Anda di halaman 1dari 22

8 PENYAKIT YANG LAZIM TERJADI

PADA NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN


JEJAS PERSALINAN
Oleh Kelompok 8:
1.) GaluhAjeng Retno Palupi (1918154011193)
2.) Rahmawati (1918154011199)
3.) Rifdatun Jalilah (1918154011200)
1. IKTERUS
• Kulit kuning disebabkan oleh penumpukan bilirubin dalam darah. Penyakit kuning
dapat terjadi jika hati tidak dapat secara efisien memproses sel darah merah saat
dipecah. Ini normal pada bayi baru lahir yang sehat dan biasanya hilang dengan
sendirinya. Pada usia lainnya, ini mungkin sinyal infeksi atau penyakit hati.
Gejala utamanya adalah kuning di kulit,
konjungtiva dan mukosa. Disamping itu dapat
pula disertai dengan gejala-gejala:

• Dehidrasi, Asupan kalori tidak adekuat (misalnya: kurang minum,


muntah-muntah)
• Pucat, Sering berkaitan dengan anemia hemolitik (mis.
Ketidakcocokan golongan darah ABO, rhesus, defisiensi G6PD)
atau kehilangan darah ekstravaskular.
• Trauma lahir, Bruising, sefalhematom (peradarahn kepala),
perdarahan tertutup lainnya.
• Pletorik (penumpukan darah), Polisitemia, yang dapat disebabkan
oleh keterlambatan memotong tali pusat, bayi KMK
2. MILIARIASIS
• Miliariasis adalah kelainan kulit yang disebabkan oleh keluarnya keringat
berlebihan disertai tersumbatnya saluran kelenjar keringat dan biasanya terjadi
pada daerah dari, leher, punggung dan dada.Biang keringat atau miliaria adalah
ruam kecil berwarna merah yang menonjol, terasa gatal, serta menyebabkan
sensasi menyengat atau perih di kulit. Kelainan yang juga dikenal dengan nama
ruam panas ini tidak hanya terjadi pada bayi, namun juga pada orang dewasa.
GEJALA

• Bintil-bintil kecil yang berwarna merah,


terutama di tempat menumpuknya
keringat.
• Rasa gatal atau rasa perih dan tajam
pada ruam.
3. INFEKSI
• Infeksi neonatal adalah infeksi pada neonatus (bayi baru lahir) yang
didapat selama perkembangan prenatal atau dalam empat minggu pertama
kehidupan (periode neonatal). Infeksi neonatal dapat ditularkan dari ibu ke
anak , di jalan lahir saat melahirkan , atau tertular setelah lahir. Beberapa
infeksi neonatal terlihat segera setelah melahirkan, sementara yang lain
mungkin berkembang pada periode setelah melahirkan . Beberapa infeksi
neonatal seperti HIV , hepatitis B , dan malaria baru terlihat lama kemudian.
PENYEBAB

• VIRUS
• BAKTERI
• JAMUR
4. SIDS (Bayi Meninggal Mendadak)
SIDS atau sudden infant death syndrome adalah kematian mendadak pada bayi yang berusia di bawah 1
tahun, dan terjadi tanpa menimbulkan gejala-gejala terlebih dahulu. Sebagian besar kematian terjadi ketika bayi
sedang tertidur, tapi tidak menutup kemungkinan bahwa kematian juga dapat terjadi saat bayi tidak sedang tidur.
Penyebab pasti SIDS belum diketahui. Namun, terdapat dugaan bahwa kematian mendadak pada bayi disebabkan
oleh beberapa faktor berikut:

• Terjadinya mutasi atau kelainan gen


• Gangguan pada otak
• Berat badan lahir rendah
• Infeksi paru
Selain beberapa faktor di atas, potensi bayi mengalami SIDS juga dipengaruhi oleh
kondisi tidurnya. Risiko SIDS akan meningkat apabila bayi:

• Tidur menyamping atau menumpu perut (telungkup). Posisi tersebut dapat membuat bayi sulit
bernapas, terutama jika ditidurkan pada permukaan atau kasur yang terlalu empuk.
• Suhu. Suhu ruangan yang terlalu panas saat bayi sedang tidur dipercaya dapat meningkatkan risiko
SIDS. Oleh karena itu, suhu AC untuk bayi perlu diatur dengan baik.
• Berbagi tempat tidur. Tidur di ranjang yang sama dengan ibu, ayah, atau orang lain, membuat bayi
berpotensi mengalami kejadian tidak disengaja yang dapat menyebabkan SIDS, seperti pernapasannya
tertindih atau terhalang.
5. CAPUT SUCCEDANIUM
• Caput succedaneum adalah suatu kondisi neonatal yang melibatkan
pengumpulan cairan ekstraperiosteal serosanguinous, subkutan dengan batas
yang tidak jelas yang disebabkan oleh tekanan bagian kulit kepala yang muncul
terhadap serviks yang melebar (efek tourniquet pada serviks) selama persalinan.
• Bayi yang mengalami gangguan ini disebabkan
adanya pembengkakan pada kulit kepala,
umumnya selama atau segera setelah dilahirkan.
Faktor risiko ini meningkat disebabkan tekanan
dari rahim sang ibu atau dinding vagina selama
terjadinya persalinan. Gangguan trauma bayi ini
lebih mungkin terjadi apabila persalinan terjadi
dalam waktu yang lama dan sulit dilakukan.
Apalagi ketika kantung ketuban pecah dan kepala
bayi tidak terlindungi saat melewati jalan lahir.
Penggunaan perangkat vakum selama persalinan
yang terlalu lama membuat bayi mengidap
gangguan caput succedaneum ini.
6. CEPHAL HEMATOMA
• Cephalohematoma adalah pendarahan yang terjadi pada lapisan di selaput otak
yang menyebabkan terperangkapnya darah pada lapisan tersebut.
Cephalohematoma menimbulkan pembengkakan akibat darah menumpuk di
periosteum. Kondisi ini terjadi pada bayi akibat terganggunya jalan lahir.Penyebab
umum cephalohematoma adalah persalinan kala dua yang berkepanjangan atau
pelahiran dengan alat, terutama pelahiran forsep.
GEJALA
Pembengkakan muncul setelah 2-3 hari
setelah lahir.
7. TRAUMA FLEXUS BRACHIALIS
• Trauma pada fleksus brakhialis mempunyai pengertian : Trauma di dalam leher
dan menyalurkan saraf ke lengan (daerah ketiak). Trauma fleksus brakialis
umumnya terjadi pada bayi besar, kelainan ini timbul akibat tarikan yang kuat
pada daerah kepala saat melahirkan bayi sehingga terjadi kerusakan pada fleksus
brakialis. Biasanya ditemukan pada persalinan letak sungsang bila dilakukan
traksi yang kuat saat melahirkan kepala bayi.
8. FRAKTUR KLAVIKULA & HUMERUS

• Fraktur tulang klavikula merupakan trauma lahir pada tulang yang tersering
ditemukan dibandingkan dengan trauma tulang lainnya. Trauma ini ditemukan
pada kelahiran letak kepala yang mengalami kesukaran pada waktu melahirkan
bahu, atau sering pula ditemukan pada waktu melahirkan bahu atau sering juga
terjadi pada lahir letak sungsang dengan tangan menjungkit ke atas
Penyebab/faktor predisposisi

• 1) Tekanan pada bahu oleh simphisis pubis selama


• 2) Bayi yang berukuran proses melahirkan. besar
• 3) Kecelakaan
• 4) Distosia bahu
• 5) Kompresi pada bahu
• 6) Partus dengan letak dalam jangka waktu sungsang lama
• 7) Proses patologik
• 8) Persalinan traumatic
Tanda / Gejala:
• 1) Bayi tidak dapat menggerakkan lengan bebas
pada sisi yang mengalami gangsecara guan.
• 2) Bayi rewel karena kesakitan.
• 3) Adanya krepitasi dan perubahan warna kulit
di tempat yang sakit/fraktur.
• 4) Tidak adanya refleks moro pada yang terkena
FRAKTUR HUMERUS
• Fraktur humerus adalah Kelainan yang terjadi pada kesalahan teknik dalam
melahirkan lengan pada presentasi puncak kepala atau letak sungsang dengan
lengan membumbung ke atas. Pada keadaan ini biasanya sisi yang terkena tidak
dapat digerakkan dan refleks Moro pada sisi tersebut menghilang. Penyebab
umumnya terjadi pada kelahiran letak sungsang dengan tangan menjungkit
keatas, dan kesukaran melahirkan tangan yang menjungkit merupakan penyebab
terjadinya tulang humerus yang fraktur.
Gejala
• Berkurangnya gerakan tangan yang sakit
• Refleks moro asimetris
• Terabanya deformitas dan krepotasi di
daerah fraktur disertai rasa sakit
• Terjadinya tangisan bayi pada gerakan
pasif.Letak fraktur umumnya di daerah
diafisi. Diagnosa pasti ditegakkan
dengan pemeriksaan radiologik.
Thank you 

Anda mungkin juga menyukai