Anda di halaman 1dari 11

ACUTE RESPIRATORY DISTRESS SYNDROME

(ARDS)

OLEH :
KELOMPOK 1

1. ADJI ARIANDA SIREGAR


2. YUNI ARTA BATUBARA
3. JULIANI
4. NURDINA
5. RAHMAD ARIF
A. DEFENISI
■ ARDS merupakan bentuk gagal napas yang berbeda ditandai dengan
hipoksemia berat yang resisten terhadap pengobatan konvensional. ARDS
terjadi setelah berbagai penyakit (sepsis, aspirasi isi lambung, trauma serius),
yang menyebab kan peningkatan permeabillitas dan edema paru
nonkardiogenik yang berat. (Sylvia A.price)
■  Gagal nafas akut/ARDS terjadi bilamana pertukaran oksigen terhadap
karbondioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara laju komsumsi
oksigen dan pembentukan karbon dioksida dalam sel-sel tubuh. Sehingga
menyebabkan tegangan oksigen kurang dari 50 mmHg (Hipoksemia) dan
peningkatan tekanan karbondioksida lebih besar dari 45 mmHg (hiperkapnia).
(Brunner & Sudarth, 2001)
■ ARDS merupakan sindrom yang ditandai oleh peningkatan permeabilitas
membran alveolar-kapiler terhadap air, larutan, dan protein plasma, disertai
kerusakan alveolar difus, dan akumulasi cairan yang mengandung protein
dalam parenkim paru. (ilmu penyakit dalam, jilid 3)
KESIMPULAN PENYAKIT ARDS
■ Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa ARDS ( Gagal nafas Akut )
merupakan ketidakmampuan atau kegagalan sitem pernapasan oksigen dalam darah
sehingga pertukaran oksigen terhadap karbondioksida dalam paru - paru tidak dapat
memelihara laju konsumsi oksigen dan pembentukan karbondioksida dalam sel-sel
tubuh. sehingga tegangan oksigen berkurang dan akan peningkatan karbondioksida akan
menjadi lebih besar.
B. PREVALENSI
■ Global
– Data epidemiologi Sindrom Distress Pernapasan Akut / Acute respiratory Distress
Sydrome (ARDS) pada tahun 2016 dari 50 Negara menunjukkan bahwa prevalensi
ARDS sebesar 10,4% dari total pasien rawat di unit perawatan intensif (intensive
care unit/ICU).
– Di Amerika serikat, insidensi ARDS pada pasien pediatrik tercatat sebanyak 9.5
kasus per 100.000 populasi per tahun, 16 kasus per 100.000 populasi per tahun
pada usia 15-19 tahun pada usia 75-84 tahun. Kasus ARDS juga semakin
meningkat, di Taiwan, terdapat kenaikan kasus ARDS sebanyak 50% dari tahun
1997 hingga 2011.
■ Indonesia
– Epidemiologi ARDS di Indonesia sebesar 10,4% . Salah satu penelitian di Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) mendapatkan bahwa dalam periode 10 bulan
(Oktober 2015- Agustus 2016) terdapat 101 pasien yang didiagnosa dengan ARDS
C. ETIOLOGI
■ ARDS berkembang sebagai akibat ■ 1. Trauma langsung pada paru
kerusakkan pada epitel alveolar – Emboli karena pembekuan
dan endotel mikrovaskular yang di darah, lemak, udara, atau
akibat kan trauma jaringan paru carian amnion
baik secara langsung maupun
tidaklangsung. – Aspirasi asam lambung
■ 2. Trauma tidak langsung – Terhisap gas beracun
– Sepsis – TBC miliar
– Shock – Radang paru difus (SARS)
– DIC (Dissemineted – Obstruksi saluran napas atas
Intravaskuler Coagulation) – Asap rokok yang mengandung
– Prankeatitis kokain
– Uremia – Keracunan oksigen
– Overdosis obat – Trauma paru
– Idiophatic (tidak diketahui) – Ekspose radiasi
D. PATOFISIOLOGI
Timbul serangan

Trauma endothelium paru


Trauma type II pneumocytes
Dan ephithelium alveolar

Peningkatan permeabiltas Kerusakan jaringan paru Penurunan surfactan

Edema pulmonal Atelektasis

Alveoli terendam Penurunan pengembangan Abnormalitas ventilasi


paru perfusi

Kelebihan volume cairan


Hipoksemia Gangguan pertukaran gas
Next ….

Hipotensi
Ketidakefektifan pola nafas
Ansietas
Defisiensi pengetahuan Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer

Ketidakefektifan bersihan
Peningkatan produksi sekret
jalan napas
E. PENATALAKSANAAN
A. PENATALAKSANAAN MEDIS B. PENATALAKSANAAN
KEPERAWATAN
1. Terapi oksigen
1. Mengatasi hipoksemia
2. Ventilasi mekanik
2. Mengobati penyebab dasar
3. Positif and expiratory breathing
(PEEB) 3. Tindakan suportif untuk mencegaf
komplikasi
4. Pemantauan oksigen arteri adekuat
5. Terapi farmakologi
6. Dukungan nutrisi
F. TINJAUAN JURNAL (Intervensi)
■ Judul : Driving Pressure sebagai Bagian Strategi Ventilasi Mekanik pada Sindroma Gagal Napas
Akut Pediatric akibat Tenggelam Air Tawar
■ Penulis : Adika Putri Pratiwi, Suwarman
■ Terbitan : Majalah Anestesia dan Critical Care 37 (2), 50-57, 2019
■ Rangkuman :
Dilaporkan kasus anak laki-laki usia 14 tahun, datang dengan peningkatan work of breathing (WOB),
desaturasi, penurunan kesadaran.edema paru dan pneumonia pada rontgen toraks. Strategi ventilasi
mekanik sesuai protocol ARDS berupa target volume tidal ekspirasi (VTE) 6-8 mL/Ideal, Plateau <35
cmH20, dan memasukkan unsur Driving pressure yang dipertaankan kisaran 15-16. tahap awal
didaptkan ∆P≤8 dan ≥16, pada ∆P tersebut parameter oksigenasi tidak mengalami perbaikan. Nilai ∆P
yang dipertahankan 15–16 membuat rasio PaO2 /FiO2 (P/F) perbaikan, sehingga ∆P tidak hanya
digunakan sebagai limit, namun dapat digunakan sebagai strategi ventilasi mekanik untuk optimalisasi
oksigenasi. ARDS dengan penyebab pneumonia bilateral dan wet lung akibat tenggelam dapat segera
diatasi dan menunjukkan perbaikan dengan tatalaksana diatas. Pemberat perawatan adalah adanya
aspirasi pneumonia dan sepsis selama di intensive care unit (ICU). Terapi supportif lain berupa
pemberian nutrisi, sedasi, analgesia, pelumpuh otot, antibiotik, ventilator associated pneumonia (VAP)
bundle, dilakukan. Pada hari ke-7 klinis dan penunjang menunjukkan perbaikan, hari ke-8 pasien
pindah ke ruang perawatan dan pulang pada hari ke-12.
Daftar pustaka
■ Amin Z, Afifah H, Mamudi C. short-term Survival of Acute Respiratory Distress Syndrome
Patients at a Single Tertiary Referral Centre in Indonesia. Acta Med Indones.2016;48:300-6.
■ Brunner & Suddarth (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, edisi 8. Jakarta : EGC
■ Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. 1996. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3. Jakarta:
Balai Penerbit FKUI 
■ Pham T, Rubenfeld G. The Epidemiology of Acute Respiratory Distress Syndrome. Am J Respir
Crit Care Med. 2017;195:860-70.
■ Pratiwi, Adika Putri, Suwarman. 2019. Driving Pressure sebagai Bagian Strategi Ventilasi
Mekanik pada Sindroma Gagal Napas Akut Pediatric akibat Tenggelam Air Tawar. (online)
http://journal.perdatin.org/index.php/macc/article/download/129/91
■ Sylvia A. Price, Lorraine M. Wilson. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit (ed. 6).
EGC
■ Nurarif, A.H., % Kusuma. (2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan diagnose medis &
NANDA (NIC-NOC). Edisi Revisi Jilid 1. Yogyakarta: Mediaction Publishin.
~ THANK YOU
~

Anda mungkin juga menyukai