Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN

MEP

H. Moh. Arip, S.Kp., M.Kes.


 Ggg/Peny. Anak dgn masalah gizi

 Anoreksia

 Kesulitan memberikan makan


 Defisiensi vitamin & mineral

 Defisiensi gizi/malnutrisi (Malnutrisi Energi


Protein)  >>> pd anak
MEP (MALNUTRISI ENERGI
PROTEIN)

Mrpkan keadaan tdk cukupnya masukan protein & kalori


yg dibutuhkan oleh tubuh

Marasmus  disebabkan oleh kekurangan kalori dan


protein
Kwasiorkor  disebabkan kekurangan protein baik
kualitas maupun segi kuantitas
PATOFISIOLOGI
KWASIORKOR  Faktor makanan (protein <<<)

<<< asam amino esensial dlm serum (g/: pertumbuhan &


perbaikan sel)

Produksi albumin dlm hati <<<

Hipoproteinemia  e/: edema

Asites, gg.mata, kulit, dll


MARASMUS  Faktor Makanan (Kalori
& Protein <<<)

Atropi jaringan (khususnya lapisan


subkutan)

Kelihatan kurus seperti orang tua


GAMBAR-1: BAGAN TERJADINYA MEP
PENGKAJIAN KEPERAWATAN  KWASIORKOR

 Muka sembab, letargi, edema,


 Rambut pirang seperti rambut jagung,

 Alopesia, anoreksia, tampak anemia,

 Gagal tumbuh,

 Pemeriksaan antropometri BB & TB terlambat,

 Jaringan otot mengecil,

 Jaringan subkutan tipis & lembut,

 Kulit bersisik & anemis


PENGKAJIAN KEPERAWATAN  MARASMUS

 Perubahan BB menjadi kurus,


 Tampak seperti orang tua,

 Letargi, ubun-ubun cekung pd bayi

 Malaise, apatis, & kelaparan,

 Dapat dikaji kemungkinan masukan protein & kalori


kurang,
 Pemeriksaan antropometri status gizi <<<,

 Turgor kulit rusak, kulit berkeriput,

 Jaringan subkutan hilang

 Kadar albumin rendah


DIAGNOSIS/MASALAH KEPERAWATAN

 Diagnosis/Masalah keperawatan pd bayi dengan MEP


(Kwasiorkor & Marasmus) al:
1. Kurang nutrisi (Kurang dari kebutuhan)
2. Kurang volume cairan
3. Gangguan integritas kulit
4. Risiko infeksi
5. Kurang pengetahuan
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Kurang Nutrisi (Kurang dari Kebutuhan)

Pada anak dgn MEP (Kwasiorkor & Marasmus)

Disebabkan:
1) napsu makan menurun,
2) ggg pd saluran pencernaan,
3) kurang enzim yg diperlukan dlm pencernaan makanan,
4) atropi villi usus shg ggg proses penyerapan
TUJUAN
KEPERAWATAN
 Mengatasi masalah kurang nutrisi (kurang dari
kebutuhan) agar proses metabolisme dlm tubuh kembali
normal

TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Lakukan pengaturan makanan dg berbagai tahap salah


satunya adalah tahap penyesuaian yg dimulai dari
pemberian kalori 50 kal/kg bb/hari dlm cairan 200 ml/kg
bb/hari pd KWASIORKOR & 250 ml/kg bb/hari pd
MARASMUS
2. Berikan makanan tinggi kalori (3-4 g/kg bb/hari) & tinggi
protein (160-175 g/kg bb/hari) pd kekurangan energi &
protein berat, serta berikan mineral & vitamin
3. Pd bayi BB < 7 kg berikan susu rendah laktosa (low lactose
milk – LLM) dg cara 1/3 LLM + glukosa 10% tiap 100 ml
susu + 5 g glukolin utk mencegah hipoglikemia selama 1-3
hari dan hari berikutnya 2/3
4. Apabila BB > 7 kg maka pembverian makanan dimulai dg
makanan bentuk cair selama 1-2 hari, lanjutkan bentuk lunak,
tim & seterusnya, dan lakukan pemberian kalori mulai dari 50
kal/kg bb/hari
5. Lakukan evaluasi pola makan, BB, tanda perubahan keb
nutrisi seperti: turgor, napsu makan, kemampuan absorpsi,
bising usus & tanda vital
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Kurang Volume Cairan

Pada anak dgn MEP (Kwasiorkor & Marasmus)

Disebabkan:
Kemampuan proses penyerapan yg kurang &
berkembang biaknya flora usus selanjutnya
menimbulkan diare
TUJUAN
KEPERAWATAN
 Mengatasi masalah kekurangan volume cairan melalui
hidrasi dengan tanda keberhasilannya al:
1. Tidak cekungnya daerah ubun-ubun
2. Turgor kulit normal
3. Membran mukosa lembab
4. Jumlah & BD urine normal

TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Berikan cairan tubuh yg cukup melalui rehidrasi jika


terjadi dehidrasi
2. Monitor keseimbangan cairan tubuh dg mengukur intake-
output dg cara mengukur BD urine
3. Pantau terjadinya kelebihan cairan serta perubahan status
dehidrasi
4. Berikan penjelasan terhadap makanan yg dianjurkan utk
membantu proses penyerapan, seperti tinggi kalori, tinggi
protein, mengandung vitamin dan mineral
5. Kalau diare  lihat pengelolaan (askep diare)
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Gangguan Integritas Kulit

Pada anak dgn MEP (Kwasiorkor & Marasmus)

Disebabkan:
Tubuh kekurangan zat gizi seperti kalori & protein 
mudah terjadi kerusakan kulit, sangat mudah lecet
TUJUAN
KEPERAWATAN
 Mengatasi masalah dgn cara integritas kulit perlu
ditingkatkan, yg dpt dengan tanda keberhasilannya al:
1. Kulit yg tidak bersisik
2. Tidak kering
3. Elastisitasnya normal

TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Pertahankan kulit tetap bersih & kering dg cara


memandikan 2x/hari dg air hangat & bila kotor/basah
segera ganti pakaian.
2. Keringkan daerah basah dg memberi bedak (krim)
3. Lakukan pergantian posisi tidur setiap 2-3 jam & lakukan
pembersihan daerah yg tertekandg air hangat, k/p gunakan
alat matras yg lembut
4. Berikan suplemen vitamin
5. Berikan penjelasan utk menghindari penggunaan sabun yg
dpt mengiritasi kulit
6. Monitor keutuhan kulit setiap 6-8 jam
RENCANA TINDAKAN
KEPERAWATAN
 Risiko Infeksi

Pada anak dgn MEP (Kwasiorkor & Marasmus)

Disebabkan:
Penurunan daya tahan tubuh khususnya sistem
kekebalan seluler (mengingat <<< zat gizi)

Risiko infeksi yg muncul  bronkopneumonia &


tuberkulosis
TUJUAN
KEPERAWATAN
 Mengatasi masalah risiko infeksi  tidak terjadi infeksi

TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Gunakan standar kehati-hatian umum (universal


precaution) seperti mencuci tangan, menjaga kebersihan,
cara kontak dgn pasien & menghindar kan anak dr peny.
infeksi
2. Berikan imunisasi pd anak yg belum diimunisasi sesuai
jadwal
3. Pantau adanya tanda lanjut infeksi seperti mengkaji suhu,
nadi, leukosit, atau tanda infeksi lainnya.
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATANBB
 Kurang Pengetahuan

Pada anak dgn MEP (Kwasiorkor & Marasmus)


(Klg dg pendidikan rendah & sosek lemah)

Disebabkan:
Minimnya informasi ttg penyediaan cara pemberian
makan pd anak dg gizi seimbang
TUJUAN
KEPERAWATAN
 Mengatasi masalah dg cara  meningkatkan
pengetahuan keluarga

TINDAKAN KEPERAWATAN

1. Ajarkan klg ttg cara pemenuhan kebutuhan nutrisi dg gizi


seimbang dg cara mendemonstrasikan atau memberikan
contoh bahan makanan, cara memilih & memasak.
2. Tunjukkan makanan pengganti protein hewani a/b
dirasakan mahal seperti tempe, tahu atau makanan yg
dibuat dr kacang2an
3. Anjurkan utk aktif dlm kegiatan posyandu agar
pemantauan status gizi dan pemberian makanan tambahan
dpt diatasi
Ter
im a ka
sih

Anda mungkin juga menyukai