Lupus - Anggry Sucialantika
Lupus - Anggry Sucialantika
ANGGRY SUCIALANTIKA
Malar, atau butterfly rash telah dilaporkan pada 20% sampai 60% pasien dengan LE. Data menunjukkan bahwa
makulopapular atau ruam umumnya muncul sekitar 35% sampai 60% pada pasien dengan LES. LES pada
umumnya, 8 kali lebih sering terjadi pada wanita dibandingkan pria. Semua ras terpengaruh, namun lebih banyak
pada wanita kulit putih, dengan usia rata-rata serangan pada dekade kelima.
LED klasik ditemukan pada 15% sampai 30% populasi LES. Kira-kira 5% dari pasien dengan LED dapat
berkembang menjadi LES. Meskipun LED dapat terjadi pada bayi dan orang tua, namun paling sering terjadi pad
a individu antara 20 dan berusia 40 tahun. LED memiliki rasio wanita-pria 3: 2 hingga 3: 1, yang jauh lebih renda
h daripada rasio LES. Semua ras terpengaruh, tetapi penyelidikan menunjukkan bahwa LED mungkin lebih umu
m pada orang kulit hitam.
Etiologi
Genetik
Lingkungan
autoantibodi Antigen
Hormonal
imun
Sekresi interferon
dan tumor necrosis
Kompleks antigen-
Kerusakan organ ( LES) Infeksi organ autoantibodi (ANA,
Sm, dsDNA)
sitokinin
Sel T dan B
I. LED (Lupus Eritematosus Diskoid)
Gejala Klinis
Kelainan biasanya berlokalisasi simetrik di muka
(terutama hidung, pipi), telinga, atau leher. Lesi terdiri
atas bercak-bercak (makula merah atau bercak
meninggi), berbatas jelas dengan sumbatan keratin pada
folikel-folikel rambut (follicular plugs). Bila lesi-lesi di atas
hidung dan pipi berkonfluensi, dapat berbentuk seperti
kupu-kupu (butterfly erythema).
Kelainan kulit terdiri atas eritema dan skuama yang Ruam tampak seperti bercak berwarna merah, ruam
berminyak dan agak kekuningan, batasnya agak kurang terasa kering dan tebal, bersisik dan berwarna putih
tegas. Predilekasi pada daerah kepala, belakang telinga, keperakan. Ruam menyebabkan kulit pecah-pecah dan
supraorbital, areola mame, umbilicus, lipat paha, dan mudah berdarah. Ruam kulit pada psoriasis terasa gatal,
daerah genital. nyeri, dan perih seperti terbakar. Ruam biasa muncul pada
siku, lutut, tangan, kaki, leher, wajah, dan kulit kepala.
S c i e n c e Te c h n o l o g y E n g i n e e r i n g A r t s M a t h e m a t i c s
Pengobatan
Sistemik diberikan obat antimalaria, misalnya klorokuin, dosis
inisial adalah 1-2 tablet (100 mg) sehari selama 3-6 minggu,
kemudian 0,5-1 tablet selama waktu yang sama. Obat hanya dapat
diberi maksimal selama 3 bulan agar tidak timbul kerusakan mata.
Kortikosteroid sistemik hanya diberikan pada LED dengan lesi-
lesi yang diseminata. Dosis kecil diberikan secara intermiten, yakni
tiap dua hari sekali, misalnya prednison 30 mg.
II. LES (Lupus Eritematosus Sistemik)
Kriteria diagnosis ialah yang diuraikan oleh ARA (the American
Rheumatism Association) yang telah direvisi pada tahun 1982.
Diagnosis LES dibuat jika paling sedikit terdapat 4 dari 11 manifestasi
klinis berikut :
Eritema fasial(butterfly rash)
Fotosensivitas
Artritis
Serositis( pleuritis, pericarditis)
Insert the title of your subtitle Here
Limfopenia
Trombositopenia< 100000/µl
Gangguan imunologik
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium
Kelainan laboratorium ialah anemia hemolitik dan anemia normositer, leukopenia, trombositopenia,
peninggian laju endap darah, hiperglobulinemia dan, bila terdapat sindrom nefrotik, albumin akan rendah.
Krioglobulin, kelainan faal hepar dan penurunan komplemen serum. Proteinuria, biasanya bersifat gross
proteinuria, merupakan gejala penting. Faktor reumatoid positif pada kira-kira 33% kasus. .
Pemeriksaan Penunjang
• 90 %
• 4 pola (membranosa(anular,peripheral),
ANA homogen,berbintik, dan nuklear
• Ditemukan 40-50 %
Anti-ds-
DNA
Dengan adanya gejala di berbagai organ, maka penyakit-penyaki yang harus didiagnosis banding
banyak sekali. Beberapa penyakit yang mempunyai gejala-gejala yang menyerupai LES, yakni
artritis reumatika, sklerosis sistemik, dermatomiositis, dan purpura trombositopenik.
Pengobatan
Kortikosteroid sistemik merupakan indikasi, bila penderita sakit kritis, misalnya terdapat krisis lupus nefritis, pleuritis,
perikarditis, atau mengalami banyak hemoragi. Dosis kortikosteroid lebih banyak bergantung pada gejala klinis dari pada
hasil laboratorium, dapat diberikan prednison 1 mg/kg berat badan atau 60-80 mg sehari. Kemudian diturunkan 5 mg/
minggu dan dicari dosis pemeliharaan yang diberikan selang sehari.
Obat-obat antibiotik, antiviral dan anti fungal harus diberikan, bila terdapat komplikasi, misalnya infeksi sekunder,
pneumonia bakterial atau infeksi virus, dan mikosis sistemik. Pada penderita L.E.S. dengan anemia hemolitik atau lupus
nefropatia sering kali dosis tinggi kortikosteroid tidak efektif, maka harus diberi terapi sitostatik, misalnya azatioprin 5O-
150 mg per hari, dengan dosis maksimal 200 mg per hari. Dapat pula diberikan siklofosfamid dengan dosis yang sama.
Prognosis
Pengobatan dini dapat mencegah terjadinya jaringan parut atau atrofi. Prognosis LED umumnya
baik. Hanya sekitar 1-5% saja kasus LED yang akan berkembang menjadi LES. Kemungkinan
eksaserbasi dapat muncul terutama pada musim semi dan musim panas. Kasus kambuh jarang,
sekitar <10%.Tingkat mortalitas pada penyakit ini rendah, tetapi nyeri pada lesi dapat
berkelanjutan. Jaringan parut dan atrofi kulit yang terbentuk biasanya permanen
Pada LES perjalanan penyakit biasanya kronis, kambuh, dan tidak dapat diprediksi. Remisi
dapat berlangsung selama bertahun-tahun. Jika fase akut awal terkontrol, prognosis jangka
panjang biasanya bagus.
TERIMA KASIH