Anda di halaman 1dari 33

PROPOSAL PENELITIAN

PERBANDINGAN KADAR TRANSFERIN DAN BESI SERUM PADA


PENDERITA KUSTA SEBELUM DAN SETELAH 6 BULAN
PEMBERIAN MULTIDRUG THERAPY (MDT)

Oleh :
dr. Ketut Alit Pinidha Savitri

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2020
PENDAHULUAN
LATAR
BELAKANG
Pasien Pasien lepra menjalani pengobatan Peningkatan resiko
terdiagnosis lepra Multi Drug Therapy (MDT-WHO) Anemia Normositik*

Kadar besi dan transferin lebih Bagaimana kadar besi dalam


rendah pada pasien lepra** darah?

Konsentrasi transferin dan TIBC digunakan


sebagai biomarker

*SEN, R. and ADAV, S. S. Y. (1991) ‘Patterns of erythropoeisis and anaemia in leprosy R SEN , S S Y ADAV , UMA SINGH , P SEHGAL & V B DIXIT Departmen ts of Pathology ,
Dermatology and Venereology , Medical College , Roh tak 124001 ( Haryana ) India’, Leprosy review, 62, pp. 158–170.
**Tamara, R., et al. (2019). "Serum Iron, Total Iron Binding Capacity and Transferrin Saturation Levels in Leprosy Patients before Multi-Drug Therapy–World Health Organization (MDT-WHO) Compared with Healthy Control Group."
LATAR BELAKANG

Pengobatan kusta → Gangguan zat besi → Putus Obat

penelitian studi evaluasi tentang perbandingan kadar transferin pada penderita kusta sebelum
dan setelah pemberian multidrug therapy (MDT) dilakukan.
RUMUSAN MASALAH
 Bagaimana perbandingan kadar transferin dan besi
serum pada penderita kusta sebelum dan setelah 6
bulan pemberian multidrug therapy (MDT)?
TUJUAN PENELITIAN
Tujuan umum
Untuk mengetahui kadar transferin dan besi serum penderita kusta sebelum
dan setelah 6 bulan pemberian multidrug therapy (MDT).

Tujuan khusus
 Mengetahui kadar transferin dan besi serum penderita kusta sebelum
pemberian multidrug therapy (MDT).
 Mengetahui kadar transferin dan besi serum penderita kusta setelah 6
bulan pemberian multidrug therapy (MDT).
 Membandingkan kadar transferin dan besi serum penderita kusta
sebelum dan setelah 6 bulan pemberian multidrug therapy (MDT).
MANFAAT PENELITIAN
Manfaat bagi pengetahuan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi pembaca tentang
perbandingan kadar transferin dan besi serum penderita kusta sebelum dan setelah 6 bulan
pemberian multidrug therapy (MDT).

Manfaat bagi praktisi Kesehatan


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi bagi tenaga kesehatan (dokter)
tentang efek pemberian multidrug therapy (MDT) terhadap kadar transferin dan besi serum
penderita kusta.

Manfaat bagi peneliti


Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar bagi peneliti dalam mengembangkan riset
khususnya tentang hubungan dan dampak multidrug therapy (MDT) pada penderita kusta.
TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
“Kusta”
(Lepra, Morbus Hansen)

suatu penyakit infeksi kronis granulomatosa yang disebabkan


oleh Mycobacterium leprae yang bersifat intraseluler obligat.

Bryceson, A. and Pfaltzgraff, R. E. (2010) Medicine in the Tropics : LEPROSY. Edited by R. SYARIF. New York.
ETIOLOGI & PENULARAN
 Mycobacterium leprae → organisme dengan pertumbuhan yang lambat dan
masa inkubasi yang lama.

● Metode transmisi:
○ Inhalasi (infeksi droplet) → basil kusta dari nasal droplet (metode transmisi
tersering)
○ Kontak → ditularkan melalui kontak langsung kulit.

Kumar, B. and Kar, H.K. (2017) ‘IAL Textbook of Leprosy’, Jaypee Brothers Medical Publisher, pp. 75-102.
PENGARUH ZAT BESI PADA
M.LEPRAE

Kebutuhan Fe dari ↓ kadar Fe di jaringan Intake Fe dari host ke fokus


M.leprae sekitar infeksi leprae

Schaible, U. E. and Kaufmann, S. H. E. (2004) ‘IRON AND MICROBIAL INFECTION’, Nature Reviews microbiology, 2(December). doi: 10.1038/nrmicro1046.
DIAGNOSIS
Pada daerah endemik, tegaknya diagnosis leprae apabila terdapat
1/3 tanda:

 Bercak kulit yang disertai hilangnya sensasi, dengan atau tanpa


pembesaran saraf perifer (anestesi, analgetik, maupun suhu panas
dan dingin)
1.Pembesaran saraf perifer disertai dengan hilangnya sensasi (saraf
tersering terkena: n.ulnaris dan n. poplitea lateral
2.Apusan kulit positif yang diambil dari lesi yang dicurigai paling aktif.
Kumar, B. and Kar, H.K. (2017) ‘IAL Textbook of Leprosy’, Jaypee Brothers Medical Publisher, pp. 75-102.
KLASIFIKASI

Kementerian Kesehatan RI (2014) Pedoman nasional pemberantasan penyakit kusta. Edited by Dirjen Pengendalian Penyakit Lingkungan. Jakarta: Kemenkes RI.
PENGOBATAN

Kementerian Kesehatan RI (2014) Pedoman nasional pemberantasan penyakit kusta. Edited by Dirjen Pengendalian Penyakit Lingkungan. Jakarta: Kemenkes RI.
PENGOBATAN

Kementerian Kesehatan RI (2014) Pedoman nasional pemberantasan penyakit kusta. Edited by Dirjen Pengendalian Penyakit Lingkungan. Jakarta: Kemenkes RI.
TRANSFERIN
● Glikoprotein, yang berfungsi:
○ mengangkut zat besi
○ tempat penyimpanan besi

● Untuk perkiraan status besi tubuh, pengukuran transferin dan


ferritin dapat memberikan informasi yang lebih rinci.

Sz, D. and Panteghini, M. (2012) ‘Diagnostic value of transferrin’, Clinica Chimica Acta, 413(1), pp. 1184–1189. doi: 10.1016/j.cca.2012.04.021.
ANEMIA PADA KUSTA
● Mycobacteria → siderophore (pengikat besi) → disimpan dalam bacterio ferritin
(Schaible and Kaufmann, 2004).
● Eritrosit yang tua → Fe keluar dari sel → diikat chelation dan mycobactin →
endositosis dan metabolisme bakteri
● Hal ini menyebabkan penurunan kadar Fe dan menghasilkan kondisi anemia
(Nieto et al., 2012).

Nieto, V. et al. (2012) ‘Increased hepcidin expression in multibacillary leprosy Increased’, Mem Inst Oswaldo Cruz Rio de Janeiro, 1(July 2014), pp. 183–189. doi: 10.1590/S0074-02762012000900026.
ANEMIA PADA
KUSTA
Pada tipe borderline lepromatosa (BL) dan lepromatosa (LL) terdapat sitokin Th1
yang sering berperan pada patogenesis timbulnya anemia penyakit kronis yaitu
Interleukin (IL)-1, TNF-α dan IL-6, yang bekerja dengan cara menghambat secara
langsung eritropoiesis.

Nieto, V. et al. (2012) ‘Increased hepcidin expression in multibacillary leprosy Increased’, Mem Inst Oswaldo Cruz Rio de Janeiro, 1(July 2014), pp. 183–189. doi: 10.1590/S0074-02762012000900026.
ASUPAN GIZI
Status gizi dan Intake vitamin & mineral yang optimal memicu
respons imunitas sitokin Th1 proinflamasi yang diperlukan untuk
kekebalan protektif yang efektif.

Penderita kusta beresiko tinggi terjadi anemia sehingga


kebutuhan asupan makro dan mikronutrien sangat dibutuhkan
untuk memproduksi hemoglobin.

Asupan zat besi (intake cukup dan penyerapan baik)


mempunyai peranan yang penting untuk pembentukan
hemoglobin (heme)

Muhammad, A. and O. Sianipar (2018). "Penentuan defisiensi besi anemia penyakit kronis menggunakan peran indeks sTfR-F." Indonesian Journal of Clinical Pathology and Medical Laboratory 12(1): 9-15.
Sz, D. and Panteghini, M. (2012) ‘Diagnostic value of transferrin’, Clinica Chimica Acta, 413(1), pp. 1184–1189. doi: 10.1016/j.cca.2012.04.021.
PEMERIKSAAN TRANSFERIN
& SATURASI TRANSFERIN

TS = saturasi transferin

SI = serum besi

TIBC = kapasitas protein plasma mengikat zat besi

Sz, D. and Panteghini, M. (2012) ‘Diagnostic value of transferrin’, Clinica Chimica Acta, 413(1), pp. 1184–1189. doi: 10.1016/j.cca.2012.04.021.
KERANGKA TEORI
KERANGKA KONSEP
Variabel Bebas
Pre dan Post MDT WHO
TERAPI PRE & POST Variabel Tergantung
- Kadar Transferin
ASUPAN GIZI - Kadar Besi Serum
Variabel Kontrol
KADAR
TRANSFERIN - Asupan Gizi
- Umur
PENDERITA KUSTA
KADAR SERUM BESI
HIPOTESIS
 H0 (Hipotesis nol):

Tidak ditemukan perubahan kadar transferin dan besi serum pada penderita kusta
sebelum dan setelah pengobatan 6 bulan terapi MDT.

 H1 (Hipotesis alternatif) :

Ada perubahan kadar transferin dan besi serum pada penderita kusta sebelum dan setelah
pengobatan 6 bulan terapi MDT.
METODE PENELITIAN
RANCANGAN PENELITIAN
Metode penelitian: observasional analitik metode cohort
Desain penelitian: pre and post treatment one group design
Data diambil dari rekam medis pasien di RS
Kadar transferin dan besi serum setelah terapi akan diperiksa oleh peneliti dengan
bantuan tim dari Departemen Ilmu Patologi Klinik RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo
Makassar.
TEMPAT & WAKTU
PENELITIAN
Tempat penelitian sebagai tempat pengambilan sampel:
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
Balai Pengobatan Kulit Sul-Sel
RS Tajuddin Chalid
RS jejaring lainnya

Penelitian akan dilakukan selama 8 bulan sampai jumlah sampel minimal


terpenuhi.
POPULASI & SAMPEL
PENELITIAN
Populasi terjangkau: pasien kusta yang telah selesai menjalani 6 bulan
terapi MDT-WHO kemudian datang berobat ke RS tempat penelitian.
Metode sampling: consecutive sampling
Jumlah sampel: 15 sampel
POPULASI & SAMPEL
PENELITIAN
Kriteria inklusi: Kriteria eksklusi:
a. Pasien laki-laki dan perempuan usia 16-55 a. Penderita kusta ayang tidak rutin mengkonsumsi
tahun regimen pengobatan
b. Pasien kusta baik tipe MB maupun PB b. Penderita kusta yang putus obat.
c. Pasien yang telah mendapatkan 6 bulan c. Penderita kusta yang tidak sedang menjalani
pengobatan multidrug therapy WHO (MDT- pengobatan lain.
WHO).
d. Menjalani terapi di RS lokasi penelitian dan
memiliki rekam medis berupa hasil pemeriksaan
kadar transferin dan besi serum sebelum
mendapatkan terapi.
IDENTIFIKASI VARIABEL

Variabel Bebas : Pre dan Post MDT-WHO

Variabel Tergantung : Kadar transferin, Besi serum

Variabel Kontrol : Asupan Gizi, Umur


DEFINISI OPERASIONAL
● “Besi serum”
 “Penderita kusta”
Jumlah zat besi dalam serum yang kadarnya
Penderita yang setelah dilakukan
diukur dengan metode spektrofotometer dan hasilnya
serangkaian pemeriksaan klinis, bakteriologis
dinyatakan dalam ʯg/dl.
dan histopatologis memenuhi 3 tanda utama
(Cardinal sign) penyakit kusta ● ‘Transferin”

 “Multidrug therapy” Glikoprotein yang termasuk ke golongan serum


Kombinasi obat yang dirumuskan oleh WHO globulin-β1 yang berfungsi sebagai pengusung ion
terdiri dari regimen obat Dapson (DDS, zat besi di dalam sirkulasi tubuh menuju hati, limpa
4,4diamino-difenil-sulfon), Rifampisin dan dan sumsung tulang dinyatakan dalam gr/dL.
Klofazimin (lamprene).
Pemilihan subyek
(Penderita kusta pra-terapi MDT-WHO)

Identitas, anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan saraf dan


fungsi saraf (pemeriksaan klinis) diagnosis kusta PB-MB
(klasifikasi WHO)

Informed Consent

ALUR PENELITIAN Pengambilan foto dan pencatatan berkas


rekam medis awal
 

Pengambilan biospesimen darah

Pemeriksaan kadar transferin dan besi serum


(sebelum pemberian MDT-WHO)

Analisis Data

Pelaporan
ANALISIS STATISTIK
 Penyajian data berupa hasil analisis univariat dan multivariat yang telah disesuaikan dengan
masing-masing variabel yang diteliti.

 Hubungan antara pemberian MDT-WHO dan kadar transferin diuji menggunakan


independent t-test dengan batas kemaknaan p<0.05.

 Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan program komputerisasi SPSS ver 23.0 dan
disajikan dalam bentuk tabel dan grafika
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai