Anda di halaman 1dari 34

ASKEP OTITIS MEDIA

Ns. Sri Yanti, S.Kep, M.Kep, Sp. Kep.MB


Anatomi Telinga
Bagian Telinga
1. Telinga luar terdiri dari daun telinga (aurikula), liang
telinga sampai membrana timpani
2. Telinga tengah berbentuk kubus terdiri dari :
a. Kavum timpani/ rongga didalam tulang temporalis
terdapat 3 buah tulang pendengaran (maleus, inkus,
dan stapes);
b. antrum timpani / rongga tidak teratur terletak
dibawah samping dari kavum timpani.
c. Tuba eustakius
3. Telinga dalam terdiri dari koklea (rumah siput) yang
berupa dua setangah lingkaran dan vesitubuler yang
terdiri dari 3 buah kanalis semisirkularis.
DEFINISI (1)

Otitis media : peradangan sebagian


atau seluruh mukosa telinga tengah,
proses peradangan pada telinga
tengah yang terjadi secara cepat dan
singkat (dalam waktu kurang dari 3
minggu) yang disertai dengan gejala
lokal dan sistemik.
DEFINISI (2)
Otitis Media : suatu infeksi pada
telinga yang disebabkan masuknya
bakteri patogenik kedalam telinga
tengah yaitu ruang dibelakang gendang
telinga yang memiliki 3 tulang kecil
berfungsi menangkap getaran dan
meneruskannya ke telinga bagian
dalam.
DEFINISI (3)
Otitis media merupakan suatu
inflamasi telinga tengah
berhubungan dengan efusi telinga
tengah, yang merupakan
penumpukan cairan ditelinga
tengah
ETIOLOGI
Penyebab otitis media adalah : bakteri-bakteri saluran pernafasan bagian
atas, bakteri piogenik, dan virus
1.Streptococcus pneumaniae
2.Haemophilus influenza
3.Moraxella catarrhalis
4.Streptococcus grup A
5.Staphylococcus aureus
6.Mycoplasma pneumaniae
7.Chlamydia pneumaniae
8.Clamydia tracomatis
9.Respiratory syncytial virus
Broides et al : H.influenza 48%, S.pneumoniae 42,9%, M.catarrhalis 4,8%, Streptococcus grup A 4,3%
RSCM dan RSAB Harapan Kita Jakarta pada bulan Agustus 2004 – Februari 2005 yaitu S.aureus 78,3%,
S.pneumoniae 13%, dan H.influenza 8,7%
3 jenis otitis media sering terjadi
1. Otitis media akut (OMA): peradangan akut sebagian
atau seluruh periosteum telinga tengah.
2. Otitis media serosa / efusi (OMS) adalah keadaan
terdapatnya cairan di dalam telinga tengah tanpa
adanya tanda dan gejala infeksi aktif. Sebagai akibat
tekanan negative dalam telinga tengah yang disebabkan
oleh obstruksi tuba eustachii.
3. Otitis media kronik (OMK) adalah peradangan kronik
yang mengenai mukosa dan struktur tulang di dalam
kavum timpani. Berhubungan dengan patologi jaringan
irreversible dan biasanya disebabkan oleh episode
berulang Otitis Media Akut yang tidak tertangani.
Gejala OMA
1. Otalgia / nyeri pada telinga
2. Keluarnya cairan telinga dan otorrhoe (pada rupture
membrane tympani)
3. Demam
4. Kehilangan pendengaran
5. Tinnitus / telinga berdenging
6. Anoreksia
7. Pada pemeriksaan otoskop membran timpani
tampak merah
Gejala OMS
1. Kehilangan pendengaran
2. Rasa penuh atau gatal dalam telinga atau perasaan
bendungan, atau bahkan suara letup atau berderik, yang
terjadi ketika tuba eustachii berusaha membuka.
3. Membrane tymphani tampak kusam (warna kuning
redup sampai abu-abu pada otoskopi pneumatik, dan
dapat terlihat gelembung udara dalam telinga tengah.
4. Audiogram biasanya menunjukkan adanya kehilangan
pendengaran konduktif.
Gejala OMK
Gejala minimal, dengan berbagai derajat kehilangan
pendengaran dan terdapat otorrhea intermitten atau
persisten yang berbau busuk.
Biasanya tanpa nyeri kecuali pada kasus mastoiditis akut,
pada area post aurikuler nyeri tekan, merah dan edema.
Kolesteatoma, biasanya tidak menyebabkan nyeri.
Pemeriksaan otoskopik membrane timpani tampak
perforasi, dan kolesteatoma terlihat sebagai masa putih di
belakang membrane timpani atau keluar ke kanalis
eksterna melalui lubang perforasi.
Hasil audiometric pada kolesteatoma seperti kehilangan
pendengaran konduktif atau campuran.
STADIUM OMA
1. Stadium oklusi tuba eustachius
2. Stadium hiperemesis
3. Stadium supurasi
4. Stadium perforasi
5. Stadium resolusi
STADIUM OKLUSI TUBA
EUSTACHIUS
1. Membran timpani retraksi kadang-
kadang berwarna normal atau keruh
pucat
2. Efusi mungkin terjadi tapi kadang
tidak dapat dideteksi
3. Stadium ini ditandai dengan gambaran
retraksi membran timpani akibat
tekanan negatif telinga tengah.
Membran timpani kadang tampak
normal atau berwarna suram.
STADIUM HIPEREMIS
1. Pembuluh darah melebar di
membran timpani tampak
hiperemis
2. Edema
3. Sekret bersifat serosa
STADIUM SUPURASI
1. Membran tympani menonjol
keluar, edema
2. Nyeri meningkat
3. Nadi meningkat
4. Suhu meningkat
5. Iskemik, nekrosis mukosa dan
submukosa
6. Eksudat purulen di cavum tympani
STADIUM PERFORASI
1. Ruptur membran tympani bila
terlambat pemberian antibiotik
2. Pus mengalir keluar dari telinga
tengah ke liang telinga luar
3. Suhu badan turun
4. Nyeri berkurang
STADIUM RESOLUSI

1. Membran tympani berangsur


normal
2. Sekret tidak ada lagi dan
perforasi menutup
Pemeriksaan Diagnosik
1. Otoscope untuk melakukan auskultasi
pada bagian telinga luar
2. Timpanogram untuk mengukur kesesuaian
dan kekakuan membran timpany
3. Kultur dan uji sensitifitas: dilakukan bila
dilakukan timpanosentesis (Aspirasi jarum
dari telinga tengah melalui membrane
timpani)
KOMPLIKASI OMA
Mekanisme Komplikasi dari OMA dapat
terjadi melalui :
1.Erosi tulang
2.Invasi langsung dan
3.Tromboflebitis.
Jenis Komplikasi OMA
1. Komplikasi intratemporal
Terdiri dari : mastoiditis akut, petrositis, labirintitis,
perforasi pars tensa, atelektasis telinga tengah, paresis
fasialis, dan gangguan pendengaran.
2. Komplikasi intrakranial
Terdiri dari : meningitis, encefalitis, hidrosefalus
otikus, abses otak, abses epidural, empiema subdural,
dan trombosis sinus lateralis.
Komplikasi tersebut sering ditemukan sebelum adanya
antibiotik, tetapi pada pemberian antibiotik biasanya
merupakan komplikasi dari otitis media supuratif
kronik (OMSK).
Penatalaksanaan
1. Farmakologis
2. Pembedahan
PENATALAKSANAAN
Farmakologis
1. Mencari fokal infeksi dihidung, dan
naso faring dan sekaligus mengobatinya
2. Secara sistemik diberikan antibiotic
(amoxicillin, penisilin, eritromisin,dll),
analgetik dan anti inflamasi.
3. Secara lokal :
4. Pada stadium hiperemi diberikan
antibiotik tetes
Pengobatan
Menghilangkan nyeri (menggunakan asetaminofen atau
ibuprofen), dan / atau antibiotik
Antihistamin
Dekongestan
Kortikosteroid sebagai terapi tambahan pada OMA
belum ada bukti yang mendukung tentang manfaatnya.
Bila perlu, dilakukan timpanosintesis dan / atau
miringotomi.
Berkembangnya pengetahuan baru tentang patogenesis
OMA, perubahan pola resistensi, dan penggunaan vaksin
baru memunculkan tantangan yang lebih lanjut pada
penatalaksanaan efektif pada OMA : ANTIBIOTIK
Vaksin pneumokokus conjugat
Pengobatan Berdasarkan Stadium OMA
1. S. Oklusi : bertujuan untuk membuka kembali tuba Eustachius. Pemberian
dekongestan dan antibiotic untuk infeksi
2. S. Hiperemis : diberikan antibiotika, analgetika untuk nyeri, serta dekongestan
nasal dan antihistamin atau kombinasi keduanya
3. S. Supuratif : terapi seperti S. Hiperemis disertai dengan miringotomi jika
membrane timpani masih utuh
4. S. Perforasi: dilakukan irigasi telinga 3-5 hr dan antibiotic yang adekuat sehingga
secret akan keluar, perforasi menutup 7-10 hari
5. S. Resolusi : membran timpani berangsur normal kembali, sekret tidak ada lagi
dan perforasi membran timpani menutup. Bila tidak terjadi resolusi akan tampak
sekret mengalir di liang telinga luar melalui perforasi di membrana timpani.
Keadaan ini dapat disebabkan karena berlanjutnya edema mukosa telinga tengah.
Antibiotika dilanjutkan sampai 3 minggu dan jika sekret masih tetap banyak
kemungkinan telah terjadi mastoiditis
PEMBEDAHAN (1)
1. Miringotomi, merupakan tindakan insisi pada pars tensa membran
timpani, supaya terjadi drainase sekret dari telinga tengah ke liang
telinga luar. Indikasinya adalah : komplikasi supuratif, otalgia
berat, gagal terapi antibiotik, imunokompromis, neonates dan
pasien yang dirawat di unit perawatan intensif
2. Timpanosintesis adalah pengambilan cairan dari telinga
tengah dengan menggunakan jarum untuk pemeriksaan
mikrobiologi. Indikasi bagi timpanosintesis adalah demam
tinggi, neonates risiko tinggi, anak di unit perawatan intensif,
membran timpani yang menggembung, OMA refrakter yang
tidak respon terhadap antibiotik dan komplikasi surpuratif akut.
Pembedahan (2)
3. Adenoidektomi efektif dalam menurunkan risiko
terjadi otitis media dengan efusi dan OMA rekuren
pada anak yang pernah menjalankan miringotomi dan
insersi tuba timpanosintesis tetapi hasil masih tidak
memuaskan. Pada anak kecil dengan OMA rekuren
yang tidak pernah didahului dengan insersi tuba, tidak
dianjurkan adenoidektomi, kecuali jika terjadi
obstruksi jalan nafas dan rinosinusitis rekuren.
PENGKAJIAN
Keluhan utama
Nyeri telinga
Rasa penuh pada telinga
Merasa pekak oleh suara pada saat
mengunyah
Tinnitus
Hilangnya pendengaran
Tanda dan gejala
Sakit kepala
Malaise
Demam
Muntah /mual
PEMERIKSAAN
LABORATORIUM DAN
PENUNJANG
1. Jumlah sel darah putih
2. Kultur pus
3. Pemeriksaan Audiometri
4. Otoscope
5. CT Scan
DATA FOKUS
Data subjektif
Nyeri didalam telinga pada tulang mastoid
Terasa penuh ditelinga
Hilangnya pendengaran
Tinitus

Data obyektif
Kelainan membran tympani
Cairan yang keluar dari telinga ( purulen /
serosa )
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen cedera biologis proses
inflamasi pada telinga tengah
2. Perubahan persepsi/sensori b. d obstruksi,
kerusakan di telinga tengah
3. Hambatan komunikasi verbal b.d gangguan
persepsi.
4. Resiko injury b.d kurangnya daya
pendengaran, menurunnya persepsi auditorius
5. Ansietas b.d ancaman status terkini: nyeri
yang semakin memberat; menurunnya daya
pendengaran
PRINSIP PELAKSANAAN ASKEP
Health promotion (Pendidikan Kesehatan)
Anak : aspek penting merangsang pendengaran
dan meningkatkan perkembangan bicara
Pencegahan infeksi
Pengetahuan tentang perawatan telinga

Health maintanance
Pemberian obat tetes telinga dan irigasi
Perhatian efek suara pada kesehatan telinga
Berenang tutup telinga
IMPLEMENTASI
Kolaborasi untuk pengobatan seperti antibiotik, tetes
telinga
Irigasi telinga
Observasi adanya komplikasi jika dilakukan operasi
Membantu memberikan rasa nyaman
Pendidikan kesehatan
Perhatikan tanda dan gejala yang memerlukan tindak
lanjut
EVALUASI
Klien merasa lebih nyaman
Dapat menjelaskan perawatan
dirumah
Dapat menjelaskan cara-cara
mencegah infeksi
TUGAS INDIVIDU
1. Uraikan WOC singkat terjadinya masing-masing diagnosa keperawatan pada
otitis media
2. Uraikan batasan karakteristik setiap diagnose keperawatan dalam bentuk DO
dan DS yang sesuai pada otitis media merujuk pada buku NANDA dan SDKI
3. Uraikan kriteria evaluasi dan intervensi (ONEC) masing-masing diagnose
keperawatan pada otitis media merujuk pada NIC dan SIKI
Petunjuk mengerjakan :
 Diangnosa 1, 3 dan 5 dikerjakan oleh mahasiswa dengan NIM Ganjil
 Diagnosa 2, 4 dan 5 dikerjakan oleh mahasiswa dengan NIM genap
 Deadline pengumpulan tugas adalah Senin 23 Desember 2019 Jam 08.00 wib

Anda mungkin juga menyukai