Anda di halaman 1dari 13

HUBUNGAN ANTARA MOTIVASI KERJA PERAWAT DENGAN KEPUASAN KERJA PERAWAT DI RUANG

RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK. III 03.06.01 CIREMAI KOTA CIREBON
TAHUN 2020
 
PROPOSAL
 
DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU SYARAT MEMPEROLEH
GELAR SARJANA PADA PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

OLEH :
 
ICHSAN NUR FAJAR
CKR0160197

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KUNINGAN
2020
Bab V Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Motivasi Kerja Perawat
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi motivasi kerja perawat

No. Motivasi Kerja Perawat Frekuensi Persentase


(%)

1 Tinggi 35 70,0

2 Sedang 15 30,0

Total 50 100,0

Sumber: Hasil Olahan Data (2020)


Berdasarkan tabel 5.1 diatas, menunjukkan bahwa sebagian besar
responden dengan motivasi tinggi, yaitu berjumlah 35 orang perawat
(70%).
Bab V Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil Penelitian
1. Analisis Univariat
Kepuasan Kerja Perawat
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi kepuasan kerja perawat

No. Kepuasan Kerja Frekuensi Persentase (%)


Perawat

1 Puas 19 38,0

2 Cukup Puas 31 62,0

Total 50 100,0

Sumber: Hasil Olahan Data (2020)


Berdasarkan tabel 5.2 diatas, menunjukkan bahwa sebagian besar
responden menyatakan cukup puas, yaitu berjumlah 31 orang
perawat (62%).
Bab V Hasil dan Pembahasan
5.1 Hasil Penelitian
2. Analisis Bivariat
Tabel 5.3 Tabulasi Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kepuasan
Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon Tahun
2020
Kepuasan
Motivasi Puas Cukup Puas Total
N % N % N %
Korelasi
Tinggi 18 51,4 17 48,6 35 100 P value =
Koefisien =
Sedang 1 6,7 14 93,3 15 100 0,002
0,423

19 38 31 62 50 100
Jumlah
Sumber: Hasil Olahan Data (2020)
Berdasarkan tabel 5.3 diatas, dapat dilihat bahwa dari 50 responden yang memiliki motivasi tinggi
dan merasa puas dengan kerjanya berjumlah 18 orang (36%), sedangkan responden yang
memiliki motivasi sedang dan merasa puas dengan kerjanya berjumlah 1 orang (2%). Selanjutnya
responden yang memiliki motivasi tinggi dan merasa cukup puas dengan kerjanya berajumlah 17
orang (34%), sedangkan responden yang memiliki motivasi sedang dan merasa cukup puas
dengan kerjanya berjumlah 14 orang (28%).
Berdasarkan hasil uji Correlation Spearman’s Rank (Rho), diperoleh hasil nilai signifikansi
p value = 0,002 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara motivasi kerja perawat
dengan kepuasan kerja perawat, karena nilai tersebut lebih rendah dari nilai α yang telah
ditetapkan, yaitu sebesar < 0,05, sedangkan kekuatan hubungan di tunjukkan dengan hasil
korelasi koefisien sebesar 0,423 yang artinya mempunyai kekuatan hubungan yang sedang,
karena nilai tersebut berada di antara nilai 0,26 sampai 0,50.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hipotesis diterima (Ha diterima), karena
terdapat hubungan yang signifikan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kepuasan Kerja
Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Ciremai Kota Cirebon
Bab V Hasil dan Pembahasan
5.2 Pembahasan

1. Gambaran Motivasi Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk. III 03.06.01
Ciremai Kota Cirebon Tahun 2020

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap motivasi kerja perawat di ruang
rawat inap rumah sakit ciremai kota cirebon diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden
dengan motivasi tinggi, yaitu berjumlah 35 orang perawat (70%). Tingginya motivasi kerja perawat
tersebut karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor intrinsik dan ekstrinsik.
Berdasarkan hasil kuesioner yang telah dibagikan kepada responden, dalam hal ini mencakup
faktor intrinsik didapatkan hasil rata-rata responden menjawab telah merasa bangga bekerja di
rumah sakit tersebut, kemudian rumah sakit tersebut telah memberikan perhatian berupa reward
(penghargaan) serta memberikan kesempatan untuk menduduki jabatan yang lebih tinggi bagi
karyawan yang berprestasi. Kemudian dari faktor ekstrinsik didapatkan hasil rata-rata responden
menjawab bahwa atasan telah memperhatikan ide yang dikemukakan oleh karyawan serta kondisi
kerja yang kondusif telah membantu perawat tersebut untuk memperlancar pekerjaan
Lanjutan ...
Sedangkan responden dengan motivasi sedang berjumlah 15 orang perawat
(30%). Kurangnya motivasi kerja perawat dapat dipengaruhi oleh faktor
penghasilan. Berdasarkan hasil studi pendahuluan, dapat diketahui bahwa
penghasilan yang diperoleh perawat tersebut kurang memotivasi mereka untuk
bekerja karena perawat tersebut merasa bahwa penghasilan yang diperoleh tidak
dapat mencukupi kebutuhannya, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan
menurunnya motivasi kerja perawat
Lanjutan ...
Menurut asumsi peneliti, apabila perawat telah memiliki motivasi tinggi
karena perawat tersebut telah merasakan faktor intrinsik dan ekstrinsiknya telah
terpenuhi, contohnya seperti pengembangan dan kesempatan karir yang telah
sesuai dengan keinginan perawat serta kondisi lingkungan yang baik. Oleh
karena itu apabila seseorang perawat memiliki motivasi yang tinggi maka
otomatis perawat tersebut akan bekerja dengan baik, mempunyai rasa tanggung
jawab terhadap tugas yang diberikan, serta selalu berusaha untuk menghasilkan
prestasi kerja.
Lanjutan ...
2. Gambaran Motivasi Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Tk. III 03.06.01 Ciremai
Kota Cirebon Tahun 2020

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap kepuasan kerja perawat di ruang
rawat inap rumah sakit ciremai kota cirebon diperoleh hasil bahwa sebagian besar responden
menyatakan cukup puas berjumlah 31 orang perawat (62%). Tingginya kepuasan kerja perawat
tersebut karena dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu faktor sifat dasar pekerjaan, penyeliaan,
kesempatan promosi dan hubungan dengan rekan sekerja. Berdasarkan hasil kuesioner yang telah
dibagikan kepada responden, didapatkan hasil rata-rata responden menjawab telah puas dengan
pekerjaan yang telah ditekuni, atasan memberikan umpan balik terhadap pekerjaan yang telah
dikerjakan serta hubungan antara sesama karyawan berjalan sangat baik.
Sedangkan responden yang merasakan puas berjumlah 19 orang perawat (38%). Hal ini
dikarenakan, kebutuhan sosial untuk berinteraksi dengan rekan sekerja telah terpenuhi, serta
proses kenaikan jabatan di rumah sakit tersebut telah terbuka bagi siapa saja yang berpotensi
tanpa adanya diskriminasi.
Lanjutan ...

Menurut asumsi peneliti, apabila perawat telah merasakan kepuasan karena perawat tersebut
telah merasakan kebutuhannya telah terpenuhi, contohnya seperti memiliki hubungan yang baik
dengan rekan sekerja serta kondisi lingkungan kerja yang kondusif. Oleh karena itu apabila
seseorang perawat memiliki kepuasan yang tinggi maka otomatis perawat tersebut akan bekerja
dengan baik, mempunyai rasa tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan.
Lanjutan ...
3. Hubungan antara Motivasi Kerja Perawat dengan Kepuasan Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap
Rumah Sakit Tk. III 03.06.01 Ciremai Kota Cirebon Tahun 2020

Berdasarkan hasil penelitian yang ditelah dilakukan dengan menggunakan uji Correlation
Spearman’s Rank (Rho), diperoleh hasil nilai signifikansi p value = 0,002 yang berarti terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi kerja perawat dengan kepuasan kerja perawat, karena
nilai tersebut lebih rendah dari nilai α yang telah ditetapkan, yaitu sebesar < 0,05, sedangkan
kekuatan hubungan di tunjukkan dengan hasil korelasi koefisien sebesar 0,423 yang artinya
mempunyai kekuatan hubungan yang sedang, karena nilai tersebut berada di antara nilai 0,26
sampai 0,50.
Lanjutan ...

Menurut asumsi peneliti, apabila perawat telah merasakan motivasi dan kepuasan yang tinggi
karena perawat tersebut telah merasakan faktor intrinsik dan ekstrinsik serta kebutuhannya telah
terpenuhi, contohnya seperti pengembangan dan kesempatan karir yang telah sesuai dengan
keinginan perawat, kondisi lingkungan yang baik dan kondusif serta hubungan yang baik dengan
rekan sekerja. Oleh karena itu apabila seseorang perawat memiliki motivasi dan kepuasan yang
tinggi maka otomatis perawat tersebut akan bekerja dengan baik, mempunyai rasa tanggung jawab
terhadap tugas yang diberikan serta menghasilkan prestasi kerja.
Setiap rumah sakit mengharapkan suatu keberhasilan, untuk mencapai keberhasilan tersebut
membutuhkan adanya perawat yang berkualitas. Untuk menciptakan perawat yang berkualitas,
dibutuhkan suatu dorongan yang kuat dari pihak rumah sakit. Dorongan tersebut dapat berupa
pemberian motivasi, yang bertujuan untuk meningkatkan kepuasan kerja perawat tersebut.
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai