Anda di halaman 1dari 18

Siti Izza Sholihah

B07213037

Lydia Dwi Junitasari


B77213077

Siti Wulandari
B77213097
Definisi Kematangan Beragama
Allport (1953)

Kematangan Watak
beragama Pengalaman
keberagamaan

membentuk
Objek-
objek Respon
Konsep
dan
prinsip

Stimulus
indivi
du
t
Bersifa

Matang Terbuka
Individu
beragama
Bersikap

Fakta

Teoritis
secara Nilai-nilai
Praktek
Arah kerangka
hidup
Yang berperan dalam upaya pencapaian kematangan
beragama pada diri individu :
Kedewasaan
Kematangan
Kemampuan dalam memahami makna, baik yang
tersirat maupun yang tersurat dengan bersandar pada
sendi agama
Pengalaman supra natural
Religius
Subandi (1995)

Perkembangan
Proses Selesai
keberagamaan
Aspek-Aspek Kematangan Beragama
Allport (1953) :
a. Kemampuan melakukan diferensiasi.
b. Berkarakter dinamis.
c. Konsistensi moral.
d. Komprehensif.
e. Integral.
f. Heuristik.
Kemampuan Melakukan Diferensiasi
bersikap dan berprilaku terhadap agama secara
objektif, kritis, reflektif, tidak dogmatis, observatif,
dan tidak fanatik secara terbuka.
mampu mengharmoniskan rasio dengan dogma,
mengobservasi dan mengkritik tanpa meninggalkan
ketaatannya.
mampu menempatkan rasio sebagai salah satu bagian
dari kehidupan beragama selain dari segi sosial,
spiritual, maupun emosional. Pandangannya tentang
agama menjadi lebih kompleks dan realistis.
Berkarakter Dinamis
Orang yang matang keberagamaannya adalah yang
menjadikan agamanya sebagai motivasi intrinsik pada
semua segi kehidupannya.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. Al-An'am ayat
161- 162, yang berarti : "Katakanlah: Sesungguhnya aku
telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus,
(yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus;
dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang
musyrik. Katakanlah : Sesungguhnya sholatku,
ibadahku, hidupku dan matiku hanyalah untuk Allah,
Tuhan semesta alam".
Konsistensi Moral
Selalu menyelaraskan antara tingkah laku dengan nilai-
nilai moral keagamaan yang dianutnya.
Termaktub dalam Al-Qur'an Surat Al-Hadiid ayat 9 :
"Dialah yang menurunkan kepada hamba-Nya ayat-
ayat yang terang (Al-Qur 'an) supaya Dia
mengeluarkan kamu dari kegelapan kepada cahaya.
Dan sesungguhnya Allah benar-benar Maha Penyantun
lagi Maha Penyayang terhadapmu "
Komprehensif
Mampu menerima perbedaan pendapat dengan individu yang lain, baik perbedaan
agama maupun perbedaan pendapat secara intern dengan orang yang seagama.

Dalam Al-Qur'an Allah berfirman dalam Q.S. Al-Maidah: 48, yang artinya :
"Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan. Seandainya
Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat, tetapi Allah hendak
menguji kamu mengenai pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah
dalam berbuat kebaikan “.

Berdasarkan firman Allah : "Sesungguhnya orang-orang Mukmin itu bersaudara


(ikhwah)" (Q.S. Al~ Hujuraat: 10).

Dalam Islam hal ini diatur dalam Q. S. Al-Kafirun ayat 1-5 dan dapat ditemukan
pada Q.S.As-syuuraa: 15, yang berbunyi : "Bagi kami amal-amal kami dan bagi
kamu amal-amal kamu. Tidak (perlu ada) pertengkaran di antara kami dan kamu.
Allah mengumpulkan kita dan kepada-Nyalah kembali (putusan segala urusan)".
Integral
Mampu mengintegrasikan atau menyatukan agama
dengan segenap aspek lain dalam kehidupan,
termasuk ilmu pengetahuan di dalamnya.
Dalam Q.S. Al-Baqarah ayat 208 dikatakan-Nya, "Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam
Islam secara kaqfah atau menyeluruh dan janganlah
kamu ikut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya
syaitan itu musuhyang nyata bagi kamu".
Heuristik
Menyadari keterbatasannya dalam beragama, serta selalu
berusaha untuk meningkatkan pemahaman dan
penghayatannya dalam beragama.
Sebagaimana Allah SWT katakan dalam Q.S. An-Nahl ayat 97:
"Barang siapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki
maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka
sesungguhya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang
baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada
mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah
mereka kerjakan".
Kriteria Orang yang Matang
Beragama

Jasmani Umur Kedewasaan


Perkembangan
manusia

Tingkat
Rohani
kematangan

Memahami

Menghayati
Mengaplikasikan
nilai-nilai luhur Beragama
agama yang dianut
Sikap
Agama yang B
Individu Yakin dianut a
i
Tingkah k
laku

Jalaluddin (1996) :
Dalam kehidupan tak jarang dijumpai mereka yang taat beragama
itu dilatarbelakangi oleh berbagai pengalaman agama serta tipe
kepribadian maing-masing. Kondisi seperti ini menurut temuan
psikologi agama mempengaruhi sikap keagamaan seeorang,
dengan demikian, pengaruh tersebut secara umum memberi
ciri-ciri tersendiri dalam sikap keberagamaan masing-masing.
Jalaluddin (1996)
Sikap dan perilaku keagamaan itu dapat dikelompokkan
menjadi dua tipe :
1. Tipe orang yang sakit jiwa (The sick soul)
2. Tipe orang yang sehat jiwa (Healthy-Mindednes)
Tipe orang yang sakit jiwa (The sick soul)
William James :
orang yang pernah mengalami latar belakang
kehidupan keagamaan yang terganggu. Ex : seseorang
menyakinkan suatu agama dikarenakan oleh adanya
penderitaan batin antara lain mungkin diakibatkan
oleh musibah(Jalaluddin, 1996).
Tipe orang yang sehat jiwa (Healthy-Mindednes)

N. Starbuck : Optimis dan gembira


• Menghayati segala bentuk ajaran agama dengan perasaan
optimis
• Pahala adalah sebagai hasil jerih payahnya yang diberikan
Tuhan.
• Musibah dan penderitaan dianggap sebagai keteledoran dan
kesalahan yang di buatnya, bukan sebagai peringatan Tuhan
terhadap dosa manusia.
• Yakin bahwa Tuhan bersifat pengasih dan penyayang dan
bukan pemberi azab

Anda mungkin juga menyukai