ANAK
DHF
Disusun oleh kelompok 6:
Nuri Amalia
Yusria
Faidatul hasanah
Mukarromah
Definisi
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit
yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus yang
tergolong arbovirus dan masuk kedalam tubuh
penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty
(Nursalam, dkk. 2008)
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah suatu
penyakit akut yang disebabkan oleh virus yang
ditularkan oleh nyamuk aedes aegypty (Suriadi. 2010)
Etiologi
Dengue haemoragic Fever (DHF) disebabkan oleh
arbovirus (Arthopodborn Virus) dan ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes Aegepthy. Virus
Nyamuk aedes aegypti berbentuk batang, stabil pada
suhu 370 C.
klasifikasi
Berdasarkan standar WHO (2002), DHF dibagi
menjadi empat derajat sebagai berikut:
Derajat I : Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan
spontan, uji turniket positi, trombositopeni dan
hemokonsentrasi.
Derajat II : Seperti derajat I namun di sertai perdarahan spontan
di kulitdan atau perdarahan lain.
Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi darah dengan adanya
nadi cepat dan lemah, tekanan darah menurun disertai kulit
dingin, lembab dan gelisah.
Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi tidak teratur dan
tekanan darah yang tidak dapat diukur.
Manifestasiklinis
Menurut Nursalam, 2008 tanda dan gejala penyakit DHF antara lain
Demam tinggi selama 5 – 7 hari
Mual, muntah, tidak ada nafsu makan, diare, konstipasi.
Perdarahan terutama perdarahan bawah kulit, ptechie, echymosis,
hematoma.
Epistaksis, hematemisis, melena, hematuri.
Nyeri otot, tulang sendi, abdoment, dan ulu hati.
Sakit kepala.
Pembengkakan sekitar mata.
Pembesaran hati, limpa, dan kelenjar getah bening.
Tanda-tanda renjatan (sianosis, kulit lembab dan dingin, tekanan darah
menurun, gelisah, capillary refill lebih dari dua detik, nadi cepat dan
lemah).
Pemeriksaan diagnostik
Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama
3. Riwayat penyakit sekarang
4. Riwayat penyakit yang pernah diderita
5. Riwayat Imunisasi
6. Riwayat Gizi
7. Kondisi Lingkungan
8. Pola Kebiasaan
9. Pemeriksaan fisik
10. Sistem Integumen
11. Pemeriksaan laboratorium
Diagnosa
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan peningkatan
permeabilitas kapiler, perdarahan, muntah dan demam.
Hipertemia berhubungan dengan proses penyakit (virus dalam
darah/viremia).
Gangguan pemenuhan kubutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan anoreksia.
Resiko tinggi terjadinya perdarahan berhubungan dengan
trombositopenia.
Gangguan aktivitas sehari-hari berhubungan dengan kondisi tubuh yang
lemah.
Resiko tinggi syok hipovolemik berhubungan dengan kurangnya volume
cairan tubuh akibat perdarahan.
Kurang pengetahuan tenang proses penyakit, diet, perawatan, dan obat-
obatan pasien berhubungan dengan kurangnya informasi.
Intervensi
Hipertemia (suhu naik) berhubungan dengan proses penyakit
(viremia/virus).
Tujuan : Hipertemia dapat teratasi
Kriteria Hasil : Suhu tubuh dalam batas normal (36-37 0 C). Mukosa lembab t
idak ada sianosis atau purpura
Intervensi
Mandiri :
Kaji saat timbulnya demam
Observasi tanda-tanda vital: suhu, nadi, tensi, pernafasan setiap 3 jam atau lebih
sering.
Anjurkan klien untuk banyak minum ± 2,5 liter/24 jam dan jelaskan manfaatnya
bagi klien.
Lakukan “Tepid Water Sponge”
Anjurkan untuk tidak memakai selimut dan pakaian yang tebal.
Kolaborasi :
Berikan terapi cairan IVFD dan obat antipiretik.
Implementasi
Implementasi adlh proses keperawatan yang
mengikuti rumusan dari keperawatan.
Pelaksanaan keperawatan mencakup
melakukan,membantu,memberikan askep. Tujuannya
berpusat pada klien, mencatat serta melakukan
pertukaran informasi yang relevan, dengan
keperawatan kesehatan berkelanjutan pada klien.
Evaluasi
langkah terakhir dari proses keperawatan dengan cara
melakukan identifikasi sejauh mana tujuan dan
rencana keperawatan tercapai atau tidak.
Terima kasih