan untuk memperbaikinya.
VARIASI
 Sebagai alternatif dari penugasan tiap kelompok untuk menulis
skenarionya sendiri anda dapat mempersiapkan skenarionya.
 Sediakan lembar masukan bagi pengamat yang mengidentifikasi
ketrampilan dan tehnik-tehnik khusus yang mesti ia cermati.
106. Memperagakan Caranya

URAIAN SINGKAT
Tehnik ini memberi siswa kesempatan untuk mempraktikan, melalui
peragaan, ketrampulan khusus yang diajarkan di kelas. Pemeragaan
acapkali merupakan alternatif yang cocok untuk pemeranan lakon karena
cara ini tidak begitu mengancam atau membuat siswa grogi. Siswa diberi
banyak waktu untuk membuat skenario mereka sendiri dan menentukan
bagaimana mereka ingin mengilustraikan ketrampilan dan tehnik yang
baru saja di bahas di kelas.

PROSEDUR
 Setelah berlangsungnya kegiatan belajar tentang topik tertentu,
kenalilah beberapa situasi umum di mana siswa mungkin diharuskan
menggunakan ketrampilan yang baru saja dibahas.
 Bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok sesuai dengan jumdah
peserta yang diperlukan untuk memperagakan sekenario yang ada.
Umumnya diperlukan dua atau tiga siswa.
 Berikan sub-sub kelompok itu waktu 10 hingga 15 menit untuk
membuat skenario tertentu yang mengbarkan situasi umum.
 Sub-sub kelompok itu juga menentukan bagaimana mereka akan
memperagakan keterpilan itu kelompok. Beri mereka 5 hingga 7 menit
untuk mempraktikkannya.
 Tiap sub kelompok akan mendapat giluran melakukan pemeragaan
bagi siswa yang lain. Beri kesempatan adanya pemberian masukan
setelah masing-masing pemeragaan selesai dilakukan.

VARIASI
 Anda dapat membuat sub kelompok dengan jumlah siswa yang lebih
banyak untuk keperluan pemeragaan bertiindak selaku pembuat
skenario, pengarah dan penasihat.
 Anda dapat membuat skenario khusus dan menugaskannya kepada
sub-sub kelompok tertentu.
107. Pemeragaan Tanpa Bicara

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strateg untuk digunakan manakala anda mengajarkan
prosedur setahap-demi-setahap. Dengan memperagakan sebuah prosedur
tanpa banyak bicara, anda mendorong siswa untuk cermat secara mental.

PROSEDUR
 Tetapkan sebuah prosedur multilangkah yang anda ingin siswa
mempelajarinya. Prosedur-prosedurnya antara lain mencakup yang
berikut ini:
 Menggunakan aplikasi komputer
 Menggunakan peralatan laboratorium
 Menjalankan mesin
 Memberikan pertolongan pertama
 Memecahkan soal matematika
 Mencari materi rujukan
 Menggambar atau melakukan kegiatan artistik lain
 Memperbaiki peralatan
 Menerapkan prosedur akuntansi
 Perintahkan siswa untuk memperhatikan anda memperagakan
seluruh prosedur. Lakukan saja, dengan sedikit atau tanpa penjelasan
atau komentar tentang apa dan mengapa anda melakukan hal itu.
Beri mereka gambaran seklias tentang seluruh tugas. Jangan
berharap untuk melakukan pengulangan. Sampai di sini, anda baru
mewujudkan kesiapan siswa untuk meipelajari
 Bentuklah sejumlah pasangan. Peragakan bagian pertama dari
prosedur itu, sekali lagi dengan sedikit atau tanpa penjelasan atau
komentar. Perintahkan pasangan untuk mendiskusikan apa yang
mereka amati peragaan anda. (Mengatakan kepada siswa apa
yang anda lakukan justru akan menurunkan kewaspadaan atau
kecermatan mental mereka) Tunjuklah seorang siswa untuk
menjelaskan apa yang anda lakukan. Jika siswa mengalami
kesulitan. peragakanlah kembali. Hargaliah pengamatan yang benar.
 Perintahkan pasangan untuk saling mempraktikan bagian pertama
dari prosedur itu. Bila mereka sudah menguasai bagian ini. lakukan
pemeragaan bagian berikutnya dari prosedur itu tanpa bicara. diikuti
dengan praktik berpasangan.
 Akhiri dengan memberi tantangan kepada siswa untuk melakukan
seluruh prosedur tanpa bantuan.
VARIASI
 Jika memungkinkan, beri siswa tugas pembuka untuk mencoba
prosedur itu sebelum pemeragaan. Beri kesempatan mereka untuk
menduga dan maklumilah mereka jika terjadi kesalahan. Dengan
melakukan hal ini, anda akan segera menjadikan siswa terlibat secara
menjadikan siswa terlibat cecara mental. Selanjutnya, perintahkan
mereka untuk mencermati apa yang anda peragakan.
 Jika ada beberapa siswa yang dapat menguasai prosedur itu lebih
cepat dibanding yang lain, rekrutlah mereka sebagai "peraga diam."
108. Pasangan dalam Praktik – Pengulangan

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi sederhana untuk mempraktikkan dan mengulang
ketrampilan atau prosedur dengan pasangan belajar. Tujuannya adalah memasukan
bahwa kedua pasangan dapat memperagakan ketrampilan atau prosedur Itu.

PROSEDUR
 Pilihlah sejumlah ketrampilan atau prosedur yang anda ingin siswa kuasai.
Buatlah pasangan. Dalam tiap pasangan, berikan dua peran: (1) penjelas atau
pemeraga dan (2) pemeriksa.
 Penjelas atau pemeraga menjelaskan dan/atau mem­peragakan cara
mengerjakan ketrampilan atau prosedur tertentu. Pemeriksa memastikan
apakah penjelasan dan/atau pemeragaan itu benar, memberi dorongan dan
memberikan pelatihan bila diperlukan.
 Pasangan berganti peran. Penjelas/pemeraga yang baru diberikan ketrampilan
atau prosedur lain untuk dikerjakan.
 Proses itu berlanjut hingga semua ketrampilan diulang.
VARIASI
 Gunakan ketrampilan atau prosedur multilangkah sebagai alternatif
dari beberapa prosedur yang berbebeda. Perintahkan
penjelas/pemeraga melakukan satu lakah dan perintahkan
pasangannya melakukan langkah selanjutnya hingga urutan
langkahnya lengkap.
 Bila pasangan telah menyelesaikan tugas merek buatlah sebuah
peragaan di depan kelompok.
109. Pemberi Peran

URAIAN SINGKAT
Dalam strategi ini, siswa mendapatkan peran seseorang yang
pekerjaannya mereka pelajari. Siswa diberikan tugas praktik nyata dengan
terlebih dahulu diberi sedikit instruksi, dan belajar "dengan mengerjakan."

PROSEDUR
 Pilihian peran yang anda ingin siswa peragakan. Berikut adalah
beberapa contohnya:
Saya adalah Walikota
Pelancong (ke negara
lain)
Penyunting
Sejarawan
Ilmuwan
Pelamar kerja
Pemilik usaha
Peneliti
Wartawan
 Siapkan instruksi tertulis yang menjelaskan satu atau berapa tugas
yang bisa diberikan pada peran itu. Sebagai contoh, seorang walikota
dapat diminta untuk mengajukan program kerja kepada dewan kota.
 Pasangkan siswa dan berikan tugas pada tiap pasangan. Beri mereka
alokasi waktu untuk menyelesaikan tugas itu. Sediakan materi rujukan
untuk membantu dalam mengerjakan tugas itu.
 Perintahkan siswa untuk kembali ke possil semula mendiskusikan
tugas itu.

VARIASI
 Ijinkan siswa untuk meninggalkan ruang kelas dan mendapatkan
pelatihan dari rekan karyawan yang dapat bertindak selaku
narasumber bagi mereka.
 Perintahkan siswa untuk mengerjakan tugas Itu sendiri tanpa
dukungan dari pasangannya.
110. Para Bola

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara dramatis dalam mempraktikkan ketrampilan kerja.
Cara ini menempatkan siswa dalam situasi sulit yang harus mereka
jelaskan cara mengatasinya.

PROSEDUR
 Pilihlah situasi yang lazim terjadi pada tugas yang tengah dipelajari
oleh siswa. Contoh-contohnya meliputi:
 Memimpin pertemuan
 Memberikan tugas kepada kaiyawan
 Mendapatkan tugas dari manajer
 Membuat presentasi
 Memberikan laporan kepada manajer
 Berbicara kepada pelanggan
 Rekrutlah beberapa siswa untuk menjadi relawan yang mau
memerankan lakon dalam situasi tertentu. Pastikan untuk menjelaskan
situasinya secara rinci.
 Bagikan instruksinya kepada siswa lain yang mengrahkan mereka
untuk melemparkan bola kepada siswa lawan. Sebutlah beberapa
tindakan yang bisa diambil untuk memberi kesulitan kepada relawan
dalam mengatasi situasi itu. Jangan memperlihatkan instruksi “lemar-
bola" itu kepada siswa relawan. Sebagai contoh, dalam sebuah
wawancara, kerja pelamar bisa saja diminta untuk mengungkapkan
informasimasi pribadinya (yang mana hal ini tidak dibenarkan)
Pelamar perlu memutuskan cara menanggapi permintaan itu.
 Beri kesempatan kepada relawan untuk menepat situasi itu. Beri tepuk
tangan atas usahanya. Diskusikan cara-cara untuk mengatasi kejadian-
kejadian yang tak terduga dengan seluruh siswa.
 Rekrutlah relawan baru dan berikan tantangan berbeda kepada
mereka.

VARIASI
 Perintahkan siswa untuk memilih "lemparan-bola" mereka sendiri
untuk diarahkan kepada relawan.
 Sebagai alternatif dari penggunaan relawan, peragakan sendiri oleh
anda cara menangkap "lemparan-bola" dari siswa.
111. Kelompok Penasehat

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi untuk mendapatkan umpanbalik selama
berlangsungnya pelajaran multisesi. Acapkali, guru meminta umpanbalik
siswa setelah pelajaran selesai, dan ini tentunya terlalu terlambat untuk
melakukan penyesuaian.

PROSEDUR
 Seusai pelajaran, tetapkan kapanwaktunyaandaakan meniinta umpan
balik dari siswa.
 Perintahkan sekelompok kecil siswa relawan untuk bertemu dengan
anda. Katakan kepada mereka bahwa tugas mereka adalah meminta
tanggapan dari siswa lain sebelum waktu pertemuan.
 Gunakan pertanyaan-pertanyaan seperti yang berikut ini:
 Hal-hal apa saja yang bermanfaat? Dan yang tidak berrnanfaat?
 Bagian mana yang belum jelas?
 Apa yang dapat membantu kalian untuk bisa mempelajari dengan
lebih baik?
 Apakah kalian siap untuk beranjak ke materi baru?
 Apakah materi saya memiliki kaitan erat dengan kehidupan kalian?
 Apa lag yang kalian inginkan dari pelajara berikutnya?
 Apa yang tidak begitu kalian inginkan?
 Apa yang kalian ingin lanjutkan?

VARIASI
 Cobalah strategi mengajar dengan "kelompok penasehat" yang anda
rencanakan untuk digunakan selama pelajaran. Mintalah tanggapan.
 Gunakan alternatif lain untuk mendapatkan umpan balik, misalnya
survei reaksi pasca-pertemuan atau survei lisan mengenal tanggapan
siswa.
BAGAIMANA MENJADI BELAJAR TIDAK TERLUPAKAN 
Sebagian guru mengajar hingga batas akhir masa sekolah, semester, atau
bidang studi. Mereka mungkin beranggapan bahwa pada saat-saat akhir
mereka dapat menjejalkan lebih banyak informasi dan menyelesaikan topik
dan materi yang niasih dalam agenda mereka.
Makna dari "menyelesaikan" matapelajaran masih perlu dipertanyakan,
karena adakalanya guru hanya sekadar menyelesaikan materi yang masih
tersisa. Memaksakan diri untuk mengajar hingga batas akhir seringkali
berakibat pada terjadinya pengajaran yang tidak tertata, ada yang terlewatkan.
atau ada yang masih belum jelas. Sebaliknya, bila kegiatan belajar bersifat
aktif, ada peluang untuk terjadinya pemahaman. Bila kita menyediakan waktu
untuk memantapkan apa yang telah dipelajari, maka ada peluang untuk
terjadinya pengingatan.
Pikirkanlah apa yang terjadi bila anda bekerja keras menggunakan
komputer, mencari informasi, memecahkan masalah. dan menyusun konsep
namun, anda lupa menyimpan hasil pekerjaan anda. Tentu saja, semua
pekerjaan anda akan hilang sia-sia. Demikian pula, hasil pembelajaran dapat
menghilang bila siswa tidak diberi kesempatan untuk menyimpannya.
Di samping menyimpan apa yang lelah dipelajari, penting pula untuk
menikmatinya. Seperti halnya pengalaman, pembelajaran akan dapat dinikmati
bila ada kesempatan untuk mengingatnya dan memberinya sentuhan akhir
yang menyentuh perasaan. Sebagaimana yang telah kita bicarakan tentang
"hidangan pembuka" dan "entri" dari kegiatan belajar aktif, sekarang yang
akan kita bahas adalah "hidangan penutup."
Ada banyak tindakan positif yang bisa kita ambil untuk menciptakan
penutup mata pelajaran yang bermakna dan, barangkali, tak terlupakan. Di
bagian ini kami akan mernbahasnya dalam empat kategori.
 Strategi Peninjauan Kembali: Bagian ini membahas cara-cara untuk
membantu siswa mengingat apa yang telah mereka pelajari dan menguji
pengetahuan dan kemampuan mereka yang sekarang. Anda akan
menjumpai strategi peninjauan kembali yang menarik bagi siswa dan
membantu "menyimpan" pembelajaran yang telah mereka terima.
 Penilaian-Sendiri: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu
siswa menilai apa yang kini mereka ketahui, apa yang kini dapat mereka
kerjakan, dan sikap apa yang sekarang mereka pegang. Anda akan
menjum­pai strategi penilaian yang membantu siswa mengevaluasi
kemajuan mereka.
 Perencanaan Masa Depan: Bagian ini membahas cara-cara untuk
membantu siswa mempertimbangkan apa yang akan mereka lakukan
dalam rangka menerapkan hal-hal yang telah mereka pelajari. Anda akan
mendapati strategi perencanaan masa depan yang menghadapkan siswa
pada fakta bahwa kegiatan belajar mereka tidak berhenti di ruang kelas.
 Ucapan perpisahan: Bagian ini membahas cara-cara untuk membantu
siswa mengenang pengalaman mereka bersama-sama dan mengungkapkan
apresiasi mereka. Anda akan mendapati strategi-strategi yang membantu
menghadirkan bagian penutup pelajaran yang memungkinkan siswa untuk
mengucapkan perpisahan.
Strategi Peninjauan Kembali
Salah satu cara yang pasti untuk membuat penibelajaran tetap melekat
dalam pikiran adalah dengan mengalokasikan waktu untuk meninjau kembali
apa yang telah dipelajari. Materi yang telah dibahas oleh siswa cenderung lima
kali lebih melekat di dalam pikiran ketimbang materi yang tidak. Itu karena
pembahasan kembali memungkinkan siswa untuk memiklrkan kembali
infonnasi tersebut dan menemukan cara untuk menyimpannya di dalam otak.
Yang berikut ini merupakan serangkaian strategi untuk mendukung
peninjauan kembali. Selain menjadi aktif, strategi ini menjadikan peninjauan
kembali sebagai aktivitas yang menyenangkan.
112. Pencocokan Kartu Indeks
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi
pelajaran. Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi
pertanyaan kuis kepada temanya.
PROSEDUR
 Pada kartu Indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun
yang diajarkan di kelas. Buatlah kartu pertanyaan dengan jumlah
yang sama dengan setengah jumlah siswa.
 Pada kartu yang terpisah, tulislah jawaban atas masing-masing
pertanyaan itu.
 Campurkan dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar
benar-benar tercampur aduk.
 Berikan satu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan
latihan pencocokan. Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan
tinjauan dan sebagian mendapatkan kartu jawabannya.
 Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah
terbentuk pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk
mencari tempat duduk bersama. (Katakan pada mereka untuk tidak
mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada di kartu
mereka).
 Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, peritahkan tiap
pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan
membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa
lain untuk memberikan jawabannya.

VARIASI
 Susunlah kartu yang berisi sebuah kalimat dengan beberapa kata yang
dihilangkan untuk dicocokkan dengan kartu yang berisi kata-kata yang
hilang itu— misalnya, "Presiden merupakan _____ angkatan
bersenjata. (panglima tertinggi).
 Buatlah kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa
kemungkinan jawabannya—misalnya, "Apa sajakah cara-cara untuk
meredam konflik?" Cocokkan kartu-kartu itu dengan kartu yang berisi
kumpulan jawaban yang relevan. Ketika tiap pasangan memberikan
kuis kepada kelompok, perintahkan mereka untuk mendapatkan
beberapa jawaban dari siswa lain.
113. Peninjauan-Ulang Topik
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memberi siswa tantangan untuk mengingat apa yang telah
dipelajari dalam tiap topik atau unit matapelajaran. Ini merupakan cara
yang bagus untuk membantu siswa meninjau-ulang materi yang telah
anda bahas.
PROSEDUR
 Pada akhir pelajaran, berikan siswa sebuah daftar topik yang telah
anda bahas. Jelaskan bahwa anda ingin mengetahui apa yang mereka
ingat tentang topik-topik itu dan apa saja yang telah mereka lupakan.
Usahakan agar suasananya tetap santal agar mereka tidak merasa
terancam oleh aktivitas itu.
 Perintahkan siswa untuk mengingat hal-hal seputar topik yang telah
dibahas dan hal-hal lain yang rnasih mereka ingat. Ajukan pertanyaan
semisal:
 Mengacu kepada hal apakah topik ini?
 Mengapa topik ini penting?
 Siapa dapat memberi saya contoh tentang apa V kita pelajari dalam
topik ini?
 Nilal-nilai apakah yang kalian dapatkan dari ini ?
 Pengalaman belajar apa sajakah yang kita dapatkan dari topik ini.
Jika tidak banyak yang diingat, olok-oloklah daya ingat baik secara
bergurau. atau salahkan diri anda karena tak bisa menjadikan topik itu
sebagai sesuatu yang tak terlupakan."Urutkan pengajuan pertanyaan
itu secara kronologis hingga anda menyinggung semua materi yang
pernah dibahas(atau lakukan selama waktu anda mencukupi).
Waktu anda membahas isinya, buatlah pernyataan nenyimpul sesuai
dengan yang anda kehendaki.
VARIASI
 Sebagai alternatif dari penggunaan proses diskusi satu kelas penuh,
perintahkan pasangan atau sub-sub kelompok untuk saling berdiskusi.
 Jika hanya ada sepuluh siswa, atau bahkan kurang, perintahkan
mereka untuk berkumpul di sekeliling sebuah daftar topik pelajaran
pada papan tulis dan melakukan peninjauan ulang atas materi yang
sudah dibahas. Agar tidak terkesan bahwa peninjauan-ulang itu
merupakan tes, cobalah anda meninggalkan ruangan sewaktu
prosesnya sedang berlangsung. Ini akan mem-berdayakan siswa untuk
menggunakan waktu secara tepat.
114. Memberikan Pertanyaan dan Mendapatkan Jawaban

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi pernbentukan-tim untuk melibatkan siswa dalam
peninjauaan kembali materi pada pelajaran sebelumnya atau pada akhir
pelajaran.

PROSEDUR
 Berikan dua kartu Indeks kepada masing-niasing siswa.
 Perintahkan tiap siswa untuk melengkapl kalimat berikut ini:
Kartu 1: Saya masih memiliki pertanyaan tentang _______________
Kartu 2: Saya bisa menjawab pertanyaan tentang _______________
 Buatlah sub-sub kelompok dan perintahkah tiap kelompok untuk
memilih "pertanyaan paling relevan untuk diajukan" dan "pertanyaan
paling menarik untuk dijawab" dari kartu anggota kelompok mereka.
 Perintahkan tiap sub-kelompok untuk melaporkan pertanyaan untuk
diajukan" yang ia pilih. Pastikan apakaha ada siswa yang dapat
menjawab pertanyaan itu. Jika tidak, guru harus menjawabnya.
 Perintahkan tiap kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk
dijawab” yang ia pilih. Perintahkan anggota sub-sub kelompok untuk
berbagi jawaban dengan siswa yang lain.

VARIASI
 Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan, dan bagikan
kepada sub-sub kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk
memilih satu atau beberapa per­tanyaan yang dapat mereka jawab.
 Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu jawaban dan bagikan kepada
sub-sub kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu
atau beberapa jawab­an yang menurut mereka membantu dalam
meninjau kembali apa yang telah mereka pelajari
115. Teka-teki Silang
URAIAN SINGKAT
Menyusun tes peninjauan kembali dalam bentuk tek teki silang akan
mengundang minat dan Partisipasi siswa. Teka-teki silang bisa diisi secara
perseorangan atau kelompok.
PROSEDUR
 Langkah pertama adalah dengan menjelaskan beberapa istilah atau
nama-nama penting yang terkait dengan matapelajaran yang telah
anda ajarkan.
 Susunlah sebuah teka-teki silang sederhana, dengan menyertakan
sebanyak mungkin unsur pelajaran. (Catatan: Jika terlalu sulit untuk
membuat teka-teki silang tentang apa yang terkandung dalam
pelajaran, sertakan unsur-unsur yang bersifat menghibur, yang tidak
mesti berhubungan dengan pelajaran. sebagai selingan)
 Susunlah kata-kata pemandu pengisian teka-teki silang anda. Gunakan
jenis yang berikut ini:
 Definisi singkat ("sebuah tes untuk menentukan sebuah
reliabilitas")
 Sebuah kategori yang cocok dengan unsumya (Jenis gas")
 Sebuah contoh ("...undang-undang adalah contohnya)
 Lawan kata ("lawan kata demokrasi")
• Bagikan teka-teki itu kepada siswa, baik secara perseorangan maupun
kelompok.
• Tetapkan batas waktunya. Berikan penghargaan kepada /ini individu
atau tim yang paling banyak memiliki jawaban benar.

VARIASI
 Perintahkan seluruh kelompok untuk bekerjasama dalam mengisi teka-
teki silang tersebut.
 Sederhanakan teka-teki itu dengan menetapkan satu kata yang
merupakan kunci dari pelajaran. Tuliskan dalam kotak mendatar.
Gunakan kata yang menunjukkan unsur-unsur lain dalam pelatihan
dan cocokan secara menurun agar membentuk kata kunci.
116. Meninjau Kesulitan pada Materi Pelajaran
URAIAN SINGKAT
Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan TV— Jawaban
diberikan terlebih dahulu, dan tantangannva adalah mengajukan
pertanyaan yang cocok atau benar Format Ini bisa dengan mudah
digunakan sebagai tinjauan tentang materi pelajaran..
PROSEDUR
 Buatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan tinjauan. Gunakan salah
satu dari beberapa kategori umum ini
 Konsep atau Gagasan
 Fakta
 Ketrampilan
 Nama
 Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebag contoh, pelajaran
bahasa Perancis mungkin melibatk topik semisal, buton, angka. dan
wama.
 Buatlah setidaknya tiga jawaban (dan pertanyaan yang terkait) per
kategori. Sebagai contoh, jawaban "Angggur berwama ini biasanya
dihidangkan dalam temperatur ruangan" bisa dicocokan dengan
pertanyaan "Minuman Rouge itu apa sih? Kita tidak perlu memiliki
jumlah pertanyaan dan jawaban yang sama dalam tiap kategori,
namun kita harus menyusun pertanyaan dan jawaban dengan derajat
kesulitan yang terus meningkat.
 Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada selembar
kertas besar dan tebal. Umumkan kategorinya dan nilal poinnya untuk
tiap kategori. Berikut adalah papan permainan sampel:
Bulan Warna Angka
10 poin 10 poin 10 poin
20 poin 20 poin 20 poin
30 poin 30 poin 30 poin
• Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa dan
sediakan kartu penjawab untuk tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah
kelompok dengan beragam tingkat ketrampilan atau pengetahuan.
• Perintahkan tim untuk memilih kapten dan pencatat nilai tim.
 Kapten tim mewakili tim. la merupakan satu-satu-nya yang bisa
mengacungkan kartu penjawab dan memberikanjawabannya.
Kapten tim harus berun-ding dengan tim sebelum memberikan
jawaban.
 Pencatat nilai bertanggungjawab menambahkan dan mengurangi
nilai untuk tim mereka.
Catalan; Sebagai moderator permainan, anda bertang­gungjawab
mencermati pertanyaan mana saja yang telah diajukan. Ketika tiap
pertanyaan diajukan, beri tanda silang pada papan permainan. Berikan
tanda centang pada pertanyaan yang sulit dijawab oleh siswa. Anda
bisa kembali kepada pertanyaan ini bila permainan selesai.
Tinnjaulah beberapa aturan permainan berikut ini:
 Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama mendapatkan
kesempatan untuk menjawab.
 Semua jawaban harus diberikan dalam bnetuk pertanyaan.
 Jika jawaban yang diberikan benar, nilal untuk kategorinya akan
diberikan. Jika jawaban tidak benar, nilai angka pada skor tim
dikurangi. Dan tim lain berkesempatan untuk menjawab.
 Tim yang memberikan jawaban terakhir yang bena akan
menguasai papan perrnainan.
VARIASI
• Sebagai alternatif dari penggunaan kapten tim, perintahkan tiap
anggota tim untuk mengambil giliran memainkan permainan tinjauan
ulang. Dia tidak boleh berkonsultasi dengan anggota tim sebelum
menjawab.
• Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan per­mainan
117. Bowling Kampus
URAIAN SINGKAT
Strategi ini merupakan alternatif dalam peninjauan-ulang materi. Strategi
ini memungkinkan guru untuk mengevaluasi sejauhmana siswa telah
menguasai materi, dan bertugas menguatkan, menjelaskan, dan
mengikhtisarkan poin-poin utamanya.
PROSEDUR
 Bagilah siswa menjadi beberapa tim beranggotakan tiga atau empat
orang. Perintahkan tiap tim memilih nama organisasi (tim olah raga,
perusahaan, kendaraan bermotor, dll) yang mereka wakili.
 Beri tiap siswa sebuah kartu indeks. Siswa akan mengacungkan kartu
mereka untuk menunjukkan bahwa mereka ingin mendapatkan
kesempatan menjawab pertanyaan. Format permainannya sama seperti
lempar koin: Tiap kali anda mengajukan sebuah pertanyaan, anggota
tim boleh menunjukkan keinginannya untuk menjawab.
 Jelaskan aturan berikut ini:
 Untuk menjawab sebuah pertanyaan, acungkan kartu kalian.
 Kalian dapat mengacungkan kartu sebelum sebuah pertanyaan
selesai diajukan jika kalian merasa sudah tahu jawabannya, segera
setelah kali melakukan interupsi pembacaan pertanyaan itu
dihentikan.
 Tim menilai satu angka untuk setiap jawaban pertanyaan yang
benar.
 Ketika seorang siswa memberikan jawaban yan salah, tim lain bisa
mengambil alih untuk menjawah (Mereka dapat mendengarkan
seluruh pertanyaan jika tim lain menginterupsi pembacaan
pertanyaan)
 Setelah semua pertanyaan diajukan. jumlahkan skornya dan umumkan
pemenangnya.
 Berdasarkan jawaban permainan, tinjaulah materi yang belum jelas
atau yang memerlukan penjelasan lebih lanjut.

VARIASI
 Sebagai alternatif penggunaan format lempar koin, selang-selinglah
pertanyaan kepada tiap tim.
 Sebagai alternatif dari menjawab pertanyaan yang sifatnya
pengetahuan. gunakan permainan itu untuk menguji apakah siswa
dapat mempraktikkan sebuah ketrampilan dengan benar.
118. Ikhtisar Siswa

URAIAN SINGKAT
Strategi ini memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengikhtisarkan
apa yang telah mereka pelajari dan untuk menyajikan ikhtisar kepada
siswa lain. Ini merupakan cara yang baik untuk mendorong siswa
merekapitulasi apa yang telah mereka pelajari dengan cara mereka sendiri.

PROSEDUR
 Jelaskan kepada siswa bahwa bila anda sendiri yang membuatkan
ikhtisar pelajaran itu berarti bertentangan dengan prinsip belajar aktif.
 Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan dua hingga
empat orang.
 Perintahkan tiap kelompok untuk membuat ikhtisar mereka sendiri
tentang mata pelajaran yang mereka tempuh. Doronglah mereka untuk
membuat uraian singkat, peta pemikiran, atau instrumen lain yang
akan memungkinkan mereka menyampaikan ikhtisar kepada siswa
lain.
Gunakan salah satu dari pertanyaan berikut untuk memandu pekerjaan
mereka:
 Apa topik utama yang telah kita bahas?
 Apa sajakah poin-poin utama yang dikemukakan dalam pelajaran
hari ini?
 Apa pengalaman yang kalian dapatkan dan manfaat apa yang
kalian dapatkan darinya?
 Gagasan atau saran apakah yang kalian dapatk dari pelajaran ini?
 Perintahkan kelompok untuk saling berbagi ikhtisar mereka. Beri
tepuk tangan atas usaha mereka.

VARIASI
 Siapkan garis-garis besar topik hari ini dan perintahkan siswa untuk
mengisi rincian dari hal-hal yang telah dibahas.
 Perintahkan siswa untuk melagukan ikhtisar itu. Perintahkan mereka
supaya menggunakan irama dari lagu-lagu yang sudah dikenal atau
cobalah perintahkan mereka untuk membuat lagu rap berisi ikhtisar
pelajaran.
119. Tinjauan Ala Permainan Bingo
URAIAN SINGKAT
Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang
telah siswa pelajari selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini
menggunakan format permainan Bingo.
PROSEDUR
 Susunlah sejumlah angka 24 atau 25 pertanyaan tentang materi
pelajaran anda yang bisa dijawab dengan beberapa contoh istilahnya:
 Angka penyebut yang paling sedikit
 Hieroglifik
 Inflasi
 Otokrasi
 Database
 Hokum Hamurabi
 Byte
 Impresionisme
 Alegori
 Fotosintesa
 Bilangan urutan
 Skizofrenia
 Klausa pengendalian
Anda juga dapat menggunakan nama, sebagai alternative dari istilah.
Berikut adalah beberapa conotohnya:
– Feud
– Copernicus
– Caesar
– Blake
– Roosovelt
– Marco Polo
– Joan Arc
– Dewey
– Pasteur
– Van Gogh
– Cuirie
– Chaucer
– Russel
– Ailey
 Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Label tiap tumpukan
dengan huruf B-I-N-G-O. kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu-kartu
ini mesti mirip sesuai dengan kartu Bingo biasa, dengan nomor-
nomor dalam tiap 24 celah dalam matrik 5X5 (celah tengah
"Kosong.")
 Bacalah sebuah pertanyan dengan angka yang terkait. Jika seorang
siswa memiliki angkanya dan dia dapat. Bila seorang siswa mencapai
lima jawaban benar dalam sebuah deretan (baik vertikal, horizontal,
maupun di­agonal). siswa tersebut boleh meneriakkan "Bingo."
Permainan dapat diteruskan hingga ke25 celah tersebut terisi.
VARIASI
 Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila
siswa mendapatkan Bingo.
 Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan
istilah utama (plus sel "kosong" di tengahnya). Ketika sebuah
pertanyaan dibacakan, jika siswa yakin bahwa salah satu dari
jawaban pada kartu itu cocok dengan pertanyaan tersebut, dia bisa
menuliskan nomor pertanyaannya di sampingnya.
120. Tinjauan ala Permainan Hollywood Squares

URAIAN SINGKAT
Strategi peninjauan ini didasarkan pada tayangan kuis TV yang pernah
propuler “Hollywood Squares."

PROSEDUR
 Perintahkan tiap siswa untuk menuliskan dua atau tiga pertanyaan
yang terkait dengan mata pelajaran. Pertanyaannya bisa dalam format
pilihan ganda, benar/ salah. atau isian.
 Kumpulkan pertanyaan. Jika anda menghendaki, tambahkan beberapa
pertanyaan dari anda sendiri.
 Simulasikan format tayangan permainan tic-tac-toc yang digunakan
dalam Hollywood Squares. Tatalah tiga kursi di depan kelas.
Perintahkan tiga siswa untuk duduk di lantai di depan kursi, tiga
duduk di kursi dan tiga lagi berdiri di belakangnya.
 Berikan kepada sembilan "selebriti" itu sebuah kartu dengan tanda X
tercetak di satu sisi dan di sisi lain untuk ditempelkan ke tubuh mereka
bila pertanyaannya berhasil dijawab.
 Perintahkan dua siswa untuk bertugas selaku kontestan. Kontestan
memilih anggota dari "celebrity square" untuk menjawab pertanyaan
permainan.
 Ajukan pertanyaan kontestan secara bergiliran kontestan menjawab
dengan "setuju" atau "tidak setuju”' kepada tanggapan panel
manakala mereka membentuk tic-tac-toc.
 Siswa lain yang tidak terlibat dalam permainan diberi kartu yang
menyatakan "setuju" di satu sisi dan "tidak setuju" di sisi lain untuk
diberikan kepada kontestan untuk membantu mereka dalam membuat
keputusan.
 VARIASI
 Lakukan rotasi pada para "selebriti" itu.
 Pasangkan siswa. Perintahkan mereka untuk bermain tic-tac-toc
kepada satu sama lain, berdasarkan kemampuan mereka untuk
menjawab pertanyaan tinjauan anda.
Penilaian Sendiri
Akhir mid semester, akhir semester, atau akhir mata pelajaran merupakan
waktu untuk melakukan perenungan. Apa yang telah saya pelajari? Apa yang
sekarang saya yakini? Apa saja ketrampilan saya? Apa saja yang perlu
diperbaiki? Menyediakan waktu untuk penilaian diri memberi siswa
kesempatan untuk mengkaji apa yang bisa ia dapatkan dari pelajaran. Strategi-
strategi yang berikut ini merupakan cara-cara terstruktur untuk meningkatkan
jenis penlialan diri ini. Itu semua merupakan penutup pelajaran yang memberi
makna bagi pengalaman siswa
121. Mempertimbangkan Kembali
URAIAN SINGKAT
Salah satu cara paling efektif untuk mendisain sebuah unit atau materi
pelajaran adalah dengan meminta siswa mengemukakan pandangan
mereka tentang topik pelajaran semenjak awal dan kemudian menilai
kembali pandangan ini pada akhir pelajaran. Ada beberapa cara untuk
melakukan bentuk pertimbangan kembali ini.
PROSEDUR
 Pada awal dari sebuah unit atau mata pelajaran. perintahkan siswa
untuk mengungkapkan pendapat mereka tentang topik pelajaran.
Sebagai contoh, tanyakanlah tentang:
 Apa yang menjadikan _____ efektif (misalnya, tugas akhir)
 Apa manfaat dari sebuah __ (konstitusi)
 Apa saran yang hendak mereka berikan untuk menjadi _____
(misalnya aktor yang lebih baik)
Gunakan salah satu dari format berlkut:
– Diskusi kelompok
– Kuesioner
– Debat pembuka
– Pernyataan tertulis
 Pada akhir dari mata pelajaran, perintahkan siswa untuk kembali
mengemukakan pendapat mereka.
 Tanyakan kepada siswa apakah pandangan mereka masih sama
ataukah sudah berubah.
VARIASI
• Diskusikan faktor-faktor yang mengakibatkan perubahan pandangan.
• Mulailah pelajaran dengan sebuah latihan yang memin­ta siswa
menuliskan situasi saat ini di mana mereka tidak begitu terampil atau
tahu banyak sebagaimana mereka nantinya (setelah mengikuti
pelajaran). Akhirilah pelajaran dengan sebuah latihan yang meminta
siswa menanyakan pada diri sendiri bagaimana mereka akan
mengatasi situasi secara lebih efektif di waktu mendatang.
122. Keuntungan dari Investasi Anda
URAIAN SINGKAT
Pendekatan ini meminta siswa untuk menilai apakah mereka akan
mendapatkan manfaat dari pelajaran. Pendekatan ini menempatkan
mereka dalam posisi "memiliki" harapan terhadap apa yang mereka
pelajari, bukan hanya sekadar mengikuti pelajaran.
PROSEDUR
 Pada awal pelajaran, perintahkan siswa untuk menuliskan apa yang
bisa mereka dapatkan dari pelajaran.
 Berikut adalah beberapa cara untuk menyusun latihan ini:
 Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi, tujuan belajar
mereka atas pelajaran ini.
 Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi apa saja yang
menurut mereka sulit atau tidak menarik pada pelajaran ini.
 Perintahkan siswa untuk membuat daftar berisi cara-cara yang bisa
mereka gunakan untuk memanfaatkan apa yang mereka pelajari.
 Meluangkan waktu secara berkala bagi siswa untuk membaca
pernyataan awal mereka dan mempertimbangkan nilai-nilai apa
yang selama ini mereka dapatkan dari pelajaran tersebut.
 Pada akhir penyajian materi, akhir semester, atau akhir pelajaran,
perintahkan siswa untuk menilai apakah investasi waktu dan usaha
mereka di kelas ada manfaatnya jika ditinjau dari apa yang menjadi
harapan mereka pada awal pelajaran.
 Mintalah umpan balik dari siswa.
VARIASI
 Buatlah sebuah pajangan berisi tujuan siswa agar mereka dapat
mencocokkannya dengan mudah selama berlangsungnya pelajaran.
 Perintahkan siswa untuk membuat penyajian materi yang menjelaskan
apa yang mereka dapatkan dari investasi mereka dalam mengikuti
pelajaran. Sebagai contoh, seorang siswa yang merasa bahwa
pelajaran yang ia ikuti memiliki manfaat mungkin akan
mengungkapkan bahwa dia mendapatkan keuntungan sebesar 75
persen dari investasi mereka.
123. Galeri Belajar
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini merupakan suatu cara untuk menilai, mengingat apa yang
telah siswa pelajari selama ini.
PROSEDUR
 Bagilah siswa menjadi beberapa kelompok beranggotakan dua hingga
empat orang.
 Perintahkan tiap kelompok untuk mendiskusikan apa yang didapatkan
oleh pada anggotanya dari pelajaran yang mereka ikuti. Hal itu boleh
jadi mencakup yang berikut ini:
 Pengetahuan baru
 Ketrampilan baru
 Peningkatan dalam bidang ketrampilan__________(misalnya
pemrograman)
 Minat baru di bidang __________(misalnya sastra)
 Percaya diri dalam ___________(misalnya, berbicara bahasa
Jerman)
Kemudian perintahkan mereka untuk membuat sebuati daftar pada
kertas lebar berisi hasil "pembelajaran" ini. Perintahkan mereka untuk
memberi judul atau menamai daftar itu "Hal-hal Yang Kita Dapatkan."
 Tempelkan daftar tersebut pada dinding.
 Perintahkan siswa untuk berjalan melewati tiap daftar. Perintahkan
agar tiap siswa memberikan tanda centang di dekat hasil belajar yang
juga dia dapatkan pada daftar selain dari daftarnya sendiri.
 Surveilah hasilnya, cermati hasil pembelajaran yang pal­ing umum
didapatkan. Jelaskan sebagian hasil pembelajaran yang tidak biasa
atau tidak diduga-duga.
VARIASI

 Jika jumlah siswanya memungkinkan, perintahkan tiap siswa untuk


membuat daftarnya sendiri.
 Sebagai alternatif dari pembuatan daftar berisi 'hasil pembelajaran'.
perintahkan siswa untuk membuat daftar "pengingat"—yang berisi
gagasan atau saran yang diberikan selama pelajaran yang menurut
siswa layak untuk diingat untuk diterapkan di kemudian hari.
124. Penilaian-Diri secara Fisik
URAIAN SINGKAT
Aktivitas ini serupa dengan Aktivitas 66, "Penilaian Diri Aktif." Dengan
menggunakannya pada akhir pelajaran siswa dapat menilai seberapa
banyak yang mereka pelajari atau mengubah pendirian yang dia punyai
sebelum mengikuti pelajaran.
PROSEDUR .
 Buatlah satu atau beberapa pernyataan yang menilai perubahan pada
siswa. Contohnya meliputi:
 Saya berubah pendirian tentang _________lantaran mengikuti
pelajaran ini.
 Saya mengalami peningkatan ketrampilan di bidang__________
 Saya mempelajari informasi dan konsep baru
 Sisihkan meja atau kursi ke samping ruangan dan perintahkan siswa
untuk berdiri di bagian belakang ruangan.
 Buatlah skala penilaian angka dari 1 hingga 5 pada papan tulis atau
dengan menempelkan skala angka itu di dinding.
 Jelaskan bahwa anda akan membacakan sebuah pernyataan kepada
siswa. Setelah mendengarkan masing-masing pernyataan, siswa harus
berdiri di depan angka skala penilaian yang paling cocok dengan
penilaian-dirinya. Gunakan skala yang berikut ini:
1 = sangat tidak setuju
2 = tidak setuju
3 = ragu-ragu
4 = setuju
5 = sangat setuju
Manakala tiap pernyataan dibacakan, siswa harus beranjak ke tempat
di dalam ruangan itu yang paling cocok dengan penilaian diri mereka.
Sarankan siswa untuk menilai diri mereka secara realistis.
Kemukakan bahwa beberapa faktor dapat menciptakan sedikit per­
ubahan atau samasekali tidak, Faktor-faktor itu meliputi tingkat
pengetahuan atau ketrampilan sebelumnya. kebutuhan akan latlhan
atau waktu yang lebih banyak, dan sebagainya.
 Setelah terbentuk barisan di depan berbagai posisi, pe­rintahkan siswa
untuk berbagi alasan mengapa mereka memilih penilaian itu. Garis
bawahi kejujuran mereka.
 Setelah mendengarkan pendapat siswa lain, perintah­kan setiap siswa
yang ingin mengubah posisi angka mereka pada skala tersebut untuk
melakukannya.
VARIASI
 Gunakan penilaian sendiri dengan menggunakan alat tulis sendiri
sebagai alternatif dari pemberian latihan secara terbuka.
 Perintahkan siswa untuk berbaris guna mengetahui seberapa banyak
yang setuju dengan tiap pernyataan. Tehnik ini, yang disebut "garis-
lurus fisik," memaksa siswa untuk mendiskusikan satu sama lain aoa
yang telah mereka pelajari dan bagaimana mereka mengalami
perbahan manakala mereka menempatkan diri pada anak posisi yang
mereka kehendaki pada garis lurus fisik tersebut.
125. Mozaik Penilaian
URAIAN SINGKAT
Latihan ini menggunakan kegiatan membuat gambar mozaik yang
memungkinkan siswa menilai diri mereka dengan cara yang kreatif.
PROSEDUR
 Kumpulkan beberapa rnajalah. Sediakan gunting, spidol, dan lem (atau
isolasi) bagi siswa.
 Perintahkan siswa untuk membuat sebuah mozaik yang menunjukkan
apa yang telah mereka pelajari dan/ atau bagaimana perubahan yang
mereka alami setelah mengikuti pelajaran.
 Buatlah saran-saran berikut:
 Guntinglah kata-kata dari iklan majalah yang menjelaskan
pandangan. ketrampilan, atau pengetahuan kalian.
 Tempelkan gambar visual yang secara grafis menjelaskan apa saja
yang telah kalian capai.
 Gunakan spidol untuk memberi nama mozaik terse­but dan untuk
memberi tambahan penjelasan gambar versi kalian sendiri.
 Buatlah sebuah galeri mozaik penilaian. Perintahkan siswa untuk
mengunjungi hasil-hasilnya dan memberi komentar tentang mozaik
yang dipajang.
VARIASI
• Buatlah mozaik tim ebagai alternatfi dari mozaik perseorangan
• Sebagai laternatif dari pembuatan mozaik, perintahkan siswa untk
membuat “perisai” atau “rompi tentara” yang ditempeli stiker berisi
hal-hal yang mereka capai.

Perencanaan Masa Depan


Pada akhir dari pelajaran yang menampilkan kegiatan belajar aktif, siswa
biasanya akan bertanya. "selanjutnya bagairnana?" Keberhasilan belajar aktif
benar-benar terukur oleh cara menjawab pertanyaan itu—yakni, bagaimana
hal-hal yang telah dipelajari di kelas mempengaruhi apa yang akan dilakukan
siswa di masa mendatang. Strategi-strategi yang berikut ini dirancang untuk
mendukung perencanaan masa depan. Sebagian di antaranya merupakan
teknik yang cukup cepat yang bisa anda gunakan bila waktunya terbatas.
Sebagian lain memerlukan lebih banyak waktu dan komitmen namun akan
membuahkan hasil yang lebih balk.
126. Tetaplah Belajar
URAIAN SINGKAT
Strategi ini memungklnkan siswa menemukan cara-cara untuk terus
mempelajari mata pelajaran yang anda ajarkan.
PROSEDUR
 Kemukakan harapan anda agar siswa tidak berhenti belajar hanya
karena pelajaran telah berakhir.
 Kemukakan kepada siswa bahwa ada banyak cara bagi mereka untuk
terus belajar secara mandiri.
 Tunjukkan bahwa salah satu caranya adalah dengan membuat daftar
berisi gagasan mereka sendiri untuk "terus mempelajari."
 Buatlah sub-sub kelompok. Perintahkan tiap sub kelompok untuk
mencetuskan gagasan. Berikut adalah beberapa saran umum:
 Carilah artikel majalah, koran dsb, yang terkait dengan mata
pelajaran.
 Ambil cara lain dalam bidang pelajaran yang sama.
 Buatlah daftar bacaan masa mendatang.
 Baca kembali buku dan tinjaulah catatan yang dibuat selama
pelajaran.
 Ajarkan sesuatu yang kalian pelajari kepada siswa lain.
 Cari pekerjaan atau tugas yang mengguankan ketrampilan yang
telah kalian pelajari
 Perintahkan siswa untuk kembali ke tempat masing-masing dan
perintahkan tiap sub kelompok untuk berbagi gagasan terbaiknya.

VARIASI
 Siapkan terlebih dahulu, sebuah daftar saran bagi siswa. Perintahkan
mereka untuk memeriksa saran-saran yang dicmggap cocok bagi
mereka.
 Kirimi siswa gagasan untuk memperpanjang pembelajaran mereka
beberapa minggu setelah pelajaran berakhir.
127. Stiker yang Sangat Lengket
URAIAN SINGKAT
Strategi yang menyenangkan ini memungkinkan siswa untuk membuat
pengingat, yang mengingatkan mereka supaya menggunakan apa yang telah
mereka pelajari. Mereka mesti menempelkannya pada bagian-bagian yang
permukaannya rata (kulkas, pintu, meja dsb).
PROSEDUR
 Perintahkan siswa untuk membuat stiker imajiner yang dapat dilekatkan
pada mobil yang isinya mengiklankan sebagai berikut:
 Satu hal yang mereka pelajari di kelas ("Pengamatan merupakan
dasar dari semua ilmu pengetahuan"
 Pemikiran utama atau penggalan saran yang akan mereka ingat untuk
memandu mereka di masa mendatang ("Gunakan kalimat topik")
 Langkah pemraktikan yang akan mereka ambil kelak ("Baca-baca
dulu materinya sebelum kau membacanya secara serius")
 Pertanyaan untuk diajukan ("Apa sih yang menjadi tujuan saya?")
 Perintahkan siswa untuk mengungkapkan pendapat mereka seringkas
mungkin. Perintahkan mereka untuk merumuskan kemungkinkan
sebelum menentukan pilihan. Doronglah mereka untuk mendapatkan
reaksi siswa lain atas gagasan mereka. Mereka bisa mencontoh tulisan
pada stiker yang sudah terkenal. misalnya "Berani Berbuat, Berani
_____," atau slogan iklan misalnya Tidak ada _____''yang mampu
menandinginya.”
 Sediakan materi dan perlengkapan untuk membuat stiker seatraktif
mungkin.
 Buatlah galeri pajangan stiker. Pastikan bahwa siswa membawa
pulang stiker mereka untuk dipajang di tempat yang menurut mereka
cocok.
VARIASI

 Berikan kepada siswa stiker buatan anda sendiri untuk mereka bawa
pulang.
 Perintahkan siswa untuk merumuskan ide tulisan stiker pada kartu
indeks. Kumpulan kartu-kartu tersebut dan bagikan kepada seluruh
kelompok. Perintahkan tiap siswa untuk memilih tiga ide dari siswa
lain yang cocok dengan mereka.
128. Dengan Ini Saya Tetapkan Bahwa...
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang banyak dipraktikan untuk mendapatkan
komitmen terhadap penerapan atas apa yang telah dipelajari di kelas.
Strategi Ini juga merupa­kan cara yang balk untuk membantu siswa
mengingat pelajaran yang telah lama berlalu.
PROSEDUR
 Perintahkan siswa untuk mengatakan kepada anda apa yang mereka
dapatkan dari pelajaran. Catat pikiran mereka dan pajanglah dalam
bentuk daftar campuran.
 Berikan kepada siswa selembar kertas kosong dan sehelai amplop.
 Perintahkan mereka untuk menulis aendiri sepucuk surat yang
mengindikasikan apa yang mereka (secara pribadi) telah atau terus
pelajari dari mata pelajaran dengan cara mereka sendiri. Sarankan agar
mereka memulal surat dengan kata-kata "Dengan ini saya tetap kan
bahwa."
 Katakan pada mereka bahwa surat itu bersifat rahasia. Perintahkan
mereka untuk memasukkannya ke dalam amplop. Alamatkan pada diri
sendiri, dan kemudian amplopnya dilem.
 Perintahkan siswa untuk menyertakan catatan pada amplop yang
menyebutkan kapan mereka ingin mengirimkannya ke alamat mereka
sendiri. Janjikan untuk mengirim surat itu, kepada siswa bila mereka
memintanya.
VARIASI
 Sebagai alternatif dari memerintahkan siswa untuk mengirim surat ke
alamat sendiri, sarankan mereka untuk menulis kepada orang lain,
yang menunjukkan keputusan dan permintaaan dukungan mereka.
 Setelah satu bulan kirimkan sepucuk surat kepada siswa yang isinya
adalah ikhtisar pokok-pokok pela­jaran. Doronglah mereka untuk
menerapkan apa yang telah mereka pelajari. Sarankan beberapa cara
untuk terus mempelajari mata pelajaran
129. Kuesioner Lanjutan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan strategi yang cerdik untuk meningkatkan kesadaran siswa
akan pelajaran setelah larna berakhir. Strategi Ini juga berfungsi sebagai
cara untuk tetap berhubungan dengan siswa.
 PROSEDUR
130.Jelaskan kepada siswa bahwa anda hendak mengirimi mereka
kuesioner lanjutan satu bulan mendatang. Kuesioner itu dimaksudkan
untuk (1) membantu mereka mengevaluasi apa yang telah mereka
pelajari dan seberapa bagus capaian mereka dan (2) memberi anda
umpan balik
131.Katakan kepada mereka untuk mengisi kuesioner demi kebaikan
mereka sendlri. Perintahkan mereka untuk mengemballkan kuesioner
itu kapan saja mereka meng-hendaki.
132.Ketika anda menyusun kuesioner, pertimbangkan beberapa saran
berikut ini:
 Usahakan agar nada pertanyaannya informal dan ramah.
 Campurkan pertanyaan-pertanyaannya agar pertanyaan yang paling
mudahlah yang lebih dahulu diisi. Gunakan format semisal
cheklist. skala penilaian, kalimat tak lengkap, dan esai pendek.
 Tanyakan tentang apa yang paling mereka ingat, ketrampilan apa
yang sekarang mereka terapkan, dan keberhasllan apa yang telah
mereka capai.
 Tawarkan kepada siswa peluang untuk bertanya kepada anda
tentang persoalan dan cara penerapannya.
Berikut adalah contohnya:
Setelah berpartisipasi dalam sebuah pelajaran "Komunikasi Asertif,"
siswa diberikan kuesioner lanjutan seperti misal:
Halo! Bagamana kabarnya? Saya harap kalian memiliki kesempatan
untuk menerapkan ketrampilan. komunikasi asertif kalian. Seperti saya
janjikan, saya mengirimi kalian kuesioner ini guna. membantu kalion
meninjau ulang dan menilai kemampuan kalian untuk memantapkan
diri dalam mencapai tujuan kalian. Dengan mengirimkan kembali
kuesioner ini kepada. saya, kalian juga akan membantu saya
mengevaluasi pengaruh dari pelayanan yang saya ajarkan. Terima
kasih!
1. Peringkatkanlah situasi-situasi berikut ini berdasar-kan urutan
kesulitannya menurut kalian pada skala dari 1 (sangat tidak sulit)
hingga 5 (amat sangat sulit).
_______Mengatakan "Tidak" tanpa meminta maaf.
_______Memulal percakapan.
_______Mencurahkan perasaaan secara jujur.
_______Bersikap menyakinkan.
_______Menghadapi orang yang sangat sulit.
2. Indikaslkan tingkat kesulitan yang kalian imliki dalam situasi berikut
ini:
Berbicara dengan lawan jenis _____ _____ _____
Mendlsipllnkan anak Berbicara di telepon _____ _____ _____
Meminta kenaikan gaji _____ _____ _____
Berbicara dalam kelompok _____ _____ _____
Menolak tawaran sales _____ _____ _____
Mengembalikan makanan di sebuah restoran_____ _____ _____
3. Jelaskan dengan singkat situasi saat Ini. di mana Italian bertindak
secara tegas:
________________________________________________________
________________________________________________________
__
4. Jelaskan situasi terkini dimana kalian tidak bertindak tegas dan
menyesalinya
________________________________________________________
________________________________________________________
__
5. Lengkapilah pernyataan berikut ini:
______ Tolong Telepon saya. Saya mengalami kesulitan dengan _____
______ Semuanya baik-baik saja kok. Tidak perlu menelpon saya.

VARIASI
 Kirimkan materi lanjutan yang mungkin menarik bagi siswa.
 Sebagai alternatif dari pengalaman kuesioner, wawancarailah siswa via
telepon atau secara empat mata. Gunakan sampel kecil jika jumlah
siswanya banyak.
130. Berpegang Erat
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan sebuah prosedur di mana siswa membuat komitmen serius
untuk menerapkan apa yang telah mereka pelajari.
PROSEDUR
131. Perintahkan siswa untuk mengisi formulir lanjutan pada akhir
pelajaran. Formulir itu berisi pernyataan-pernyatan semisal bagaimana
mereka berencana menerapkan apa yang telah mereka pelajari atau
untuk terus mempelajari lebih banyak tentang mata pelajaran yang
telah mereka ikuti. Berikut adalah formulir sampelnya.
Formulir Perencanaan Masa Depan
Jelaskan bagaimana kalian berencana menerapkan pelajaran ini dan katakan kapan dan
bagaimana kalian berencana menerapkannya. Berikan penjelasan secara rinci.
a. Situasi _____________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
Rencana yang akan saya terapkan _______________________________________________
___________________________________________________________________________
b. Situasi ____________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
Rencana yang akan saya terapkan _______________________________________________
___________________________________________________________________________
Jelaskan apa yang ingin kalian lakukan untuk terus mempelajari (sisipkan nama pelajaran):
_______________________________________________________________________________
___________________________________________________________________________
2. Bila formulir itu sudah lengkap, berltahu siswa bahwa lembar
perencanaan masa depan mereka akan dikirim kepada mereka dalam
tiga atau empat minggu. Pada selang waktu sebelum itu, mereka
dikirimi instruksi lanjutan berikut ini:
Silahkan tinjau lembar perencanaan masa depan kalian. Tempatkan
huruf A di dekat rencana-rencana yang telah berhasil kalian terapkan.
Tempatkan huruf B di samping rencana-rencana yang tengah kalian
kerjakan penerapannya. Tempatkan huruf C di dekat rencana-rencana
yang belum dapat kalian realisasikan. Jelaskan kendala apa saja yang
menghalangi penerapan rencana kalian.
VARIASI
3. Perintahkan siswa untuk berbagi rencana masa depan mereka dengan
seorang yang bisa memberi saran. Sarankan agar mereka secara
bersama menyusun rencana Itu untuk membantu siswa agar "tetap
menjadikannya pegangan."
4. Cantumkan dukungan pemberi saran atas rencana ini dalam sebuah
daftar sebelum pelajaran dimulai.
Ucapan Perpisahan

Pada umumnya, siswa mengalami rasa kedekatan dengan teman sekelas. Ini
terjadijika siswa ainbll bagian dalaiii keglatan belajar aktif. Mereka perlu
mengucap-kan perpisahan satu sama lain dan rnengungkapkan penghargaan
mereka atas dukungan dan dorongan yang diberikan satu sama lain selama
mengikuti pelajaran. Ada banyak cara untuk membantu menyemarakkan
suasana perpisahan ini. Strategi-strategi yang berikut Ini cukup baik untuk
diterapkan;
131. Papan Scrabble Perpisahan
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan tehnik yang memungkinkan siswa untuk berkumpul
bersama pada akhir pelajaran dan mengenang apa yang telah mereka
alami bersama. Ini dilakukan dengan membuat papan scrabble raksasa.
PROSEDUR
132.Buatlah pajangan besar dengan judul mata pelajaran yang diajarkan.
Gabungkan kata-kata di dalam judul jika ada lebih dari satu kata.
Sebagai contoh, "Sejarah Kuno" menjadi sejarah kuno.
133.Berikan spidol kepada siswa. Jelaskan, bila perlu, cara membuat kata-
kata dengan sistem scrabble, dengan menggunakan judul yang
dipajang sebagai pangkal katanya. Pertimbangkan cara-cara
pembentukan kata berikut ini:
 Secara mendatar atau menurun
 Dimulai dengan. diakhiri dengan, dan disisipi dengan huruf apa
saja yang sudah tersedia.
134.Namun demlkian, ingatkan siswa bahwa mereka tidak boleh
menggabungkan dua kata haru ada spasi antara keduanya. Gunakan
nama atau ejaan yang benar.
4. Tetapkan batas waktunya dan perintahkan siswa untuk membuat kata-
kata kunci sebanyak yang mereka bias yang berkaitan dengan mata
pelajaran atau pengalaman belajar yang telah mereka jalani.
5. Sarankan supaya mereka membuat pembagian kerja agar sebagian
siswa melakukan pencatatan dan sebgia lain mencari kata-kata baru.
6. Ucapkan kata "Mulai" dan perintahkan siswa untuk menghitung kata-
kata dan berikan tepuk tangan meriah sebagai penghargaan atas
catatan visual yang menarik yang berisi pengalaman mereka

VARIASI
7. Jika ukuran kelompok tidak memungkinkan atau cukup menyulitkan
untuk aktivitas ini, bagilah siswa menjadi sub-sub kelompok yang
masing-masing mem­buat papan Scrabble. Tampilkan hasilnya bersama
dan hitunglah jumlah total kata-kata yang dihasilkan oleh seluruh
siswa.
8. Sederhanakan aktivitas itu dengan menulis judul pela­jaran secara
menurun dan meminta siswa menulis (secara mendatar) sebuah verba,
ajektiva, atau kata benda yang mereka kaitkan dengan judul itu dan
berawal dari masing-masing huruf dalam judul tersebut
132. Menjalin Hubungan

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan sebuah kegiatan yang secara simbolik menggambarkan
sebuah pelajaran yang sudah hampir diakhiri. Aktivitas ini terutama cocok
bila siswa telah memiliki hubungan erat satu sama lain.

PROSEDUR
133. Gunakan seutas benang untuk menghubungkan siswa, dalam artian
harfiah maupun simbolis.
134. Perintahkan semua siswa untuk berdiri dan membentuk lingkaran.
Mulailah prosesnya dengan menyatakan secara singkat apa yang anda
alami selama memberikan pelajaran.
135. Dengan memegang ujung benang, lemparkan bundelannya kcpada
seorang siswa di sisi lain dari lingkaran itu. Perintahkan siswa tersebut
untuk menyatakan secara singkat apa yang dia alami sebagai hasil dari
keikutsertaannya dalam pelajaran ini. Kemudian perintahkan siswa itu
untuk memegang benang dan melemparkan bundelannya kepada siswa
lain.
4. Perintahkan tiap siswa untuk mengambil giliran menerima bundelan,
berbagi pemikiran, dan melemparkan benang, terus memegang bagian
yang menyakitkan dirinya. Formasi yang dihasilkan adalah sebuah
jaring benang yang mengkaitkan setiap anggota kelompok.
Beberapa komentar yang dapat diungkapkan meliputi:
 Saya senang bisa mengenal teman sekelas secara pribadi.

 Saya merasa bisa bersikap terbuka dan jujur disini


 Saya mendapatkan kegembiraan di kelas ini.
 Saya mulai memikirkan cara-cara untuk mempraktikkan apa yang
telah saya pelajari.
 Kita semua adalah kelompok besar!
5. Lengkapi aktivitas itu dengan menyatakan bahwa pro­gram ini bermula
sebagai pengumpulan individu yang mau menjalin hubungan dan
belajar satu sama lain.
6. Putuskan benang menggunakan gunting agar tiap siswa, kendati
datang secara individual, memegang bagian dan siswa lain. Ucapkan
terirna kasih kepada siswa atas minat, gagasan, waktu dan usaha
VARIASI
1. Perintahkan tiap siswa untuk mengungkapkan rasa penghargaannya
kepada siswa yang mengulurkan benang kepadanya.
2. Sebagai altematif dari penggunaan benang, lemparkan atau overkan
sebuah bola atau benda serupa itu. Perintahkan tiap siswa untuk
menerima bola, kemudian dia boleh mengungkapkan ucapan
perpisahan.
133. Foto Bersama
URAIAN SINGKAT
Ini merupakan aktivitas yang mengakui sumbangsih dari setiap siswa
sembari mengenang seluruh teman sekelas.
PROSEDUR
134.Kumpulkan seluruh siswa untuk diambil fotonya secara bersama.
Sebaiknya dibuatlah minimal tiga deret siswa—deret pertama jongkok
di lantai, deret kedua duduk di kursi, dan deret ketiga berdiri di
belakang kursi. Ketika anda akan mengambil gambar, ucapkanlah
kata-kata perpisahan anda. Tekankan betapa kegiatan belajar aktif
sangat bergantung pada dukungan dan keterlibatan siswa. Ucapkan
terima kasih kepada siswa atas keikutsertaan mereka demi
keberhasilan pelajaran.
135.Selanjutnya, perintahkan salah satu siswa untuk meninggalkan
kelompok dan menjadi "fotografer". (Opsional: Perintahkan tiap
peserta untuk sekadar nadir dan melihat gambar terakhir seluruh teman
sekelas.)
136.Jika jumlah siswa dalam kelas tidak terlalu besar, perintahkan tiap
siswa untuk berbagi pendapat terakhir mereka dengan kelompok.
Perintahkan kelompok untuk memberi tepuk tangan kepada siswa itu
atas kontribusinya bagi kelas.
4. Bila filmnya sudah dicetak, berikan tiap anggota masing-masing satu
foto berisi seluruh anggota kelas.
VARIASI
5. Gunakan sesi foto bersama sebagai kesempatan untuk meninjau
beberapa inti pelajaran.
6. Sebagai alternatif dari membuat kenangan perpisahan bersama,
perintahkan siswa untuk menulis pendapat akhir pada selembar kertas
dan menempelkannya di dinding.
134. "Ujian Akhir"

URAIAN SINGKAT
Ini merupakan cara yang menyenangkan untuk mengenang kegiatan yang
berlangsung dalam kelas.

PROSEDUR
135. Beri siswa kertas kosong dan katakan kepada mereka inilah saatnya
"ujian akhir". Usahakan agar mereka tegang menghadapi ujian akhir.
136. Katakan kepada mereka bahwa tugas mereka adalah menulis secara
urut banyaknya aktivitas belajar yang telah mereka jalani di kelas.
(Sampai di sini, kemukakan bahwa ini merupakan tantangan yang
menyenangkan yang tidak akan dinilai).
137. Setelah setiap siswa selesai (atau menyerah!) buatlah daftar kegiatan
belajar yang merupakan campuran dari seluruh siswa. Lakukan
penyesuaikan sampai daftar urutan kegiatan itu benar.
138. Berdasarkan daftar kegiatan belajar yang dipajang, perintahkan siswa
untuk mengenang pengalaman-pengalaman tersebut, mengingat saat-
saat menyenangkan, saat bekerjasama, dan berbagi pendapat.
5. Adakan diskusi agar acara mengenang kembali itu menghadirkan
semacam suasana perpisahan yang nuansa emosionalnya kuat bagi
seluruh siswa.

VARIASI
6. Sediakan daftar kegiatan dari awal pelajaran. Segeralah memulai
diskusi mengenang seluruh kegiatan kelas.
7. Sebagai alternatif dari pemfokusan pada kegiatan, fokuskan latihan
pada "saat-saat untuk dikenang." Biarkan siswa menginterpretasikan
kata-kata ini. Ini dapat menciptakan kenangan yang penuh tawa dan
nostalgia bagi seluruh kelas.
135. Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu
pandekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi pelajaran.
Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi
dalam situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana
belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (2000: 2)), “Pengajaran berbasis masalah
dikenal dengan nama lain seperti Project-Based Teacihg (Pembelajaran
Proyek), Experienced-Based Education (Pendidikan berdasarkan
pengalaman), Authentic Learning (Pembelajaran Autentik), dan Achoered
Instruction (Pembelajaran berakar pada kehidupan nyata)”.
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan
masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Pengajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru
mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran
ide secara terbuka. Secara garis besar pengajaran berbasis masalah terdiri dari
menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang
dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan
dan ikuiri.
a) Ciri-cirinya
Berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah mencoba
menunjukkan cirri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
1. Pengajuan pertanyaa atau masalah.

Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-


prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan
masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan
masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi
bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidipan nyata
yang autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan
adanya berbagai macam solusi itu.
2. Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.

Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata


pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan
diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata agar dalam
pemecahannya siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
3. Penyelidikan autentik.
Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari pemecahan masalah nyata.
Mereka harus menganalisasi dan mendefinisikan masalah,
mengembankan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan),
membuat iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu,
metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang
sesdang dipelajari.
4. Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan
produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan
yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang
mereka temukan. Produk itu dapat berupa transkrip debat, laporan,
model fisik, video atau program computer (Ibrahim & Nur, 2000:5-7).
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu
sama lain (paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok
kecil). Bekerja sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan
terlibat dalam tugas-tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk
berbagi inkuiri dan dialog dan untuk mengembangkan keterampilan
sosial dan keterampilan berpikir.
b) Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar
Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru memberikan
informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran berbasis masalah
dikembangkan terutama untuk membantu siswa mengembangkan
kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan keterampilan intelektual,
belajar tentang berbagai peran orang dewasa melalui pelibatan mereka
dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan menjadikan pembelajar yang
otonom dan mandiri. Uraian rinci terhdap ketiga tujuan itu dijelaskan lebih
jauh oleh Ibrahim dan Nur (2000:7-12) berikut ini.
1. Keteramplan Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah
Berbagai macam ide telah digunakan untuk menggambarkan cara
seseorang berpikir. Tetapi, apakah sebenarnya yang terlibat dalam
proses berpikir? Apakah keterampilan berpikir itu dan terutama apakah
keterampilan berpikir itu?
 Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti
induksi, deduksi, klasifikasi, dan penalaran.
 Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa)
objek nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan
simbolik itu untuk menemuan prinsip-prinsip esensial
tentang objek dan kejadian itu untuk menemukan prinsip-prinsip
esensial tentang objek dan kejadian itu. Pernyataan simbolik
(abstrak) seperti itu biasanya berbeda dengan operasi mental yang
didasarkan pada tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.
 Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan
mencapai kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan
yang seksama.
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan penjelasan
sebagai berikut:
 Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alur tindakan
yang tidak sepenuhnya dapat diterapan sebelumnya.
 Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks. Keseluruhan alurnya
tidak dapat diamati dari satu sudut pandang.
 Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi,
masing-masing dengan keuntungan dan kerugian.
 Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.
 Berpikir tingkat tinggi melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu
yang berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.
 Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak penerapan banya
kriteria, yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain.
 Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak pengaturan diri tentang
proses berpikir. Kita tidak mengakui sebagai berpikir tingkat tinggi
pada seseorang jika ada orang lain membantunya pada setiap tahap.
 Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan
struktur pada keadaan yang tampaknya tidak teratur.
 Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja
mental besar-besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan
pertimbangan yang dibutuhkan.
2. Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan
seperti pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan
ketidakpastian. Hal ini berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan
yang perlu diaktifkan sangatlah kompleks. Resnick juga menekankan
pentingnya konteks atau keterkaitan pada saat berpikir tentan berpikir.
Meskipun proses memiliki beberapa kesamaan antarsituasi, proses itu
juga bervarisai bergantung pada apa yang dipikirkan seseorang.
Sebagai contoh, proses yang kita gunakan untuk memikirkan
matematika berbeda dengan proses yang kita gunakan untuk
memikirkan puisi. Proses berpikir yang digunakan untuk memikirkan
ide abstrak berbeda dengan yang digunakan untuk memikirkan situasi
kehidupan nyata. Karena hakikat kekomplekan dan konteks dari
keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka keterampilan itu tidak dapat
diajarkan menggunakan pendekatan yang dirancang untuk
mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret. Keterampilan
proses dan berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas dapat
diajarkan, dan kebanyakan program dan kurikulum dikembangkan
untuk tujuan ini sangat mendasarkan diri pada pendekatan yang sama
dengan pengajaran berbasis masalah.
1. Pemodelan Peran Orang Dewasa
Resnick juga memberikan rasional tentang bagaimana pengajaran
berbasis masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi
kehidupan nyata dan belajar tentang pentingnya peran orang
dewasa. Dalam banyak hal pengajaran berbasis masalah
bersesuaian dengan aktivitas mental di luar sekolah sebagaimana
yang diperankan oleh orang dewasa.
 Pengajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar
magang. Hal tersebut mendorong pengamatan dan dialog
dengan orang lain, sehingga secara bertahap siswa dapat
memahami peran penting dari aktivitas mental dan belajar yang
terjadi di luar sekolah.
 Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam
penyelidikan pilihan sendiri, yang memungkinkan siswa
menginterpretasikan dan menjelaskan fenomena dunia nyata
dan membangun pemahamannya tentang fenomena tersebut.
2. Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri
Pengajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi
pembelajar yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru yang
berulang-ulang mendorong dan mengarahkan siswa untuk
mengajukan pertanyaan, mencari penyelesaian terhadap masalah
nyata oleh mereka sendiri. Dengan begitu, siswa belajar
menyelesaikan tugas-tugas mereka secara mandiri dalam hidupnya.
3. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari lima tahapan utama
yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi
masalah dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Tabel 2.1. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Tahapan Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Guru menjelaskan tujuan
Orientasi siswa kepada masalah
pembelajaran, menjelaskan logistic
Tahapan Tingkah Laku Guru
memotivasi siswa agar terlibat pada
aktivitas pemecahan masalah yang
dipilihnya
Tahap 2 Guru membantu siswa mendefinisikan
Mengorganisasi siswa untuk belajar dan mengorganisasikan tugas belajar
yang berhubugnan dengan masalah
tersebut
Tahap 3 Guru mendorong siswa untuk
Membimbing penyelidikan individual mengumpulkan informsi yang sesuai,
dan kelompok melaksanakan eksperimen, untuk
mendapatkan penyelasan dan
pemecahan masalahnya.
Tahap 4 Guru membantu siwa merekncanakan
Mengembangkan dan menyajikan hasil dan menyiapkan karyayang sesuai
karya seperti laporan, video, dan model serta
membantu mereka berbagai tugas
dengan temannya.
Tahap 5 Guru membantu siswa melakukan
Menganalisa dan mengevaluasi proses refleksi atau evaluasi terhadap
pemecahan maslah penyelidikan mereka dan proses-proses
yang mereka gunakan.
4. Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen
Tidak seperti lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang
dibutuhkan dalam pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-
hati kelompok kecil dalam pembelajaran kooperatif, lingkungan
belajar dan system manajemen dalam pengajaran berbasis masalah
dicirikan oleh sifatnya yang terbuka, ada proses demokrasi, dan
peranan siswa yang aktif. Meskipun guru dan siswa melakukan
tahapan pembelajaran yang terstruktur dan dapat diprediksi dalam
pengajaran berbasis masalah, norma di sekitar pelajaran adalah norma
inkuiri terbuka dan bebas mengemukakan pendapat. Lingkungan
belajar menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang
ditekankan.
136. Metode Demonstrasi
Yang dimaksud metode demonstrasi adalah salah satu cara mengajar, di
mana guru melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan
itu disampaikan ke kelas dan dievaulasi oleh guru. Dalam metode
pembelajaran ini, siswa tidak melakukan percobaan, hanya melihat saja apa
yang dikerjakan oleh guru. Jadi demonstrasi adalah cara mengajar di mana
seorang instruktur/atau tim guru menunjukkan, memperlihatkan sesuatu proses
misalnya merebus air sampai mendidih 100 C, sehingga seluruh siswa dalam
kelas dapat melihat, mengamati, mendengar mungkin meraba-raba dan
merasakan proses yang dipertunjukkan oleh guru tersebut.
Dengan demonstrasi, proses penerimaan siswa terhadap pelajaran akan
lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan
baik dan sempurna. Juga siswa dapat mengamati dan memperlihatkan pada
apa yang diperlihatkan guru selama pelajaran berlangsung.
Adapun penggunan teknik demonstrasi mempunyai tujuan agar siswa
mampu memahami tentang cara mengatur atau menyusun sesuatu misalnya
penggunaan kompor untuk mendidihkan air, cara membuat sesuatu misalnya
membuat kertas, dengan demonstrasi siswa dapat mengamati bagian-bagian
dari sesuatu benda ata alat seperti bagian tubuh manusia, atau bagian dari
mesin jahit. Juga siswa dapat menyaksikan kerjanya sesuatu alat atau mesin
seperti penggunaan gunting dan jalannya mesin jahit. Bila siswa melakukan
sendiri demonstasi tersebut, maka ia dapat mengerti juga cara menggunakan
sesuatu alat itu seperti menggunakan gunting untuk memotong kain. Dengan
demikian siswa akan mengerti cara-cara penggunaan seautu alat atau
perkakas, atau suatu mesin, sehingga mereka dapat memilih dan
memperbandingkan cara yang terbaik, juga mereka akan mengetahui
kebenaran dari sesuatu teori di dalam praktek. Misalnya cara memasak roti
yang terbaik.
Bila melaksanakan teknik demonstrasi agar bisa berjalan efektif, maka perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1. Guru harus mampu menyusun rumusan tujuan instruksional, agar dapat
memberi motivasi yang kuat pada siswa untuk belajar.
2. Pertimbangkanlah baik-baik apakah pilihan teknik anda mampu
menjamin tercapainya tujuan yang telah anda rumuskan.
3. Amatilah apakah jumlah siswa memberi kesempatan untuk suatu
demonstrasi yang berhasil. Bila tidak anda harus mengambil kebijaksaaan
lain.
4. Apakah anda telah meneliti alat-alat, atau telah mencoba terlebih dahulu,
5. Harus sudah menentukan garis besar langkah-langkah yang akan
dilakukan.
6. Apakah tersedia waktu yang cukup, sehingga anda dapat memberi
keterangan bila perlu, dan siswa bisa bertanya.
7. Selama demonstrasi berlangsung guru harus memberi kesempatan pada
siswa untuk mengamati dengan baik dan tertanya.
8. Anda perlu mengadakan evaluasi apakah demonstrasi yang anda lakukan
itu berhasil, dan bila perlu demonstrasi bisa diulang.
Penggunaan teknik demonstasi sangat menunjang proses interaksi
mengajar belajar di kelas. Keuntungan yang diperoleh ialah, dengan
demonstrasi perhatian siswa lebih dapat terpusatkan pada pelajaran yang
sedang diberikan, kesalahan-kesalahan yang terjadi bila pelajaran itu
direncanakan dapat diatasi melalui pengamatan dan contoh kongkrit. Sehingga
kesan yang diterima siswa lebih mendalam dan tinggal lebih lama pada
jiwanya. Akibatnya selanjutnya memberikan motivasi yang kuat untuk siswa
agar lebih giat belajar. Jadi dengan demonstasi itu siswa dapat partisipasi aktif,
dan memperoleh pengalaman langsung, serta dapat mengembangkan
kecakapannya walaupun demikian kita masih melihat juga kelemahan teknik
ini ialah:
Bila alatnya telalu kecil, atau penempatan yang kurang tepat,
menyebabkan demonstrasi itu tidak dapat dilihat dengan jelas oleh seluruh
siswa. Dalam hal ini dituntut pula guru harus mampu menjelaskan proses
belangsungnya demonstrasi, dengan bahasa dan suara yang dapat ditangkap
oleh siswa. Juga bila waktu tidak tersedia dengan cukup, maka demonstrasi
akan berlangsung terputus-putus, atau tidak dijalankan tergesa-gesa, sehingga
hasilnya memuaskan. Dalam demonstasi bila siswa tidak diikutsertakan, maka
proses demonstrasi akan kurang dipahami oleh siswa, sehingga kurang
berhasil adanya demonstrasi itu.
Maka kadang-kadang dalam pemakaian teknik mengajar itu anda perlu
menyertai dengan teknik yang lain, atau menkombinasikan dengan lain,
sehingga mampu mengatasi teknik inti yang sedang dimanfaatkan itu.
137. Metode Pembelajaran Penemuan (Discovery)
Teknik penemuan adalah terjemahan dari discovery. Menurut Sund
discovery adalah proses mental dimana siswa memampu mengasimilasikan
sesuatu konsep atau prinsip. Yang dimaksudkan dengan proses mental tersebut
antara lain ialah: mengamati, mencerna, mengerti, menggolong-golongkan,
membuat dugaan, menjelaskan, mengukur membuat kesimpulan dan sebainya.
Suaut konsep misalnya: segi tiga, pans, demokrasi dan sebagainya, sedang
yang dimaksud dengan prisnsip antara lain ialah: logam apabila dipanaskan
akan mengemabang. Dalam teknik ini siswa dibiarkan menemukan sendiri
atau mengalami proses mental itu sendiri, guru hanya membimbing dan
memberikan instruksi.
Dr. J. Richard dan asistennya mencoba self-learning siswa (belajar sndiri)
itu, sehingga situasi belajar mengajar berpindah dari situsi teacher learning
menjadi situasi student dominated learning. Dengan menggunakan discovery
learning, ialah suatu cara mengajar yang melibatkan siswa dalam proses
kegiatan mental melalui tukar pendapat, dengan diskusi, seminar, membaca
sendiri dan mencoba sendiri. Agar anak dapat belajar sendiri.
Penggunaan teknik discovery ini guru berusaha meningkatkan aktivitas
siswa dalam proses belajar mengajar.
Maka teknik ini memiliki keuntungan sebagai berikut:
a. Teknik ini mampu membantu siswa untuk mengembangkan,
memperbanyak kesiapan, serta penguasaan keterampilan dalam proses
kognitif/pengenalan siswa.
b. Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sangat pribadi individual
sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut.
c. Dapat membangkitkan kegairahan belajar mengajar para siswa.
d. Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk
berkembang dan maju sesuai dengankemampuannya masing-masing.
e. Mampu mengarahkan cara siswa belajar, sehingga lebih memiliki
motivasi yang kuat untuk belajar lebih giat.
f. Membantu siswa untuk memperkuat dan menambah kepercayaan pada
diri sendiri dengan proses penemuan sendiri.
Strategi itu berpusat pada siswa tidak pada guru. Guru hanya sebagai
teman belajar saja, membantu bila diperlukan.
Walalupun demikian baiknya teknik ini toh masih ada pula kelemahan
yang perlu diperhatikan ialah:
a. Pada siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk cara
belajar ini. Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui
keadaan sekitarnya dengan baik.
b. Bila kelas terlalu besar penggunaan teknikini akan kurang berhasil.
c. Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencaan dan
pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti dengan
teknik penemuan.
d. Dengan teknik ini ada yang berpendapat bahwa proses mental ini ada
yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu mementingkan proses
pengertiansaja, kurang memperhatikan perkembangan/pembentukan
sikap dan keterampilan bagi siswa.
e. Teknik ini mungkin tidak memberikan kesempatan untuk berpikir
secara kreatif.
138. Metode Eksperimen
Karena kemajuan teknologi dan ilmu pengertahuan, maka segala sesuatu
memerlukan eksperimentasi. Begitu juga dalam cara mengajar guru di kelas
digunakan teknik eksperimen. Yang dimaksud adalah salah satu cara mengajr,
di mana siswa melakukan suatu percobaan tentang sesuatu hal, mengamati
prosesnya serta menuliskan hasil percobaannya, kemudian hasil pengamatan
itu disampaikan ke kelas dan dievaulasi oleh guru.
Penggunaan teknik ini mempunyai tujuan agar siswa mamapu mencari
dan menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang
dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Juga siswa dapat terlatih
dalam cra berpikir yang ilmiah (scientific thinking). Dengan eksperimaen
siswa menemukan bukti keberanaran dari teori sesuatu yang sedang
dipelajarinya.
Agar penggunaan teknik eksperimen itu efisien dan efektif, perlu
pelaksana memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
139.Dalam eksperimen setiap siswa harus mengadakan percobaan, maka
jumlah alat dan bahan atau materi percobaan harus cukup bagi tiap siswa
2. Agar eksperimen itu tidak gagal dan siswa menemukan bukti yang
meyakinkan, atau mungkin hasilnya tidak membahayakan, maka kondisi
alat dan mutu bahan percobaan yang digunakan harus baik dan bersih.
3. Kemudian dalam eksperimen siswa perlu teliti dan konsetrasi dalam
mengamati proses percobaan, maka perlu adanya waktu yang cukup lama,
sehingga mereka menemukan pembuktian kebenaran dari teori yang
dipelajari itu.
4. Siswa dalam eksperimen adalah sedang belajar dan berlatih, maka perlu
diberi petunjuk yang jelas, sebab mereka disamping memeproleh
pengetahuan, pengalaman serta keterampilan, juga kematangan jiwa dan
sikap perlu diperhitungkan oleh guru dalam memilih obyek eksperimen
itu.
5. Perlu dimengerti juga bahwa tidak semua masalah bisa dieksperimenkan,
seperti masalah yang mengenai kejiwaan, beberapa segi kehidupan sosial
dan keyakina manusia. Kemungkinan lain karena sangat terbatasnya suatu
alat, sehingga masalah itu tidak bisa diadakan percobaan karena alatnya
belum ada.
Bila siswa akan melaksanakan suatu eksperimen perlu memperhatikan
prosedur sebagai berikut:
1. Perlu dijelaskan kepada siswa tentang tujuan eksperimen, mereka harus
mehami masalah yang akan dibuktikan melalui eksperimen.
2. Kepada siswa perlu diterangkan pula tentang:
 Alat-alat serta bahan-bahan yang akan digunakan dalma percobaan.
 Agar tidak mengalami kegagalan siswa perlu mengetahui variable-
variabel yang harus dikontrol dengan ketat.
 Urutan yang akan ditempuh sewaktu eksperimen berlangsung.
 Seluruh proses atau hal-hal yang penting saja yang akan dicatat.
 Perlu menetapkan bentuk catatan atau laporan berupa uraian,
perhitungan, grafik dan sebagainya.
3. Selama eksperimen berlangsung, guru harus mengawasi pekerjaan siswa.
Bila perlu memberi saran atau pertanyaan yang menunjang kesempurnaan
jalannya eksperimen.
4. Setelah eksperimen selesai guru harus mengumpulkan hasil penelitian
siswa, mendiskusikan ke kelas, dan mengavaluasi dengan tes atau sekedar
Tanya jawab.
Teknik eksperimen kerap kali digunkan karena memiliki keunggulan ialah:
1. Dengan eksperimen siswa berlatih menggunanakan metode ilmiah dalam
menghadapi segala masalah, sehingga tidak mudah percayha apdda
sesuatu yang belum pasti kebenarannya, dan tidak mudah percaya pula
kata orang, sebelum ia membuktikan kebenarannya.
2. Mereka lebih aktif berpikir dan berbuat, hal mana itu sangat dikehendaki
oleh kegiatan mengajar belajar yang modern, di mana siswa lebih banyak
aktif belajar sendiri dengan bimbingan guru.
3. Siswa dalam melaksanakan proses sendiri kebenaran sesuatu teori,
sehigga akan mengubah sikap mereka yang tahayul, ialah peristiwa-
peristiwa yang tidak masuk akal.
139. Pengajaran Berbasis Inkuiri

Pembelajaran dengan penemuan (inquiry) merupakan satu komponen


penting dalam pendekatan konstruktivistik yang telah memiliki sejarah
panjang dalam inovasi atu pembaharuan pendidikan. Dalam pembelajaran
dengan penemuan/inkuiri, siswa didorong untuk memiliki pengalaman dan
melakukan percobaan yang memungkinkan mereka menemukan prinsip-
prinsip untuk diri mereka sendiri, Bruner (1966), penganjur pembelajaran
dengan basis inkuiri, menyatakan sebagai berikut: “Kita mengajarkan suatu
bahan kajian tidak untuk menghasilkan perpustakaan hidup tentang bahan
kajian itu, tetapi lebih ditujukan untuk membuat siswa berpikir …. Untuk diri
mereka sendiri, meneladani seperti apa yang dilakukan oleh seorang
sejarawan, mereka turut mengambil bagian dalam proses, bukan suatu produk
(Nur & Wikandari, 2000:10). Belajar dengan penemuan dapat diterapkan
dalam banyak mata pelajaran. Sebagai contoh, siswa diberi sederet silinder
dengn ukuran dan berat yang berbeda-beda. Siswa diminta untuk
menggelindingkan silinder tersebut pada suatu bidang miring. Bila percobaan
itu dilakukan dengan benar, siswa akan dapat menemukan prinsip-prinsip
utama yagn menentuan kecepatan silinder tersebut.
Belajar dengan penemuan mempunyai berbagai keuntungan.
Pembelajaran dengan inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui,
memotivasi mereka untuk melanjutan pekerjaannya hingga mereka
menemukan prinsip-prinsip utama yang menentukan kecepatan silinder
tersebut.

Belajar dengan penemuan mempunyai beberapa keuntungan.


Pembelajaran dengan inkuiri memacu keinginan siswa untuk mengetahui,
memotivasi mereka untuk melanjutkan pekerjaannya hingga mereka
menemukan jawabannya. Siswa juga belajar memecahkan masalah secara
mandiri dan memiliki keterampilan berpikir kritis karena mereka harus selalu
menganalisa dan menangani informasi.

Pengajaran berbasis inkuiri membutuhkan strategi pengajar yang


mengikuti metodologi IPA dan menyediakan kesempatan untuk pembelajaran
bermakna. Inkuiri adalah seni dan ilmu bertanya dan menjawab. Inkuiri
melibatkan observasi dan pengukuran, pembutan hipotesis dan interpretasi,
pembentukan model dan pengujian model. Inkuiri menuntut adanya
eksperimentasi, refleksi, dan pengenalan akan keunggulan dan kelamahan
metode-metodenya sendiri.
Inkuiri adalah apa yang dibuat oleh para ilmuwan. Para ilmuwan
melakukan ikuiri dengan suatu cara formal dan sitematis, dan dalam proses
melakukan inkuiri para ilmuwan memberikan kontribusi pada tubuh informasi
yang bersifat kolektif yang kita sebut pengetahuan. Dalam proses mengalami
ilmu melalui inkuiri, siswa belajar bagaiman menjadi ilmuwan. Mereka belajar
lebih banyak lagi ketimbang hanya konsep dan fakta, mereka mempelajari
berbagi proses yang terlibah dalam pemantapan konsep dan fakta.
Inkuiri memberikan kepada siswa pengalaman-pengalaman belajar yang
nyata dan aktif. Siswa diharapkan mengambil inisiatif. Mereka dilatih
bagaimana memecahkan maslah, membuat keputusan, dan memperoleh
ketarampilan. Inkuiri memeungkinkan siswa dalam berbgai tahap
perkembangannya bekerja dengan masalah-masalah yang sama dan bahkan
mereka bekerja sama mencari solusi terhadap masalah-masalah. Setiap siswa
harus memainkan dan memfungsikan talentanya masing-masing.
Inkuiri memungkinkan terjadinya integrasi berbagai disiplin ilmu. Ketika
siswa melakukan eksplorasi mereka cenderung mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang akan melibatkan IPA dan matematika, ilmu sosial, bahasa,
seni, dan teknik.
Inkuiri melibatkan pula komunikasi. Siswa harus mengajukan pertanyaan-
pertanyaan yang berarti dan berhubungan. Mereka harus melapoirkan hasil-
hasil temuannya, lisan atau tertulis. Dengan begitu, mereka bekerja dan
mengajar satu sama lain. Inkuiri memungkinkan guru mempelajari siswa-
siswanya – siapa mereka, apa yang mereka ketahui, dan bagaimana mereka
bekerja. Pemahaman guru tentang siswa akan memungkinkan guru untuk
menjadi fasilitator yang lebih efektif dalam proses pencarian ilmu oleh siswa.
Ketika guru menggunakan teknik inkuiri, guru tidak boleh banyak
bertanya atau berbicara. Terlalu banyak intervensi, terlalu banyak bertanya,
dan terlalu banyak menjawab akan mengurangi proses belajar siswa melalui
inkuiri. Dengan demikian, proses belajar tidak akan lagi menyenangkan.
Dalam proses inkuiri, siswa dituntut untuk bertanggung jawab bagi pendidikan
mereka sendiri. Guru yang menaruh perhatian pada pribadi siswa, akan
menemukan kegiatan-kegiatan yang disukai siswa, juga hal-hal yng baik yag
ada dalam diri siswa-siswanya, dan kesulitian-kesulitan yang mengganggu
siswa dalam proses belajar. Guru dituntut menyesuaikan diri terhadap gaya
belajara siswa-siswanya.
Siklus inkuiri adalah: (1) Observasi (Observation); (2) Bertanya
(Questioning); (3) Mengajukan dugaan (Hipothesis); (4) Pengumpulan data
(Data Gathering); dan Penyimpulan (Conclusion).
Inkuiri adalah satu proses yang bergerak dari langkah observasi sampai
langkah pemahaman. Inkuiri dimulai dengan observasi yang menjadi dasar
pemunculan berbagai pertanyaan yang diajukan siswa. Jawaban terhadap
pertanyaan-pertanyaan tersebut dikejar dan diperoleh melalui suatu siklus
pembuatan prediksi, perumusan hipotesis, pengembangan cara-cara pengujian
hipotesis, pembuatan observasi lanjutan, penciptaan teori dan model-model
konsep yang didasarkan pada data dan pengetahuan. Inkuiri menciptakan
berbagai kesempatan bagi guru untuk mempelajari bagaimana otak siswa
bekerja. Guru dapat memanfaatkannya untuk menentukan situasi-situasi
belajar yang tepat dan memfasilitasi siswa dalam proses pencarian ilmu.
Dalam proses inkuiri, siswa belajar dan dilatih bagaimana mereka harus
berpikir kritis. Berpikir kritis merupakan slah satu tujuan pendidikan. Ketika
siswa belajar berpikir kritis, merka kan memperlihatkan pikiran-pikiran dan
proses-proses sebagai berikut:
 Mengajukan pertanya seperti “Bagaimana itu kita tahu?” atau “Apa
buktinya?”
 Mengetahui perbedaan antara observasi dan kesimpulan.
 Mengetahui bahwa semua gagasan ilmiah itu dapat berubah dan bahwa
teori yang ada adalah teori-teori yang terbaik berdasarkan bukti yang kita
miliki sejuh nini.
 Mengetahui bahwa diperlukan bukti yang cukup untuk menarik suatu
kesimpulan yang kuat.
 Memberi penjelasan atau interpretasi, memalkukan observasi dan/atau
prediksi.
 Selalu mencari konsistensi terhadap kesimpulan-kesimpulan yang
diambil dan memgerikan penjelasan dengan rasa percaya diri.
Salah satu tujuan utama pendidikan adalah meningkatkan kemampuan
siswa untuk berpikir kritis, membuat keputusan rasional tentang apa yang
diperbuat atau apa yang diyakini.seperti halnya setiap tujuan yang lain, belajar
berpikir kritis bergantung pada penataan suasana kelas yang mendorong
penerimaan pandangan divergen (berbeda) dan diskusi bebas. Tatanan itu
seharusnya juga lebih menekankan pada pemberian alasan atau pandangan
daripada hanya memberikan jawaban benar. Keterampilan dalam berpikir
kritis paling baik dicapai bila dihibungkan dengan topik-topik yang dikenal
siswa. Tujuan pengajaran berpikir kritis adalah menciptakan suatu semangat
berpikir kritis yang mendorong siswa mempertanyakan apa yang mereka
dengar dan mengkaji pikiran mereka sendiri untuk memastikan tidak terjadi
logika yang tidak konsisten atau keliru.
Beyer (1988:57) mengidentifiksi 10 keterampilan berpikir kritis yang dpat
digunakan siswa untuk mempertimbangkan validitas (keabsahan) tuntutan
atau argument, memahami periklanan, dan sebagainya.
1. Membedakan fakta-fakta yang dapat diverifikasi dan tuntutan nilai-nilai
yang sulit diverifikasi (diuji kebenarannya).
2. Membedakan antara informasi, tuntutan, atau alasan yang relevan dengan
yang tidak relevan.
3. Menentukan kecermatan factual (kebenaran) dari suatu penyataan.
4. Menentukan kredibilitas (dapat dipercaya) dari suaut sumber.
5. Mengidentifikasi tuntutan atau argument yang mendua.
6. Mengidentifikasi asumsi yang tidak dinyatakn.
7. Mendeteksi bias (menemukan penyimpangan).
8. Mengidentifikasi kekeliruan-kekeliruan logika.
9. Mengenali ketidak-konsistenan logika dalam suatu alur penalaran.
10.Menentukan kekuatan suatu argument atau tuntutan.
Beyer mengingatkan bahwa 10 keterampilan berpikir kritis di atas bukan
merupakan suatu urutan langkah-langkah tetapi lebih merupakan daftar cra
yang dapat dilakukan. Dengan cara-cara itu, siswa dapat menangani informasi
untuk mengevaluasi apakah informasi itu benar atau masuk akal. Tugas utama
dalam mengajarkan berpikir kritis kepada siswa adalah membantu mereka
belajar tidak hanya bagaimana menggunakan tiap-tiap strategi berpikir kritis
itu, tetapi juga menyampaikan kapan tiap-tiap strategi berpikir kritis itu cocok
untuk dipakai.
Proses inkuiri tidak dpat dipisahkan dari konsep berpikir kritis. Konsep
berpikir kritis tidak dapat pula dipisahkan dari konsep inteligensi. Inteligensi
bukan sesuatu yang hanya dpat diukur dengan tes, buan pula sesuatu yang
semata-mata pembawaan genetis secara lahiriah. Howard Gardaner (1983)
menunjukan bahwa intelgensi dapat diubah. “Intelligence is the ability to solve
problems or to create products that are valued between one or more cultural
settings” (Johnson, 2002:141). Intelligensi tidak dapat dipisahkan dari konteks
di mana manusia itu hidup dan berkembang.
Menurut Gardaner, inteligensi tidak dilahirkan, tepai dapat berkembang
atau berkurang, bergantung pada lingkungan atau konteks seseorang.
Lingkungan yng dimaksud adalah teman, guru, orang tua, buku, alat-alat
belajar (pena, computer, kegiatan-kegiatan fisik, musik),
dan hal-hal lain yang mencapai otak melalui panca indera. Dengan
menggunakan kriteria khusus untuk mengidentifikasi konsep inteleigenais,
Gardaner mengusulkan delapan jenis inteligenwsi, yakni: linguistic, logical-
mathematic, musical, spatial, bodily-kinesthetic, interpersonal, intra-personal,
dan naturalist. Jenis pekerjan dan aktivitas yang dapat dikembangkan untuk
kedelapan jenis inteligensi ini dpat dicontohkan sebagai beikut: (1) linguistic:
wartawan, reporter, politikus, atu penulis; (2) logis-mathematis; ahli fisika,
neurology, atau insinyur; (3) spasial: pelukis, interior decorator, atau pemain
tennis; (4) bodily-kinesthic: penari balet, pemain golf, pembalap, atau petinju;
(5) musik: pengarang lagu, penyanyi, atau organis/pianis; (6) interpersonal:
hakim, saleperson, atau guru; (7) intrapersonal: biarawan/rohaniawan,
pujangga, atau ahli ilmu jiwa/psikolog; dan (8) naturalist: ahli botani, ahli
kebun binatang, atau ahli pertamanan.
Kedelapan jenis inteligensi ini telah mengilhami para pendidik untuk
mengajar dengan dengan mengac pada salah satu dari delapan jenis inteligensi
tersebut. “Hundred, perhaps thousands, of classrooms around the world rely
today on Gardaner’s theory of multiple intelligences to help students realize
their latent potential” (Johnson, 2002:141). Apakah kelas berfokus pada siswa
yang kurang mampu atau kelas yang siswa-siswanya berbakat, para pendidik
melihat manfaat mengajar yang sesuai dengan cara-cara untuk mencapai
berbagai jenis inteligensi yang dikemukakan Gardaner.
Setiap siswa mampu mengembangkan setiap jenis inteligensidi atas
dengan asumsi bahwa siswa belajar dalam suatu lingkungan belajar yang kaya
yang memungkikan mereka menghubungkan makna dengan konteks. “CTL’s
component work together to provide this rich environment, offering students
many opportunities to ignite the eight multiple intelligences” (Amstrong,
1994:35). Guru CTL menyadari dan menghargai bahwa setiap anak memiliki
derajat yang berbeda dalam hal inteligensinya dan bahwa CTL sebagai suatu
system holistic berhubungan dengan delapan inteligensi yang dibawa setiap
anak pada lingkungan belajar.
Delapan inteligensi (Howard Gardaner, 1983)
Multiple Intelligences
Logika-matematika Peka terhadap pola, keterampilan dan sistematika.
Linguistic/ilmu bahasa Peka terhadap bunyi, ritme, dan makna kata
Kemapuan menghasilkan dan menghargai ritme, tinggi rendah
Musik
suara, dan warna suara
Kemampuan untuk melakukan transformasi mengenai persepsi
Spatial/jarak awal seseorang dan kemampuan mengkreasi kembali aspek-
aspek pengalaman visual seseorang.
Multiple Intelligences
Bodily-kinesthetic/fisik- Kemampuan mengontrol gerak tubuh seseorangdan kemampuan
kinestetik menangani objek secara terampil.
Kemampuan untuk menjawab atu memberikan reaksi secara
Inter personal/antar-pribadi tepat berbagai suasana batin, temperamen, motivasi dan
keinginanorang lain.
Bagaimana menjiwai perasaan sendiri, kemampuan
mendiskriminasikan berbagi perasaan seseorang, dan
Intapersonal/antar-pribadi
kemampuan menarik kesimpulan untuk menuntun tingkah laku
seseorang
Mengamati, mengalami dan mengorganisasikan berbagai pola
Naturalist/alamiah
dalam lingkungan alamiah

Guru yang menggunakan pembelajaran berbasis inkuiri haru menjadikan


siswa mampu berdiri sendiri, harus mendorong siswa untuk mandiri sedini
mungkin sejak dari awal masuk sekolah. Timbul pertanyaan, bagaimana
caranya guru membantu siswa agar mereka tumbuh mandiri? Jawabannya
adalah memberi kebebasan kepada siswa untuk mengikuti minat alamiah
mereka.
Guru harus mendorong siswa untuk memecahkan sendiri msalah yang
dihadapinnya atau memecahkan sendiri di dalam kelompoknya, bukan
mengajarkan mereka jawaban dari masalah yang mereka hadapi. Siswa akan
mendapat keuntungan jika mereka dapat “melihat” dan “melakukan” sesuatu
daripada hanya sekedar mendengarkan ceramah atau penjelasan guru. Guru
dapat membantu siswa memahami konsep-konsep yang sulit dengan bantuan
gambar dan demontrasi.
Belajar harus luwes dan bersifat menyelidiki atau melalui penemuan. Jika
siswa tampak berusaha dengan menghadapi suatu, berikan mereka waktu
untuk mencoba sendiri memecahkan masalah tersebut sebelum memberikan
pemecahannya. Guru juga harus memperhatikan sikap siswa terhadap belajar.
Menurut Jerome, S. Burner, sekolah harus merangsang keingintahuan siswa,
meminimalkan risiko kegagalan, dan bertindak serelevan mungkin bagi siswa.
Sebagai saran tamhahan bagi guru yangmengajar dengan pendekatan inkuiri:
(1) doronglah siswa agar mereka mengajukan dugan awal dengan cara guru
mengajukan pertanyaan-pertanyaan membimbing; (2) gunakan bahan dan
permainan yang bervariasi; (3) berikan kesempatan kepada siswa untuk
memuaskan keingintahuan mereka, meskipun mereka mengajukan gagasan-
gagasan yang tidak berhubungan langsung dengan pelajaran yang diberikan;
dan (4) gunakan sejumlah contoh yang kontras atau perlihatkan perbedaan
yang nyata dengan materi ajar mengenai topik-topik yang terkait.
140. Metode Numbered Head Together
Motode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan (1993) dengan melibatkan
para siswa dalam mereview bahan yang tercakup dalam suatu pelajaran dan
mengecek atau memeriksa pemahaman mereka mengenai isi pelajaran
tersebut. Sebagai pengganti pertanyaan langsung kepada seluruh kelas, guru
menggunakan struktur 4 langkah sebagai berikut.
141.Langkah 1 – Penomoran (Numbering): Guru membagi para siswa
menjadi beberapa kelompok atau tim yang beranggotakan 3 hingga 5
orang dan memberi mereka nomor sehingga tiap siswa dalam tim tersebut
memiliki nomor berbeda.
142.Langkah 2 – Pengajuan Pertanyaan (Questioning): Guru mengajukan
suatu pertanyaan kepada para siswa. Pertanyaan dapat bervariasi, dari
yang bersifat spesifik hingga yang bersifat umum. Contoh pertanyaan
yang bersifat spesifik adalah “Apakah yang dimaksud angin?”, sedangkan
contoh pertanyaan yang bersifat umum adalah “Mengapa makhluk hidup
membutuhkan udara?”.
143.Langkah 3 – Berpikir Bersama (Head Together): Para siswa berpikir
bersama untuk menggambarkan dan meyakinkan bahwa tiap orang
mengetahui jawaban tersebut.
4. Langkah 4 – Pemberian Jawaban (Answering): Guru menyebut satu
nomor dan para siswa dari tiap kelompok dengan nomor yang sama
mengangkat tangan dan menyiapkan jawaban untuk seluruh kelas.
141. Metode pembelajaran penemuan konsep
Metode pembelajaran penemuan konsep menurut Widoko (2001)
didefinisikan suatu stategi pengajaran induktif dengan tujuan membantu siswa
segala tingkatan umur mempelajari konsep-konsep dan keterampilan berfikir
yang analitis praktis.
Sedangkan menurut Hasanah (1998) model penemuan konsep dan suatu
model pengajaran yang bertujuan untuk mengembangkan kemampuan berfikir
induktif. Kemampuan analisis dan mengembangkan konsep.pada pengajaran
diawali dengan pemberian contoh dan non-contoh diakhiri dengan kesimpulan
yang diberikan siswa.
Berdasarkan hasil penelitian tentang Klaus Meier, Tennyson dan
Cochareila dalam Widoko (2001) tentang pembelajaran penemuan konsep
merupakan model yang menggunakan contoh-contoh positif dan contoh
negatif untuk menggambarkan konsep-konsep tersebut lebih mudah.
Desain dari model ini, pertama kali diperkenalkan oleh Joice dan Weil
(1972) yang mendasari penelitian Jerome Bruiner dan koleganya yang
menemukan pengaruh variabel-variabel terhadap proses belajar konsep.
Pada penelitian ini konsep yang digunakan adalah konsep listrik statik,
dengan menampilkan contoh dan non-contoh yang disertai karakteristiknya,
sebagai misal untuk konsep listrik statik; contoh positif batang plastik yang
dogosokkan dengan kain wol akan bermuatan negatif mempunyai karakteristik
benda menerima elektron dari benda lain atau terjadi perpindahan elektron
dari kain wol menuju ke batang plastik.
Dari uraian contoh dan non-contoh beserta karakteristiknya siswa
diharapkan dapat menemukan definisi dari tiap konsep dan memahami konsep
tersebut, sehingga pada akhirnya dapat memberikan contoh secara mandiri
dari konsep tersebut.
Sintaks metode pembelajaran penemuan konsep adalah sebagai berikut:
Phase I : Presentation of example (menampilkan contoh-contoh).
Pada phase ini guru menjelaskan bagamana aktivitas dimulai dengan
memberikan kepada siswa contoh dan bukan contoh. Ketika guru
menampilkan contoh positif dan contoh negatif untuk tiap-tiap
konsep disertai dengan karakteristiknya di dalam LKS penemuan
konsep. Pada penelitian ini konsep yang dipilih adalah konsep listrik
statik dengan contoh positif batang plastik yang digosokkan dengan
kain woll akan bermuatan negatif.
Phase II : Analysis of hypothesis (menganalisis hipotesa)
Pada phase ini dimulai ketika siswa membuat hipotesis tentang
nama suatu konsep, membandingkan karakteristik dari contoh
positif dan negatif listrik statik, maka siswa diminta untuk
menuliskan hipotesis tentang listrik statik, guru memberikan
contoh tambahan dan yang bukan contoh kemudian menganalisis
hipotesis sampai semua hipotesis didapatkan. Dari beberapa
hipotesis listrik statik yang didapat dari siswa kemudian menguji
hipotesis tersebut lewat contoh dan non-contoh sehingga deperoleh
satu hipotesis yang benar.
Phase III : Clouser (Penutup)
Pada phase ini guru bertanya kepada siswa untuk mengidentifikasi
sifat-sifat dari konsep dan menyatakan dari konsep tersebut beserta
karakteristiknya.
Phase IV : Application (Aplikasi)
Pada phase ini untuk memperkuat pengertian murid akan konsep
tentang listrik statik, guru memberikan contoh tambahan dari
mereka sendiri.
a. Seorang guru dalam menerapkan model pembelajaran konsep diharapkan
dapat:
b. Mengerti isi mata pelajaran yang sesuai dengan model pembelajaran
konsep, sehingga dapat mengidentifikasikan materi pelajaran itu apakan
cocok dengan pengajaran menggunakan model pembelajaran pemenuan
konsep.
c. Menyeleksi contoh-contoh, sehingga ketika diberikan tujuan
pembelajaran maka akan memperoleh daftar contoh-contoh yang akan
memberikan gambaran secara efektif dari suatu konsep.
d. Mengerti urutan dari contoh-contoh untuk memaksimalkan murid-murid
secara praktis dengan keterampilan berfikir
Manfaat dari metode pembelajaran penemuan konsep antara lain:
1. Meningkatkan keterampilan berfikir
2. Membantu siswa untuk menemukan dan memahami konsep dengan
memperhatikan obyek, ide atau kejadian-kejadian.
142. Metode Pembelajaran Penemuan Terbimbing

Metode pembelajaran penemuan adalah suatu metode pembelajaran


dimana dalam proses belajar mengajar guru memperkenankan siswa-siswanya
menemukan sendiri informasi-informasi yang secara tradisional bisa
diberitahukan atau diceramahkan saja (Suryabrata, 1997: 1972). Metode
pembelajaran ini merupakan suatu cara untuk menyampaikan ide/gagasan
melalui proses menemukan. Fungsi pengajar disini bukan untuk
menyelesaikan masalah bagi peserta didiknya, melainkan membuat peserta
didik mampu menyelesaikan masalah itu sendiri (Hudojo, 1988, 114). Metode
pembelajaran yang ekstrim seperti ini sangat sulit dilaksanakan karena peserta
didik belum sebagai ilmuwan, tetapi mereka masih calon ilmuwan. Peserta
didik masih memerlukan bantuan dari pengajar sedikit demi sedikit sebelum
menjadi penemu yang murni. Jadi metode pembelajaran yang mungkin
dilaksanakan adalah metode pembelajaran penemuan terbimbing dengan
demikian kegiatan belajar mengajar melibatkan secara maksimum baik
pengajar maupun pesertra didik.
Seperti uraian di atas bahwa penemuan terbimbing (Guided Discovery)
merupakan salah satu dari jenis metode pembelajaran penemuan. Oleh Howe
(dalam Hariyono, 2001: 3) menyatakan bahwa penemuan terbimbing tidak
hanya sekedar keterampilan tangan karena pengalaman, kegiatan
pembelajaran dengan model in tidak sepenuhnya diserahkan pada siswa,
namum guru masih tetap ambil bagian sebagai pembimbing. Penemuan
terbimbing merupakan suatu metode pembelajaran yang tidak langsung
(Indirect Instuction). Siswa tetap memiliki porsi besar dalam proses
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran.
Menurut Soedjadi (dalam Purwaningsari, 2001: 1) metode pembelajaran
penemuan terbimbing adalah metode pembelajaran yang sengaja dirancang
dengan menggunakan pendekatan penemuan. Para siswa diajak atau didorong
untuk melakukan kegiatan eksperimental, sedemikian sehingga pada akhirnya
siswa dapat menemukan sesuatu yang diharapkan.
Dalam pembelajaran penemuan terbimbing tugas guru cenderung menjadi
fasilitator. Tugas ini tidaklah mudah, lebih-lebih kalau menghadapi kelas besar
atau siswa yang lambat atau sebaliknya amat cerdas. Karena itu sebelum
melaksanakan metode pembelajaran dengan penemuan ini guru perlu benar-
benar mempersiapkan diri dengan baik. Baik dalam tiap hal pemahaman
konsep-konsep yang akan diajarkan maupun memikirkan kemungkinan yang
akan terjadi di kelas sewaktu pembelajaran tersebut berjalan. Dengan kata lain
guru perlu mempersiapkan pembelajaran dengan cermat, Soedjadi (dalam
Purwaningsari, 2001: 18).
Keuntungan dan kelemahan metode pembelajaran penemuan terbimbing.
1. Keuntungan metode pembelajaran penemuan terbimbing
Menurut Siadari (2001: 26) keuntungn dari pembelajaran metode
pembelajaran penemuan terbimbing adalah:
a. Pengetahuan ini dapat bertahan lama, mudah diingat dan mudah
diterapkan pada situasi baru.
b. Meningkatkan penalaran, analisis dan keterampilan siswa
memecahkan masalaha tanpa pertolongan orang lain.
c. Meningkatkan kreatifitas siswa untuk terus belajar dan tidak hanya
menerima saja.
d. Terampil dalam menemukan konsep atau memecahkan masalah.
2. Kelemahan dalam penemuan konsep atau memecahkan masalah.
Adapun kelemahan metode pembelajaran penemuan terbimbing
menurut Ruseffendi (dalam Siadari, 2001: 26) adalah sebagai berikut:
a. Tidak semua materi dapat disajikan dengan mudah, menggunakan
metode pembelajaran penemuan terbimbing.
b. Proses pembelajaran memerlukan waktu yang relatif lebih banyak.
c. Bukan merupakan metode pembelajaran murni, maksudnya tidak
dapat berdiri sendiri (hanya dapat digunakan jika ada
keterlibatan metode lain misal ekspositori, ceramah, dan lain
sebagainya).
Sintak penemuan terbimbing menurut Arends (dalam Haryono, 2001:
25), dapat ditabelkan sebagai berikut:

No Tabel 2.1. Sintaks Penemuan Terbimbing Model


Fase-fase Arends
Kegiatan Guru
1 Menyampaikan tujuan, mengelompokkan Guru menyampaikan tujuan pembelajaran
dan menjelaskan prosedur discovery serta guru menjelaskan aturan dalam metode
pembelajaran dengan penemuan terbimbing
2 Guru menyampaikan suatu masalah Guru mejelaskan masalah secara sederhana

3 Siswa memperoleh data eksperimen Guru mengulangi pertanyaan pada siswa


tentang masalah dengan mengarahkan siswa
untuk mendapat informsi yang membantu
proses inquiry dan penemuan
No Fase-fase Kegiatan Guru
4 Siswa membuat hipotesis dan penjelasan Guru membantu siswa dlam membuat
prediksi dan mempersiapkan penjelasan
masalah
5 Analisis proses peneman Guru membimbing siswa berfikir tentang
proses intelektual dn proses penemuan dan
menghubungkan dengan pelajaran lain.

Dari tabel di atas terlihat jelas bahwa guru dalam metode pembelajaran
penemuan terbimbing adalah sebagai pembimbing siswa dalam nenemukan
konsep.
143. Metode Pemecahan Masalah (Problem Solving)

Metode pemecahan masalah merupakan metode pengajaran yang


digunakan guru untuk mendorong siswa mencari dan menemukan serta
memecahkan persoalan-persoalan. Pemecahan masalah dilakukan dengan cara
yang ilmiah. Artinya, mengikuti kaidah keilmuan, seperti yang dilakukan
dalam penelitian ilmiah. Oleh sebab itu, dalam memecahkan masalah tidak
dilakukan dengan trial and error (coba-coba), melainkan dilakukan secara
sistematis dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:
144.Merumuskan masalah dengan memahami, meneliti dan kemudian
membatasi masalah.
145.Merumuskan hipotesis. Hipotesis merupakan jawaban sementara bagi
masalah yang diajukan. Kebenaran hipotesis harus dibuktikan
berdasarkan data dari lapangan.
146.Mengumpulkan data. Data yang dikumpulkan berupa informasi,
keterangan, dan barang bukti sesuai dengan yang dibutuhkan. Untuk
mengumpulkan data, dapat dilakukn dengan wawancara, angket, studi
dokumentasi, dan sebagainya.
4. Menguji hipotesis. Pengujian hipotesis dilakukan berdasarkan data yang
telah dikumpulkan, diolah, atau dianalisa. Jika data yang dikumpulkan,
ternyata sesuai dengan isi hipotesis, berarti hipotesis dapat diterima atau
dapat dikatakan benar. Sebaliknya jika hsil analisis menunjukkan tidak
sesuai, berarti hipotesis titolak atau tidak benar.
5. Menyimpulkan. Berdasarkan hasil pengolahan atau analisis data dapat
dihasilkan kesimpulan. selain itu beberapa saran sebagai sumbangan
pemikiran untuk memperbaiki kelemahan yang msih ada serta untuk
meningkatkan apa yang sudah dicapai.
144. Metode Struktural

Metode ini dikembangkan oleh Spencer Kagan dan kawan-kawannya.


Meskipun memiliki banyak kesamaan dengan metode lainnya. Metode
struktural menekankan pada strukur-struktur khusus yang dirancang untuk
mempengaruhi pola-pola interaksi siswa. Berbagai struktur tersebut
dikembangkan oleh Kagan dengan maksud agar menjadi alternatif dari
berbagai struktur kelas yang lebih tradisional, seperti metode resitasi, yang
ditandai dengan pengajuan pertanyaan oleh guru kepada seluruh siswa dalam
kelas dan para siswa memberikan jawaban setelah lebih dahulu mengankat
tangan dan ditunjuk oleh guru. Struktur-struktur Kagan menghendaki agar
para siswa bekerja sama saling bergantung pada kelompok-kelompok kecil
secara kooperatif. Ada struktur yang memiliki tujuan umum (goal) untuk
meningkatkan penguasaan isi akademik dan ada pula struktur yang tujuannya
untuk mengajarkan keterampilan sosial.
145. Cara Belajar Aktif Model Pencocokan Kartu Indeks
Uraian Singkat

Ini merupakan cara aktif dan menyenangkan untuk meninjau ulang materi
pelajaran. Cara ini memungkinkan siswa untuk berpasangan dan memberi
pertanyaan kuis kepada temannya.
Prosedur

a. Pada kartu indeks yang terpisah, tulislah pertanyaan tentang apapun


yang diajarkan di kelas. Buatlah krtu pertanyaan dengan jumlah yang
sama dengan setengah jumlah siswa.
b. Pada kartu yang terpisah, tulislah, tulisan jawaban atas masing-masing
pertanyaan itu.
c. Campurlah dua kumpulan kartu itu dan kocoklah beberapa kali agar
benar-benar tercampuraduk.
d. Berikansatu kartu untuk satu siswa. Jelaskan bahwa ini merupakan
latihan mencocokan. Sebagian siswa mendapatkan pertanyaan tinjauan
dan sebagian lain mendapatkan kartu jawabannya.
5. Perintahkan siswa untuk mencari kartu pasangan mereka. Bila sudah
terbentuk pasangan, perintahkan siswa yang berpasangan itu untuk
mencari tempat duduk bersama. (Katakan pada mereka untuk tidak
mengungkapkan kepada pasangan lain apa yang ada di kartu mereka).
6. Bila semua pasangan yang cocok telah duduk bersama, perintahkan
tiap pasangan untuk memberikan kuis kepada siswa yang lain dengan
membacakan keras-keras pertanyaan mereka dan menantang siswa
lain untuk memberikan jawaban.
Variasi
7. Sususunlah kartu yang berisi sebuah kalimat beberapa kata yang
dihilangkan untuk dicocokkan dengan kartu yang berisi kata-kata
yang hilang itu misalnya, “Perubahan wujud dari berudu mejadi katak
disebut _________.”
8. Buatlah kartu yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan beberapa
kemungkinan jawabannya __ misalnya, “cara pencernaan makanan
pada hewan?”. Cocokkan kartu-kartu itu dengan kartu yang berisi
kumpulan jawaban yang relevan. Ketika tiap pasangan memberikan
kuis kepada kelompok, perintahkan mereka untuk mendapatkann
beberapa jawaban dari siswa lain.
146. Pengajaran terarah
Uraian Singkat
Dalam teknik ini, guru mengajukan satu atau beberapa pertanyaan untuk
melacak pengetahuan siswa untuk mendapatkan hipotesiss atau simpulan
mereka dan kemudian memilah-milahnya menjadi sejumlah kategori.
Metoda pengajarann terarah merupakan selingan yangmengasyikkan di
sela-sela cara belajar biasa. Cara ini memungkinkan untuk mengetahui
apa yang telah diketahui dan dipahami oleh siswa sebelum memaparkan
apa yang akan diajarkan. Metodea ini sangat berguna dalam mengajarkan
konsep-konsep yang abstrak.
Prosedur
a) Ajukan pertanyaan atau serangkaian pertanyaan yang menjajaki
pemikiran siswa dalam pengetahuan yang mereka miliki. Gunakan
pertanyaan yang memiliki beberapa kemungkinan jawaban.
b) Berikan waktu yang cukup kepada siswa dalam pasangan atau
kelompok untuk membahas jawaban mereka.
c) Perintahkan siswa untuk kembali ke tampat masing-masing dan
catatlah pendapat mereka. Jika memungkikan, seleksi jawaban mereka
menjadi beberapa kategori yang terkait dengan kategori atau konsep
yang berbeda/
d) Sajikan poin-poin pembelajaran utama yang ingin anda ajarkan.
Perintahkan siswa untuk menjelaskan kesesuaian jawaban mereka
dengan poin-poin ini. Catatlah gagasan yangmemberi iformasi
tambahan bagi poin pembelajaran dari pelajaran.
Variasi
e) Jangan memilah-milah jwaban siswa menjadi daftar yang terpisah.
Sebagai gantinya, buatlah satu daftar panjang dan perintahkan merak
untuk mengkategorikan gagasan mereka terlebih dahulu sebelum anda
membandingkannya dengan konsep yang ada idi pikran anda.
f) Mulailah pelajaran dengan tanpa kategori yang sudah ada di benak
anda. Cermati bagaimana siswa dan anda secara bersama bisa
memilah-milah gagasan-gagasan mereka menjadi kategori yang
berguna.
147. Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah (Problem-Based Learning) adalah suatu
pandekatan pengajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu
konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan keterampilan
pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang
esensial dari materi pelajaran.
Pengajaran masalah digunakan untuk merangsang berpikir tingkat tinggi
dalam situasi berorientasi masalah, termasuk di dalamnya belajar bagaimana
belajar. Menurut Ibrahim dan Nur (200: 2)), “Pengajaran berbasis masalah
dikenal dengan nama lain seperti Project-Based Teacihg (Pembelajaran
Proyek), Experienced-Based Education (Pendidikan berdasarkan
pengalaman), Authentic Learning (Pembelajaran Autentik), dan Achoered
Instruction (Pembelajaran berakar pada kehidupan nyata)”.
Peran guru dalam pengajaran berbasis masalah adalah menyajikan
masalah, mengajukan pertanyaan, dan memfasilitasi penyelidikan dan dialog.
Pengajaran berbasis masalah tidak dapat dilaksanakan tanpa guru
mengembangkan lingkungan kelas yang memungkinkan terjadinya pertukaran
ide secara terbuka. Secara garis besar pengajaran berbasis masalah terdiri dari
menyajikan kepada siswa situasi masalah yang autentik dan bermakna yang
dapat memberikan kemudahan kepada mereka untuk melakukan penyelidikan
dan ikuiri.
A. Ciri-cirinya

Berbagai pengembangan pengajaran berbasis masalah telah mencoba


menunjukkan cirri-ciri pengajaran berbasis masalah sebagai berikut.
a) Pengajuan pertanyaa atau masalah.

Pengajaran berbasis masalah bukan hanya mengorganisasikan prinsip-


prinsip atau keterampilan akademik tertentu, pembelajaran berdasarkan
masalah mengorganisasikan pengajaran di sekitar pertanyaan dan
masalah yang kedua-duanya secara sosial penting dan secara pribadi
bermakna untuk siswa. Mereka mengajukan situasi kehidipan nyata
yang autentik, menghindari jawaban sederhana, dan memungkinkan
adanya berbagai macam solusi itu.
b) Berfokus pada keterkaitan antar disiplin.

Meskipun pengajaran berbasis masalah mungkin berpusat pada mata


pelajaran tertentu (IPA, Matematika, Ilmu Sosial), masalah yang akan
diselidiki telah dipilih yang benar-benar nyata agar dalam pemecahannya
siswa meninjau masalah itu dari banyak mata pelajaran.
c) Penyelidikan autentik.
Pengajaran berbasis masalah mengharuskan siswa melakukan
penyelidikan autentik untuk mencari pemecahan masalah nyata.
Mereka harus menganalisasi dan mendefinisikan masalah,
mengembankan hipotesis dan membuat ramalan, mengumpulkan dan
menganalisis informasi, melakukan eksperimen (jika diperlukan),
membuat iferensi, dan merumuskan kesimpulan. Sudah barang tentu,
metode penyelidikan yang digunakan bergantung pada masalah yang
sesdang dipelajari.
d) Menghasilkan produk/karya dan memamerkannya.
Pengajaran berbasis masalah menuntut siswa untuk menghasilkan
produk tertentu dalam bentuk karya nyata atau artefak dan peragaan
yang menjelaskan atau mewakili bentuk penyelesaian masalah yang
mereka temukan. Produk itu dapat berupa transkrip debat, laporan,
model fisik, video atau program computer (Ibrahim & Nur, 200:5-7).
Pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh siswa bekerja sama satu sama
lain (paling sering secara berpasangan atau dalam kelompok kecil). Bekerja
sama memberikan motivasi untuk secara berkelanjutan terlibat dalam tugas-
tugas kompleks dan memperbanyak peluang untuk berbagi inkuiri dan dialog
dan untuk mengembangkan keterampilan sosial dan keterampilan berpikir.
B. Tujuan Pembelajaran dan Hasil Belajar

Pengajaran berbasis masalah dirancang untuk membantu guru


memberikan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa. Pengajaran
berbasis masalah dikembangkan terutama untuk membantu siswa
mengembangkan kemampuan berpikir, pemecahan masalah, dan
keterampilan intelektual, belajar tentang berbagai peran orang dewasa
melalui pelibatan mereka dalam pengalaman nyata atau simulasi, dan
menjadikan pembelajar yang otonom dan mandiri. Uraian rinci terhdap
ketiga tujuan itu dijelaskan lebih jauh oleh Ibrahim dan Nur (2000:7-12)
berikut ini.
a) Keteramplan Berpikir dan Keterampilan Pemecahan Masalah

Berbagai macam ide telah digunakan untuk menggambarkan cara


seseorang berpikir. Tetapi, apakah sebenarnya yang terlibat dalam
proses berpikir? Apakah keterampilan berpikir itu dan terutama apakah
keterampilan berpikir itu?
 Berpikir adalah proses yang melibatkan operasi mental seperti
induksi, deduksi, klasifikasi, dan penalaran.
 Berpikir adalah proses secara simbolik menyatakan (melalui bahasa)
objek nyata dan kejadian-kejadian dan penggunaan pernyataan
simbolik itu untuk menemuan prinsip-prinsip esensial tentang objek
dan kejadian itu untuk menemukan prinsip-prinsip esensial tentang
objek dan kejadian itu. Pernyataan simbolik (abstrak) seperti itu
biasanya berbeda dengan operasi mental yang didasarkan pada
tingkat konkret dari fakta dan kasus khusus.
 Berpikir adalah kemampuan untuk menganalisis, mengkritik, dan
mencapai kesimpulan berdasar pada inferensi atau pertimbangan
yang seksama.
Tentang berpikir tingkat tinggi, Resnick (1987) memberikan penjelasan
sebagai berikut:
 Berpikir tingkat tinggi adalah nonalgoritmik, yaitu alur tindakan yang
tidak sepenuhnya dapat diterapan sebelumnya.
 Berpikir tingkat tinggi cenderung kompleks. Keseluruhan alurnya
tidak dapat diamati dari satu sudut pandang.
 Berpikir tingkat tinggi sering kali menghasilkan banyak solusi,
masing-masing dengan keuntungan dan kerugian.
 Berpikir tingkat tinggi melibatkan pertimbangan dan interpretasi.
 Berpikir tingkat tinggi melibatkan ketidakpastian. Segala sesuatu
yang berhubungan dengan tugas tidak selamanya diketahui.
 Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak penerapan banya kriteria,
yang kadang-kadang bertentangan satu sama lain.
 Berpikir tingkat tinggi melibatkan banyak pengaturan diri tentang
proses berpikir. Kita tidak mengakui sebagai berpikir tingkat tinggi
pada seseorang jika ada orang lain membantunya pada setiap tahap.
 Berpikir tingkat tinggi melibatkan pencarian makna, menemukan
struktur pada keadaan yang tampaknya tidak teratur.
 Berpikir tingkat tinggi adalah kerja keras. Ada pengerahan kerja
mental besar-besaran saat melakukan berbagai jenis elaborasi dan
pertimbangan yang dibutuhkan.
Perlu dicatat bahwa Resnick menggunakan kata-kata dan ungkapan
seperti pertimbangan, pengaturan diri, pencarian makna, dan ketidakpastian.
Hal ini berarti bahwa proses berpikir dan keterampilan yang perlu diaktifkan
sangatlah kompleks. Resnick juga menekankan pentingnya konteks atau
keterkaitan pada saat berpikir tentan berpikir. Meskipun proses memiliki
beberapa kesamaan antarsituasi, proses itu juga bervarisai bergantung pada
apa yang dipikirkan seseorang.
Sebagai contoh, proses yang kita gunakan untuk memikirkan matematika
berbeda dengan proses yang kita gunakan untuk memikirkan puisi. Proses
berpikir yang digunakan untuk memikirkan ide abstrak berbeda dengan yang
digunakan untuk memikirkan situasi kehidupan nyata. Karena hakikat
kekomplekan dan konteks dari keterampilan berpikir tingkat tinggi, maka
keterampilan itu tidak dapat diajarkan menggunakan pendekatan yang
dirancang untuk mengajarkan ide dan keterampilan yang lebih konkret.
Keterampilan proses dan berpikir tingkat tinggi bagaimanapun juga jelas dapat
diajarkan, dan kebanyakan program dan kurikulum dikembangkan untuk
tujuan ini sangat mendasarkan diri pada pendekatan yang sama dengan
pengajaran berbasis masalah.
b) Pemodelan Peran Orang Dewasa

Resnick juga memberikan rasional tentang bagaimana pengajaran


berbasis masalah membantu siswa untuk berkinerja dalam situasi
kehidupan nyata dan belajar tentang pentingnya peran orang dewasa.
Dalam banyak hal pengajaran berbasis masalah bersesuaian dengan
aktivitas mental di luar sekolah sebagaimana yang diperankan oleh orang
dewasa.
 Pengajaran berbasis masalah memiliki unsur-unsur belajar magang. Hal
tersebut mendorong pengamatan dan dialog dengan orang lain,
sehingga secara bertahap siswa dapat memahami peran penting dari
aktivitas mental dan belajar yang terjadi di luar sekolah.
 Pengajaran berbasis masalah melibatkan siswa dalam penyelidikan
pilihan sendiri, yang memungkinkan siswa menginterpretasikan dan
menjelaskan fenomena dunia nyata dan membangun pemahamannya
tentang fenomena tersebut.
c) Pembelajaran yang Otonom dan Mandiri
Pengajaran berbasis masalah berusaha membantu siswa menjadi
pembelajar yang mandiri dan otonom. Bimbingan guru yang berulang-
ulang mendorong dan mengarahkan siswa untuk mengajukan pertanyaan,
mencari penyelesaian terhadap masalah nyata oleh mereka sendiri.
Dengan begitu, siswa belajar menyelesaikan tugas-tugas mereka secara
mandiri dalam hidupnya.
C. Tahapan Pengajaran Berbasis Masalah
Pengajaran berbasis masalah biasanya terdiri dari lima tahapan utama yang
dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan suatu situasi masalah
dan diakhiri dengan penyajian dan analisis hasil kerja siswa.
Tahapan Tingkah Laku Guru
Tahap 1 Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan
Orientasi siswa kepada masalah logistic yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat
pada aktivitas pemecahan masalah yang dipilihnya
Tahap 2 Guru membantu siswa mendefinisikan dan
Mengorganisasi siswa untuk belajar mengorganisasikan tugas belajar yang berhubugnan
dengan masalah tersebut
Tahap 3 Guru mendorong siswa untuk mengumpulkan informsi
Membimbing penyelidikan individual yang sesuai, melaksanakan eksperimen, untuk
dan kelompok mendapatkan penyelasan dan pemecahan masalahnya.
Tahap 4 Guru membantu siwa merekncanakan dan menyiapkan
Mengembangkan dan menyajikan hasil karyayang sesuai seperti laporan, video, dan model serta
karya membantu mereka berbagai tugas dengan temannya.
Tahap 5 Guru membantu siswa melakukan refleksi atau evaluasi
Menganalisa dan mengevaluasi proses terhadap penyelidikan mereka dan proses-proses yang
pemecahan maslah mereka gunakan.
D.Lingkungan Belajar dan Sistem Manajemen

Tidak seperti lingkungan belajar yang terstruktur secara ketat yang


dibutuhkan dalam pembelajaran langsung atau penggunaan yang hati-hati
kelompok kecil dalam pembelajaran kooperatif, lingkungan belajar dan
system manajemen dalam pengajaran berbasis masalah dicirikan oleh sifatnya
yang terbuka, ada proses demokrasi, dan peranan siswa yang aktif. Meskipun
guru dan siswa melakukan tahapan pembelajaran yang terstruktur dan dapat
diprediksi dalam pengajaran berbasis masalah, norma di sekitar pelajaran
adalah norma inkuiri terbuka dan bebas mengemukakan pendapat.
Lingkungan belajar menekankan peranan sentral siswa, bukan guru yang
ditekankan.
148. Metode Belajar Aktif Model Tinjauan Ala Permainan Bingo
Uraian Singkat
Strategi ini membantu mengingatkan kembali akan istilah-istilah yang
telah siswa pelajari selama menempuh mata pelajaran. Strategi ini
menggunakan format permainan Bingo.
Prosedur
149.Susunlah sejumlah 24 atau 25 pertanyan tentang materi pelajaran
anda yang bisa dijawab dengan istilah baku yang digunakan dalam
mata pelajaran anda. Berikut adalah beberapa contoh istilahnya.
 Angka penyebut yang paling sedikit
 Hieroglifik
 Inflasi
 Otokrasi
 Database
 Hokum humurabi
 Byte
 Garis lintang
 Impresionisme
 Alegori
 Fotosintesa
 Bilangan urutan
 Skozofrenia
 Klausa pengadaian
Anda juga dapat menggunakannama, sebagai alternative dari istilah.
Berikut adalah beberapa contohnya:
 Freud
 Caesar
 Blake
 Roosevelt
 Marco Polo
 Joan of Arc
 Dewey
 Pasteur
 Van Gogh
 Curie
 Chaucer
 Rusself
 Alley
2. Sortirlah pertanyaan menjadi lima tumpukan. Labeli tiap tumpukan
denga huruh B-I-N-G-O…… kartu Bingo untuk tiap siswa. Kartu ini
mesti mirip betul dengan kartu Bingo biasa, dengan nomor-nomor
dalam tiap 24 celah dalam matrik 5 x 5 (celah tengah “Kosong.”)
3. Bacalah sebuah pertanyaan dengan angka yang terkait. Jika seorang
siswa memiliki angkanya dan dia dapat menuliskan jawabannya dengan
benar, maka dia dapat mengisi celah tersebut.
4. Bila seorang siswa mencapai lima jawaban benar dalam sebuah deretan
(baik vertical, horizontal maupun diagonal), siswa tersebut boleh
meneriakkan “Bingo”. Permainan dapat diteruskan hingga ke 25 celah
tersebut terisi.
Variasi
5. Sediakan hadiah yang tidak mahal, semisal sebungkus coklat, bila siswa
mendapatkan Bingo.
6. Buatlah kartu yang memiliki sel-sel yang sebelumnya diisi dengan 24
istilah utama (plus sel “kosong” di tengahnya). Ketika sebuah
pertanyaan dibacakan, jika siswa yakinbahwa salah satu dari jawaban
pada kartu itu cocok dengan pertanyaan tersebut, dia bisa menuliskan
nomor pertanyaanya di sampingnya.
149. Pengajaran Berbasis Proyek/Tugas
Pengajaran berbasis proyek/tugas terstruktur (Project-Based Learning)
membutuhkan suatu pendekatan pengajaran komprehensif di mana lingkungan
belajar siswa disain agar siswa dapat melakukan penyelidikan terhadap
masalah-masalah autentik termasuk pendalaman materi dari suatu topik mata
pelajaran, dan melaksanakan tugas bermana lainnya. Pendekatan ini
memperkenankan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam
mengkostruksikannya dalam produk nyata (Buck Institue for Eduction, 2001).
Siswa diberikan tugas/proyek yang kompleks, sulit, lengkap, tetapi
realistis/autentik dan kemudian diberikan bantuan secekupnya agar mereka
dapat menyelesaikan tugas mereka (bukan diajar sedikit demi sedikit
komponen-komponen suatu tugas kompleks yang padu suatu diharapkan akan
terwujud menjadi suatu kemampuan untuk menyelesaikan tugas kompleks
tersebut). Prinsip ini digunakan untuk menunjang pemberian tugas kompleks
di kelas seperti proyek, simulasi, penyelidikan masyarakat, menulis untuk
disajikan kepada forum pendengar yang sesungguhnya, dan tugas-tugas
autentik lainnya. Istilah situated learning (Prawat, 1992) digunakan untuk
menggambarkan pembelajaran yang terjadi di dalam kehidupan nyata, tugas-
tugas outentik/asli yang sebenarnya.
Tidak memandang apakah suatu tugas harus dikerjaklan sebagai
pekerjaan kelas atau sebagai pekerjaan rumah, empat prinsip berikut ini akan
membantu siswa dalam perjalana mereka menjadi pembelajar mandiri yang
efektif.
1. Membuat tugas bermakna, jelas, dan menantang

Salah satu tantangan paling sukar yang dihadapi guru pada saat mereka
menggunakan pekerjaan kelas atau pekerjaan rumah adalah menjaga siswa
tetap terlibat. Pada saat bekerja sendiri, sangat mudah bagi sisa untuk
kehilangan minat dan melalukan tindakan yang tidak relevan, khususnya
apabila tugas-tugas itu rutin.

Kebanyakan guru setuju bahwa tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan


rumah mandiri yang dapat mempertahankan keterlibatan siswa memiliki
tujuan yang jelas. Siswa perlu mengetahui dengan tepat apa yang mereka
harus kerjakan, mengapa mereka mengerjakan pekerjaan itu, dan apa yang
dibutuhkanuntuk menyelsaikan pekerjaan itu. Siswa-siswa itu tetap berada
dalam tugas selama pekerjaan kelas dan menyelesaikan pekerjaan rumah
apabila mereka menyikapi tugas-tugas tersebut secar bermakna.
Linda Anderson (1985) menunjukan bahwa guru jarang menaruh
perhatian pada tujuan pekerjaan kelas atau strategi-strategi belajar yang telibat.
Sebaliknya, guru menekankan pada arahan-arahan procedural. Sebagai contoh
guru dpat menghabiskan waktu banyak menjelaskan kepad siswa di mana
menulis nama di kertas atau bagaimana menyusun jawaban-jawabannya.
Sementar petunjuk-petunjuk tentang “apa yang dilakukan” adalah penting
guru tidak menyertakan penjelasan tentang “mengapa” sesuatu harus
dikerjakan dan proses-proses pembelajaran yang terlibat. Sebelum
memberikan suatu tugas, guru hendaknya mempertimbangkan cirri penting itu
secara seksama dan kemudian menyediakan waktu cukupuntuk menjelaskan
cirri penting itu kepada siswa.
2. Menganekaragamkan Tugas-tugas

Sama dengan kehidupan pada umumnya, keanekaragaman menambah


daya tarik tugas pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah.siswa kemungkinan
besar ttap terlibata dan mengerjakan pekerjaan mereka jika tugas-tugas lebih
bervariasi dan menarik daripada rutindan monoton. Guru yang efektif
mengubah panjang dan cara tugas yang diberikan di samping hakikat tugas
beljar dan strategi-strategi kognitif yang telibat. Membaca di dalam hati,
laporan proyek-proyek khusus, dan bahan-bahan multimedia menawarkn
berbagai macam cara untuk menyelesaikan pekerjaan mandiri. Pilihan
kemungkinan tidak terbatas dan tidak aka alasan bagi guru untuk membuat
jenis tugas yang sama dari hari ke hari.

3. Menaruh Perhatian pada Tingkat Kesulitan


Menetapkan tingkat kesulitan yang cocok atas tugas-tugas yang diberikan
kepada siswa merupakan suatu bahan baku penting untuk keterlibatan
berkelanjutan yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugas-tugas tersebut.
Apabila siswa diharapkan untuk bekerja secara mandiri, tugas tesebut
sehrusnya memiliki tingkat kesulitan yang menjamin kemungkinan berhasil
tinggi. Siswa tidak akan tertantang ketika tugas-tugas yang diberikan guru
terlalu mudah. Mereka menyikapi tugas-tugas seperti sebagai pekerjaan yang
tidak menantang. Pada umumnya tugas yang baik perlu memiliki tingkat
kesulitan cukup sehingga kebanyakan siswa memandangnya sebagai sesuatu
yang menantang, namun cukup mudah sehingga kebanyakan siswa akan
menemukan pemecahannya dan mengerjakan tugas tersebut atas jerih payah
sendiri.
4. Memonitor Kemajuan Siswa

Akhirnya, merupakan hal penting bagi guru untuk memonitor tugas-tugas


pekerjaan kelas dan pekerjaan rumah. Monitoring hendaknya meliputi
pengecekan untuk mengetahui apakah siswa memahami tugas mereka dan
proses-proses kognitif yang telibat. Monitoring ini juga termasuk pengecekan
pekerjaan siswa dan mengembalikan tugas dengan umpan balik. Pad saat
beberfapa siswa diberikan pekerjaan kelas, maka guru dapat bekerja dengan
siswa lain.a dianjurkan agar guru menyediakan waktu 5 atau 10 menit untuk
berkeliling di antara siswa yang bekerja untuk memastikan apakah mereka
memahami tugas tersebut sebelum menangani siswa-siswa lain. Apabila siswa
bekerja dalam kelompok-kelompok, maka guru hendaknya berada dalam
kelompok-kelompok tersebut secara bergantian dan berkeliling di antara siswa
yang bekerja secara mandiri. Meskipun mengoreksi tugas menghabiskan
waktu, hendaknya guru mengoreksi pekerjaan yang dibuat siswa dan
mengembalikan kepda mereka dengan umpan balik.
150. Metode Ceramah
151.Pengertian
Metode ceramah terkadang disebut sebagai metode kuliah, dapat juga
disebut metode deskripsi. Sesuai dengan namanya, berceramah dipergunakan
sebagai metode mengajar.
Sedangkan menurut Hasibuan dan Mudjiono (1981), metode ceramah
adalah cara penyampain bahan pelajaran dengan komunikasi lisan.
Jadi metode ceramah adalah metode belajar yang digunakan untuk
menyampaikan pelajaran yang sesuai dengan rumusan metode belajar
mengajar. Penggunaan metode ceramah secara terus menerus dalam proses
belajar kurang tepat karena dapat menimbulkan kejenuhan pada siswa.
Gambaran pengajaran dengan pendekatan ceramah adalah sebagai
berikut; guru mendominasi kegiatan belajar mengajar, definisi dan rumus
diberikannya, contoh-contoh soal diberikan dan dekerjakan sendiri oleh guru,
langkah-langkah guru diikuti dengan teliti oleh siswa.
2. Kebaikan Metode Ceramah
a. Dapat menamung kelas besar dan tidap siswa mempunyai kesempatan
yang sama untuk mendengarkan. Oleh karenanya biaya yang diperluan
lebih murah.
b. Bahan pelajaran dapat diberikan secara urut, ide atau konsep dapat
direncanakan dengan baik.
c. Guru dapat menekankan hal-hal yang penting, sehingga waktu dan energi
dapat digunakan sehemat mungkin.
d. Isi silabus dapat dilakukan menurut jadwal, karena guru tidak harus
menyesuaikan dengan kecepatan belajar siswa.
e. Kekurangan atau tidak adanya buku pelajaran dan alat Bantu pelajaran tidak
menghambat jalanya pelajaran.
3. Kelemahan Metode Ceramah
a. Pelajaran berjalan membosankan siswa karena mereka tidak diberi
kesempatan untuk menemukan sendiri konsep yang diajarkan.
b. Siswa menjadi pasih hanay aktif membuat catatan saja.
c. Kepadatan konsep-konsep yang diajarkan dapat berakibat siswa tidak mampu
menguasai bahan yang diajarkan.
d. Pengetahuan yang diperoleh melalui ceramah lebih cepat terlupakan.
e. Ceramah menyebabkan system belajar siswa menjadi “belajar menghafal”
dan tidak mengacu pada timbulnya pengertian.
4. Peranan Siswa dalamMetode Ceramah

Walaupun dalam metode ini, seluruh kegiatan didominasi oleh guru, siswa
juga berperan dalam metode ceramah yaitu;
a. Mengadakan interpretasi terhadap keterangan guru.
b. Mendengarkan dan memperhatikan dengan baik keterangan guru.
c. Mengadakan asimilasi, apabila tidak ada interpertasi yang benar.
d. Mengadakan pencatatan yang diperlukan
5. Peranan Guru Dalam Metode Ceramah

Dalam metode ceramah, peran utama adalah gru. Karena pelaksanaan


metode ceramah merupakan komunikasi satu arah, dalam arti guru
mendominasi seluruh kegiatan belajra mengajar. Berhasil tidaknya metode
ceramah tergantung sebagian besar pada guru. Oleh karena itu ada beberapa
hal yang harus diperhatikan oleh guru.
a. Satuan bahan pelajaran apa yang disajikan pada siswa.
b. Bagaimana menyajikan satuan bahan pelajaran tersebut.
c. Alat-alat apa yang digunakan oleh guru tersebut.
6. Sepuluh Saran Untuk Mengefektifkan Pengajaran Dengan Ceramah
Berceramah merupakan salah satu dari metode pengajaran yang paling
lama digunakan, namun apakah metode semacam ini memiliki tempat dalam
lingkungan belajar aktif? Karema terlalu sering digunakan, metode ceramah
tidak akan mengantarkan pada pembelajaran, namun ada kalanya cara ini bisa
efektif. Agar bisa efektif, guru harus terlebih dahulu membangkitkan minat,
memaksimalkan pemahaman dan pengingatan, melibatkan siswa selama
penceramahan, dan menekankan kembali apa yang telah disajikan. Berikut
adalah sejumlah pilihan untuk melakukan hal itu.
a) Membangkitkan Minat
 Paparkan kisah atau tayangan menarik: Sajikan anekdot yang relevan,
kisah fiksi, kartun, atau gambar grafis yang bisa menarik perhatian
siswa terhadap apa yang akan anda ajaran.
 Ajuan soal cerita: Ajukan soal yang nantinya akan menjadikan sajian
dalam ceramah pengajaran.
 Pertanyaan penguji: Ajukan pertanyaan kepada siswa (sekalipun
mereka baru sedikit memiliki pengetahuan tentang mata pelajaran) agau
mereka termotivasi untuk mendengarkan ceramah dalam rangka
mendapatkan jawabannya.
b) Memaksimalkan Pemahaman dan Pengingatan

 Headline/kepala berita: Susunlah kembali poin-poin utama dalam


ceramah menjadi kata-kata kunci yang berfungsi sebagai subjudul
verbal atau bantuan mengingat.
 Contoh dan analogi: Berikan gambaran nyata tentang gagasan dalam
perencanaan dan, jika memungkinkan, buatlah perbandingan antara
materi dengan pengetahuan dan pengalaman yang siswa miliki.
 Cadangan visual: Gunakan grafik lipat, transparansi, buku pegangan
dan peragan yang memungkinkan siswa melihat dan mendengar apa
yang guru katakan.
c) Melibatkan Siswa Perceramahan

 Tantangan kecil: Lakukan interupsi ceramah secara berkala dan


tantanglah siswa untuk memberikan contoh tentang konsep-konsep
yang telah disajikan selama ini atau untuk menjawab pertanyaan kuis
ringan.
 Latihan yang memperjelas: Selama menyajikan materi selingilah
dengan kegiatan yang memperjelas hal-hal yang disampaikan.
d) Memperkuat Apa yang Telah Disampaikan

 Soal penerangan: Ajukan masalah atau pertanyaan untuk dipecahkan


oleh siswa berdasarkan informasi yang disampaikan selama pengajaran.
 Tinjauan siswa: Perintahkan siswa untuk meninjau tes dari
penyampaian pelajaran kepada sesama siswa, atau berilah mereka tes
penilaian diri.
151. Metode Pembelajaran Kooperatif Model GI (Group Investigation)

Model ini merupakan suatu model yang sangat terstruktur dengan enam
tahapan pelaksanaan khusus. Keterlibatan siswa terdapat di dalam setiap
tahapan mulai dari pemilihan topik hingga evaluasi belajar siswa.
Tahap 1. Indentifikasi topik dan mengorganisasikan siswa ke dalam
kelompok.
152.Para siswa memeriksa sumber belajar, mengusulkan topik
dan mengkategorikan saran-saran.
153.Para siswa bergabung ke dalam kelompok mempelajari
topik pilihan mereka.
154.Komposisi membantu didasarkan kepada minat dan
heterogen.
155.Guru membantu dan mengumpulkan informasi dan
memudahkan organisasi.
Tahap 2. Merencanakan tugas belajar
Para siswa menyusun rencana bersama.
Tahap 3. Melakukan penyelidikan

1.Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data dan


mengambil kesimpulan.
2.Setiap anggota kelompok berkintribusi terhadap upaya
kelompok.
3.Para siswa saling bertukar gagasan, berdiskusi, dan melakukan
klarifikasi.
Tahap 4. Mempersiapkan laporan akhir
1. Setiap anggota menentukan pesan pokok dan proyek mereka.
2. Setiap anggota kelompok merencanakan apa yang akan
mereka laporkan.
3. Perwakilan kelompok membentuk bagian pengendali untuk
mengkoordinasikan rencana penyajian.
Tahap 5. Menyajikan laporan akhir

4.Presentasi dibuat dalam bentuk yang bervasiasi.


5.Pendengar menilai kejelasan penyajian berdasarkan kriteria
yang ditentukan sebelumnya oleh keseluruhan anggota kelas.
Tahap 6. Evaluasi

1.Para siswa berbagi umpan balik tentang topik, pekerjaan yang


telah dilakukan, dan pengalaman afektifnya.
2.Guru dan siswa bekerjasama menilai belajar siswa.
3.Penilaian belajar hendaknya menilai kemampuan berpikir
tingkat tinggi.
152. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Jigsaw

Siswa bekerja dalam kelomok empat atau lima orang. Setiap angota tim
membaca pasal yang berlainan. Selanjutnya para siswa didalam kelompok ahli
tersebut kembali lagi ke timnya semula dan bergantian mengerjakan apa yang
sudah dipelajarinya kepada anggota tim lain.

Akhirnya, para siswa mengikuti kuis yang mencakup seluruh pasal, dan
skor kuis menjadi skor tim. Skor yang disumbangkan oleh siswa ke timnya
didasarkan pada peningkatan individual, dan siswa-siswa yang berada di tim
dengan skor tertinggi berhak mendapat sertifikat atau penghargaan lain. Jadi
para siswa dimotivasi untuk mempelajari bahan sebaik mungkin dan bekerja
keras di dalam kelompok ahli sehingga dapat membantu anggota kelompok
lainnya.
153. Pembelajaran Kooperatif Model Learning Together

Para siswa dikelompokkan ke dalam tim dengan empat sampai lima orang
per tim dan heterogen kemampuannya. Para siswa bekerja sebagai suatu
keompok untuk menyelesaikan sebuah produk kelompok, berbagai gagasan,
dan membantu satu sama lain dengan jawaban, dan meminta bantuan dari
teman yang lain sebelum bertanya kepada guru, dan si guru memberikan
penghargaan kepada kelompok berdasarkan kinerja kelompok.
154. Metode Pembelajaran Kooperatif Model STAD (Student Teams
Achievement Division)
Langkah-langkah dalam pembelajaran kooperatif mode STAD sebagai
berikut:
155.Kelompokkan siswa dengan masing-masing kelompok terdiri dari tiga
sampai dengan lima orang. Anggota-anggota kelompok dibuat heterogen
meliputi karakteristik kecerdasan, kemampuan awal matematika, motivasi
belajar, jenis kelamin, atupun latar belakang etnis yang berbeda.
156.Kegiatan pembelajaran dimulai dengan presentasi guru dalam
menjelaskan pelajaran berupa paparan masalah, pemberian data,
pemberian contoh. Tujuan peresentasi adalah untuk mengenalkan konsep
dan mendorong rasa ingin tahu siswa.
157.Pemahan konsep dilakukan dengan cara siswa diberi tugas-tugas
kelompok. Mereka boleh mengerjakan tugas-tugas tersebut secara
serentak atau saling bergantian menanyakan kepada temannya yang lain
atau mendiskusikan masalah dalam kelompok atau apa saja untuk
menguasai materi pelajaran tersebut. Para siswa tidak hanya dituntut
untuk mengisi lembar jawaban tetapi juga untuk mempelajari konsepnya.
Anggota kelompok diberitahu bahwa mereka dianggap belum selesai
mempelajari materi sampai semua anggota kelompok memahami materi
pelajaran tersebut.
4. Siswa diberi tes atau kuis individual dan teman sekelompoknya tidak
boleh menolong satu sama lain. Tes individual ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat penguasaaan siswa terhadap suatu konsep dengan cara
siswa diberikan soal yang dapat diselesaikan dengan cara menerapkan
konsep yang dimiliki sebelumnya.
5. Hasil tes atau kuis selanjutnya dibandingkan dengan rata-rata sebelumnya
dan poin akan diberikan berdasarkan tingkat keberhasilan siswa mencapai
atau melebihi kinerja sebelumnya. Poin ini selanjutnya dijumlahkan untuk
membentuk skor kelompok.
6. Setelah itu guru memberikan pernghargaan kepada kelompok yang terbaik
prestasinya atau yang telah memenuhi kriteria tertentu. Penghargaan disini
dapat berupa hadiah, sertifikat, dan lain-lain.
Gagasan utama dibalik model STAD adalah untuk memotivasi para siswa
untuk mendorong dan membantu satu sama lain untuk menguasai
keterampilan-keterampilan yang disajikan oleh guru. Jika para siswa
menginginkan agar kelompok mereka memperoleh penghargaan, mereka
harus membantu teman sekelompoknya mempelajari materi yang diberikan.
Mereka harus mendorong teman meraka untuk melakukan yang terbaik dan
menyatakan suatu norma bahwa belajar itu merupakan suatu yang penting,
berharga dan menyenangkan.
155. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Team Assisted
Individualization

Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari


penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok
dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.

Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen.


Setiap siswa mengerjakan unit-unit program matematika sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A
mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit 5. para siswa mengikuti rangkaian
kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan
lembar kerja, memeriksa apakah dia telah menguasai keterampilan dan
mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban
dan memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai
atau melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung
jawab meyakinkan bahwa temannya telah siap mengikuti final tes. Baik
tanggungjawab individual dan penghargaan kelompok ada di dalam metode
pembelajaran ini.

Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan


oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya
kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil
dilampaui.
156. Metode Pembelajaran Kooperatif Model TAPPS (Thinking Aloud
Pair Problem Solving)
Sehubungan dengan model-model pembelajaran di atas Felder (1994: 5)
menambahkan suatu model pembelajaran kooperatif yaitu TAPPS (Thinking
Aloud Pair Problem Solving). Dalam model ini siswa mengerjakan
permasalahan yang mereka jumpai secara berpasangan, dengan satu anggota
pasangan berfungsi sebagai pemecah permasalahan dan yang lainnya sebagai
pendengar. Pemecah permasalahan mengucapkan semua pemikiran dan
mereka saat mereka mencari sebuah solusi, pendengar mendorong rekan
mereka untuk tetap untuk berbicara dan menawarkan anggapan umum atau
petunjuk jika bagian pemecah masalah tertekan.
Berdasarkan model pembelajaran tersebut Felder (1994: 6-8) memberikan
saran dalam membentuk kelompok pembelajaran kooperatif sebagai beikut:
157.Berikan tugas kelompok yang terdiri dari tiga sampai empat siswa
Saat siswa bekerja terpisah, salah satu diantarannya lebih mendominasi
dan biasanya bukanlah mekanisme yang baik untuk memecahkan
perdebatan, dan dalam tim yang berisi lima orang atau lebih akan
menjadi sulit untuk mempertahankan keterlibatan setiap orang dalam
proses. Kumpulkan satu tugas per kelompok.
2. Usahakan membentuk kelompok yang kemampuannya heterogen

Hambatan akan dijumpai jika satu kelompok memiliki anggota yang


semuannya lemah akan tampak nyata tetapi dengan mengumpulkan
satu kelompok yang memiliki anggota dengan kemapuan kuat juga
tidak disarankan.
3. Hindari kelompok dimana siswa perempuan dan siswa minoritas yang
banyak jumlahnya.

Studi-studi telah memperlihatkan bahwa gagasan siswa perempuan dan


kontribusinya seringkali dikurangi atau dipotong dalam tim yang
memiliki kelompok berjenis kelamin campuran, dan para siswa
perempuan akhirnya mengambil peran pasif dalam interaksi kelompok.
4. Jika sangat memungkinkan, memilih kelompok sendiri

Dalam membentuk kelompok, siswa menentuknan sendiri anggota


kelompoknya.
5. Memberikan tugas regu dengan masing-masing tugas yang berputar.
Dalam kelompok menghendaki perputaran tugas. Tugas-tugas dalam
kelompok yaitu: (1) koordinator (mengorganisir tugas ke dalam sub
tugas, mengalokasikan tanggungjawab, mempertahankan kelompok
tetap berorientasi pada tugas), (2) pemeriksa (memonitor kedua solusi
dan pemahaman tiap-tiap anggota regu di antara mereka), (3) perekam
(melihat kemungkinan konsensus, menulis solusi kelompok yang
lahir), dan (4) skeptis (menyarankan berbagai kemungkinan alternativ,
menghindari kelompok melompat pada kesimpulan terlalu awal).
6. Mempertimbangkan hal positif yang saling bergantung
Semua anggota regu perlu merasakan bahwa mereka mempunyai peran
unik untuk berperan serta di salah kelompok dan tugas hanya dapat
diselesaikan dengan baik jika semua anggota melakukan tugas mereka.
7. Mempertimbangkan tanggungjawab individu
Cara terbaik untuk mencapai tujuan adalah dengan memberikan tes
individu, selain itu dalam peSeptemberlihan anggota regu perlu
menjajikan atau mejelaskan hasil regu itu.
8. Membuat kelompok secara teratur menilai prestasi mereka

Pada awal tugas, siswa perlu mendiskusikan apa yang sebaiknya dikerjakan,
kesulitan apa yang muncul, dan apa yang tiap-tiap angggota dapat lakukan
untuk membuat semua hal bekerja lebih baik.
9. Menawarkan gagasan agar kelompok berfungsi efektif

Suatu pendekatan untuk menyiapkan siswa dengan beberapa unsur-unsur


arahan yang akan menghasilkan suatu pernghargaan dari apa sebenarnya
kerja kelompok dan untuk membantu pengembangan dari keterampilan
hubungan antar pribadi yang menopang di dalam pembentukan regu dan
prestasi.
10. Menyediakan bantuan regu yang meliki kesukaran dalam bekerja sama.

Kelompok yang mempunyai permasalahan harus dipertemukan dengan


pengajar untuk mendiskusikan kemungkinan pemecahan masalah.
11. Jangan membentuk kembali kelompok yang sudah pernah terbentuk

Tujuan bekerjasama yang utama akan membantu para siswa


memperluas daftar literatur pendekatan pemecahan masalah mereka,
dan tujuan kedua akan membantu mereka mengembangkan
keterampilan kepemimpinan kolaboratif, pengambilan keputusan dan
tujuan lainnya. Ini hanya dapat dicapai jika para siswa mempunyai
cukup waktu untuk mengembangkan suatu dinamika kelompok,
persaingan dan menanggulangi berbagai kesulitan dalam bekerja
bersama-sama.
157. Metode Pembelajaran Kooperatif Model Think-Pair-Share

Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman dan kawan-kawannya dari


Universitas Maryland dan mampu mengubah asumsi bahwa metode resitasi dan
diskusi perlu diselenggarakan dalam setting kelompok kelas secara keseluruhan.
Metode Think-Pair-Share memberikan kepada para siswa untuk berpikir dan
merespons serta saling bantu satu sama lain. Sebagai contoh, seorang guru baru
saja menyelesaikan suatu sajian pendek atau para siswa telah selesai membaca
suatu tugas. Selanjutnya, guru meminta kepada para siswa untuk menyadari secara
lebih serius mengenai apa yang telah dijelaskan oleh guru atau apa yang telah
dibaca. Guru tersebut memilih metode Think-Pair-Share daripada metode Tanya
jawab untuk kelompok secara keseluruhan (whole-group question and answer).
Lyman dan kawan-kawannya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

Langah 1 – Berpikir (Thinking): Guru mengajukan pertanyaan atau isu yang


terkait dengan pelajaran dan siswa diberi waktu satu menit untuk
berpikir sendiri mengenai jawaban atau isu tersebut.
Langkah 2 – Bepasangan (Pairing): Selanjutnya guru meminta kepada
siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan mengenai apa
yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini dapat
menghasilkan jawaban bersama jika suatu pertanyaan telah
diajukan atau penyampaian ide bersama jika suatu soal
khusus telah diidentifikasi. Biasanya guru mengizinkan tidak
lebih dari 4 atau 5 menit untuk berpasangan.
Langkah 3 – Berbagi (Sharing): Pada akhir ini guru meminta pasangan-
pasangan tersebut untuk berbagi atau bekerja sama dengan
kelas secara keseluruhan mengenai apa yang telah mereka
bicarakan. Pada langkah ini akan menjadi efektif jika guru
berkeliling kelas dari pasangan yang satu ke pasangan yang
lain, sehingga seperempat atau separo dari pasangan-
pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor.
Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari
penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok
dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.
Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen.
Setiap siswa mengerjakan unit-unit program matematika sesuai dengan
kemampuan masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A
mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit 5. para siswa mengikuti rangkaian
kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan
lembar kerja, memeriksa apakah dia telah menguasai keterampilan dan
mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban
dan memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai
atau melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung
jawab meyakinkan bahwa temannya telah siap mengikuti final tes. Baik
tanggungjawab individual dan penghargaan kelompok ada di dalam Think Pair
Share ini.
Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan
oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya
kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil
dilampau
158. Metode Belajar Aktif Model Memberikan Pertanyaan dan
Mendapatkan Jawaban
Uraian Singkat
Ini merupakan strategi pembentukan tim untuk melibatkan siswa dalam
peninjauan kembali materi pada pelajaran sebelumnya atau pada akhir
pelajaran.
Prosedur

159.Berikan dua kartu indeks kepada masing-masing siswa.


160.Perintahkan tiap siswa untuk melengkapi kalimat berikut ini.
a) Kartu 1 : Saya measih memiliki pertanyaan tentang __________.

b) Kartu 2 : Saya bisa menjawab pertanyaan tentang __________.

161.Buatlah sub-sub kelompok dan perintahkan tiap kelompok untuk


memilih “pertanyaan paling relevan untuk diajukan” dan pertanyaan
paling menarik untuk dijawab” dari kartu anggota kelompok mereka.
4. Perintahkan tiap sub-kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk
diajukan” yang ia pilih. Pastikan apakah ada siswa yang dapat
menjawab pertanyaan itu. Jika tidak, guru harus menjawabnya.

5. Pentahkan tiap kelompok untuk melaporkan “pertanyaan untuk


dijawab” yang ia pilih. Perintahkan anggota sub-sub kelompok ntuk
berbagai jawaban dengan siswa yang lain.
Variasi

6. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu pertanyaan, dan bagikan kepada


sub-sub kelompok. Perintahkan sub-sub kelompok untuk memilih satu
atau beberapa pertanyaan yang dapat mereka jawab.

7. Siapkan terlebih dahulu beberapa kartu jawaban dan bagikan


kepadasub-sub kelompok untuk memilih satu ata beberapa jawaban
yang menurut mereka membantu dalam meninjau kembali apa yang
telah mereka pelajari.
159. Metode Belajar Aktif Model Meninjau Kesulitan pada Materi
Pelajaran
Uraian Singkat
Strategi ini dirancang seperti tayangan permainan TV – jawaban diberikan
terlebih dahulu, dan tantangannya adalah mengajukan pertanyaanyang
cocok atau benar. Format ini bisa dengan mudah digunakan sebagai
tinjauan tentang materi pelajaran.
Prosedur
160.Buatlah tiga hingga enam kategori pertanyaan tinjauan. Gunakan salah
satu dari beberapa kategori umum ini:
 Konsep atau gagasan
 Fakta
 Keterampilan
 Nama
161.Atau buatlah kategori berdasarkan topiknya. Sebagai contoh, anggur
berwarna ini biasanya dihidangkan dalai temperature ruangan” bias
dicocokan dengan pertanyaan “Minuman rouge itu apa sih? Kita tidak
perlu memiliki jumlah pertanyaan dan jawaban yang sama dalai tiap
kategori,namun kita harus menyusun petanyaan dan jawaban dengan
derajat kesulitan yang terus meningkat.
3. Perlihatkan papan permainan peninjauan kembali pada selembar kertas
besar dan tebal. Umumkan kategorinya dan nilai poinnya untuk tiap
kategori. Berikut adalah apana permaina sampel.
BULAN WARNA ANGKA
10 Poin 10 Poin 10 Poin

20 Poin 20 Poin 20 Poin

30 Poin 30 Poin 30 Poin

4. Bentuklah tim beranggotakan tiga hingga enam orang siswa dan


sediakan kartu penjawab untuk tiap tim. Jika memungkinkan, buatlah
kelompok dengan beragam tingkat keterampilan atau pengetahuan.
5. Pentahkan im untuk memilih kapten dan pencatat nilai tim.
- Kapten tim mewakili tim. Ia merupakan salah satunya yang bisa
mengacungkan kartu penjawab dan memberikan jawabanya. Kapten
tim harus merundingan dengan tim sebelum memberikan jawaban.
- Pencatat nilai bertanggung jawab menambahkan dan mengurangi
nilai untuk tim mereka.
Catatan : Sebagai moderator permainan, anda bertanggung jawab
mencermati pertanyaan mana saja yang telah diajukan. Ketia
tiap pertanyaan diajukan, beri tanda silang pada papan
permainan. Berikan tanda centang pada pertanyaan yangsulit
dijawab oleh siswa. Anda bisa kembli kepada pertanyaan ini
bila permainan selesai.
Tinjaulah beberapa aturan permainan berikut ini.
- Kapten tim yang memegang kartu penjawab pertama mendapatan
kesempatan untuk menjawab.
- Semua jawaban harus diberikan dalai bentuk pertanyaan.
- Jika jawaban yang diberikan benar, nilai angka untuk kategorinya
akan diberikan. Jika jawabannya tidak benar, nilai angka pada skor
tim dikurangi, dan tim lain berkesemapatan untuk menjawab.
- Tim yang memberikan jawaban terakhir yang benar akan
menguasai papan permainan.
Variasi

1. Sebagai alternative dari penggunaan kapten tim, perintahkan tiap


anggota tim untuk mengambil giliran memainkan permainan tinjauan
ulang. Dia tidak boleh berkonsultasi dengan anggota tim sebelum
menjawab.

2. Perintahkan siswa untuk membuat pertanyaan permainan.


160. Model Team Assisted Individualization

Model ini dirancang untuk menggabungkan insentif motivasional dari

penghargaan kelompok dengan program pembelajaran individual yang cocok

dengan tingkatan yang dimiliki oleh siswa.

Siswa dikelompokkan kedalam empat atau lima orang secara heterogen.

Setiap siswa mengerjakan unit-unit program ilmu penetahuan sosial sesuai

dengan kemampuan masing-masing. Artinya, dalam suatu tim bisa saja si A

mngerjakan unit 2, si B mengerjakan unit 5. Para siswa mengikuti rangkaian

kegiatan yang teratur, mulai dari membaca lembar pembelajaran, mengerjakan

lembar kerja, memeriksa apakah dia telah menguasai keterampilan dan

mengikuti tes.
Anggota tim bekerja secara berpasangan, saling bertukar lembar jawaban dan

memeriksa pekerjaan temannya. Jika seorang siswa berhasil mencapai atau

melampaui skor 80, dia mengikuti final tes. Anggota tim bertanggung jawab

meyakinkan bahwa temannya telah siap mengikuti final tes. Baik tanggungjawab

individual dan penghargaan kelompok ada di dalam metode pembelajaran ini.

Setiap minggu guru menjumlahkan banyaknya unit yang telah diselesaikan

oleh semua anggota tim dan memberikan sertifikat atau penghargaan lainnya

kepada tim yang memenuhi kriteria berdasarkan jumlah final tes yang berhasil

dilampaui.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai