Anda di halaman 1dari 29

Gerak pada

Dua & Tiga Dimensi


MEKANIKA FISIKA DIK’A
KELOMPOK 4

Dian Ronaldo.S Gracia Rewina


(4193321011) Girsang
Rina Erina (4192421005)
Fransiska adelina. S Junija Gisriani (4193321010)
(4193321013) (4193321026)
-TOPIK PEMBAHASAN-
05
Operator
01 03 Del pada
Koordinat Koordinat Koordinat
Polar Bola Silinder
& Bola

02 04
Koordinat Kinematika pada
Selinder Berbagai Sistem
Koordinat
KOORDINAT
POLAR
Sistem koordinat yang

01
berbentuk persegi
panjang yang cukup
berguna dalam
menggambarkan gerak
suatu objek yang
bergerak dalam garis,
bidang koordinat polar.
-Koordinat
Polar
• Titik P terletak pada jarak r dari titik
asal
• OP garis membentuk sudut 0 dengan
sumbu X adalah sama diterima untuk
menggambarkan posisi titikP dengan
koordinat disebut bidang koordinat
polar
• Hubungan antara dan adalah:

Sistem koordinat polar dua dimensi  


(menunjukkan plot x dan y konstan)
Kita dapat mempresentasikan r dan 0 dalam hal x dan y dengan
prosedur sederhana. Dengan menkuadratkan dan kita
mendapatkan

Maka menghasilkan
 
Yaitu:

Dengan demikian, dalam dua dimensi system koordinat atau


benar-benar menentukan posisi suatu titik dalam pesawat, r
dapat memiliki nilai antara 0 dan , sedangkan dapat memiliki
nilai antara 0 dan , dengan meningkat berlawanan.
Contoh
Soal
Koordinat
Polar
02
Koordinat
Selinder
 Pada gambar menunjukkan titik
P pada ruang dalam system
koordinat silinder. Titik p
terletak pada jarak r dari O, dan
posisi tersebut dalam koordinat
kartesian adalah (x, y, z) atau
dalam koordinat silinder ().
Hubungan antara koordinat kartesian (x, y, z) dengan koordinat
silinder () :

 
Sedangkan hubungan sebaliknya dapat dinyatakan :
Contoh Soal Koordinat Selinder
 
1. Tentukan koordinat cartesius dan koordinat selinder
dari titik berikut: (4,2/3,5) dan (-5, -5,2)
Penyelesaian:
(4,2/3,5) (-2,25)
dan(-5, -5,2) (55/4,2)

 
2. Tentukan persamaan ini dalam koordinat selinder pada persamaan
cartesius berikut:
= 4 – z dan =2
Penyelesaian:
= 4 –z dan =2
=4–z =
=
03
Koordinat Bola
Sistem koordinat untuk ruang tiga dimensi di mana posisi suatu titik ditentukan
oleh tiga angka dari jarak radial titik tersebut dari titik asal tetap dan nilai sudut
kutub tersebut yang diukur dari arah puncak yang tetap dan ketika sudut azimut
 tersebut dari hasil proyeksi ortogonal pada bidang referensi yang melewati asal
dan ortogonal untuk zenit, diukur dari arah referensi tetap di pesawat itu
Koordinat
Bola

KET : Sistem koordinat bola (r, θ, φ)


 digunakan dalam bidang fisika Jarak radial r,
sudut θ (theta), dan sudut azimuthal φ (phi).
Simbol ρ (rho) r.
Konversi Antara Koordinat Bola Dan
.
Koordinat Kartesius
 
Contoh Soal Koordinat Bola
Contoh Soal:
4 3 ,4,6 
Menyatakan dalam koordinat kartesius. Ubah dan nyatakan dalam koordinat bola.
Jawab
Koordinat kartesius, koordinat tabung dan koordinat bola mempunyai hubungan sebagai berikut:

r   sin  atau r  x 2  y 2    z   cos  x   sin  cos 


y   sin  sin    x2  y2  z2
Sehingga dari titik diketahui
dan diperoleh  4,4 3,6 x  4, y  4 3 dan z  6

r  x2  y 2    4 2  (4 3 ) 2  64  8
z   cos   6  10 cos 
y 4 1 3 jadi koordinat bola
tan   
x 4 3

3 adalah   arccos
6  4,4 3 ,6 
5 10
  5 6
6 10, , arccos 
 6 10 
  x 2  y 2  z 2  (4) 2  (4 3 ) 2  (6) 2  10
4. Kinematika pada Berbagai Sistem Koordinat

1. Sistem Koordinat Kertesian  


Kita tinjau posisi benda dalam koordinat kertesian 2 dimensi dinyatakan sebagai berikut.

Dengan demikian kecepatan benda tersebut ditentukan dengan penurunan terhadap waktu.

Sedangkan percepatannya
  Koordiat Polar
2.
Vector posisi suatu obyek pada koordinat kertesian dapat
dijabarkan sebagai berikut.

Sehingga posisi suatu obyek pada koordinat polar dapat


dinyatakan sebagai berikut.

Kinematika pada
berbagai Sistem
Koordinat
Vector satuan r dan θ memiliki arah yang saling tegak lurus.

Berdasarkan gambar
tersebut, dapat
diperoleh bahwa:
3. Koordinat Silinder
Terdapat 3 vektor satuan, yaitu , , dan . Hubungan vector satuan pada kordinat kertesian
(x, y, z) dan koordinat silinder (, , ) adalah :

Persamaan diatas memberikan hubungan bahwa nilai


dan .
Untuk vector posisi titik materi di  pada koordinat silinder dinyatakan
 
Maka diperoleh kecepatannya
dengan menurunkannya terhadap waktu.
  Contoh soal
Kinematika pada berbagai Bidang Koordinat

Posisi benda setiap saat ditentukan oleh persamaan .


Tentukanlah posisi benda saat t=1s dan t=10s.
Tentukanlah perpindahan benda selang waktu t=1s sampai t=10s.
Penyelesaian:
Posisi benda pada t=1s

Posisi benda pada t=10s

Perpindahan benda antara t=1s sampai t=10s

 
 
 
5. OPERATOR DEL
Operator del, ditulis Ñ, adalah operator diferensial vektor.
Dalam koordinat Cartesian,

Operator ini bermanfaat dalam mendefinisikan:


1. Gradien dari skalar V, ditulis sebagai ÑV
2. Divergensi dari vektor A, ditulis sebagai Ñ. A
3. Curl dari vektor A, ditulis sebagai Ñ x A
4. Laplacian dari skalar V, ditulis sebagai Ñ2V
Operator Del

1. Dalam
koordinat
silinder

2. Dalam
koordinat bola
1. Koordinat Silinder
(1). Diferensial Perpindahan:
1. Koordinat Silinder

(2) Diferensial luas normal:

(3) Diferensial volume:


2. Koordinat Bola

(1). Diferensial perpindahan:


2. Koordinat Bola

(2) Diferensial luas normal:

(3) Diferensial volume:


 6. Fungsi Energi Potensial

Didefinisikan suatu fungsi energi potensial sebagai

𝑉(𝑥) = = (3.65)

dan keterkaitannya dengan gaya F(x) yaitu

𝐹(𝑥) = (3.66)
Jika suatu partikel berada di r (x, y, z) dibawah pengaruh F bekerja dari r1 ke r2, maka kerja
yang diberikan yakni
𝑊= (3.67)

fungsi energi potensial V(r) = V(x, y, z) sebagai kerja yang dilakukan oleh gaya ketika
partikel dari titik r ke rs, dalam hal ini

𝑉(𝑟) = = (3.68)
Fungsi Energi Potensial
Jika kerja dilakukan dalam lintasan tertutup P ke Q ke P seperti
gambar 3.12, maka
𝑊𝑃→𝑄→𝑃 = ∮ 𝑭.𝑑𝒓 = 0 𝐶 (3.69)
𝑊𝑃→𝑄→𝑃 = ∮ 𝑭.𝑑𝒓 = ∬ 𝒏. ̂ (𝛁𝑥𝑭)𝑑𝑠 = 0𝑙𝑢𝑎 𝐶

Hal ini menjadi benar jika


𝛁𝑥𝑭 = 𝒄𝒖𝒓𝒍 𝑭 = 0
Gambar 3.12 Kerja yang dilakukan oleh F yang bekerja dari r1 ke r2 dapat
Kerja pada lintasan tertutup dinyatakan
𝑊1→2 = = + = 𝑉1(𝑟) − 𝑉2(𝑟)
dan kerja yang dilakukan dapat menimbulkan perubahan energi
kinetik:
𝑊1→2 = = 𝑘2 − 𝑘1 (3.73)

 
 Bila dikombinasikan antara persamaan (3.72) dan persamaan (3.73) didapatkan:
K1 + V1(r) = K2 + V2(r) (3.74)
Jika E = energi total, maka:
K + V = ½ m(x2+y2+z2)+V(x, y, z) = E (3.75)

Mengingat F=F(r,t) dan pada t tertentu


∇𝑥𝐹(𝑟,𝑡) = 0 (3.76)
𝑉(𝑟,𝑡) = (3.77)
𝐹(𝑟,𝑡) = −∇(𝑟,𝑡) (3.78)
𝑉(𝑟) = (3.79)
𝐹𝑥 = −
𝐹𝑦 = −
𝐹 𝑧 = − 𝑑𝑧

Sehingga didapat :
𝑉 = −∫𝐹𝑥𝑑𝑥 + 𝐶1(𝑦,𝑧)
𝑉 = −∫𝐹𝑦𝑑𝑦 + 𝐶2(𝑥,𝑧)
𝑉 = −∫𝐹 𝑧𝑑𝑧 + C1(𝑥,𝑦)
Do you have any questions?

youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com

Thanks!
Kelompok 4
CREDITS: This presentation template was created
by Slidesgo, including icons by Flaticon, and
infographics & images by Freepik.
Please keep this slide for attribution.

Anda mungkin juga menyukai