Anda di halaman 1dari 31

Perencanaan dan Pengawasan

Produksi dan Persediaan


Manajemen Operasional
KELOMPOK8

Anggota Kelompok :
 ANDRI TIANTO B1032171029
 RIZKI APRIYANSYAH B1032171012
Production and Inventory
Planning and Control (PIPC)
PIPC
 pengintegrasian produksi dan persediaan dalam
kegiatan-kegiatan perencanaan dan pengawasan
produksi.
 Mengembangkan dan memberikan arah kepada pabrik
serta merta mengendalikan produksi.

PIPC berpartisipasi dalam :


 Peramalan permintaan
 Perencanaan kapasitas keseluruhan organisasi
 Penentuan berapa banyak bahan dan komponen yang
diperlukan, kapan untuk mendapatkannya
 Pertanggungjawaban waktu produksi dan mesin-mesin
Sistem PIPC Terpadu
Sistem-sistem PIPC yang berkembang sekarang menyerupai
suatu siklus yang sering disebut clossed loop

Sistem PIPC dimulai dengan :


 Membuat rencana-rencana
 Mengimplementasikan rencana
 Mengawasi kegiatan atas dasar rencana
 Memberikan informasi umpan balik
Pesanan-pesanan langganan

Peramalan permintaan

Permintaan bagian-bagian pelayanan

Skedul produksi induk

Bills of materials (BOM)

Transaksi-transaksi persediaan, persediaan pengaman, persediaan yang sedang dipesan


Perencanaan kebutuhan bahan

Perencanaan kebutuhan kapasitas

Scheduling terperinci

Dispatching

Follow-up

Umpan balik dan tindakan korektif


Perencanaan Agregat dan
Scheduling Induk

Perencanaan Agregat
 Perencanaan agregat adalah proses
perencanaan kuantitas dan pengaturan waktu
keluaran selama periode waktu tertentu.

 Perencanaan agregat  strategi perusahaan


dalam hal pelayanan kepada pelanggan, tingkat
persediaan, tingkat produksi, jumlah karyawan, dll.
Pedoman umum perencanaan agregat :

 Tentukan kebijaksanaan perusahaan dengan


memperhatikan variabel-variabel yang dapat
dikendalikan
 Gunakan hasil ramalan yang baik sebagai dasar
perencanaan
 Buat rencana-rencana dalam unit kapasitas yang
tepat
 Sedapat mungkin pelihara stabilitas karyawan
 Lakukan pengawasan efektif terhadap persediaan
 Pelihara fleksibilitas untuk menghadapi
perubahan
 Tanggapi permintaan dengan suatu cara yang
terkendali
 Evaluasi perencanaan secara teratur
Scheduling Induk
 Skedul produksi induk adalah formalisasi
rencana produksi dan mengubahnya menjadi
kebutuhan-kebutuhan kapasitas, tenaga kerja dan
material tertentu.
Proses Scheduling Induk

 Menggabungkan kebutuhan-kebutuhan
produk kotor per-periode
 Menentukan kebutuhan-kebutuhan produk
bersih (kebutuhan kotor – persediaan)
 Membagi kumpulan kebutuhan produk bersih
ke dalam order-order yang direncanakan
menurut tahapan waktu skedul
 Mengubah order-order yang direncanakan
menjadi laporan pembebanan pada pusat
kerja kunci
 Merevisi order yang direncanakan untuk
memenuhi prioritas dan menyesuaikan
dengan kebutuhan kapasitas
Contoh perhitungan skedul produksi induk terperinci
 Suatu perusahaan memproduksi dua macam produk, X dan Y, Permintaan
akan X dan Y yang diperkirakan ditunujukkan pada tabel dibawah.
Persediaan awal kedua produk adalah 60 unit dan 40 unit. Kombinasi
produksi yang paling ekonomis atas dasar perhitungan linier programming
adalah untuk X sebesar 90 unit, dan untuk Y sebesar 50 unit. Produk Y
mempunyai deviasi penggunaan standar 15 unit, dan perusahaan
menentukan persediaan pengaman sebesar dua kali deviasi standar untuk
memberikan pelayanan sebaik mungkin.
 Tabel data permintaan akan produk X dan Y

Jenis produk Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Produk X 55 55 65 55 60 50 50 50 55 50

Produk Y 10 20 25 20 15 10 10 20 15 10
 Penyelesaian :
Volume produksi yang dibutuhkan ditentukan dengan rumusan berikut :
 Produksi = Persediaan awal – jumlah permintaan yg diperkirakan
 Misal untuk X :
Minggu 1 = 60 – 55 = 5 ( produksi baru tidak diperlukan )
Minggu 2 = 5 – 55 = 50 ( skedul dengan jumlah yg paling ekonomis atau
sebesar 90 unit ).
Persediaan akhir ditentukan dengan rumusan berikut :
 Persediaan akhir = Persediaan awal + produksi – permintaan
 Misal untuk X :
Minggu 2 = 5 + 90 – 55 = 40
 Skedule produksi induk sementara untuk produk X :

Keterangan Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

Permintaan 55 55 65 55 60 50 50 50 55 50
Persediaan awal 60 5 40 65 10 40 80 30 70 15

Volume produksi 90 90 90 90 90 90
Persediaan akhir 5 40 65 10 40 80 30 70 15 55
 Skedule produksi induk sementara untuk
produksi Y :
Keterangan Minggu

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Permintaan 10 20 25 20 15 10 10 20 15 10
Persediaan awal 40 30 60 35 65 50 40 30 60 45
Volume produksi 50 50 50
Persediaan akhir 30 60 35 65 50 40 30 60 45 35
Scheduling Terperinci
 Penjabaran lebih lanjut mengenai skedul produksi
induk

 Scheduling ini mencakup daftar semua komponen


yang diperlukan untuk membuat suatu produk

 Scheduling terrperinci menyembatani jarak antara


rencana-rencana dan kapasitas serta produk-
produk akhir
Macam-macam Scheduling
Forward
 Forward scheduling
Scheduling
 Disusun berdasarkan tanggal permulaan
operasi yang diketahui dan kemudian
bergerak ke muka dari operasi pertama
sampai ke operasi terakhir untuk
menentukan tanggal penyelesaian.
Backward
 Backward scheduling
Scheduling
 Proses scheduling dimulai dengan tanggal
penyelesaian yang ditentukan dan bekerja ke
belakang untuk menentukan tanggal mulai
setiap operasi yang diperlukan.
Ada 2 jenis scheduling lainnya, yakni :

 Order
OrderScheduling
scheduling
 Menunjukkan kuantitas produk tertentu yang
akan dibuat dalam satu minggu atau satu
bulan

Machine
 Machine scheduling
Scheduling
 Scheduling ini menentukan waktu
pengerjaan pada setiap mesin
Wewenang untuk

Memproduksikan
PIPC memberi wewenang kepada pabrik
untuk membuat suatu produk
Apa yang akan
dibuat

Berapa banyak
yang akan
dibuat
Memproduksika
n

Wewenang Kapan

Memproses Bagaimana
Wewenang untuk
Memproses
 Hal ini bersangkutan dengan spesifikasi-spesifikasi
pembuatan produk, bagaimana sesuatu produk
harus dibuat.

 Ada kerjasama antara antara departemen teknisi


dan departemen PIPC dalam memutuskan
bagaimana cara para karyawan akan
melaksanakan operasi dan perakitan.
Master Bills of Materials
(BOM’s)
 Bills of Materials merupakan suatu daftar
komponen-komponen dan/atau bagian-bagian
rakitan yang dibutuhkan untuk membuat atau
merakit satu unit produksi jadi.

 Master Bill lebih menunjukkan urutan proses


perakitan bahan-bahan menjadi bagian-bagian
rakitan daripada secara langsung menjadi produk.
Master Bills of Materials

Nama Produk : ... Berlaku tgl. : ... Order NO. :


Model : ... Dikeluarkan : ... .................

No. Nama (Kode) Deskripsi Ukuran Jumlah Sumber Keterangan


Urut barang kebutuhan
Master Route Sheets
 Master route sheets menunjukkan operasi-
operasi dan urutan yang diperlukan untuk
membuat komponen.

 Master route sheets merincikan beberapa hal


yang diperlukan, seperti
 Operasi
 Mesin
 Peralatan khusus
 Waktu
 Jenis dan jumlah bahan mentah
 Klasifikasi karyawan
Pembebanan Kapasitas

 Pembebanan kapasitas (capacity loading) berarti


penugasan sejumlah jam kerja kepada pusat-
pusat kerja atau fasilitas produksi dalam
hubungannya dengan kapasitas yang tersedia

 Ada 2 macam pembebanan kapasitas, yakni :


 Pembebanan tak terbatas
 Pembebanan terbatas
Scheduling dan
Pembebanan dengan Grafik
 Papan-papan perencanaan dan pengawasan
dengan grafik ini digunakan untuk menunjukkan
rencana-rencana dan kemajuan produksi
dibandingkan dengan rencana produksi.
Dispatching

 Dispatching berarti pengeluaran perintah-


perintah pengerjaan secara nyata kepada
karyawan.
 Ada beberapa masalah yang ditimbulkan dari
dispatching, salah satunya beban kerja yang
melebihi kapasitasnya.
 Maka dari itu perlu adanya sistem prioritas
Pedoman untuk dispatching prioritas adalah
sebagai berikut:

 FCFS (First Come, First Served)


 SPT (Shortest Processing Time)
 LPT (Longest Processing Time)
 EDD (Earliest Due Date)
 LS (Least Check)
 PCO (Preferred Customer Order)
 RS (Random Selection)
 HEP (Highest Expected Profitability)
Indeks Prioritas
Contoh :
Bila suatu pekerjaan harus diselesaikan dalam
30 hari lagi, mempunyai waktu proses total
yang belum dilakukan selama 10 hari, waktu
antrian atau waktu longgar menurut skedul
selama 15 hari, dan ada 6 operasi yang
belum diselesaikan. Maka indeks prioritas
akan sebesar ...

Indeks prioritas =

Keterangan : semakin rendah indeksnya,


semakin tinggi prioritasnya.
Follow-Up
 Follow-up merupakan kegiatan pengawasan
produksi untuk memonitor dan mengecek
secara terus menerus proses pengerjaan
order-order produksi maupun pembelian
komponen

 Tujuan :
 efektivitas dan mengintegrasikan fungsi-
fungsi dari PIPC
 Memberikan umpan balik
 Menetapkan tindakan korektif
Jenis-jenis Pengawasan Produksi

Order Control

Flow Control

Load Control

Block Control
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai