Anda di halaman 1dari 12

Bab 2

Tinjauan Pustaka
Definisi
• Diabetes melitus  suatu kelompok penyakit metabolik dengan
karakteristik hiperglikemia
• Hiperglikemia peningkatan kadar glukosa dalam darah melebihi
batas normal.
• Terjadi akibat dari kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau keduanya.
Epidemiologi

366 Juta orang didunia  90% DM2

Jumlah penderita DM terus meningkat  80% di negara berpenghasilan rendah dan menengah

prevalensi DM di Indonesia sebesar 2,1%  Sumatera Barat 1,3 %

Pasien DM yang pernah dirawat di IPD RSUP Dr. M. Djamil 2011-2012  216
FAKTOR RISIKO
Dapat dimodifikasi Tidak dapat dimodifikas

• berat badan lebih • Ras


• Etnik
• obesitas sentral
• Umur
• kurangnya aktivitas fisik • Jenis kelamin
• dislipidemia • Riwayat keluarga dengan diabetes mellitus
• Riwayat melahirkan bayi dengan berat lebih dari
• Hipertensi 4000 gram
• diet yang tidak sehat/ tidak seimbang • Riwayat lahir dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) yaitu kurang dari 2500 gram
• riwayat toleransi glukosa terganggu (TGT)
atau gula darah puasa terganggu
• merokok.
Patofisiologi
• DM tipe 2 terjadi karena adanya resistensi insulin , sedangkan jumlah
insulinnya bisa normal maupun meningkat
• Insulin tidak bisa merubah glukosa  kadar glukosa di sirkulasi
meningkat serta sel kekurangan bahan untuk melakukan metabolisme
Manifestasi klinis
Gejala akut diabetes melitus Gejala kronik diabetes melitus
• Poliphagia (banyak makan) • Kesemutan
• polidipsia (banyak minum) • kulit terasa panas atau seperti tertusuk tusuk
jarum
• poliuria(banyak kencing/sering kencing di
malam hari) • rasa kebas di kulit
• nafsu makan bertambah namun berat • Kram
badan turun dengan cepat (5-10 kg dalam • Kelelahan
waktu 2-4 minggu) • mudah mengantuk
• mudah lelah. • pandangan mulai kabur
Diagnosa dm tipe 2
Tatalaksana

TUJUAN :
• Menghilangkan keluhan dan tanda 1. Edukasi  merubah lifestyle
DM, mempertahankan rasa nyaman, 2. Mengatur diet
dan mencapai target pengendalian 3. OHO (Obat hiperglikemi oral)
glukosa darah. a. Pemicu sekresi insulin (insulin
secretagogue): sulfonilurea dan glinid.
• Mencegah dan menghambat
b. Peningkat sensitivitas terhadap insulin
progresivitas penyulit mikroangiopati, c. Penghambat Absorpsi Glukosa di saluran
makroangiopati, dan neuropati. pencernaan: penghambat Alfa Glukosidase
• Tujuan akhir pengelolaan adalah d. Penghambat DPP-IV (Dipeptidyl
PeptidaseIV)
turunnya morbiditas dan mortalitas e. Penghambat SGLT-2 (Sodium Glucose
DM. Cotransporter 2)
Obat Antihiperglikemia Suntik
a. Insulin. Diperlukan pada keadaan:
• HbA1c > 9% dengan kondisi dekompensasi metabolic
• Penurunan berat badan yang cepat
• Hiperglikemia berat yang disertai ketosis
• Krisis Hiperglikemia
• Gagal dengan kombinasi OHO dosis optimal
• Stres berat (infeksi sistemik, operasi besar, infark miokard akut, stroke)
• Kehamilan dengan DM/Diabetes melitus gestasional yang tidak terkendali dengan perencanaan
makan
• Gangguan fungsi ginjal atau hati yang berat
• Kontraindikasi dan atau alergi terhadap OHO
• Kondisi perioperatif sesuai dengan indikasi
• Insulin kerja cepat (Rapid-acting insulin)
• Insulin kerja pendek (Short-acting insulin)
• Insulin kerja menengah (Intermediateacting insulin)
• Insulin kerja panjang (Long-acting insulin)
• Insulin kerja ultra panjang (Ultra longacting insulin)
• Insulin campuran tetap, kerja pendek dengan menengah dan kerja
cepat dengan menengah (Premixed insulin)
b. Agonis GLP-1/Incretin Mimetic
• Pengobatan dengan dasar peningkatan GLP-1 merupakan pendekatan
baru untuk pengobatan DM.
• Agonis GLP-1 dapat bekerja pada sel-beta sehingga terjadi
peningkatan pelepasan insulin, mempunyai efek menurunkan berat
badan, menghambat pelepasan glukagon, dan menghambat nafsu
makan
Komplikasi
1. Akut  hipoglikemia dan hiperglikemia (KAD dan HHS)
2. Kronis  Mikrovaskular dan makrovaskular

Anda mungkin juga menyukai