Anda di halaman 1dari 12

THE PRINCIPLES OF DOUBLE

EFFECT (PRINSIP EFEK GANDA)


 Nama Kelompok :
1. Intan Nur Fauziah ( J310140036)
2. Rina Oktariani ( J310140056)
3. Sausan Salsabilla ( J310140061)
4. Ravena ( J310140071)
5. Yanita Tri W ( J310140073)
6. Iga wahyu L ( J310140081)
Prinsip efek ganda ( prinsip double effect)
adalah pedoman yang harus dipegang teguh bila
kita menghadapi dilema yaitu dua pilihan sukar
yang membingungkan karena:
sama-sama positif atau negatif ,harus pilih salah
satu, tidak bisa dua-duanya dan tidak boleh tidak
memilih.
Prinsip efek ganda umumnya menyatakan bahwa,
dalam kasus-kasus di mana agen merenungkan
perilaku yang memiliki kedua efek baik dan efek
buruk, tentu saja perilaku yang dipilih secara etis
diperbolehkan hanya jika tidak salah dalam dirinya
sendiri dan jika tidak memerlukan satu yang
langsung berniat hasil buruk.
Tujuan prinsip double effect yaitu
memberikan pedoman khusus untuk
menentukan kapan etika diperbolehkan
bagi manusia untuk terlibat dalam perilaku
yang baik dan perilaku tersebut juga akan
membawa hasil yang buruk.
Prinsip double effect menyatakan bahwa
suatu tindakan yang diperkirakan memiliki
dampak berbahaya, sekaligus dampak
yang baik, dapat dibenarkan jika semua
kondisi berikut ini terpenuhi yaitu sebagai
berikut :
 Hakikat dari tindakan itu sendiri adalah
baik secara moral, atau setidaknya netral.
 Pelakunya menghendaki akibat yang baik,
dan bukan akibat yang buruk, sebagai cara
maupun tujuan tindakannya.
 Dampak yang baik dihasilkan secara langsung
dari tindakan yang dilakukan, bukan dari dampak
buruk yang diakibatkan oleh tindakan tersebut.
 Dampak yang baik lebih besar dari dampak
buruknya, dalam keadaan yang cukup serius
untuk dapat membenarkan diakibatkannya
dampak buruk oleh suatu tindakan. Dan
pelakunya melakukan pengkajian memadai
untuk meminimalkan bahaya yang akan
diakibatkan oleh tindakannya.
St. Thomas mungkin telah divisualisasikan prinsip ini

ketika ia berpendapat dalam Summa Theologiae (2a2ae,

64,7) bahwa seseorang bisa membunuh seorang

penyerang yang tidak adil ketika ini diperlukan untuk

menyelamatkan hidupnya sendiri. Artinya, tindakan

defensif untuk menghambat serangan yang tidak adil

pada kehidupan seseorang juga dapat mengakibatkan

kematian penyerang.
 Namun, niat itu tidak membunuh
penyerang tapi untuk menghentikan
serangan. Memiliki niat untuk menjadi
membunuh penyerang, membunuh
penyerang akan menjadi tidak etis.
Namun, kematian penyerang bukanlah
sarana yang individu menyelamatkan
hidup seseorang; berhasil menghentikan
serangan itu.
Contoh lainnya :
dokter yang merawat pasien yang terkena
penyakit menular dan dapat terinfeksi dirinya

Semua tindakan ini adalah etika menggunakan


prinsip efek ganda karena efek buruk yang agen
ini dapat dikenakan untuk kehidupan mereka
sendiri atau kesehatan overweighed oleh efek
yang baik perilaku mereka menganugerahkan
kepada masyarakat
 Untuk bisa menerapkan dengan tepat perlu
persyaratan yang harus diterapkan bersama-sama
yaitu:
1. Perubahan (aksi) itu dari dirinya sendiri harus
bersikap baik. Dengan kata lain perbuatan yang
intrinsik jahat tidak bisa dipakai
2. Yang menjadi intensinya adalah efek baik itu
sendiri dan bukan effek jahatnya
3. Efek yang baik itu bukan dihasilkan dari cara yang
jahat atau yang berefek jahat
4. Harus ada alasan yang kuat (berat) secara
proposional untuk menghalalkan efek yang jahat
itu. Dengan kata lain: efek jahat itu terpaksa harus
terjadi
TERIMAKASIH 

Anda mungkin juga menyukai