Anda di halaman 1dari 18

ASKEP PADA KLIEN DENGAN

RETINOBLASTOMA

Oleh
Ns.Rahmi Ramadhan,M.Kep
Review Anatomi Mata
ASKEP RETINOBLASTOMA
Retinoblastoma : tumor retina yang terdiri atas sel
neuroblastik yang tidak berdiferensiasi dan merupakan
tumor ganas retina pad anak.

40  %  retinoblastoma  penyakit  herediter.  


Retinoblastoma merupakan tumor yang bersifat
autosomal dominan, tumor embrional.

Sebagian besar retinoblastoma aktif ditemukan pada


usia 3 tahun, binokuler biasanya terdapat pada usia
lebih muda atau 10 bulan.
Etiologi
 Kehilangan  kedua  kromosom  dari  satu  alel dominan protektif yang
berada dalam pita kromosom 13g14. Bisa karena mutasi atau
diturunkan.

 Mutasi terjadi akibat perubahan pada rangkaian basa DNA. Peristiwa


ini dapat timbul karena kesalahan replikasi, gerakan, atau perbaikan
sel.

 Mutasi dalam sebuah sel benih akan ditransmisikan kepada turunan


sel.

 Faktor yang berhubungan, termasuk virus, zat kimia, sinar


ultraviolet, dan radiasi pengion, akan meningkatkan laju mutasi.
Mutasi biasanya mengenai sel somatic dan kemudian diteruskan
kepada generasi sel berikutnya.
PATOFISIOLOGI
Retinoblastoma : tumor ganas utama intraokuler yang
ditemukan pada anak-anak, terutama pada usia di bawah 5
tahun. Tumor berasal dari jaringan retina embrional, dapat
terjadi unilateral (70 %) dan bilateral (30 %). Sebagian besar
kasus bilateral bersifat herediter.

Massa  tumor  dapat  tumbuh  ke  dalam  vitreous  (endofilik)


 dan  ttumbuh menembus keluar lapisan retina atau ke ruang
sub retina (eksofilik).

Pertumbuhan  endofilik  lebih  umum  terjadi.  Tumor  endofilik


 timbul  dari lapisan inti dalam lapisan serabut saraf dan lapisan
ganglion retina. Tipe eksofilik timbul dari lapisan inti luar dan
dapat terlihat seperti ablasio retina yang solid.
Stadium Retinoblastoma :
Stadium I: menunjukkan tumor masih terbatas pada
retina (stadium tenang)
Stadium II: tumor terbatas pada bola mata.
Stadium III: terdapat perluasan ekstra okuler
regional, baik yang melampaui ujung nervus optikus
yang dipotong saat enuklasi.
Stadium IV: ditemukan metastase jauh ke dalam
otak.
TANDA DAN GEJALA
 Leukokoria merupakan keluhan dan gejala yang paling sering
ditemukan.
 Tanda dini : mata juling, mata merah atau terdapatnya warna iris yang
tidak normal.
 Tumor dengan ukuran sedang akan memberikan gejala hipopion, di
dalam bilik mata depan, uveitis, endoftalmitis, atau panoftalmitis.
 Bola mata menjadi besar, bila tumor sudah menyebar luas di dalam
bola mata.
 Gejala pandangan berat- nekrosis tumor
 Tajam penglihatan sangat menurun.
 Nyeri
 Tumor yang besar, mengisi seluruh rongga badan kaca sehingga
badan kaca terlihat benjolan berwarna putih kekuning-kuningan
dengan pembuluh darah di atasnya.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Ultrasonografi dan tomografi komputer dilakukan
terutama untuk pasien dengan metastase ke luar misalnya
dengan gejala proptosis bola mata.

Elektroretino-gram (ERG), menilai kerusakan luas pada


retina.

Elektro-okulogram (EOG)

Visual  Evoked  Respons  (VER),mengetahui  perbedaan


rangsangan yang sampai ke korteks sehingga diketahui
adanya gangguan rangsangan/penglihatan pada seseorang.
Penatalaksanaan
 Bila  tumor  masih  terbatas  intraokuler,  pengobatan  dini
 mempunyai  prognosis yang baik, tergantung dari letak, besar dan
tebal.
 Pada  tumor  yang  masih  intraokuler  dapat  dilakukan  krioterapi,
 fotokoagulasi laser, atau kombinasi sitostatik dan fotokoagulasi laser
untuk mempertahankan visus.
 Pada  tumor  intraokuler  yang  sudah  mencapai  seluruh  vitreous
 dan  visus  nol, dilakukan enuklasi.
 Bila  tumor  telah  keluar  bulbus  okuli,  tapi  masih  terbatas  di  
rongga  orbita, dilakukan kombinasi eksenterasi, radioterapi, dan
kemoterapi.

Evaluasi  seumur  hidup  karena  20-90 %  pasien retinoblastoma


bilateral akan menderita tumor ganas primer : osteosarkoma.
Pengkajian Keperawatan
Data Subjektif
 Mengeluh nyeri pada mata
 Sulit melihat dengan jelas
 Mengeluh sakit kepala
 Merasa takut

•     Data Objektif


 Mata juling (strabismus)
 Mata merah
 Bola mata besar
 Aktivitas kurang
 Tekanan bola mata meningkat
 Gelisah, rewel
 Refleks pupil berwarna putih (leukokoria)
 Tajam penglihatan menurun
 Sering menangis
 Tak akurat mengikuti instruksi
 Keluarga nampak murung, gelisah
Diagnosis Keperawatan
Gangguan    rasa    nyaman     nyeri    sehubungan    
dengan    proses    penyakit.
Gangguan    persepsi     sensorik    
penglihatansehubungan    dengan    gangguan
penerimaan sensori.
Resiko  tinggi  cedera,  sehubungan  dengan
 keterbatasan  lapang  pandang.
Kurangnya  pengetahuan  keluarga  sehubungan
 dengan  kurangnya  informasi
Quiz:
Tuliskan aspek keperawatan yang perlu diperhatikan
pada kasus retinoblastoma.
Referensi
Bare, B.G & Smeltzer, S.C. 2002. Keperawatan
Medikal Bedah. Jarkarta: EGC.
Doenges, Marilynn E. 2000. Rencana Asuhan
Keperawatan. Jakarta: EGC.
Ganong, William, F., 1998, Buku Ajar Fisiologi
Kedokteran, Edisi 17, EGC, Jakarta.
Mansjoer, A., et. al. 2001, Kapita Selekta Kedokteran,
Jilid I, Edisi III, Cetakan IV, Media Aekulapius. FK-UI,
Jakarta.
Artikel & jurnal terkait…

Anda mungkin juga menyukai