Anda di halaman 1dari 31

ASPEK PSIKOSOSIAL PADA POST

PARTUM

(adaptasi keluarga baru)

Kelompok 7
?
?
Apa itu Post
Partum?

?
?
Post partum

Masa sesudah persalinan dapat juga disebut masa nifas


(puerperium) yaitu masa sesudah persalinan yang diperlukan
untuk pulihnya kembali alat kandungan yang lamanya 6
minggu.

Masa 6 minggu sejak bayi lahir sampai organ-organ reproduksi


sampai kembali ke keadaan normal sebelum hamil (Bobak,
2010).
Konsep Dasar Perubahan Psikologi Pada
Post Partum
1. Perubahan Peran
Terjadinya perubahan
peran, yaitu menjadi orangContoh, bentuk perawatan dan asuhan sudah mulai
diberikan oleh si ibu Sebenarnya
tua setelah kelahiran anak. suami
kepada bayinya dan
saat istri berada
masih sudah mengalami
dalam perubahan
peran mereka sejak masa kehamilan. Perubahan peran ini
kandungan adalah dengan carameningkat
semakin memelihara kesehatannya
setelah kelahiran anak.
selama masih hamil, memperhatikan makanan dengan gizi
yang baik, cukup istirahat, berolah raga, dan sebagainya.
Konsep Dasar Perubahan Psikologi Pada
Post Partum
2. Peran menjadi Orangtua setelah Melahirkan

Selama periode postpartum, tugas dan tanggung jawab baru


muncul dan kebiasaan lama perlu diubah atau ditambah dengan
yang baru. Ibu dan ayah, orang tua harus mengenali hubungan
mereka dengan bayinya.

Bayi perlu perlindungan, perawatan dan sosialisasi. Periode ini


ditandai oleh masa pembelajaran yang intensif dan tuntutan
untuk mengasuh. Lama periode ini bervariasi, tetapi biasanya
berlangsung selama kira-kira empat minggu.
Konsep Dasar Perubahan Psikologi Pada
Post Partum
3. Tugas dan Tanggung Jawab Orangtua
Walaupun kebutuhan fisik terpenuhi, tetapi
kekecewaan tersebut akan menyebabkan
Tugas pertama orang tua adalah mencoba orang tua kurang melibatkan diri secara
menerima keadaan bila anak yang dilahirkan penuh dan utuh. .
tidak sesuai dengan yang diharapkan. Karena
dampak dari kekecewaan ini dapat
mempengaruhi proses pengasuhan anak.

Bila perasaan kecewa tersebut tidak segera


diatasi, akan membutuhkan waktu yang lama
untuk dapat menerima kehadiran anak yang
tidak sesuai dengan harapan tersebut
LANJUTAN ...

Orang tua harus yakin bahwa


bayinya yang baru lahir adalah
seorang pdibadi yang terpisah dari
diri mereka, artinya seseorang
Orang tua harus menetapkan suatu tempat bagi yang memiliki banyak kebutuhan
bayi baru lahir di dalam keluarga. Baik bayi ini dan memerlukan perawatan.
merupakan yang pertama atau yang terakhir,
semua anggota keluarga harus menyesuaikan
peran mereka dalam menerima kedatangan bayi.

Orang tua harus bisa menguasai cara merawat bayinya.


Pengalaman
Respon dan
melahirkan dan
dukungan keluarga
membesarkan anak
dan teman
yang lalu
Faktor-faktor yang mempengaruhi suksesnya
masa transisi ke masa menjadi orang tua pada
saat post partum

Hubungan dari
pengalaman Pengaruh
melahirkan
terhadap harapan budaya
dan aspirasi
Bagi ibu post partum, akan sangat
Respon dan
membutuhkan dukungan orang-orang
dukungan terdekatnya karena ia belum sepenuhnya
berada pada kondisi stabil, baik fisik maupun
keluarga dan
psikologisnya.
teman

Hal yang dialami oleh ibu ketika melahirkan sangat


mewarnai alam perasaannya sebagai ibu. Ia
akhirnya menjadi tahu seperti apa berat bayinya
dan hal itu memperkaya pengalaman hidupnya
Hubungan dari untuk lebih dewasa
pengalaman
melahirkan Banyak kasus terjadi, setelah seorang ibu
terhadap harapan melahirkan anaknya yang pertama, ia akan
bertekad untuk lebih meningkatkan kualitas
dan aspirasi hubungannya dengan ibunya.
kebutuhan untuk mendapatkan dukungan positif
Pengalaman dari lingkungannya tidak berbeda dengan ibu yang
baru melahirkan anak pertama.
melahirkan dan
perbedaannya
membesarkan anak
yang lalu
Dukungan yag diberikan lebih kepada
support  dan apresisasi dari
keberhasilannya dalam melewati saat-
saat sulit pada persalinannya yang lalu.

Adanya adat-istiadat yang dianut akan


mempengaruhi keberhasilan ibu dalam melewati
Pengaruh masa saat transisi. Apalagi jika hal yang tidak
budaya sinkron antara arahan dari tenaga kesehatan
dengan budaya yang dianut.
Adaptasi Psikososial Ibu periode Post Partum

Menjadi orang tua adalah merupakan krisis dari melewati masa transisi. Masa transisi
pada postpartum yang harus diperhatikan adalah :

Bounding Atachmen
Phase Honeymoon
Ikatan kasih
kontak awal antara ibu
Phase Honeymoon Terjadi pada kala IV, dan bayi setelah
adalah Phase anak lahir dimana diadakan kelahiran, untuk
dimana terjadi intimasi kontak antara ibu- memberikan kasih
dan kontak yang lama ayah-anak, dan tetap sayang yang merupakan
antara ibu – ayah – anak dalam ikatan kasih dasar interaksi antara
keduanya secara terus
menerus.
Adaptasi Psikososial Ibu periode Post Partum
Respon Antara Ibu dan Bayinya Sejak
Kontak Awal Hingga Tahap
Perkembangannya. 3
Odor ( Bau Badan ).
2 Eye To Eye Contact

Pada akhir minggu I


1 seorang bayi dapat
Touch ( sentuhan ). Kesadaran untuk membuat
mengenali ibunya
kontak mata dilakukan dari bau badan dan
Ibu memulai dengan ujung kemudian dengan segera. air susu ibunya.Indra
jarinya untuk memeriksa Kontak mata mempunyai Penciuman bayi akan
bagian kepala dan sangat kuat, jika
ekstremitas bayinya.
efek yang erat terhadap
seorang ibu dapat
Dalam waktu singkat perkembangan dimulainya memberikan bayinya
secara terbuka perubahan hubungan dan rasa percaya ASI pada waktu
diberikan untuk membelai sebagai factor yang penting tertentu.
tubuh.
sebagai hubungan manusia
pada umumnya.
LANJUTAN ...

Voice ( Suara )
Body Warm 6
5 ( Kehangatan Tubuh )

Respon antara ibu dan


bayi berupa suara
kontak kulit agar masing-masing orang
tua akan menantikan
bayi tetap hangat. tangisan pertama
bayinya. Dari tangisan
tersebut ibu merasa
tenang karena merasa
bayinya baik ( hidup ).
Fase-fase Masa post partum

Fase taking in Fase Letting go

Fase taking hold


Fase taking in Fase Letting go

Fase taking hold


Fase ini merupakan periode Fase menerima tanggungjawab
ketergantungan, yang berlangsung Fase ini berlangsung antara 3-10 hari akan peran barunya. Periode ini
dari hari pertama sampai hari ke setelah melahirkan. Ibu merasa biasanya terjadi setelah ibu pulang
dua setelah melahirkan. Ibu khawatir akan ketidakmampuan dan ke rumah. Ibu sudah mulai dapat
terfokus pada dirinya sendiri, rasa tanggung jawab dalam menyesuaikan diri dengan
sehingga cenderung pasif perawatan bayinya. Perasaan ibu ketergantungan bayinya.
terhadap lingkungannya. lebih sensitif sehingga mudah
tersinggung
Ketidaknyamanan yang dialami Terjadi peningkatan akan
antara lain rasa mules, nyeri pada perawatan diri dan bayinya. Ibu
luka jahitan, kurang tidur, Hal yang perlu diperhatikan adalah merasa percaya diri akan peran
kelelahan. Hal yang perlu komunikasi yang baik, dukungan dan barunya, lebih mandiri dalam
diperhatikan pada fase ini adalah pemberian penyuluhan/pendidikan memenuhi kebutuhan dirinya
istirahat cukup, komunikasi yang kesehatan tentang perawatan diri dan dan bayinya.
baik dan asupan nutrisi. bayinya.
Gangguan yang lazim terjadi pada
Post Partum
1. Post Partum Blues Maternity blues atau baby blues

sindroma gangguan efek ringan

berupa kesedihan atau kemurungan pada minggu pertama pascapersalinan.

Perubahan perasaan sehingga sulit


menerima kehadiran bayinya Perubahan semua perubahan fisik dan emosional
perasaan ini merupakan respon alami Penyebab selama beberapa bulan kehamilan.
terhadap rasa lelah yang dirasakan.
Gejala - Gejala

Sensitif, cepat marah dan


  Cemas tanpa sebab. mudah tersinggung (iriabilitas).

Reaksi depresi/sedih/ disforia. Mood mudah berubah,


cepat menjadi sedih dan
Menangis tanpa sebab. cepat pula gembira.

Tidak percaya diri.


Perasaan terjebak, marah kepada
Tidak sabar. pasangan dan bayinya.

Merasa kurang menyayangi bayinya.


Cenderung menyalahkan diri sendiri.
Kelelahan.

Sangat pelupa Gangguan tidur dan


gangguan nafsu makan
Faktor-faktor penyebab post partum blues

Faktor hormonal Ketidakmampuan beradaptasi


Kadar estrogen turun secara tajam
setelah melahirkan dan ternyata terhadap perubahan-perubahan yang
estrogen memiliki efek supresi aktifitas terjadi, seperti perubahan fisik dan
enzim non-adrenalin maupun serotin emosional yang kompleks.
yang berperan dalam suasana hati dan
kejadian depresi.

Ketidaknyaman fisik
Latar belakang psikososial
menimbulkan perasaan emosi pada tingkat pendidikan, kehamilan yang
wanita pasca melahirkan misalnya, rasa tidak diinginkan, status perkawinan,
sakit akibat luka jahit atau bengkak pada atau riwayat gangguan jiwa pada
payudara. wanita tersebut.
Gangguan yang lazim terjadi pada
Post Partum
2. Post Partum Depression/
tekanan jiwa sesudah melahirkan
Neurosa Post Partum
ibu baru akan merasa benar-benar tidak berdaya merasa serba
kurang mampu, terhadap tangung jawab terhadap bayi dan
keluarganya,tidak bisa melakukan apapuan untuk
menghilangakan perasaan itu.

Berlangsung selama 3 bulan atau


lebih dan berkembang menjadi Depresi dapat saja terjadi dalam
depresi lain lebih berat atau lebih kurun waktu enam bulan
ringan. ( Post Partum psikosis ) berikutnya.
Gejala - Gejala

• Perasaan sedih dan kecewa. • Tidak bisa tidur (insomnia) dan


terkadang mimpi buruk.
• Sering menangis.

• Perasaan bersalah dan putus harapan


• Merasa gelisah dan cemas.
(hopeless), hingga pikiran mau bunuh
diri.
• Kehilangan ketertarikan terhadap
hal-hal yang menyenangkan dan
• Nafsu makan menurun
sukar konsentrasi.
Faktor-faktor penyebab post partum blues

kurangnya dukungan sosial dan dukungan keluarga serta teman,


kekhawatiran akan bayi yang sebetulnya sehat, kesulitan selama
persalinan dan melahirkan, merasa terasing,
masalah/perselisihan perkawinan atau keuangan, kehamilan
yang tidak diinginkan.

Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya neurosa post partum,
antara lain :

• Faktor hormonal • Faktor pendidikan

• Faktor umur • Faktor selama proses persalinan

• Faktor pengalaman • Faktor dukungan sosial


Dampak depresi pada bayi

Stress serta sikap tidak tulus ibu yang terus menerus diterima oleh bayi
kelak bisa membuatnya tumbuh menjadi anak yang mudah menangis,
cenderung rewel, pencemas sekaligus pemurung. Dampak lain yang juga
merugikan adalah anak cenderung mudah sakit.

Depresi pasca melahirkan mempengaruhi kemampuan


seseorang untuk merawat bayinya.

kurang tenaga, tidak dapat berkonsentrasi, menerus dan tidak


memenuhi kebutuhan bayi akan cinta dan perhatian

penderita akan merasa bersalah dan kehilangan rasa percaya


diri akan kemampuannya sebagai ibu, dimana perasan ini dapat
memperburuk kondisi depresinya.
Gangguan yang lazim terjadi pada
Post Partum
  3. Psikosis Post Partum Insiden terjadinya psikosis port partum adalah 1-2 per 1000
(Post Partum Psychosis) kelahiran.

sebaiknya ibu dirawat karena dapat menampakkan gejala yang


membahayakan seperti, menyakiti diri sendiri atau bayinya.
bahkan bisa sampai membunuh anak-anaknya.

Merupakan penyakit yang sangat serius dan merupakan depresi


yang paling berat.
Gejala - Gejala

1. Gangguan tidur.

2.      Gaya bicara yang keras dan cepat marah.


3.      Inkoheren (berbicaranya kacau).
4.      Menarik diri dari pergaulan..
5.      Impulsif (bertindak diluar kesadaran).
6.      Curiga berlebihan.
7.      Delusi dan halusinasi.
8.      kebingungan.
9.  Sulit konsentrasi.
Faktor-faktor penyebab psikosis partum blues

1. Faktor keturunan atau adanya riwayat keluarga menderita


kelainan psikiatri.

2.     Riwayat penyakit dahulu menderita penyakit psikiatri.


3.     Adanya masalah keluarga dan perkawinan
4. Faktor sosial kultural (dukungan suami dan keluarga,
kepercayaan atau etnik)

5. Faktor obstetrik dan ginekologik (kondisi fisik ibu dan


kondisi fisik bayi)
Intervensi Keperawatan

Post Partum Blues

1. Menjalin hubungan baik dengan keluarga dalam mengembangkan 3. Upaya memperkokoh hubungan bayi dengan orang tuanya
upaya menjalin kasih sayang dengan bayinya. Hal ini merupakan
(seperti menggendong, mengajak bayinya bercerita, dan
tanda awal kesulitan dalam pengasuhan anak di masa yang akan
sebagainya)
datang

2. Waspada terhadap reaksi negatif yang menonjol dari orang tua, seperti :
Perilaku negatif orang tua 4. Mendorong orang tua untuk melihat dan memeriksa bayi
Sikap verbal dan nonverbal
Interaksi yang tidak mendukung (tidak menyentuh bayinya) mereka dengan komentar positif tentang bayinya

Ucapan kekecewaan/merendahkan
Berikan anjuran-anjuran/advice pada ibu dan keluarga :

Anjurkan pada ibu untuk melepaskan saja emosi, tidak perlu ditahan-tahan.

Usahakan agar ibu mendapatkan istirahat yang cukup

Berikan motivasi pada ibu

Agar ibu menyadari badai pasti berlalu. Rasa sakit setelah melahirkan pasti
akan sembuh, rasa sakit ketika awal-awal memberi ASI pasti akan hilang,
teror tangis bayi lambat laun akan berubah menjadi ocehan dan tawa yang
menggemaskan, bayi yang “menjengkelkan”, beberapa bulan lagi akan
menjadi bayi mungil yang menakjubkan, dan lain-lain

Konsumsi makanan yang bernutrisi agar kondisi tubuh cepat pulih, sehat dan
segar
Intervensi Keperawatan

Post Partum Depression/Neurosa Post Partum

Lakukan kolaborasi untuk perawatan depresi :


Terapi bicara
adalah sesi bicara dengan terapis, psikolog atau pekerja
sosial untuk mengubah apa yang dipikirkan, dirasakan
dan dilakukan oleh ibu akibat menderita depresi.

Obat medis
Obat anti depresi yang diresepkan oleh dokter.
Sebelum mengkonsumsi obat anti depresi sebaiknya
didiskusikan benar, obat mana yang tepat dan aman
bagi bayi untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui.
Berikan anjuran-anjuran/advice

Banyak istirahat sebisanya (tidurlah selama bayi tidur).

Hentikan membebani diri sendiri untuk melakukan semuanya sendiri.

Mintalah bantuan untuk mengerjakan pekerjaan rumah tangga dan pemberian


makan pada waktu malam hari

Mintalah pada suami untuk mengangkat bayinya untuk disusui saat malam hari
sehingga ibu dapat menyusui di tempat tidur tanpa harus banyak bergerak

Bicarakan dengan suami, keluarga,dan teman mengenai perasaan yang dimiliki .

Jangan sendirian dalam jangka waktu lama .

Berdandan dan keluarlah dari rumah. Pergilah atau jalan-jalan ke suatu tempat
untuk merubah suasana hati
Intervensi Keperawatan
Psikosis Post Partum (Post Partum Psychosis)
Dalam upaya membantu klien yang bersedih dan berduka,
perawat dapat memfasilitasi penerimaan mereka pada :

1. Kehilangan bayi : 2. Anak yang tidak sempurna/kelainan :


 Mengajak untuk melihat, menyentuh dan memegang bayi  Memberikan rasa aman dan sabar
yang meninggal
 Mendengarkan keluhannya
 Memberi harapan kepada mereka dengan memberi nama
 Tidak menyalahkan
bayi, memberi satu set jejak kaki, memberi foto
 Menghindari lingkungan yang memfasilitasi hal yang negatif
 Memberi harapan untuk mendapatkan beberapa bentuk
yng mereka rasakan
bantuan pemakaman
 Menghindari penolakan terhadap bayinya
Thank You

Anda mungkin juga menyukai