Anda di halaman 1dari 27

PERTOLONGAN PERTAMA PADA

GANGGUAN SYSTEM REPRODUKSI

CINDY AFRIMA SARI


1407154010006
DOSEN
DIANA PUTRI, S, Keb, Bd
PERLUKAAN PADA
ALAT-ALAT GENITAL
PERLUKAAN PERLUKAAN
AKAIBAT AKIBAT
PERSALINAN KOITUS

PERLUKAAN
PERLUKAAN
AKIBAT
AKIBAT TRAUMA
PEMBEDAHAN
GINEKOLOGI AKSIDENTAL

PERLUKAAN PERLUKAAN
AKIBAT AKIBAT
PERLUKAAN AKIBAT
PERSALINAN
 Perlukaan jalan lahir karena persalinan dapat
mengenai vulva, vagina dan uterus. Jenis perlukaan
ringan berupa luka lecet, yang berat berupa suatu
robekan yang disertai perdarahan hebat.
vagina
 Perlukaan pada dinding depan vagina sering kali
terjadi di sekitar orifisium urethrae ekstrenum dan
klitoris. Perlukaan pada klitoris dapat menimbulkan
pendarahan banyak. Robekan pada vagina dapat
bersifat luka tersendiri, atau merupakan lanjutan
robekan perineum. Pada umumnya robekan vagina
terjadi karena regangan jalan lahir yng berlebih-
lebihan dan tiba-tiba ketika janin dilahirkan.
PERLUKAAN AKIBAT KOITUS
 Pertama ialah robekanya selaput himen. Robekan
selaput himen biasanya terjadi pada dinding
belakang dan menimbulkan pendarahan sedikit,
yang kemudian akan berhenti secara spontan. Pada
keadaan tertentu perlukaan akibat koitus dapat lebih
berat. Koitus yang dilakukan secara kasar dan keras,
misalnya laki-laki yang menderita psikopatia
seksualis atau yang luas sedang mabuk, akan
menimbulkan perlukaan-perlukaan vulva dan
vagina yang luas dengan pendarahan banyak.
PERLUKAAN AKIBAT PEMBEDAHAN
GINEKOLOGI

 Perlukaan alat-alat di dalam pelvis pada waktu


pembedahan ginekologi merupakan penyulit yang
agak sering dijumpai. Khusnya hal itu terjadi, bila
dilakukan pembedahan pada kelainan-kelainan
ginekologik dengan banyak perlekatan antara alat
genital dan alat- alat sekitarnya. Oleh sebab itu,
seseorang ahli ginekologi yang melakukan
pembedahan harus mampu mencegah terjadinya
perlukaan pada kandung kencing, ureter, dan usus.
PERLUKAAN AKIBAT TRAUMA AKSIDENTAL

 Hematoma
bentuk perlukaan yang paling sering terjadi ialah
hemotoma pada vulva. Hemotoma dapat mula-mula
berukuran kecil untuk kemudian bisa menjadi cepat
membesar. Terdapatnya hematoma yng nampak kecil dari
luar belum berti bahwa bekuan darah di dalamnya sedikit.
Perdarahan dapat menjalar sekita vagina, dan mengumpul
di dalam ligamentum latum. Bila banya darah terkumpul
dalam hematoma, dapat timbul syok dan anemia. Kulit
permukaan hematoma berwarna kebiru-biruan, mengkilat,
tipis, dan mudah robek.
PERLUKAAN AKIBAT BENDA
ASING
 Sering kali pendrita dengan psikopatia seksualis
memasukkan benda-benda kedalam vagina atau
urethra. Benda asing ini bisa tetap tinggal di vagina
karena kelupaan, atau karena memang penderita
sendiri tidak ingin mengeluarkannya. Pengaruh
benda asing dalam vagina tergantung dari bentuk
dan jenis benda itu. Benda-benda yang terbuat dari
kain dengan cepat menimbulkan infeksi disertai
leukorea yang berbau.
PERLUKAAN AKIBAT BAHAN
KIMIA
 Perlukaan vulva dan vagina berupa luka-luka bakar
dapt disebabkan oleh :
1. Pembilasan (dounching) dengan cairan yang
sangat panas.
2. Kesalahan teknik dalam pemakain elektrokauter.
3. Bahan-bahan kimiawi
KELAINAN LETAK ALAT-
ALAT GENITAL
A. Jaringan-jaringan yang mempertahankan posisi
dan letak uterus dan vagina
posisi serta letak uterus dan vagina dipertahankan
oleh ligamen, fasia serta otot-otot dasar panggul.
Te Linde (1966) membagi 4 golongan yaitu:
1. Ligamen-ligamen yang terletak dalam rongga
perut dan ditutupi oleh peritoneum.
2. Jaringan-jaringan yang menunjang vagina.
3. Kantong douglas
4. Otot-otot dasar panggul, trauma otot levator ani.
POSISI UTERUS YANG NORMAL DALAM
RONGGA PANGGUL

KELAINAN
PROLAPSUS
LETAK
UETERUS GENITALIA
1. KELAINAN LETAK UTERUS
 Posisi seluruh dalam rongga panggul dapat mengalami
perubahan. Uterus seluruhnya dapat terdorong kekanan,
kekiri, ke depan, kebelakang, ke atas, dan kebawah.
Umumnya kelainan posisi disebabkan oleh tumor, yang
mendorong uterus ke sebelah yang berlawanan, atau
perlekatan yang kuat yang menarik uterus kesebelah
berlawanan, atau perlekatan yang kuat yang menarik
uterus kesebelah yang sama. Pada densus sebab
turunnya uterus biasanya ialah kelemahan otot serta
fasia yang menyokongnya.
2. PROLAPSUS GENITALIA
 Pada dasrnya prolapsus genitalia digolongkan dalam dua golongan yaitu
invesio vagina atas dan eversio vagina bawah. Inversio dan eversio ini dapat
terjadi bersama-sama atau berbeda waktu, akan tetapi faktor penyebabnya
cukup berbeda. Inversio vagina atas primer disebabkan oleh adanya paksaan
dan kerusakan dari otot penyokong vagina atas terutama karena peralinan
atau karena tekanan intraabdominal yang tinggi dan kronis, atau karena
kelemahan jaringan penyokong tersebut sejak dari bawaan. Vagina bagian
atas mungkin sedit demi sedikit inversio, seperti didapat adanya enterokel
dan kadang-kadang sistokel tetapi jarang ada rektokel selama diafragma
pelvis akan turun kedalamnya. Eversio vagina terjadi karena hilangnya
penyokong atau lemahnya otot vagina bawah, terutama karena kerusakan
diafragma pelvis dan urogenital, biasanya kerusan ini akibat tarauma
persalinan, atau karena atrofi jaringan-jaringan penyokong pelvis pasca
menopause, dimana hormon estrogen sudah berkurang.
PERMASALAHAN DALAM SYSTEM
UROLOGI
KELAINAN SALURAN KEMIH BAGIAN
BAWAH

 Kelainan pada vesika urinaria


kelainan anatomi pada ekstrofi vesika urinaria
diduga disebabkan oleh kegagalan penguatan
membrana kloaka karena gangguan pertumbuhan
dari mesoderm. Pertumbuhan normal ke dalam dari
mesoderm di antara lapisan ektodermal dari
membrana kloaka akan membentuk otot-otot
abdominal bagian bawah dan tulang panggul.
Membrana terpisah secara awal.
PENGOBATAN
 Rekontruksi pada organ genitalia perumpuan lebih
sederhana dapi pada laki-laki. Penutupan
fungsional secara bedah kelainan ini dapat
dilakukan dalam 3 tahun pertama kehidupan secara
bertahap. Secara umum, penunutupan di vesika
urinaria dikerjakan lebih dahulu, kemudian diikuiti
rekontruksi leher vesika urinaria dan pada akhirnya
perbaikan pada epispadia.
DIVERTIKULUM URETRA
 Pada perempuan adalah suatu keadaan yang sangat
jarang ditemukan pada masa yang lampau, karena
keterbatasan kemampuan dan teknik diagnostik.
Trauma karena tindakan forseps pada persalinan
merupakan penyebab di negara berkembang,
walaupun dalam kenyataan 15-20% kasus terjadi
pada nulipara. Penyebab bawaan masih diragukan
meskipun sudah terdapat beberapa laporan yang
menyebutkan kejadian ini.
URETROKEL VESIKALIS
 Uretrokel vesikalis merupakan tonjolan kistik
menyerupai balon dari ureter bagian intramural
kedalam ruangan vesika. Hal ini disebabkan oleh
penyempitan pada muara ureter dan adanya
kelemahan-kelemahan pada muskularis dan
jaringan ikat dinding vesika.
KOMPLIKASI
 Komplikasi yang paling sering dijumpai adalah
inkontinensia urine, disamping infeksi,
terbentuknya batu dan keganasan. Lebih kurang 25-
33% penderita akan mengalami infeksi kronis dari
Escherichia coli, Klamidia dan Gonokokus.
Pembentukan batu ditemukan dengan pemeriksaan
radiologi pada 13% kasus, yang dapat menjadi
penyebab terjadinya sumbatan, infeksi, dan
inflamasi kronis.
KELAINAN PADA URETER
 Diagnosis kelainan pada ureter dapat dilakukan
dengan memakai sistoskop dan pielogram intarvena
dengan sinar-X. Ureter dapat dijumpai hanya
unilater. Atau bilateral dengan salah satunya atau
keduanya ganda. Letaknya dapat beraneka ragam
tergantung dari letak ginjalnya, yang dapat
ditemukan di tempat yang normal sampai ke bawah
di pelvis, dan yang kiri dan kanan dapat menjadi
satu yang dapat menyulitkan dalam persalinan.
BENDA ASING DALAM VESIKA URINARIA

 Batu ureter pada umumnya hanya lewat vesika


urinaria dan mudah di keluarkan melulai uretra
yang lebar dan pendek itu. Gejala-gejalanya adalah
kolik, agak sulit berkemih, dan adanya hematuri.
INFEKSI PADA SALURAN KEMIH (ISK)

 Inflamasi pada kandung kemih atau yang lebih


dikenal dengan sistitis, merupakan akibat dari
reaksi radang yang terjadi akibat invasi
mikrobiologis pada infeksi saluran kemih bagian
bawah. Infeksi saluran kemih bagian bawah adalah
diagnosis klinik, paling sering terjadi di negara
maju dan lebih sering ditemukan pada perempuan
dari pada laki-laki.
INFEKSI SALURAN KEMIH BAGIAN BAWAH

 Infeksi ini merupakan ISK yang disebabkan oelh


kondisi yang lain, salah satunya adalah pada
penggunaan kateterisasi. Pada perempuan hamil
dengan bakteriuria tanpa gejala terdapat penigkatan
risiko komplikasi perinatalseperti persalinan
kurang bulan, terjadi infeksi dengan keluhan, dan
pielonefritis di kemudian hari.
 SUMBER BUKU

ILMU KANDUNGAN, PROFESOR DOKTER


SARWONO PRAWIROHARDJO, DSOG. Jakarta,
1999.
THANKS YOU

Anda mungkin juga menyukai