Oleh :
Pasal 1
4. Rangkaian pelaksanaan musyawarah daerah terhitung/dimulai
1. Musyawarah Daerah HIPMI merupakan badan kekuasaan
tertinggi organisasi HIPMI di tingkat Daerah dari tahapan
2. Penyelenggaraan MUSDA HIPMI sepenuhnya menjadi a. Tahap Pendaftaran
tanggung jawab BPDHIPMI
b. Tahapan Verifikasi berkas Balontum
c. Tahap Kampanye
3. Landasan penyelenggaraan MUSDA HIPMI adalah :
d. Tahap Pemilihan
a. Anggaran Dasar HIPMI
b. Anggaran Rumah Tangga HIPMI
c. Peraturan Organisasi HIPMI
d. Surat Keputusan BPD HIPMI
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 3
1. Utusan Musyawarah Daerah adalah Fungsionaris BPC dengan jumlah 5 (lima) orang yang berdasarkan ketentuan sebagaiberikut:
a. BPC wajib melaksanakan DIKLATCAB dan RAKERCAB selama berjalannya satu kepengurusan (bernilai 1 peserta utusan penuh)
b. BPC wajib melakukan Rekrutmen Anggota BPC (bernilai 1 peserta utusan penuh) sesuai dengan pasal 6 ART
c. BPC wajib berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan BPD HIPMI (bernilai 1 peserta utusan penuh)
d. Ketentuan kriteria hak suara berdasarkan jumlah penduduk di wilayah BPC sebagai berikut :
1) BPC dengan penduduk 0-50 ribu jiwa dan jumlah keanggotaan > 50 Anggota aktif bernilai 2 (dua) peserta utusan penuh, dan mendapatkan 1 (satu) peserta utusan penuh apabila
sekurang-kurangnya memiliki 21 (dua puluh satu) anggota aktif dibuktikan dengan KTA yang berlaku.
2) BPC dengan penduduk 50-100 ribu jiwa dengan jumlah keanggotaan >100 Anggota aktif bernilai 2 (dua) peserta utusan penuh dan apabila kurang dari jumlah tersebut, dan
mendapatkan 1 (satu) peserta utusan penuh apabila sekurang-kurangnya memiliki 21 (dua puluh satu) anggota aktif dibuktikan dengan (KTA) yang berlaku.
3) BPC dengan penduduk >100 ribu jiwa dengan jumlah keanggotaan >150 Anggota aktif bernilai 2 (dua) peserta utusan penuh, dan
akan mendapatkan 1 (satu) peserta utusan penuh apabila sekurang-kurangnya memiliki 21 (dua puluh satu) anggota aktif dibuktikan dengan (KTA) yang berlaku.
4) Jumlah utusan peserta MUSDA dari Badan Pengurus Cabang ditetapkan melalui mekanisme rapat Badan Pengurus Lengkap BPD HIPMI dengan memperhatikan kriteria diatas.
5) Badan Pengurus Cabang melalui mekanisme Rapat Badan Pengurus Lengkap menentukan nama peserta utusan dan peninjau sesuai dengan jumlah yang telah ditetapkan pada
ayat 4.
KUOTA SUARA BPC
2. Peninjau adalah Fungsionaris BPD dan Anggota Lembaga Kelengkapan Organisasi tingkat Daerah, serta Fungsionaris BPC dan anggota HIPMI
Cabang yang mendapat Mandat dari Badan Pengurus Cabang yang bersangkutan.
3. Undangan adalah peserta lainnya diluar Utusan dan Peninjau yang diundang oleh BPD.
4. Jika jumlah BPC ternyata kurang dari ½ (setengah) jumlah Kota/Kabupaten yang ada di Daerah bersangkutan dan atau Fungsi BPC di Daerah bersangkutan hanya sebagai
perwakilan BPD, maka berlaku ketentuan-ketentuan sebagai berikut:
a. Sebagai Utusan adalah Anggota Biasa yang telah terdaftar sebagai anggota minimal 6 (enam) bulan di Daerah bersangkutan dan telah menyelesaikan kewajibannya sebagaimana
diatur dalam pasal 8 ayat 2 ART.
b. Sebagai Peninjau adalah Fungsionaris BPD dan Anggota Lembaga Kelengkapan Organisasi Tingkat Daerah serta para Anggota Luar Biasa di
Daerah/Cabang bersangkutan.
c. Sebagai Undangan adalah peserta lainnya diluar Utusan dan Peninjau, yang diundang oleh BPD yang bersangkutan.
BAB III
HAK DAN KEWAJIBAN PESERTA MUSDA
Pasal 5
1. Hak Peserta
a. Utusan memiliki hak suara, hak bicara, hak memilih dan dipilih.
b. Peninjau memiliki hak bicara dan dipilih.
c. Undangan memiliki hak bicara.
2. Kewajiban Peserta
a. Utusan, Peninjau dan Undangan wajib mematuhi Tata Tertib MUSDA HIPMI.
b. Utusan, Peninjau dan Undangan wajib menjaga kelancaran acara dan jalannya persidangan MUSDA.
c. Utusan wajib mengikuti seluruh persidangan dan menjadi anggota Komisi MUSDA.
BAB IV
ALAT KELENGKAPAN MUSDA
Pasal 6
Pasal 7
Pimpinan Sidang MUSDA
1. Pimpinan Sidang MUSDA HIPMI terdiri dari 1 (satu) orang Ketua, 1 (satu) orang sekretaris dan 3 (tiga) orang anggota.
2. Pimpinan Sidang MUSDA HIPMI dipilih dari dan oleh Peserta MUSDA HIPMI.
3. Sebelum Pimpinan terpilih, Sidang Pleno MUSDA HIPMI dipimpin oleh Panitia Pengarah/SC atau yang ditunjuk, untuk
melaksanakan:
a. Pengesahan Jadwal Acara MUSDA HIPMI
b. Pengesahan Tata Tertib MUSDA HIPMI
c. Pemilihan dan penetapan pimpinan MUSDA HIPMI
4. Pimpinan Sidang MUSDA HIPMI bertanggung jawab atas kelancaran dan ketertiban persidangan MUSDA HIPMI yang
berlangsung dalam suasana kebersamaan dan kekeluargaan.
BAB VIII
PERSYARATAN ANGGOTA BADAN PENGURUS DAERAH
Pasal 15
TATA CARA PEMILIHAN KETUA UMUM BPD
1. Pemilihan Ketua Umum BPD HIPMI dilaksanakan dengan asas LUBER (Langsung, Umum,
Bebas, dan Rahasia) dan JURDIL (Jujur dan Adil) yang berlangsung dalam 4 (empat) tahap :
a. Tahap Pendaftaran
b. Tahapan Verifikasi berkas Balontum
c. Tahap Kampanye
d. Tahap Pemilihan
BAB VIII
PERSYARATAN ANGGOTA BADAN PENGURUS DAERAH
2. Tahap Pendaftaran :
a. Bakal calon Ketua Umum mencalonkan diri secara tertulis dengan mendaftarkan diri
pada Panitia Pemilihan yang dibentuk oleh Badan Pengurus Daerah selambat –
lambatnya 30 (tiga puluh) hari sebelum tanggal pelaksanaan Musyawarah Daerah
yang telah ditetapkan dan ditembuskan kepada BPC-BPC HIPMI
b. Bakal Calon Ketua Umum mempresentasikan pokok-pokok pikirannya kepada Komite
Pembekalan Calon Ketua Umum yang terdiri dari 2 (dua) orang Mantan Ketua Umum
BPD HIPMI masa bakti sebelumnya dan 1(satu) orang Panitia Pengarah (SC)
c. Biaya pendaftaran ditentukan oleh Badan Pengurus Daerah dengan ketentuan tidak
melebihi Rp. 250.000.000,-/Bakal Calon Ketua Umum
BAB VIII
PERSYARATAN ANGGOTA BADAN PENGURUS DAERAH
4. Tahap Kampanye :
a. Setelah melewati Tahap Pendaftaran dan Verifikasi Berkas Administrasi Bakal Calon
diwajibkan mengikuti Tahap Kampanye yang terdiri dari Kampanye Tertulis, Kampanye
Lisan, Debat Antar Calon, dan Presentasi Pokok-Pokok Pikiran yang dinilai oleh Panitia
Pengarah (SC) dan Tim Nominasi dalam forum yang disediakan oleh Panitia Pemilihan.
b. Tahap Kampanye berlangsung hingga saat penyelenggaran Musyawarah Daerah.
BAB VIII
PERSYARATAN ANGGOTA BADAN PENGURUS DAERAH
f. Sebelum pemilihan ketua umum diadakan, setiap calon diharuskan kembali menyatakan kesediaannya dipilih menjadi ketua umum dan melakukan
tanya jawab dengan Peserta.
g. Pada saat pemilihan Ketua Umum, setiap utusan memilih 1 (satu) di antara 2 (dua) nama calon Ketua Umum yang memperoleh suara terbanyak di
atas kertas suara yang disediakan oleh Panitia Pengarah Musyawarah Daerah.
h. Setelah memilih, kertas suara dimasukkan kedalam kotak suara yang disediakan di tempat yang sama.
i. Calon yang memperoleh suara terbanyak menjadi Ketua Umum Badan Pengurus Daerah terpilih, dan sekaligus menjadi ketua formatur dan calon
yang memiliki suara terbanyak kedua menjadi mide formatur ditambah dengan Ketua Umum Demisioner/Caretaker.
j. Apabila Ketua Umum terpilih secara aklamasi, maka anggota mide formatur dipilih secara mufakat atau melalui pemilihan suara. Ditambah Ketua
Umum Demisioner/Caretaker.
k. Ketua Umum terpilih yang sekaligus Ketua Formatur didampingi oleh 2 orang formatur PELAKSANAAN MUSYAWARAH DAERAH
PELAKSANAAN MUSYAWARAH DAERAH120 121 menyusun kepengurusan untuk masa bakti berikutnya.
l. Ketua Umum terpilih mempunyai hak prerogatif memilih Sekretaris Umum dan Bendahara Umum.
TERIMA KASIH