Mengawetkan pangan
Membentuk pangan
Memberikan warna
Meningkatkan kualitas pangan
Menghemat biaya
Memperbaiki tekstur
Meningkatkan cita rasa
Meningkatkan stabilitas
Daya kerja BTM yg bersifat anti mikroba:
Efektitas:
Tergatung jenis & konsentrasi
Komposisi BP
Jenis & Populasi m.o yg di hambat
Media BP akan di butuhkan
Masalah Penggunaan BTM
1. Negara Maju:
• Kekhawatiran konsumen terhadap tujuan, jumlah & batas
kemanan terhadap kemanan konsumen/risiko bagi tubuh.
2. Indonesia
Kekhawatiran penyalahgunaan oleh industri RT & industri
kecil???
Ex penyalah gunaan:
• Menutupi cara pengolahan yg salah
• Menutupi kerusakan/pembusukan bhn
• Mengelabui konsumen
• Jika BTM yg dipakai tsb mengurangi kandungan gizi penting.
• Konsentrasi pemakaian melebihi peraturan
Bahaya BTM
1. Toksisitas
•Kemampuan/kapasitas bhn utk menimbulkan cedera ex:
sakit, keracunan, cacat, kematian dll
•Toksisitas Akut & Kronis
2. Bahaya (Hazard)
•Pemakain TBM meyebabkan kemungkinan cedera
•Bahaya Berupa:
Sifat mutagenmenyebabk’ kelainan genetik ex: kanker,
penuaan sel
Sifat karsinogenik merangsang terjadi’a kanker.
Klasifikasi BTM
RI No. 722/Menkes/Per/IX/88
• Berat badan = 50 kg
• Jumlah maks. siklamat =50 x 11mg = 550 mg
• Jika kue dgn siklamat = 500mg/kg bahan,
• 550/500 x 1 kg = 1100 g kue
• batas maksimum kue yang boleh kita makan !!!
PENGAWET
Nitrit (Kalium/natrium)
• Daging olahan (sosis, kornet kalengan), keju
Sorbat (garam kalium/kalsium)
• Margarin, pekatan sari buah, keju
Sulfit (garam kalium/natrium bisulfit)
• potongan kentang goreng, udang beku, pekatan sari nenas
BORAKS
• baso, mie basah, pisang molen, lemper, buras, siomay,
lontong, ketupat, dan pangsit
• lebih kompak (kenyal) teksturnya dan memperbaiki
penampakan
• antiseptik dan pembunuh kuman
FORMALIN
• tahu & mie basah
• mengawetkan mayat & organ tubuh
Penyedap Rasa & Aroma, Penguat Rasa
Vetsin
Mengandung MSG (MonoSodium Glutamat)
Asam glutamat menghantar sinyal-sinyal antar sel otak,
dan dapat memberikan cita rasa pada makanan
Pengemulsi, Pemantap, Pengental
• Karagen
• Lesitin
• Agar • CMC
• Alginat • Pektin
• Dekstrin • Pati asetat
• Gelatin
• Gum
Pengatur Keasaman
Suatu bahan diijinkan pemakaiannya untuk BTP jika panel ahli telah
melakukan kajian & mendapatkan bukti-bukti ilmiah yg menyakinkan
bahwa bahan tersebut tidak hanya aman; tetapi juga pemakaiannya
memberikan manfaat bagi masyarakat.
Panel Ahli? Dilakukan oleh European Food Safety
Authority (EFSA; http://www.efsa.europa.eu/).
Diberikan nomor dengan kode huruf E di depannya kode
BTP yang diijinkan penggunaannya pada industri pangan di Uni
Eropa.
Bisa dilihat di:
http://www.food.gov.uk/safereating/chemsafe/additivesbranch/enumber
list
Permenkes Rl No.239/MENKES/PER/V/85 tentang
Zat Warna Berbahaya
Indanthrene Blue RS
Fast Red E Oil Orange SS*
Magenta*
Fast Yellow AB Oil Orange XO*
Metanil Yellow*
Guinea Green B* Oil Orange AB*
Oil Yellow OB*
Orange G Orange G
Rhodamin B*
Orange GGN Orange GGN
Sudan I*
Orange RN Orange RN
Scarlet GN
Orchid and Orcein Orchid and Orcein
Violet 6B
Direktorat Surveilan Dan Penyuluhan Keamanan Pangan
Bahan yang dilarang sebagai BTP berdasarkan
Permenkes, Nomor 033 Tahun 2012:
1. Asam borat dan senyawanya (Boric acid),
2. Asam salisilat dan garamnya (Salicylic acid and, its
salt),
3. Dietilpirokarbonat (Diethylpyrocarbonate, DEPC),
4. Dulsin (Dulcin),
5. Formalin (Formaldehyde),
6. Kalium bromat (potassium bromate),
7. Kalium chlorat (Potassium chlorate),
8. Kloramfenikol (Chloramphenicol),
9. Minyak nabati dibrominasi (Brominated vegetable oils),
• 10. Nitrofurazon (Nitrofurazone),
• 11. Dulkamara (Dulcamara),
• 12. Kokain (Cocaine),
• 13. Nitrobenzen (Nitrobenzene),
• 14. Sinamil antranilat (Cinnamyl anttranilate),
• 15. Dihidrosafrol (Dihydrosafrole),
• 16. Biji tonka (Tonka bean),
• 17. Minyak kalamus (Calamus oil),
• 18. Minyak tansi (Tansy oil), dan
• 19. Minyak sasafras (Sasafras oil)
Bagaimana Pemerintah Mengatur
Penggunaan BTP?