Anda di halaman 1dari 48

Asuhan Keperawatan Lansia

dalam Keluarga Sandi Alfa


Lanjut Usia
• Lansia bukan merupakan suatu penyakit tapi merupakan tahap lanjut
dari proses kehidupan yang ditandai dengan penurunan kemampuan
tubuh untuk beradaptasi dengan stress
• Walaupun bukan penyakit tetapi kondisi ini dapat menimbulkan
Karakteristrik Lansia
• Berusia lebih dari 60 tahun ( sesuai pasal 1 ayat (2) UU No. 13 ttg
kesehatan )
• Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai
sakit, dari kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi
adaptif hingga maladaptif
• Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi
Tugas Perkembangan Lansia (Erickson)
• Mempersiapkan diri untuk kondisi yang menurun
• Mempersiapkan diri untuk pensiun
• Membentuk hubungan baik dengan orang yang seusia
• Mempersiapkan kehidupan baru
• Melakukan penyesuaian terhadap kehidupan sosial/masyarakat
secara santai
• Mempersiapkan diri untuk kematiannya dan kematian pasangan
Peran Keluarga dalam Perawatan Lansia
Keluarga merupakan Suport System utama bagi lansia dalam
mempertahankan kesehatannya. Peran keluarga antara lain :
• Menjaga atau merawat lansia
• Mempertahankan dan meningkatkan status mental
• Mengantisipasi perubahan status soisal ekonomi serta memberikan
motivasi
• Memfasilitasi kebutuhan spiritual bagi lansia
Tipe Lansia
Menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun
1998 tentang Kesejahteraan Lansia. Lansia
dibagi menjadi dua :
1. Lanjut Usia Potensial adalah lanjut usia
yang masih mampu melakukan aktivitas
pekerjaan dalam kata lain masih mampu
menghasilkan barang dan jasa.

2. Lanjut Usia Non Potensial adalah lanjut


usia yang tidak bisa mencari nafkah
sehingga hidupnya tergantung pada orang
lain.
Tipe-tipe lanjut usia
Arif bijaksana Mandiri Tidak Puas
• Kaya dengan hikmah • Mengganti kegiatan- • Konflik lahir batin
pengalaman, kegiatan yang hilang menentang proses
menyesuaikan diri dengan kegiatan- ketuaan, yang
dengan perubahan kegiatan baru, selektif menyebabkan
zaman, mempunyai dalam mencari kehilangan kecantikan,
kesibukan, bersikap pekerjaan, teman kehilangan daya tarik
ramah, rendah hati, pergaulan, serta jasmaniah, kehilangan
sederhana, dermawan, memenuhi undangan. kekuasaan, status, teman
memenuhi undangan, yang disayanginya,
dan menjadi panutan. pemarah, tidak sabar,
mudah tersinggung,
menuntut, sulit dilayani
dan pengkritik.
Pasrah Bingung
• Menerima dan menunggu • Kaget, kehilangan
nasib baik, mempunyai kepribadian, mengasingkan
konsep habis gelap datang diri, merasa minder,
terang, mengikuti kegiatan menyesal, pasif, acuh tak
beribadat, ringan kaki, acuh 
pekerjaan apa saja dilakukan.
Tugas Keluarga Tahap Lansia (Duval)
• Meningkatkan kehidupan beragama
• Menjaga komunikasi dengan anak, cucu
• Merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu
• Memperhatikan kesehatan masing-masing
• Menyesuaikan diri dengan pendapatan
• Menghadapi kehilangan
• Menemukan makna hidup
Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
• Mengenal masalah kesehatan
• Membuat keputusan dan tindakan yang tepat
• Memberikan perawatan pada anggota keluarga yang sakit
• Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
• Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
“Keluarga memiliki peran yang sangat penting dalam perawatan lansia
yang tinggal di rumah”

“Peran keluarga sangat memengaruhi terhadap status kesehatan lansia,


jika peran keluarga itu baik maka diharapkan status kesehatan lansia
juga baik dan sebaliknya jika peran keluarga kurang, maka status
kesehatan pada lansia juga buruk.”
Permasalah (keluarga) Caregiver Lansia
• Michon, et al 2005 yang menyampaikan bahwa beban
merawat terkait dengan :
• fisik (kelelahan, gangguan tidur),
• psikologis seperti cemas, khawatir, pesimis, depresi,
• sosial (keterbatasan berhubungan dengan masyarakat
sosial)
• Financial (keuangan dalam masa perawatan).
STRATEGI KOPING KELUARGA
INTERNAL 
• Strategi Hubungan
• Mengandalkan kelompok keluarga
• Kebersamaan yang lebih besar
• Fleksibilitas peran

•   Strategi kognitif
• Normalisasi
• Pengendalian makna masalah dengan membingkai ulang dan penilaian pasif
• Pemecahan masalah bersama
• Mendapatkan informasi dan pengetahuan

• Strategi komunikasi
•  Terbuka dan jujur
•   Menggunakan humor dan tawa
STRATEGI KOPING KELUARGA
EKSTERNAL
• Strategi komunikasi : Pada kasus ini, anggota keluarga ini adalah
peserta aktif (sebagai anggota aktif atau posisi pimpinan) dalam klub,
organisasi dan kelompok komunitas
•  Memanfaatkan sistem dukungan social
• Dukungan sosial keluarga
• Sumber dukungan keluarga
• Dukungan spritual
Duka Cita
• Periode duka cita ad. Periode yg sangat rawan krn memicu gangg
kesehatan
• 2 th pertama stlh ditinggal pasangan biarkan lansia mengekspresikan
duka citanya
• Sering diawali perasaan kosong jika berlanjutdepresi
Instabilitas dan jatuh
• Ketidakstabilan berjalan dan jatuh sering terjadi pada lansia, dan tidak
jarang menyebabkan perlunya perawatan di RS bahkan dapat
menimbulkan kmatian.
• Faktor yg sering menimbulkan jatuh
• Faktor intrinsik ;
- Kondisi medik & neuropsikiatri
- Gangguan penglihatan & pendengaran
- Perubahan fungsi neuromuskuler pd jalan & reflek postural karena ketuaan.
• Faktor Ekstrinsik :
Obat-obatan
Pemakaian alat bantu ambulasi yang tidak tepat
Lingkungan yang membahayakan
Psikologis dan seksual
• Jatuh cinta di usia senja
• Kesepian
• Menoupouse
• Andropouse
• Ejakulasi dini
• Impotensi
Tingkat Kemandirian Keluarga dari 7 Kriteria
Kemampuan yang dapat dicapai keluarga
K1 Keluarga menerima perawat
K2 Keluarga menerima layanan kesehatan sesuai dengan rencana keperawatan
K3 Keluarga tahu dan dapat mengungkapkan masalah kesehatan secara benar
K4 Keluarga memeanfaatkan fasilitas kesehatan pelayanan kesehatan sesuai
anjuran
K5 Keluarga melakukan tindakan pencegahan sederhana sesuai anjuran
K6 Keluarga melakukan tindakan pencegahan secara aktif
K7 Keluarga melakukan tindakan promotif secara aktif
Tingkat kemandirian keluarga
Tingkat Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria
kemandirian 1 2 3 4 5 6 7
Tingkat 1 √ √
Tingkat 2 √ √ √ √ √
Tingkat 3 √ √ √ √ √ √
Tingkat 4 √ √ √ √ √ √ √
Family Center Nursing Model
(Friedman, Bowden, & Jonas)
Pengkajian Keluarga Pengkajian Anggota
• Sosial budaya Keluarga
• Lingkungan • Status mental
• Struktur keluarga • Status fisik
• Fungsional keluarga • Status emosi
Identifikasi
• Subsistem keluarga
• Masalah kesehatan

Perencanaan asuhan
keperawatan keluarga

Pelaksanaan
berdasarkan sumber

Evalusasi
ASUHAN KEPERAWATAN
1. Pengkajian lansia dalam keluarga
• Lansia mempunyai peran apa dalam keluarga
• Tipe & bentuk keluarga
• Riwayat & tahap perkembangan keluarga
2. Genogram
3. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga
4. Pelayanan kes yang pernah digunakan
5. Pengkajian lingkungan
• Karakteristik rumah
• Karakteristik tetangga dan masyarakat RW
• Mobilitas Keluarga
• Perkumpulan keluarga & interaksi dg masyarakat
• Sistem pendukung keluarga
6. Struktur keluarga
• Garis keturunan (patrilineal / matrilokal)
• Tempat tinggal (patrilokal/ matrilokal)
• Pola komunikasi keluarga
• Struktur kekuatan keluarga
• Struktur peran
• Nilai ata norma keluarga
Pengkajian Lansia dalam keluarga
• Data Umum
• Identitas keluarga (kepala keluarga, lomposisi anggota, alamat, agama, suku,
bahasa, jarak pelayanan terdekat dan alat transportasi)
• Kondisi kesehatan anggota keluarga:
• Hubungan lansia dengan keluarga, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir,
tanda vital, penggunaan alat bantu, riwayat penyakit.
• Data pengkajiaan lansia :
• Meliputi nama indv, pengkajian meliputi B1-B6, istirajat tidur, status mental,
perawatan diri sehari-hari, komunikasi dan status penunjang medis lain
• Data Kesehatan lingkungan
• Sanitasi lingkungan ( ventilasi, penerangan, kondisi lantai, tempat
pembuangan sampah)
• Struktur keluarga
• Meliputi peran, nilai, hubungan keluarga dengan lansia
• Riwayat dan tahap perkembangan
• Variabel perkembangan keluarga ini menjawab tahap perkembangan keluarga
• Fungsi keluarga
• Kemampuan keluarga dalam melakukan tugas kesehatan keluarga, mengambil
keputusan mengenai tindakan keperawatann yang tepat.
Diagnosa Keperawatan
• Diagnosis Keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai
respon klien terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang
dialaminya baik yang berlangsung aktual atau potensial.
Klasifikasi Diagnosa Keperawatan

• Menurut SDKI, Dx Kep diklasifikasikan kedalam 5


kategori yang terdiri dari 14 sub kategori
Jenis Diagnosa Keperawatan
Komponen Diagnosa Keperawatan
Perumusan Diagnosa Keperawatan
• Perumusam/penuliasan diagnosa disesuaikan dengan jenis diagnosa
keperawatan
Jenis 1 (penulisan diagnosa 3 bagian)
dilakukan pada jenis diagnosa aktual
Masalah berhubungan dengan (b.d) penyebab dibuktikan dengan (d.d) tanda dan
gejala

Contoh :
Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d spasme jalan nafas d.d batuk tidak efektif,
sputum berlebih, mengi, dipnea, gelisah
Jenis 2 (digunakan pada jenis diagnosa resiko dan promosi kesehatan)

Masalah dibuktikan dengan (d.d) faktor risiko

Contoh :
Resiko Aspirasi dibuktikan dengan penurunan tingkat kesadaran
Jenis 3 (digunakan pada diagnosa promosi kesehatan)

Masalah dibuktikan dengan (d.d) tanda dan gejala

Contoh :
Kesiapan peningkatan eliminasi urin d.d pasien ingin meningkatkan eliminasi urin
jumlah dan karakteristik urin normal.
PERUMUSAN DIAGNOSIS
KEPERAWATAN

a. Masalah (problem) P, adalah suatu pernyataan tidak


terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dialami
oleh keluarga atau anggota (individu) keluarga.
b. Penyebab (etiologi) E, adalah suatu pernyataan yang
dapat menyebabkan masalah dengan mengacu
kepada 5 (lima) tugas keluarga.
c. Tanda (sign) S, adalah sekumpulan data subyektif dan
obyektif yang diperoleh perawat dari keluarga secara
langsung atau tidak yang mendukung masalah dan
penyebab.
NexT...
Tipologi diagnosa keperawatan terdapat 3 (tiga):
• Diagnosa Aktual
• Diagnosa Resiko / Resiko Tinggi
• Diagnosa Potensial / Wellness
DIAGNOSA CONTOH
AKTUAL 1. Gangguan pemenuhan kebutuhan istirahat tidur
Adalah masalah keperawatan yang sedang dialami khususnya pada Ny. W keluarga Tn. S yang b/d
keluarga & memerlukan bantuan perawat dengan cepat. ketidakmampuan keluarga memodifikasi lingkungan yang
nyaman untuk istirahat dan tidur.
2. Perubahan peran menjadi orang tua tunggal (single
parent) pada Tn. M yang b/d ketidakmampuan keluarga
mengenal masalah peran orang tua tunggal setelah
istrinya meninggal.
RESIKO / RESTI 1. Resiko terjadinya serangan ulang yang berbahaya
Adalah masalah keperawatan yang belum terjadi, tetapi khususnya pada lansia Ny. P keluarga Tn. N yang b/d
tanda untuk menjadi masalah keparawatan actual dapat ketidakmampuan keluarga memanfaatkan fasilitas
terjadi dengan cepat apabila tidak segara mendapat pelayanan kesehatan (puskesmas) yang dekat dengan
bantuan / ditangani. tinggal keluarga.
2. Resiko tinggi gangguan perkembangan balita
khususnya pada An. U yang b/d ketidakmampuan
keluarga melakukan stimulasi pada balita.
POTENSIAL / WELLNESS 1. Potensial peningkatan kesejahteraan khususnya Ny. S
Adalah suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika yang sedang hamil pada keluarga Tn. B.
keluarga telah mampu memenuhi kebutuhan 2. Potensial tumbuh kembang yang optimal bagi anak
kesehatannya & mempunyai sumber penunjang kesehatan khususnya An. Y pada keluarga Tn. W.
yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
Adalah Skoring dilakukan apabila rumusan diagnosis
keperawatan lebih dari satu, proses scoring
menggunakan skala dirumuskan oleh Bailon & Maglaya
(1978).
Proses scoring dilakukan untuk setiap diagnosis
keperawatan, yang terdiri dari :
• Tentukan skornya sesuai dengan criteria yang telah
dibuat.
• Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan
dengan bobot.
Bailon & maglaya (1978)
No. Kriteria Skor Bobot

1. Sifat Masalah
 Tidak/kurang sehat 3 1
 Ancaman kesehatan 2
 Krisis atau keadaan sejahtera 1
2. Kemungkinan Masalah Dapat Di ubah
 Dengan mudah 2 2
 Hanya sebagian 1
 Tidak dapat 0
3. Potensi Masalah Dapat Dicegah
 Tinggi 3 1
 Cukup 2
 Rendah 1
4. Menonjolnya Masalah
 Masalah berat, harus segera ditangani 2 1
 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1
ditangani 0
 Masalah tidak dirasakan
Keterangan :
• Proses skoring dilakukan untuk diagnose keperawatan
dengan ketentuan:
• Tentukan skor untuk setiap kriteria yang telah dibuat
• Selanjutnya skor dibagi dengan angka yang tertinggi
dan dikalikan dengan bobot
NexT...
• Jumlah skor untuk setiap ktiteria, skor tertinggi adalah 5, sama dengan
jumlah keseluruhan dari bobot
• Kriteria yang dapat mempengaruhi penentuan prioritas masalah :
1. Sifat masalah
Sifat masalah dapat dikelompokkan kedalam tidak atau kurang sehat
diberikan bobot yang lebih tinggi karena masalah tersebut memerlukan
tindakan yang segera dan biasanya masalahnya dirasakan atau disadari
oleh keluarga. Krisis atau keadaan sejahtera diberikan yang paling sedikit
atau rendah karena faktor-faktor kebudayaan biasanya dapat memberikan
dukungan bagi keluarga untuk mengatasi masalahnya dengan baik.
NexT...
2. Kemungkinan masalah dapat dicegah
Adalah kemungkinan berhasilnya mengurangi atau mencegah masalah jika ada
tindakan (intervensi). Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan skor
kemungkinan masalah dapat dicegah :
 Pengetahuan dan tekhnologi serta tindakan yang dapat dilakukan untuk
menangani masala
 Sumber-sumber yang ada pada keluarga baik dalam bentuk fisik, keuangan atau
tenaga
 Sumber-sumber dari keperawatan misalnya : dalam bentuk pengetahuan,
keterampilan dan waktu
 Sumber-sumber di masyarakat misalnya : dalam bentuk fasilitas kesehatan,
organisasi masyarakat, dukungan sosial masyarakat
NexT...
3. Potensi masalah dapat dicegah
• Adalah sifat dan beratnya masalah yang akan timbul yang dapat
dikurangi atau dicegah. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan adalah :
 Kepelikan dari masalah
Yaitu berkaitan dengan beratnya penyakit atau masalah,
prognosa penyakit atau kemungkinan merubah masalah. Pada
 Lamanya masalah
Hal ini berkaitan dengan jangka waktu terjadinya masalah
tersebut. Biasanya lamanya masalah mempunyai dukungan
langsung dengan potensi masalah bila dicegah.
 Adanya kelompok high risk atau kelompok yang peka atau rawan
Adanya kelompok atau individu tersebut pada keluarga akan
menambah potensi masalah bila dicegah
NexT...
4. Menonjolnya masalah
Adalah merupakan cara keluarga melihat dan menilai
masalah tentang beratnya masalah serta mendeksaknya
masalah untuk diatasi. Hal yang perlu diperhatikan
dalam memberikan skor pada criteria ini adalah
perawat perlu menilai persepsi atau bagaimana
keluarga tersebut melihat masalah. Dalam hal ini jika
keluarga menyadari masalah dan merasa perlu untuk
menangani segera maka harus diberikan skor yang
tinggi.
Contoh Prioritas : Resiko terjatuh (terpeleset) pada lansia yang tinggal di keluarga Tn. A yang berhubungan
dengan ketidakmampuan keluarga menyediakan lingkungan yang aman bagi lansia.

No. Kriteria Skor Pembenaran


1. Sifat masalah 2/3 X 1 = 2/3 Bila keadaan tersebut tidak segera diatasi akan
Skala : Ancaman kesehatan membahayakan lansia yang tinggal bersama
keluarga, karena lansia setiap hari dirumah tanpa
pengawasan
2. Kemungkinan masalah dapat 2/2 X 2 = 2 Penyediaan sarana yang murah dan mudah
diubah didapat oleh keluarga (misal; sandal karet)
Skala : Mudah
3. Potensial masalah untuk 2/3 X 1 = 2/3 Keluarga mempunyai kesibukan yang cukup
dicegah tinggi, tetapi merawat orang tua yang telah
Skala : Cukup lansia merupakan penghormatan & pengabdian
anak yang perlu dilakukan.
4. Menonjolnya masalah 0/2 X 1 = 0 Keluarga merasa keadaan tersebut telah
Skala : Masalah tidak berlangsung lama dari tidak pernah ada kejadian
dirasakan yang mengakibatkan lansia mengalami suatu
cidera (terjatuh) dirumah akibat lantai yang
licin.
Total Skor 3 1/3
NexT...
Rencana tindakan pada keluarga meliputi :
1.Menstimulasi kesadaran / penerimaan keluarga mengenai masalah dan
kebutuhan, dengan cara; memberikan informasi, mengidentifikasi
kebutuhan keluarga, mendorong sikap emosi untuk mendukung upaya
kesehatan.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat,
dengan cara; mengidentifikasi konsekuensi bila tidak melakukan
tindakan, mengidentifikasi sumber yang dimiliki keluarga, diskusi tentang
tipe tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri selama merawat anggota keluarga yang
sakit, dengan cara; demonstrasi, menggunakan alat dan fasilitas
dirumah, mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk memelihara (memodifikasi) lingkungan.
5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada
disekitar.
NexT...
Hal penting dalam menyusun rencana :
1.Tujuan hendaknya logis, sesuai masalah, dan mempunyai jangka
waktu yang sesuai dengan kondisi klien.
2. Kriteria hasil hendaknya dapat diukur dengan alat ukur dan
diobservasi dengan pancaindra perawat yang obyektif.
3.Rencana tindakan disesuaikan dengan sumber daya dan dana yang
dimiliki oleh keluarga dan mengarah ke kemandirian klien sehingga
tingkat ketergantungan dapat diminimalisasi.
Memilih Luaran (SLKI) dan Intervensi
(SIKI)
• Lansia mempunyai peran apa dalam keluarga ?

Anda mungkin juga menyukai