Brachial plexus merupakan sekelompok jaringan saraf yang saling bertautan dan berada di leher, dada bagian atas, dan ketiak. Saraf yang menyusun brachial plexus berperan dalam pergerakan dan sensor tangan, lengan, serta bahu. Cedera brachial plexus adalah kerusakan pada kelompok saraf tersebut. Cedera ini dapat berupa saraf tertekan, tertarik, robek, atau putus. Gejala penyakit ini tergantung pada seberapa parah kerusakan saraf yang terjadi. Brachial plexus tersusun atas lima saraf yang memiliki fungsi berbeda-beda. Cedera pada saraf yang satu akan memberikan keluhan yang berbeda dengan cedera pada saraf lainya.
Cedera brachial plexus tingkat ringan umum terjadi
pada atlet yang banyak melibatkan adu badan antarpemain, seperti pegulat. Namun kondisi ini juga bisa dialami oleh bayi ketika proses kelahiran. Sementara cedera brachial plexus tingkat berat biasanya dialami oleh korban kecelakaan kendaraan bermotor. Gejala
Gejala cedera brachial plexus berbeda-beda.
Perbedaan ini tergantung pada lokasi dan tingkat keparahan cedera •Upper-trunk palsy injury Keluhan pada tipe ini meliputi kelemahan pada bahu untuk mengangkat lengan. Penderita tidak dapat mengangkat lengan dan muncul sensasi mati rasa pada bahu. •Lower-trunk palsy injury Gejala cedera ini bisa berupa penderita yang tidak bisa menggerakan tangannya. Sementara fungsi lengan dan sikunya masih normal, namun akan berangsur-angsur menurun. •Pan-plexus palsy injury Kerusakan pada saraf ini tergolong sangat parah. Akibatnya, penderita sama sekali tidak mampu menggerakkan lengan maupun tangannya. Penyebab Beberapa hal yang dapat menjadi penyebab cedera brachial plexus meliputi: •Olahraga yang banyak melibatkan adu badan Olahraga jenis ini disebut contact sport. Contohnya, gulat, basket, sepak bola, football, dan banyak lagi. •Trauma fisik Cedera brachial plexus juga umum disebabkan oleh truma fisik. Mulai dari kecelakaan bermotor, terjatuh, hingga luka tembak. •Proses melahirkan yang sulit Cedera branchial plexus bisa pula dialami oleh bayi saat proses kelahiran yang sulit. Misalnya, bayi sungsang atau ukuran bayi yang besar dan •Tumor dan pengobatan kanker Apabila ada tumor yang tumbuh di dekat brachial plexus, bukan tidak mungkin tumor ini akan menekan saraf-saraf di sekitanya. Sementara pengobatan untuk mengatasi kanker juga bisa memiliki efek samping berupa kerusakan saraf. Penanganan Fisioterapi terhadap Lesi Plexus Brachialis 1. IDC Dalam hal ini tindakan modalitas arus IDC dapat meningkatkan kemampuan motorik dan sensoris sesuai dengan efek fisiologisnya berupa depolarisasi membrane sel. Membran sel saraf dan otot potensial istirahat tertentu, di mana di dalam membrane sel lebih negative disbanding di luar membrane. Bila suatu rangsang diterima dan beda potensial membrane turun hingga mencapai nilai ambang rangsangnya , maka terjadilah depolarisasi muatan listrik, taitu muatan listriknya di dalam membrane lebih positif disbanding dengan di luar membrane, kemudian akan kembali ke potensial istirahatnya. Peristiwa depolarisasi ini pada saraf motorik akan berjalan ke distal sebagai aksi potensial yang menghasilakan kontraksi otot, sementara pada saraf sensoris aksi potensialnya berjalan ke proksimal dan menghasilkan kesadaran sensasi. 2. Terapi Latihan latihan dalam bentuk Assisted active movement, Assisted active movement bahu, Free active movement bahu, Relaxed passive movement exercise bahu, siku dapat meningkatkan kekuatan otot. Mekanisme dari latihan – latihan tersebut adalah akan timbulnya kontraksi suplai darah pada daerah yang dilatih, sehingga jaringan pada daerah tersebut kaya akan oksigen, dengan demikian akan mempercepat pertumbuhan mucle fibre baru yang efeknya akan meningkatkan volume dan masa otot tersebut, sehingga secara langsung kekuatan otot akan bertambah TERIMA KASIH