Institut Teknologi Nasional Yogyakarta

Fakultas Teknologi Mineral

Program Studi Teknok Geologi

Menggambar
Bentuk, Batuan, Fosil, & Mineral

Dosen Pengampu:
Ir. Dianto Isnawan, MT
Paramitha Tedja T., ST, M.Eng
Sasaran dari materi ini, untuk:
1. memahami geometri & unsur pembentuknya;
2. memahami corak & bayangan;
3. memanfaatkan corak & bayangan untuk mensket
berbagai benda yang memiliki geometri teratur; dan
4. menerapkan poin-poin di atas untuk mensket batuan,
fosil, dan mineral.
Bahan & Alat Gambar yang diperlukan:
1. kertas gambar atau kertas a4;
2. pensil;
3. spidol hitam;
4. penggaris; dan
5. penghapus.
Pada materi ini, terdapat 6 metode menggambar dengan
menerapkan penggambaran corak & bayangan, pada
berbagai bentuk benda.

Corak  permukaan yang memperlihatkan

variasi intensitas cahaya yang dipantulkan.
Bayangan  cetakan oleh cahaya pada permukaan
terdekat dari obyek.
Metode 1

Kombinasi silinder &

balok pada ke-empat
gambar menjelaskan yang
dimaksud dengan corak &
bayangan.
Umumnya, dalam men-
sket diterapkan seka-ligus
corak & bayangan dari
suatu bentuk.
Metode 2

Pada Gambar tampak berkas cahaya dipantulkan dari obyek ke pengamat,

dengan sumber cahaya berasal dari samping kiri pengamat.
Metode 2

Pada Gambar tampak berkas cahaya dipantulkan dari obyek ke

pengamat, dengan sumber cahaya berasal dari belakang
pengamat.
 Metode 2

Berdasarkan kedua gambar di atas, tampak panjang bayangan

dideterminasi oleh perpotongan antara berkas cahaya & garis
sejajar bidang gambar.
Maka, panjang bayangan ditentukan oleh sudut kemiringan berkas
cahaya yang menyinari obyek.
Prinsip ini merupakan dasar untuk proyeksi bayangan pada suatu
sketsa, khususnya pada bentuk pictorial—isometrik & perspektif.
 Metode 3

Dalam mensket suatu penggambaran obyek—isometrik & perspektif—

bidang gambar dideterminasi oleh berkas cahaya. Tampak sudut berkas
cahaya miring 45°. Arah bayangan ditentukan oleh berkas cahaya yang
sejajar bidang gambar.
Metode 3

Cahaya bias datang dari

berbagai arah. Guna
memudahkan proyeksi,
arah berkas cahaya
sering diandaikan sejajar
dengan bidang gambar &
miring 45° ke arah obyek
 Metode 4

Gambar menunjukkan prosedur memproyeksikan bayangan dari obyek rektangular

pada bidang horizontal. Umum digunakan pada berbagai tipe penggambaran.
Metode 4

Panjang dan arah bayangan yang dibentuk oleh suatu obyek, dideterminasi
berdasarkan sudut dari berkas cahaya yang menyinari.
Metode 4

Bayangan yang terjadi pada pandangan ortografi,

isometric, & perspektif, dipengaruhi oleh posisi
obyek.
Metode 4

Out line bayangan sejajar dengan ujung bayangan obyek yang terjadi atau
bidang gambar. Panjang bayangan dideterminasi oleh ujung tegak dari obyek
yang diprojeksikan oleh berkas cahaya.
Metode 5

Gambar menunjukkan prosedur

memproyeksikan bayangan pada
permukaan vertikal serupa pada
permukaan horisontal. Prinsip
rekontruksi obyek, dapat digunakan
dalam rekonstruksi bayangan.

Gambar di samping menunjukkan

perpotongan antara berkas cahaya dengan
proyeksi obyek di permukaan,
mendeterminasi bayangan.
 Metode 5

Bila gambar diputar 90°, obyek & bayangan tampak sebagaimana pada bidang horizon-tal.
Out line bayangan sejajar obyek & berkas cahaya. Sebagaimana tampak pada gam-bar,
prinsip projeksi yang sama berlaku pada permukaan vertikal maupun horizontal.
Metode 5

Proyeksi dari bayangan pada

permukaan horizontal atau vertikal
ditentukan berdasarkan potongan
berkas cahaya dengan proyeksi obyek
pada bidang.
Pemantulan cahaya
ditunjukkan dengan
gelap (corak) atau
terang permukaan
obyek yang dilihat oleh
pengamat.
Pengambaran gelap
(corak) atau terang
permukaan obyek
tergantung atas posisi
permukaan & sumber
cahaya.
 Metode 6

Detail bayangan suatu obyek dapat diungkapkan dengan teknik

bayangan. Detail bayangan dari tekstur batuan, cetakan fosil, dsb
dapat digambarkan dengan mengatur intensitas titik & garis.
Aturan penggambaran detail bayangan:
1. Garis & titik yang menerus menunjukkan tekstur bidang halus
dan
2. Garis & titik yang terputus menunjukkan tekstur bidang kasar.
TERIMAKASIH