Aspek Psikososial Pada Post: Partum (Adaptasi Keluarga Baru)
Aspek Psikososial Pada Post: Partum (Adaptasi Keluarga Baru)
PARTUM
Kelompok 7
?
?
Apa itu Post
Partum?
?
?
Post partum
Hubungan dari
pengalaman Pengaruh
melahirkan
terhadap harapan budaya
dan aspirasi
Bagi ibu post partum, akan sangat
Respon dan
membutuhkan dukungan orang-orang
dukungan terdekatnya karena ia belum sepenuhnya
berada pada kondisi stabil, baik fisik maupun
keluarga dan
psikologisnya.
teman
Menjadi orang tua adalah merupakan krisis dari melewati masa transisi. Masa transisi
pada postpartum yang harus diperhatikan adalah :
Bounding Atachmen
Phase Honeymoon
Ikatan kasih
kontak awal antara ibu
Phase Honeymoon Terjadi pada kala IV, dan bayi setelah
adalah Phase anak lahir dimana diadakan kelahiran, untuk
dimana terjadi intimasi kontak antara ibu- memberikan kasih
dan kontak yang lama ayah-anak, dan tetap sayang yang merupakan
antara ibu – ayah – anak dalam ikatan kasih dasar interaksi antara
keduanya secara terus
menerus.
Adaptasi Psikososial Ibu periode Post Partum
Respon Antara Ibu dan Bayinya Sejak
Kontak Awal Hingga Tahap
Perkembangannya. 3
Odor ( Bau Badan ).
2 Eye To Eye Contact
Voice ( Suara )
Body Warm 6
5 ( Kehangatan Tubuh )
Ketidaknyaman fisik
Latar belakang psikososial
menimbulkan perasaan emosi pada tingkat pendidikan, kehamilan yang
wanita pasca melahirkan misalnya, rasa tidak diinginkan, status perkawinan,
sakit akibat luka jahit atau bengkak pada atau riwayat gangguan jiwa pada
payudara. wanita tersebut.
Gangguan yang lazim terjadi pada
Post Partum
2. Post Partum Depression/
tekanan jiwa sesudah melahirkan
Neurosa Post Partum
ibu baru akan merasa benar-benar tidak berdaya merasa serba
kurang mampu, terhadap tangung jawab terhadap bayi dan
keluarganya,tidak bisa melakukan apapuan untuk
menghilangakan perasaan itu.
Adapun faktor lain yang dapat mempengaruhi terjadinya neurosa post partum,
antara lain :
Stress serta sikap tidak tulus ibu yang terus menerus diterima oleh bayi
kelak bisa membuatnya tumbuh menjadi anak yang mudah menangis,
cenderung rewel, pencemas sekaligus pemurung. Dampak lain yang juga
merugikan adalah anak cenderung mudah sakit.
1. Gangguan tidur.
1. Menjalin hubungan baik dengan keluarga dalam mengembangkan 3. Upaya memperkokoh hubungan bayi dengan orang tuanya
upaya menjalin kasih sayang dengan bayinya. Hal ini merupakan
(seperti menggendong, mengajak bayinya bercerita, dan
tanda awal kesulitan dalam pengasuhan anak di masa yang akan
sebagainya)
datang
2. Waspada terhadap reaksi negatif yang menonjol dari orang tua, seperti :
Perilaku negatif orang tua 4. Mendorong orang tua untuk melihat dan memeriksa bayi
Sikap verbal dan nonverbal
Interaksi yang tidak mendukung (tidak menyentuh bayinya) mereka dengan komentar positif tentang bayinya
Ucapan kekecewaan/merendahkan
Berikan anjuran-anjuran/advice pada ibu dan keluarga :
Anjurkan pada ibu untuk melepaskan saja emosi, tidak perlu ditahan-tahan.
Agar ibu menyadari badai pasti berlalu. Rasa sakit setelah melahirkan pasti
akan sembuh, rasa sakit ketika awal-awal memberi ASI pasti akan hilang,
teror tangis bayi lambat laun akan berubah menjadi ocehan dan tawa yang
menggemaskan, bayi yang “menjengkelkan”, beberapa bulan lagi akan
menjadi bayi mungil yang menakjubkan, dan lain-lain
Konsumsi makanan yang bernutrisi agar kondisi tubuh cepat pulih, sehat dan
segar
Intervensi Keperawatan
Obat medis
Obat anti depresi yang diresepkan oleh dokter.
Sebelum mengkonsumsi obat anti depresi sebaiknya
didiskusikan benar, obat mana yang tepat dan aman
bagi bayi untuk dikonsumsi oleh ibu menyusui.
Berikan anjuran-anjuran/advice
Mintalah pada suami untuk mengangkat bayinya untuk disusui saat malam hari
sehingga ibu dapat menyusui di tempat tidur tanpa harus banyak bergerak
Berdandan dan keluarlah dari rumah. Pergilah atau jalan-jalan ke suatu tempat
untuk merubah suasana hati
Intervensi Keperawatan
Psikosis Post Partum (Post Partum Psychosis)
Dalam upaya membantu klien yang bersedih dan berduka,
perawat dapat memfasilitasi penerimaan mereka pada :