Anda di halaman 1dari 38

Management of COVID-19 in people

with epilepsy: drug considerations

Pembimbing : dr. Hening Tri Utami Sp.N


Oleh : Erin Puspasari
IDENTITAS
JURNAL
JUDUL

1 Management of COVID-19 in people with epilepsy: drug considerations

2
PENULIS
Ali A. Asadi-Pooya & Armin Attar & Mohsen Moghadami & Iman Karimzadeh5

3
PENERBIT
Neurological Science

4
TAHUN TERBIT
2020
Abstrak
 Orang dengan epilepsi tidak akan lebih mudah tertular ataupun memiliki gejala
COVID-19 yang lebih menonjol hanya karena orang tersebut mengidap Epilepsi

 Namun, pengelolaan COVID-19 pada pasien dengan Epilepsi lebih rumit daripada
individu lain, dikarenakan dapat timbulnya interaksi obat yang signifikan dan
masalah jantung, hati atau ginjal.

3
Pendahuluan
 COVID-19 merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus SARS-CoV2 yang
mempunyai kemampuan neuroinvarif dan dapat menyebar dari saluran pernapasan
ke sistem saraf pusat (SSP).

 COVID-19 telah dikaitkan dengan manifestasi neurologis seperti kejang dan


perubahan status mental.

 Meskipun sejauh ini belum ada terapi yang disetuji untuk pengobatan COVID-19
yang interaksi antara obat-obatan terapi anti COVID-19 dan obat anti epilepsi
menjadi tantangan tersendiri

4
Pendahuluan
 Dalam ulasan ini , pertama-tama kami merangkum potensi interaski antara obat
antiepilepsi dan beberapa obat yang saat ini digunakan dalam pengelolaan COVID-
19.

5
Interaksi Obat
 Pengobatan utama epilepsi menggunakan AED. Saat ini ada lebih dari 30 AED yang
tersedia untuk digunakan.

 Terdapat interaksi obat yang dapat terjadi bila dua atau lebih obat diberikan secara
bersamaan.

 Interaksi obat lAED dengan obat lain dihasilkan dari induksi atau penghambatan
enzim hati yang memetabolisme obat.

6
Interaksi Obat
o Terdapat beberapa potensi interaksi obat antara AED dan terapi yang disarankan dan
diguakan dalam COVID-19 (misalnya Kloroquin, hidrosikloroquin, lopinavir/
ritonavir, favipiravir, remdesivir, tocilizumab, nitazoxanide, sofasbuvir, dan
interferon beta.)

7
8
9
10
11
12
13
Interaksi menyebabkan penurunan AED Plasma
levels
 Lopinavir / ribonavir menurunkan konsentrasi plasma Lamotrigin(dan mungkin
Fenitoin dan Valproate), mungkin dengan induksi sistem enzim glukuronidasi.
 Peningkatan dosis hingga 200% dari dosis lamotrigin awal diperlukan untuk
mencapai konsentrasi serupa bila hanya menggunakan lamotrigin.
 Kemanjuran dari AED (Karbamazepin, Lacosamide, Oxcarbazepine, Lamotrigine,
Fenobarbital, Fenitoin) dapat menurun bila digunakan dengan kombinasi
Hydroxychloroquine atau Chloroquine.

14
Interaksi menyebabkan penurunan AED Plasma
levels
 Mekanisme interaksi ini belum dijelaskan.

 Aktivitas AED (Karbamazepin, Lacosamide, perampanel, Fenobarbital, Fenotoin)


mungkin terganggu jika diberikan bersama dengan tocilizumab, melalui induksi
enzim hari.

15
Interaksi menyebabkan meningkat Tingkat AED

 Ritonavir adalah penghambat CYP3A/ CYP2D6 yang manjur dan berpotensi


meningkatkan kadar Cannabidol, karbamazepin, cenobamat, Klonazepam,
ethosuximide, lacosamide, perampanel dan zonisamid plasma.

16
Interaksi menyebabkan Penurunan Tingkat plasma
Obat lain
 Pasien yang diterapi dengan AED yang men-induksi enzim (Karbamazepin,
cenobamat, esllcarbazepine asetat, oxcarbazepine, Fenobarbital/primidine, fenitoin)
beresiko mengalami interaksi obat yang penting dengan obay lain yang
dimetabolime oleh enzim ini (Hidrosikloroquine/ Kloroquine)

 Penginduksi CYP3A (karbamazepin, oxcarbazepine, eslicarbazepine, cenobate,


fenobarbital, fenitoin, topiramate) juga dapat menurunkan kadar serum Lopinavir.

17
Interaksi menyebabkan Penurunan Tingkat plasma
Obat lain
 Pemberian bersama sofosbuvir dengan karbamazepine, fenitoin, fenobarbital, atau
oxcarbazepine diharapkan dapat menurunkan konsenterasi serum sofosbuvir.

18
Interaksi menyebabkan Peningkatan Tingkat
plasma Obat lain
 Pemberian bersama hydroxychlorokuin dengan inhibitor CYP2C8 dan CYP3a4
sedang dan kuat (seperti cannabidiol) dapat menyebabkan peningkatan konsenterasi
plasma hydroklorokuin. Perampanel adalah adalah inhibitor CYP2C8 dan CYP3A4
yang lemah.

 Catatan : Saat ini, tidak ada bukti eksperimental maupun klinis untuk interaksi obat
yang nyata antara favipiravir, nitazoxanide dan interferon beta dengan AED

19
Efek samping dan Komplikasi lain
 Terapi AED dan COVID-19 memiliki efek samping signifikan pada jantung.
 COVID-19 dapat menyebabkan inflamasi sistemik yang berujung pada kegagalan
multiorgan, gangguan akut jantung dan gagal jantung.
 Ketika pasien dengan Epilepsi terjangkit COVID-19 terdapat 2 kemungkinan
 Pasien telah terkontrol dengan baik dengan dosis stabil AED yang terjadi pada sekitar 2/3 orang
dengan epilepsi secara umum.
 Pasien mengalami kejang yang resistan terhadap obat, yang terjadi pada 1/3 orang dengan epilepsi.

20
Efek samping dan Komplikasi lain
 Pada Skenario pertama, kita tidak dapat mengganti AED secara tiba-tiba bila
tombul efek samping yang berhubungan dengan komplikasi terkait perawatan AED
dan/ anti-COVID.

 Tindakan untuk meminimalkan risiko kardiovaskular :


 Pemantauan interval elektrokardiografi (EKG)/ QT
 Koreksi ketidakseimbangan elektrolit sebelum pemberian obat, (koreksi hipokalemia ke level ke
>4.5 mEq/L dan hipomagnesemia level >2.2 mg/dL
 Mengindari obat yang mungkin menyebabkan pemanjangan QT atau yang memiliki efek samping
lain , jika memungkinkan (Antiemetik, contoh ondansentron, PPI untuk menekan asam lambung dan
agen anastesi)
 Menunjukkan tanda EKG aritmia setelah menggunakan obat yang berhubungan dengan torsades de
pointes

21
Efek samping dan Komplikasi lain
 - seperti peningkatan QTc dari baseline pra-obat 60 ms, perpanjangan interval QTc
yang ditandai> 500 ms, distorsi gelombang TU yang menjadi berlebihan dalam
detak setelah jeda, alternans gelombang T yang terlihat (makroskopid), ektopi
ventrikel onset baru, dan cuplet dan takikardia ventrikel polimorfik nonsustained
dimulai pada denyut setelah jeda.

22
Efek samping dan Komplikasi lain
 Tindakan yang disarankan bila muncul tanda torsades de pointes:
 menghentikan obat yang mengganggu
 Memberikan kaliun dan magnesium
 Pertimbangkan keceparan sementara utk mencegah bradikardia
 Memindahkan pasien ke unit rumah sakit dengan tingkat pengawasan dan
pemantauan EKG.

23
Efek samping dan Komplikasi lain
 Pasien sakit parah yang memakai lacosamide harus dipantau untuk bradikardia 
diobati isoproterenol atau atropin dan jika tersedia pacing eksternal.

24
Efek samping dan Komplikasi lain
 Pada Skenario kedua (Kejang dengan resistan obat)
 Jika ada interaksi obat, dokter dapat memutuskan mengalihkan ke AED yang lebih
aman.
 Perubahan fisiologi, intervensi farmakologis dan nonfarmakologis pada pasien
COVID-19  kegagalan terapeutik atau toksisitas beberapa AED.
 Pada pasien dengan gangguan pernapasan dan/ jantung  leviracetam (30-60
mg/KgIV selama 10 mendan brivaracetam (250-100 mg dua kali / hari) dapat dipilih
 Penyesuaian dosis utk semua tahap gangguan hati

25
Efek samping dan Komplikasi lain
 Penyesuaian dosis diperlukan pada ps dengan gangguan ginjal.

26
Kegagalan Organ
 Kelainan fungsi hepar dan ginjal mungkin dapat terjadi pada pasien dengan
COVID-19
1. Bila pasien mengalami kelainan hepar baik sedang (Child-Pugh B) atau berat
(Child-Pugh C)  penyesuaian dosis AED  brivareetam. Cannabidiol,
karbamazepin, Cenobamate, lacosamide, lamortigine, perampanel,
phenobarbital/primidone, phenytoid, topiramate dan Valproate.

27
Kegagalan Organ
 Kelainan fungsi hepar dan ginjal mungkin dapat terjadi pada pasien dengan
COVID-19

1. Jika pasien mengalami gagal ginjal dengan klirens kreatinin <60 mL/min. AED yg
memerlukan penyesuaian dosis : eslicabazepine acetate, gabapentin, leviracetam,
perampanel, pregabaline, primidone, topiramate dan zonisamide

28
Oksigenase Membran Ekstrakorporeal
 Oksigenasi membran diperlukan dalam penatalaksanaan pasien dengan COVID-19
dan pneumonia berat  mempengaruhi farmakokinetik ‘terikat protein tinggi
(clobazam, perampanel, fenitoin, valproate).

29
Kejang Onset Baru
 Kejang onset baru atau onset kejang dapat memburuk pada penderita epilepsi 
Penyakit sistemik akut, patologi neurologis primer, efek samping pengobatan ps
dengan penyakit COVID-19 yang sudah kritis.

 Hydrochloroquine / Chloroquine dapat menurunkan ambang AED

30
Kesimpulan
 Naskah ini diharapkan membantu tenakes memahamami potensi interaksi obat AED
dan terapi yang digunakan pada ps COVID-19
 Gangguan jantung, hari atau ginjal pada pasien dengan COVID-19 memerlukan
penyesuaian terhadap AED.
 Pemantauan ketat terhadap status klinis pasien epilepsi yang menderita COVID-19
yang memerlukan pengobatan.
 Steroid dan Everolimus dapat digunakan pada beberapa sindrom epilepsi 
(autoimun dan tuberkulosa) Kortikosteroid dapat menutupi beberapa tanda infeksi
 memperburuk infeksi dan resiko penyebaran infeksi.
 Everolimus  imunisupresif  pneumonitis non-infeksi

31
32
CRITICAL APPRAISAL
JUDUL & PENGARANG
No. Kriteria Ya (+) atau tidak (-)
1 Jumlah kata dalam judul, < 12 kata + (19 KATA)

2. Deskripsi Judul Menggambarkan isi utama


penelitian, cukup menarik dan
tanpa singkatan

3. Daftar penulis sesuai aturan jurnal +

4. Korespondensi penulis +
5. Tempat & waktu penelitian dalam judul -

6 Subjek penelitian +
ABSTRAK PENDAHULUAN
Ya (+), Ya (+),
No. Kriteria No. Kriteria
Tidak (-) tidak (-)

1. Abstrak 1 paragraf + 1. Terdiri dari 2 bagian atau 2 paragraf +

2. Mencakup PMRC - Paragraf pertama mengemukakan


2. -
alasan dilakukan penelitian

Secara keseluruhan
3. + 3. Penelitian sebelumnya -
Informatif

Tanpa singkatan selain yang Paragraf ke 2 menyatakan hipotesis


4. + 4. -
baku atau tujuan penelitian

5. Kurang dari 250 kata +(106) 4. Didukung oleh pustaka yang relevan -

6. Menuliskan kutipan pustaka + 5. Kurang dari 1 halaman +


METODE
No. Kriteria Ya (+),tidak (-)

1 Jenis dan rancangan penelitian -


2 Waktu dan tempat penelitian -
3 Populasi sumber dan jumlah sampel -

4 Teknik sampling -
5 Kriteria inklusi & eksklusi -
6 Perincian cara penelitian -
7 Uji statistik p<0.05 -
8 Program komputer -
9 Persetujuan subjektif -
HASIL

No. Kriteria Ya (+),tidak (-)

1 Jumlah subjek -
2 Tabel karakteristik subjek -
3 Tabel hasil penelitian -
4 Komentar dan pendapat penulis tentang hasil -

5 Tabel analisis data dengan uji -


PEMBAHASAN, KESIMPULAN, DAFTAR
PUSTAKA
No. Kriteria Ya (+), tidak (-)

1 Pembahasan dan kesimpulan terpisah -

2 Pembahasan & kesimpulan dipaparkan dengan jelas -

3 Pembahasan mengacu dari penelitian sebelumnya +


4 Pembahasan sesuai landasan teori +
5 Keterbatasan penelitian -
6 Simpulan utama -
7 Simpulan berdasarkan penelitian -
8 Saran penelitian -
9 Penulisan daftar pustaka sesuai aturan +

Anda mungkin juga menyukai