DAN PENGENDALIAN
Something
PERSEDIAAN as
title goes here.
Meriastuti Ginting
ukrida.ac.id
SUB TOPIK
Penjadwalan Produksi
2
Tujuan Pembelajaran
• Umum
– Mahasiswa mampu menerapkan model matematik,
heuristik dan teknik statistik untuk menganalisis dan
merancang suatu sistem produksi
• Khusus
– Memahami konsep penjadwalan produksi serta
mampu menyusun jadwal produksi
3
Pendahuluan
Flow shop
Multiple stages
Job shop
Batch
Model Penjadwalan
10
Terminologi
• Processing time (waktu proses): estimasi waktu
penyelesaian pekerjaan (termasuk setup dan
finishing time), ti
• Setup time (waktu setup): waktu yang dibutuhkan
untuk kegiatan persiapan sebelum pemrosesan job
dilaksanakan. si
11
Terminologi
• Flow time (waktu tinggal/alir): waktu antara saat datang (pekerjaan
tersedia/dapat dimulai) dan saat kirim (pekerjaan selesai) (termasuk
waktu menunggu), Fi
– Saat datang adalah saat job mulai berada di shop floor (production line), ai
– Delivery date (saat kirim): saat pengiriman job dari shop floor ke proses
berikut atau ke konsumen, di
12
Terminologi
• Ready time (saat siap): saat sebuah job siap diproses.
• Due date: saat batas (deadline) untuk job, yang
setelah batas tersebut job dinyatakan terlambat, di
• Makespan: interval waktu total untuk penyelesaian
seluruh job
13
Terminologi
• Completion time (saat selesai): saat suatu job selesai
diproses, ci
• Lateness: deviasi antara saat selesai dan due date, Li = ci - di
• Tardiness (Ti): positive lateness.
• Earliness (Ei): negative lateness
14
Terminologi
• Slack: sisa waktu sampai due date, SLi = di - ti – saat sekarang
• Gantt chart: adalah peta visual yang menggambarkan loading
dan scheduling
– Loading menggambarkan beban mesin
– Schedule menggambarkan urutan (sequence) pemrosesan job, dan
menggambarkan saat dimulai dan saat selesai suatu pekerjaan
15
Terminologi
• Dalam bidang penelitian scheduling, schedule dan
sequence biasanya mempunyai pengertian yang dapat
dipertukarkan (schedule = sequence)
• Waiting time adalah waktu job menunggu karena mesin
yang seharusnya memproses job tersebut sedang
memproses job lain
16
Terminologi
• Idle time : waktu mesin tidak bekerja/menganggur karena
tidak ada job yang harus diproses
• Priority rules: aturan penentuan prioritas pemrosesan
– FCFS (first come first serve);
– SPT (shortest processing time),
– LPT (longest processing time),
– EDD (earliest due date);
– Rasio kritis (critical ratio, CR).
CR = (due date – today’s date)/(lead time remaining) atau CR = (due
date – today’s date)/(workdays remaining)
17
Terminologi
• Kriteria penjadwalan :
– Minimasi shop time: flow time, makespan
– Maksimasi utilization (minimasi idle time)
– Minimasi WIP (work in process): Minimasi flow time, minimasi
earliness
– Minimasi customer waiting time: number of tardy jobs, mean lateness,
maximum lateness, mean queue time
18
KRITERIA PENJADWALAN
• Make Span
n
Ms ti
i 1
• Mean Flow Time
n
1 1
F Fi nt1 ( n 1)t 2 ... 2(t n 1 ) t n
n i 1
• Mean Lateness n
n
1
L Li
n i 1
19
KRITERIA PENJADWALAN
• Mean Tardiness
n
1
T Ti
• Number ofnTardy
i 1Jobs
dimana :
δi = 1Njikai T
i>0 i
δi = 0 jika Ti ≤ 0
20
PENJADWALAN BATCH
• Kuantitas dari batch dan frekuensi produksi akan mempengaruhi
tingkat persediaan dan biaya set up
• Biaya set up terjadi setiap ada pergantian pembuatan produk baru
• Dengan production run yang lebih panjang dibutuhkan persediaan
lebih panjang tetapi dengan setup lebih sedikit.
• Kuantitas batch optimal : EPQ
21
PENJADWALAN BATCH
•Teknik penjadwalan Runout Time (R)
Tingkat persediaan
R
Kecepapanjangnya
•Runout Time merupakan tan per min
waktu dari taan
persediaan akan tersedia untuk
memenuhi permintaan
•Jadwalkan produk dengan R paling kecil pertama sekali
22
PENJADWALAN BATCH
• Misalkan suatu perusahaan memproduksi 5 ukuran cairan
pembersih lantai untuk perusahaan CS suatu pabrik. Ukuran lot
ekonomis dan permintaan sbb :
Ukuran ELS Waktu Prod Permintaan Persediaan skrg
(mgu) (unit/mgu)
Kecil 1000 1.2 250 800
Medium 800 0.8 300 600
Besar 1500 1.9 500 2000
Jumbo 1800 2.0 800 2500
Raksasa 600 1.0 300 525
23
PENJADWALAN BATCH
Ukuran ELS Waktu Prod Permintaan Persediaan Runout
(mgu) (unit/mgu) skrg Time (R)
24
PENJADWALAN BATCH
25
PENJADWALAN BATCH
26
PENJADWALAN JOB
• Penjadwalan job shop melibatkan aturan-aturan
prioritas sequencing yang diaplikasikan untuk
seluruh job yang sedang menunggu dalam antrian.
Bila pusat kerja telah lowong, maka job dengan
prioritas terdahulu akan diprioritaskan
• Pemilihan prioritas mempertimbangkan efisiensi
penggunaan fasilitas dengan kriteria al: biaya setup,
biaya persediaan WIP, waktu menganggur, rata-rata
jumlah job yang menunggu dsb
27
Penjadwalan n jobs pada single machine
Waktu
Job Flow time
proses
4 3 3
8 3 6 Makespan = 56
1 5 11
3 6 17
7 7 24 4 8 1 3 7 2 5 6
2 8 32
5 10 42
6 14 56
Total 191
Rata-rata 23.875
Gantt chart
30
Penjadwalan n jobs pada single machine
t1 t 2 t n 1 t n
...
W1 W 2 W n 1 W n
31
Penjadwalan n jobs pada single machine
• Aturan WSPT
• Langkah-langkah :
– Beri bobot masing-masning pekerjaan (wi)
– Hitung nilai (ti/wi)
– Urutkan pekerjaan mulai dari (ti/wi) terkecil
– Jadwalkan sesuai urutan
– Hitung waktu tinggal
32
Penjadwalan n jobs pada single machine
33
Penjadwalan n jobs pada single machine
34
Penjadwalan n jobs pada single machine
36
Maximum lateness : 22
Penjadwalan n jobs pada single machine
• Aturan EDD (earliest due date)
• Aturan EDD meminimumkan maximum lateness
pada sebuah mesin
• Langkah-langkah :
– Urutkan pekerjaan mulai dari di terkecil
– Jadwalkan sesuai urutan
– Hitung kelambatan
37
Penjadwalan n jobs pada single machine
Saat Latenesss
Job Waktu Due date
Selesai c-d
2 8 10 8 -2
1 5 15 13 -2
3 6 15 19 4
5 10 20 29 9
4 3 25 32 7
6 14 40 46 6
7 7 45 53 8
8 3 50 56 6
Total 36
Rata-rata 4.5
Maximum lateness : 9
38
Penjadwalan n jobs pada single machine
• Algoritma Hodgson meminimumkan jumlah job
yang tardy pada sebuah mesin
• Asumsi : waktu terlambat dan denda tidak
dipengaruhi
39
Penjadwalan n jobs pada single machine
• Algoritma Hodgson
• Langkah-langkah :
– Step 1. Urut semua job sesuai EDD; bila tidak ada atau
hanya satu job yang tardy (positive lateness) maka stop.
Bila lebih dari sebuah maka lanjutkan ke Step 2
– Step 2. Mulai dari awal sampai akhir job pada urutan EDD,
identifikasi tardy job yang paling awal. Bila tidak ada tardy
job maka lanjutkan ke Step 4. Bila ada, maka lanjutkan ke
Step 3
40
Penjadwalan n jobs pada single machine
• Algoritma Hodgson
– Step 3. Misal tardy job tersebut berada di urutan ke i.
Pilih job yang mempunyai waktu proses terpanjang di
antara i buah job tersebut. Keluarkan job terpilih
tersebut. Hitung saat selesai yang baru, dan kembali ke
Step 2.
– Step 4. Tempatkan job yang dikeluarkan di ujung
belakang urutan
41
Penjadwalan n jobs pada single machine
i 2 1 3 5 4 6 7 8
ti 8 5 6 10 3 14 7 3
ci 8 13 19 29 32 46 53 56
di 10 15 15 20 25 40 45 50
Li -2 -2 4 9 7 6 8 6
i 1 3 5 4 6 7 8
ti 5 6 10 3 14 7 3
ci 5 11 21 24 38 45 48
di 15 15 20 25 40 45 50
Li -10 -4 1 -1 -2 0 -2
42
Penjadwalan n jobs pada single machine
i 1 3 4 6 7 8
ti 5 6 3 14 7 3
ci 5 11 14 28 35 38
di 15 15 25 40 45 50
Li -10 -4 -11 -12 -10 -12
i 1 3 4 6 7 8 2 5
ti 5 6 3 14 7 3 8 10
ci 5 11 14 28 35 38 46 56
di 15 15 25 40 45 50 10 20
Li -10 -4 -11 -12 -10 -12 36 36
44
Penjadwalan n jobs pada single machine
Job Waktu DD Slack
1 5 15 10
2 8 10 2
3 6 15 9
4 3 25 22
5 10 20 10
6 14 40 26
7 7 45 38
8 3 50 47
47
Penjadwalan n jobs pada single machine
Algoritma Wilkerson dan Irwin
1. Urutkan pekerjaan dengan urutan EDD. Bandingkan 2 job
pertama masing-masing diberi simbol A dan B kemudian
bandingkan kedua job tersebut dengan syarat : Max
(ta,tb) ≤ Max (da,db). Jika kondisi ini benar maka
masukkan A ke kolom α dan B ke kolom β jika tidak maka
sebaliknya. Pekerjaan ketiga dalam urutan EDD
ditempatkan pada kolom δ.
48
Penjadwalan n jobs pada single machine
Algoritma Wilkerson dan Irwin
2. Bandingkan β dan δ untuk melihat apakah β akan dapat
dijadwalkan bersama α. Jika tβ ≤ tδ atau Fα + max {tβ,tδ}
≤ max {dβ,dδ} pindahkan pekerjaan di kolom β ke kolom α
artinya pekerjaan itu sudah dijadwalkan, pekerjaan yang
ada di kolom δ dipindahkan ke kolom β. Selanjutnya
pekerjaan dalam daftar EDD dimpatkan di kolom δ. Jika
tidak ada lagi ke langkah 5. Jika ada ulangi langkah 2. Jika
kedua kondisi tidak terpenuhi ke langkah 3
49
Penjadwalan n jobs pada single machine
Algoritma Wilkerson dan Irwin
3. Kembalikan pekerjaan di kolom β ke dalam EDD dan
pindahkan pekerjaan di kolom δ ke kolom β. Bandingkan
α dan β apakah β akan dijadwalkan bersama α. Jika tα ≤
tβ atau Fα - tα + max {tα,tβ}≤ max {dα ≤ dβ} pindahkan
pekerjaan di kolom β ke kolom α dan pilih 2 pekerjaan
berikutnya dalam EDD sebagai β dan δ baru. Ulangi
langkah 2 jika kondisi diatas tidak terpenuhi ke langkah 4.
50
Penjadwalan n jobs pada single machine
Algoritma Wilkerson dan Irwin
4. Pindahkan pekerjaan di kolom α ke EDD dan
tempatkan pekerjaan terakhir yang masuk ke
dalam jadwal sebagai α baru. Ke langkah 3. Jika
tidak ada pekerjaan yang telah dijadwalkan,
letakkan β ke dalam jadwal dan 2 pekerjaan
pertama EDD menjadi β dan δ. Ke langkah 2.
51
Penjadwalan n jobs pada single machine
Algoritma Wilkerson dan Irwin
5. Bandingkan hasil penjadwalan dengan
menggunakan jadwal inisial yang lain yang
dimasukkan ke dalam W & I. Pilih jadwal yang
memberikan keterlambatan rata-rata minimum.
52
Penjadwalan n jobs pada single machine
Perbandingan perfomansi scheduling rule
Mean Flow Weighted Mean Maximum No. of Mean
Rule Time Mean Flow Lateness Lateness Tardy Tardiness
Time Jobs
SPT 23,875 29 -3,625 22 4 7,75
WSPT 27 27,467 -0.5 36 4 10,625
EDD 32 31733 4,5 9 6 5
Slack 32,125 31,133 4,625 9 6 5
Hodgson 29,125 29,867 1,625 36 2 9
Wilkerson 28,875 30,667 1,375 16 3 4
53
Penjadwalan n jobs, parallel machines
• Algoritma meminimkan mean flow time pada
mesin paralel
– Step 1. Urut semua jobs dengan urutan SPT
– Step 2. Jadwalkan job tersebut satu per satu pada
mesin yang memiliki beban minimum. Bila beban
mesin sama, pilih sembarang mesin
54
Penjadwalan n jobs, parallel machines
Sebuah perusahaan harus menjadwalkan 10 pekerjaan pada 3
mesin yang dimiliki, masing-masing pekerjaan tidak
tergantung dan cukup dikerjakan pada satu mesin
i 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
ti 5 6 3 8 7 2 3 5 4 2
Urutan SPT
i 6 10 3 7 9 1 8 2 5 4
ti 2 2 3 3 4 5 5 6 7 8
55
Penjadwalan n jobs, parallel machines
i 6 10 3 7 9 1 8 2 5 4
ti 2 2 3 3 4 5 5 6 7 8
M3 3 1 5
M2 10 9 2
M1 6 7 8 4
56
Penjadwalan n jobs, parallel machines
M1 M2 M3
Job Waktu Flow time Job Waktu Flow time Job Waktu Flow time
6 2 2 10 2 2 3 3 3
7 3 5 9 4 6 1 5 8
8 5 10 2 6 12 5 7 15
4 8 18
Total 35 20 26
Rata-rata 8.75 6.666667 8.666667
• 4 – 5 – 2 – 1 – 8 – 9 – 3 – 7 – 6 – 10
59
Langkah 2 Contoh
M e s in 3 2 1 3 10
M e s in 2 5 8 7
M e s in 1 4 9 6
2 4 6 10 18
60
Langkah 3 Contoh
M e s in 3 10 3 2 1
M e s in 2 7 8 5
M e s in 1 6 9 4
2 4 6 10 18
61
Penjadwalan n jobs, parallel machines
• Algoritma untuk mengurangi maksimum
kelambatan
• Langkah-langkah algoritma adalah:
– Langkah 1: Urutkan pekerjaan menurut aturan EDD
(Earliest Due Date)
– Langkah 2: Jadwalkan hasil EDD pada masing-masing
prosessor secara berurutan
62
Penjadwalan n jobs, parallel machines
Pekerjaan Wkt Proses Due Date Slack
Ti (jam) (Di) (Sli)
1 5 8 3
2 6 9 3
3 3 14 11
4 8 12 4
5 7 11 4
6 2 5 3
7 3 8 5
8 5 10 5
9 4 15 11
10 2 7 5
63
Urutan EDD : 6-10-1-7-2-8-5-4-3-9
Penjadwalan n jobs, parallel machines
Langkah 2
Mesin 3 1 8 3
Mesin 2 10 2 4
Mesin 1 6 7 5 9
2 4 6 8 10 14 16
Penjadwalan n jobs, parallel machines
Mesin 2
10 2 2 7 -5
2 6 8 9 -1
4 8 16 12 4
Mesin 3
1 5 5 8 -3
8 5 10 10 0
3 3 13 14 -1
Penjadwalan n jobs, parallel machines
Kesimpulan
Mesin 1 :
Kelambatan (L>0) : 2 buah (5&9) masing2 satu
jam
Mesin 2 :
Kelambatan (L>0) : satu buah (4) slma 4 jam
Mesin 3 :
Kelambatan (L>0) : tidak ada (berarti tidak ada
pekerjaan terlambat
Penjadwalan n jobs, parallel machines
• Algoritma untuk meminimalkan jumlah pekerjaan yang
terlambat
• Langkah-langkah algoritma adalah:
– Langkah 1: Urutkan pekerjaan menurut aturan EDD dan jadwalkan pada
masing-masing mesin secara berurutan
– Langkah 2: Pada masing2 mesin revisi pekerjaan dari awal sampai
pekerjaan terlambat (mis pek i pada mesin j)
– Langkah 3: Lihat mesin j dan waktu masing2 pekerjaan. Pindahkan
pekerjaan i dan sesudahnya dengan mengurutkan berdasarkan waktu
67 proses tercepat pada mesin yang sama.
Penjadwalan n jobs, parallel machines
Dari perhitungan terlihat mesin 1 dan 2 masing-masing
mempunyai pekerjaan terlambat yaitu pekerjaan 4, 5
dan 9.
Mesin 2 sudah berurutan berdasarkan waktu prosesnya
sehingga tidak dapat direvisi
Mesin 1, urutan pekerjaan dapat diubah menjadi 6-7-9-
5. karena waktu proses pekerjaan 9<5
Penjadwalan n jobs, parallel machines
Langkah 2
Mesin 3 1 8 3
Mesin 2 10 2 4
Mesin 1 6 7 9 5
2 4 6 8 10 14 16
Penjadwalan n jobs, parallel machines
Kesimpulan :
Kelambatan 1 buah (pekerjaan 5) selama 5 jam.
Sehingga total pekerjaan menjadi 2 buah, pada mesin 1 dan
2 masing-masing 1 buah
Penjadwalan n jobs, serial machines
• Kriteria: minimasi makespan
– Flow shop 2 mesin: Algoritma Johnson (1956)
– Flow shop m mesin: Algoritma Campbell, Dudek dan Smith (CDS)
• Urutan pemrosesan n job di seluruh mesin sama
• Panjang makespan ditentukan dengan membuat Gantt chart
untuk jadwal terpilih: Setiap job hanya diproses di satu mesin
pada saat yang sama, dan setiap mesin hanya memproses
sebuah job pada saat yang sama
71
1. Algoritma Johnson
Tentukan waktu proses yang terpendek di antara seluruh job
dalam daftar job yang akan diproses
2. a. Bila waktu proses terpendek berada di mesin M1, maka
jadwalkan job dengan waktu terpendek itu pada posisi paling
kiri pada urutan yang dimungkinkan, dan lanjutkan ke Step 3.
b. Bila waktu proses terpendek berada di mesin M2, maka
jadwalkan job dengan waktu terpendek itu pada posisi paling
kanan pada urutan yang dimungkinkan, dan lanjutkan ke Step
3.
72
Algoritma Johnson
73
Algoritma Johnson
3 1 4 5 2
24
74
Algoritma Campbell-Dudek-Smith (CDS)
75
Algoritma Campbell-Dudek-Smith (CDS)
Algortima:
I. Tetapkan K=1; buat dua mesin semu dengan waktu
proses ti,1 dan tKi,2 dengan cara:
* *
K
t *
i ,1 ti , k t *
i,2 t i , m k 1
k 1 k 1
1 4 3 5
2 3 3 4
3 2 1 6
4 5 3 2
5 6 4 7
6 1 8 3
Pekerjaan
i K=1 K=2
t*i,1 t*i,2 t*i,1 t*i,2
1 4 5 7 8
2 3 4 6 7
3 2 6 3 7
4 5 2 8 5
5 6 7 10 11
6 1 3 9 11
77
Contoh
• Untuk K = 1 :
– Urutan yang terbentuk : 6 – 3 – 2 – 1 – 5 – 4
– Makespan adalah: 36 satuan waktu
• Untuk K = 2
– Urutan yang terbentuk : 3 – 2 – 1 – 6 – 5 – 4
– Makespan adalah: 33 satuan waktu
Completed jobs
79
Job shop scheduling(2)
…
Jn … … …
• Job shop: Indeks (i, j, k)
81
Geser-kiri (left-shift)
82
Jenis jadwal pada job shop(1)
1. Jadwal semiaktif
– adalah satu set jadwal yang tidak memungkinkan lagi
untuk melakukan geser-kiri lokal
– adalah satu set jadwal yang tidak memiliki superfluous
idle time
Superfluous idle time terjadi pada jadwal yang apabila suatu
operasi dimulai lebih awal tidak menyebabkan perubahan
urutan pada mesin manapun
83
Jenis jadwal pada job shop(1)
Waktu Proses Routing
Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3 Operasi 1 Operasi 2 Operasi 3
Job J1 4 3 2 Job J1 1 2 3
Job J2 1 4 4 Job J2 2 1 3
Job J3 3 2 3 Job J3 3 2 1
Job J4 3 3 1 Job J4 2 3 1
M1 4 3 2 1
M2 4 3 2 1
M3 4 3 2 1
84
Jenis jadwal pada job shop(2)
M3 4 3 1 2 1
1
85
Jenis jadwal pada job shop(3)
2. Jadwal Aktif
adalah satu set jadwal yang tidak memungkinkan lagi
untuk melakukan geser-kiri global
3. Jadwal non-delay
adalah jadwal aktif yang tidak membiarkan mesin menjadi
idle bila suatu operasi dapat dimulai
86
Jenis jadwal pada job shop(4)
All schedule
* SA = semiactive
SA A * A = active
ND
ND = non-delay
* = optimal
87
Algoritma Pembangkitan Jadwal Aktif(1)
PSt = Jadwal parsial yang terdiri t buah operasi terjadwal
St = Set operasi yang dapat dijadwalkan pada stage t, setelah
diperoleh PSt j St
t = Waktu tercepat operasi j S tdimulai
dapat
t = Waktu tercepat operasi dapat diselesaikan
88
Algoritma Pembangkitan Jadwal Aktif(2)
Step 4. Untuk setiap jadwal parsial baru PSt+1, yang dihasilkan pada Step
3, perbaharui (up date) set data berikut:
– Keluarkan operasi j dari St
– Tambahkan suksesor langsung operasi j ke dalam St+1
– Naikkan nilai t dengan 1
Step 5. Untuk setiap PSt+1 yang dihasilkan pada Step 3, kembali ke Step 2.
Lanjutkan langkah-langkah ini sampai suatu jadwal aktif dihasilkan.
90
Jadwal Aktif(1)
Mesin
Stage 1 2 3 st j tij j * m* PSt
0 0 0 0 111 0 4 4 212
212 0 1 1 1 2
313 0 3 3
412 0 3 3
1 0 1 0 111 0 4 4 313
221 1 4 5
313 0 3 3 3 3
412 1 3 4
91
Jadwal Aktif(2)
Mesin
Stage 1 2 3 st j tij j * m* PSt
2 0 1 3 111 0 4 4 4 1 111
221 1 4 5
322 3 2 5
412 1 3 4
3 4 1 3 122 4 3 7 412
221 4 4 8
322 3 2 5
412 1 3 4 4 2
92
Jadwal Aktif(3)
Mesin
Stage 1 2 3 st j tij j * m* PSt
4 4 4 3 122 4 3 7 322
221 4 4 8
322 4 2 6 6 2
423 4 3 7
5 4 6 3 122 6 3 9 423
221 4 4 8
331 6 3 9
423 4 3 7 7 3
93
Jadwal Aktif(4)
Mesin
Stage 1 2 3 st j tij j * m* PSt
6 4 6 7 122 6 3 9 221
221 4 4 8 8 1
331 6 3 9
431 7 1 8
7 8 6 7 122 6 3 9 431
233 8 4 12
331 8 3 11
431 8 1 9 9 1
94
Jadwal Aktif(5)
Mesin
Stage 1 2 3 st j tij j * m* PSt
8 9 6 7 122 6 3 9 122
233 8 4 12 8 1
331 9 3 12
9 9 9 7 133 9 2 11 11 3 133
233 8 4 12
331 9 3 12
95
Jadwal Aktif(6)
Mesin
Stage 1 2 3 st j tij j * m* PSt
10 9 9 11 233 11 4 15 331
331 9 3 12 12 1
11 12 9 11 233 11 4 15 15 3 233
12 9 15
96
Jadwal Aktif(7)
97
Algoritma Pembangkitan Jadwal Non-delay(1)
102
Daftar Pustaka
• Steven Nahmias, Production and Operation
Analysis, 7th Edition, McGraw Hill, 2008
• Ronald G. Askin and Jeffery B. Goldberg, Design
and Analysis of Lean Production Systems, John
Willey and Sons, 2002.
• Sipper & Bulfin Jr., Production Planning, Control,
and Integrations, McGraw Hill, 1997
Engineers Make Things,
Industrial Engineers Make
Things Better......
Thank You
ukrida.ac.id
McShane/Von Glinow OB 3e © 2005 The McGraw-Hill Companies, Inc. All rights reserved.