Anda di halaman 1dari 16

GENETIKA

POPULASI

1. PENGERTIAN GENETIKA POPULASI


2. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN GENETIKA
POPULASI
3. HUKUM HARDY-WEINBERG DAN GENETIKA
POPULASI
4. CIRI-CIRI HUKUM KESEIMBANGAN HARDY-
WEINBERG
5. FREKUENSI ALEL DAN GENOTIP DALAM
POPULASI
6. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI
GEN DAN KEANEKARAGAMAN GENETIK
DALAM POPULASI
7. HUBUNGAN GENETIKA POPULASI DENGAN
CABANG ILMU BIOLOGI LAINNYA
8. PERANAN STUDI GENETIKA POPULASI DALAM
KEGIATAN KONSERVASI
Genetika populasi adalah cabang
dari ilmu genetika yang mempelajari
gen-gen serta komposisi dan variasi
PENGERTIAN GENETIKA genetik individu-individu dalam
suatu populasi dan faktor-faktor
POPULASI yang dapat mengubah komposisi
genetik tersebut.

1. Deduksi Prinsip-
RUANG LINGKUP Prinsip Mendel pada
tingkat populasi
GENETIKA POPULASI 2. Mekanisme
Pewarisan sifat
kuantitatif
1. Prinsip Variasi : bahwa individu-
individu dalam suatu populasi akan
memiliki variasi morfologi,
fisiologi, dan perilaku. Dalam hal
ini, variasi tersebut dapat diwariskan
dari satu generasi ke generasi
lainnya.
TIGA PRINSIP GENETIKA 2. Prinsip Hereditas : setiap individu
POPULASI YANG dalam suatu populasi memiliki
BERHUBUNGAN ERAT kesempatan yang sama untuk
menghasilkan keturunan. Umumnya
DENGAN CHARLES DARWIN
suatu populasi akan konstan setiap
saat karena ada individu yang bisa
menghasilkan keturunan namun ada
yang tidak.
3. Prinsip Seleksi : beberapa individu
dalam suatu populasi lebih mampu
beradaptasi, bertahan hidup, dan
bereproduksi bila dibandingkan
individu lain.
Sejarah dan Perkembangan
Genetika Populasi

Cabang Utama Genetika yaitu :


1. Genetika Klasik
2. Genetika Molekuler
3. Genetika Populasi
A. Prinsip Mendel
B. Meiosis dan Mitosis
1. Genetika Klasik C. Penentuan Jenis Kelamin
D. Rangkai Kelamin
E. Ekspresi Gen

A. Pemetaan Kromosom
B. Sitogenetika
2. Genetika Molekuler C. Struktur DNA
D. Sintesa Protein
E. Kloning DNA

A. Mutasi DNA
B. Pewarisan ekstra
3. Genetika Populasi Kromosoma
C. Genetika kuantitatif
D. Hukum Hardy- Weinberg
E. Evolusi
Dengan adanya penemuan struktur pita berpilin ganda, atau DNA oleh Watson dan
Crick pada tahun 1953, Genetika molekuler berkembang dengan pesat. Penelitian
yang dilakukan Mendel lebih menitik-beratkan pada penyebaran genotip- genotip
dan pola variasi genetik suatu populasi. Oleh karena itu, Godfrey H. Hardy ( 1877-
1947 ) melakukan beberapa penelitian yang menggambarkan hubungan antara
penyebaran genotip-genotip dalam variasi fenotip individu-individu dalam suatu
populasi. Prinsip – prinsip tersebut adalah bahwa :
1. genetika populasi lebih memfokuskan pada frekuensi alel dan frekuensi genotip
dari satu generasi ke generasi berikutnya dari pada suatu populasi dari pada
membahas penyebaran genotip-genotip dan variasi fenotip yang dihasilkan dari
perkawinan tunggal.
2. para ahli genetika populasi umumnya menggambarkan frekuensi alel dan frekuensi
genotip sebagai lungkang gen yaitu suatu set informasi genetik yang dibawa oleh
individu-individu suatu populasi yang dapat melakukan perkawinan di dalamnya.
Pada awal perkembangan, Genetika Populasi lebih menekankan pada teori-teori dan
perkembangan model-model matematika untuk menggambarkan struktur genetik
suatu populasi. Ketika era komputer mulai berkembang , para ahli Genetika
Populasi mulai membuat program-program simulasi suatu populasi pada
eksperimen yang dilakukan.
Hukum Hardy-Weinberg dan Genetika Populasi
Hukum Hardy-Weinberg menyatakan bahwa frekuensi alel dan frekuensi genotipe dalam suatu
populasi akan tetap konstan, yakni berada dalam kesetimbangan dari satu generasi ke generasi
lainnya kecuali apabila terdapat pengaruh-pengaruh tertentu yang mengganggu kesetimbangan
tersebut.
Syarat berlakunya asas Hardy- Weinberg, yaitu :
1. setiap gen mempunyai viabilitas dan fertilitas yang sama.
2. perkawinan terjadi secara acak
3. tidak terjadi mutasi gen atau frekuensi terjadinya mutasi sama besar.
4. tidak terjadi migrasi
5. jumlah individu dari suatu populasi selalu besar.
Perubahan perbandingan alel dalam populasi akan terjadi apabila syarat berlaku hukum Hardy-
Weinberg di atas banyak dilanggar. Pada tahun 1908 G.Hardy (Seorang ahli matematika Bahasa
Inggris) dan W.Weinberg (seorang dokter bangsa Jerman) secara terpisah menemukan dasar-
dasar yang ada hubungan dengan frekuensi gen di dalam populasi.
Kondisi-kondisi yang menunjang Hukum Hardy-Weinberg sebagai berikut :
6. ukuran populasi harus besar
7. ada isolasi dari populasi lain
8. tidak terjadi mutasi
9. perkawinan acak
10. tidak terjadi seleksi alam
Rumus Hukum Hardy-Weinberg
P2+2pq+q2=1
P adalah frekuensi alel (A) dan q adalah frekuensi alel (a).
Rumus ini berlaku apabila :
1. mutasi tidak terjadi atau mutasi menguntungkan sama jumlahnya dengan mutasi
yang merugikan.
2. Semua anggota populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk mengawini
anggota populasi ( perkawinan acak ).
3. tidak terjadi imigrasi atau jumlah individu yang berimigrasi adalah sama dengan
yang berimigrasi.
4. semua alel mempunyai kemungkinan yang sama untuk berada dalam populasi,
tidak ada yang lebih unggul dari yang lain. Dengan perkataan lain, seleksi alam
tidak terjadi.
5. jumlah populasi tetap, atau jumlah individu yang mati sama dengan jumlah
individu yang lahir.
6. populasi berjumlah besar sehingga faktor kebetulan tidak terjadi atau dapat
diabaikan.
Ciri-Ciri Hukum Keseimbangan Hardy-Weinberg
1. Jumlah frekuensi genotype harus sama dengan 1, yaitu P2 (CC) + 2pq(Cc)
+ q2(cc) = 1
2. Hubungan P2 + 2pq + q2 tetap, tidak peduli besarnya frekuensi alel
permulaan (p atau q ) dapat bernilai 0 sampai 1 ), yaitu frekuensi genotype
pada saat keseimbangan hanya tergantung pada frekuensi alel permulaan
dan tidak tergantung dari frekuensi genotype dari populasi asal.
3. Keseimbangan dapat tercapai dalam satu generasi, kemudian frekuensi
alel dan genotype tidak berubah dari generasi ke generasi asal syarat-syarat
keseimbangan Hardy-Weinberg terpenuhi.
4. frekuensi alel dapat ditentukan dari satu frekuensi genotip yang diketahui.
5. Bila suatu populasi dalam keseimbangan, maka frekuensi alel dapat
dihitung apabila diketahui frekuensi satu genotip homozigot.
Frekuensi Alel dan Frekuensi Genotip
Dalam Populasi
Seorang peneliti genetika populasi harus mampu menggambarkan lungkang
gen populasi untuk mempelajari komposisi dan variasi genetik suatu
populasi. Ini dilakukan dengan menghitung frekuensi genotip dan
frekuensi alel populasi tersebut. Berdasarkan hal itu, peneliti genetika
populasi ada yang menganggap bahwa frekuensi alel adalah frekuensi gen
atau gamet, sedangkan frekuensi genotip adalah frekuensi zigot.
Penggunaan frekuensi alel memiliki kelebihan bila dibandingkan dengan
frekuensi genotip.
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi
Frekuensi Gen dan
Keanekaragaman
Genetik dalam
Populasi
1. Mutasi
2. Reproduksi Seksual dan
Rekombinasi
3. Perkawinan Keluarga
4. Migrasi
5. Arus Genetik secara acak
6. Seleksi
7. lingkungan
Faktor-Faktor Yang mempengaruhi Frekuensi Gen
1. Seleksi
Seleksi merupakan suatu proses yang melibatkan kekuatan-kekuatan untuk menentukan ternaka mana yang
boleh berkembang biak pada generasi selanjutnya. Kekuatan-kekuatan itu bisa dikontrol sepenuhnya oleh
alam yang disebut seleksi alam . Apabila kekuatan itu dikontrol oleh manusia maka prosesnya disebut
seleksi buatan.
2. Mutasi
Mutasi adalah suatu perubahan kimia gen yang berakibat berubahnya fungsi gen. Jika gen mengalami mutasi
dengan kecepatan tetap maka frekuensi gen akan sedikit menurun, sedangkan frekuensi alel akan
meningkat.
3. Pencampuran Populasi
Pencampuran dua populasi yang frekuensi gennya berbeda dapat mengubah frekuensi gen tertentu. Frekuensi
gen merupakan rataan dari frekuensi gen dari dua populasi yang bercampur..
4. Silang Dalam (Inbreeding) dan silang Luar (Outbreeding)
Silang dalam merupakan salah satu bentuk isolasi secara genetik. Jika suatu populasi terisolasi, silang dalam
cenderung terjadi karena adanya keterbatasan pilihann dalam proses perkawinan . Silang dalam juga
disebut sebagai silang isolasi buatan. Jika silang luar dilakukan pada suatu lokus yang sama pada kedua
jenis kelamin maka frekuensi gen tidak akan berubah akibat pengaruh langsung silang luar.
5. Genetic Drift
Generic drift merupakan perubahan frekuensi gen yang mendadak. Perubahan frekuensi gen yang mendadak
biasanya terjadi pada kelompok kecil ternak yang dipindahkan untuk tujuan pemulian ternak atau
dibiakkan. Jika kelompok ternak diisolasi dari kelompok ternak asalnya maka frekuensi gen yang
terbentuk pada populasi baru dapat berubah.
Hubungan Genetika
Populasi Dengan
Cabang Ilmu Biologi
Lainnya
1. Hubungan antara
Genetika Populasi dengan
Evolusi
2. Hubungan antara
Genetika Populasi dengan
Sistematik
3. Hubungan antara Genetika
Populasi dengan Ekologi
1. Hubungan Antara Genetika Populasi dengan Evolusi
Evolusi menggambarkan perubahan frekuensi alel dan frekuensi genotip
individu-individu suatu populasi akibat adanya mutasi, migrasi, seleksi,
dan random genetic drfit. Perubahan ini terjadi karena individu-individu
tersebut harus beradaptasi dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada
lingkungannya. Dengan demikian, proses evolusi akan selalu
menimbulkan keanekaragaman organisme.
2. Hubungan Antara Genetika Populasi dengan Sistematik
Berdasarkan frekunsi alel dan frekuensi genotip, hubungan kekerabatan antar
populasi satu spesies dapat diaanalisis, sehingga hal ini akan memudahkan
dalam menentukan kedudukan taksonomi individu-individu populasi yang
diteliti tersebut. Data variasi genetik ini digunakan dalam mengklarifikasi
spesies-spesies kompleks maupun cryptic species, yaitu individu-individu
yang kenampakkan morfologinya sama namun variasi genetiknya berbeda.
3. Hubungan Antara Genetika Populasi dengan Ekologi
Kajian ekologi pada populasi-populasi yang mengalami perubahan frekuensi
alel dan frekuensi genotip memiliki arti yang sangat penting terutama
untuk mengetahui proses seleksi dan adaptasi yang terjadi.
Aplikasi Genetika Populasi
Dalam bidang kesehatan, Genetika Populasi diterapkan untuk :
1. Konseling genetika terutama bagi orang-orang yang memiliki kelainan genetic.
2. pembuatan peta populasi kelainan genetik dan identifikasi gen-gen yang berperan
dalam menimbulkan suatu kelainan genetik pada manusia.
3. skrening terrutama bagi mereka yang dianggap sebagai pembaa (carrier) penyakit
keturunan.
Dalam bidang konservasi, Genetika Populasi diterapkan untuk :
4. Program perkembangbiakkan (breeding program) hewan-hewan atau tumbuh-
tumbuhan yang hampir punah (endangered species) baik di kebun binatang maupun
di tempat-tempat yang dilindungi (taman nasional, taman margasatwa, dll )
5. Perlindungan plasma nutfah (germ plasma) baik hewan maupun tumbuhan yang
secara potensial menguntungkan dan diperkirakkan hampir punah di habitat
aslinya.
6. Pembuatan basis data variasi genetik suatu populasi.
Peranan Studi Populasi Dalam Kegiatan Konservasi

Kegiatan konservasi diperlukan untuk mempertahankan keanekaragaman hayati tersebut, dimana


saat ini kerusakan lingkungan akibat ulah manusia tidak hanya mengurangi populasi spesies
hewan dan tumbuhan, tetapi juga menyebabkan spesies-spesies tersebut terancam punah.
Ilmu konservasi mempelajari individu dan populasi yang sudah terpengaruh oleh kerusakan
habitat, eksploitasi, dan perubahan lingkungan. Perkembangan teknik molekuler seperti
penemuan teknik polymerase Chain Reaction (PCR) yang mampu mengamplifikasi untai
DNA hingga mencapai konsentrasi tertentu, penggunaan untaian DNA lestari sebagai masker
dalam proses PCR, penemuan lokus mikrosatelit yang hipervariabel , dan penemuan metode
sekuensing DNA, telah menyebabkan ilmu genetik molekuler mempunyai pengaruh yang
sangat besar dalam studi biologi suatu populasi. Genetika populasi meliputi studi terhadap
berbagai faktor yang mmembentuk struktur genetik suatu populasi dan menyebabkan
perubahan-perubahan evolusioner suatu spesies sepanjang waktu.
Memahami dan mempertahankan keragaman genetik suatu populasi sangat penting dalam
konservasi karena keragaman genetik yang tinggi akan sangat membantu suatu populasi
beradaptasi terhadap perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan sekitarnya, termasuk
mampu beradaptasi terhadap penyakit-penyakit yang ada di alam. Dengan mengetahui status
genetik suatu populasi, kita dapat merancang program konservasi untuk menghindari
kepunahan suatu spesies. Misalkan dengan memasukkan individu baru yang berasal dari
populasi yang memiliki keragaman genetik yang tinggi ke dalam populasi dengan keragaman
genetik yang rendah .

Anda mungkin juga menyukai